Share

Bab 165. Temani Aku Sampai Akhir Hayat

“Kamu ngapain masih di sini? Keluar sana!” titah Haidar pada Baron.

“Baik, Tuan. Saya permisi,” ucap Baron sambil menundukkan kepalanya.

“Terima kasih, Baron. Lain kali kita makan bubur lagi ya.” Andin sengaja membuat panas hati suaminya.

“Bee!” ucap Haidar dengan geram.

“Apa sih?” Andin memutar bola matanya dengan malas. Lalu kembali menatap Baron yang berjalan dengan gagah ke luar dari kamar tuannya.

“Jangan lihatin dia terus!” Haidar menangkup wajah istrinya.

“Dia lebih enak dipandang,” jawab Andin sambil menahan senyumnya.

“Apa aku udah nggak menarik hatimu lagi.” Haidar melepas tangannya dari wajah sang istri, lalu merebahkan tubuhnya. Kemudian memejamkan mata, ia tidak suka istrinya memandang laki-laki lain dengan penuh minat.

&nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status