Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 2. Tuan Rayyan, Apa Anda Mau Menikah Denganku?

Share

Bab 2. Tuan Rayyan, Apa Anda Mau Menikah Denganku?

last update Last Updated: 2024-09-06 00:26:35

"Iya, ibuku benar. Nenek tua yang sedang sekarat itu memaksa kakakku atas nama keluarga untuk menikahimu. Kalian benar-benar bukan keluarga yang punya kehormatan!"

Sebelum Anesa menyelesaikan ucapannya, Evelyn sudah memotong dengan suara dingin. "Jaga bicaramu, Anesa! Terserah kalian mau menghinaku seperti apa, tapi jangan berani-beraninya kalian menghina nenekku!"

Evelyn telah bersama neneknya sejak kecil, dan neneknya lah yang membesarkan dirinya. Sang nenek adalah segalanya baginya. Tidak ada seorangpun yang boleh menghinanya.

Bu Linda menegakkan kepalanya, lalu berkata dengan nada kasar, "Sekarang apa yang kamu inginkan? Ingin melawanku? Aku sudah tahu dari dulu gadis liar sepertimu ini memang tidak punya etika. Pantas saja putraku tidak bisa menyukaimu!"

Tangan Bu Linda mendorong bahu Evelyn. Mungkin karena Evelyn mengenakan gaun pengantin berekor panjang dan sepatu hak tinggi, tubuhnya kehilangan keseimbangan dan tergoyang ke belakang.

Evelyn panik, dia refleks ingin meraih tangan Bu Linda, tetapi melihatnya akan terjatuh, Bu Linda malah melangkah mundur.

Evelyn terperangah, menatap tidak percaya. Tepat saat dia akan jatuh ke lantai, seseorang dengan kuat menangkap tubuhnya dan membantunya berdiri tegak.

Sebelum Evelyn melihat siapa orang yang telah menolongnya, dia sudah mendengar suara yang sangat arogan. "Kurang ajar! Kalian berani menyakiti adikku!"

Evelyn menoleh dan melihat Arka yang sudah melotot marah.

Bu Linda memandang Arka, pemuda bertubuh tegap yang mengenakan setelan berwarna coklat itu. Wajahnya memerah karena marah. Bu Linda kemudian berkata dengan sombong, "Aku hanya mendorongnya sedikit, dia saja yang tidak berdiri dengan baik. Lagipula, berani sekali kamu memarahiku. Apa ini ajaran dari orang tuamu?"

Lalu Anesa juga menyambung, "Benar itu, Evelyn sendiri yang berdiri tidak benar sampai kehilangan keseimbangan. Tidak ada urusannya dengan ibuku."

"Tidak ada urusannya juga apa yang diajarkan orang tuaku padaku!" Arka menunjuk Bu Linda dengan tidak sopan, sepasang mata bulatnya sangat memerah menatap Bu Linda.  "Sudah untung adikku mau menikahi putramu yang brengsek itu, tapi dia malah melarikan diri di hari pernikahan. Apa kalian pikir, keluarga Limanto kami bisa begitu mudah diremehkan seperti ini?"

"Dan kamu gadis tengik!" Sekarang Arka berganti menunjuk Anesa. "Kamu pikir kamu itu siapa? Wajahmu biasa-biasa saja, jika dibandingkan dengan adikku tercinta ini, sama sekali tidak sebanding dengan sehelai rambutnya pun! Otakmu sudah dipenuhi dengan keirian pada Evelyn!"

Anesa yang merasa terhina meraih tangan Ibunya dan merengek, "Bu, dengar. Kakak perempuan itu sudah menghinaku."

Kemarahan Bu Linda memuncak, saking marahnya dia menunjuk Arka dan hanya berkata, "Kamu, kamu–"

"Apa?!" Arka justru membentak dengan kasar. "Pergi dari sini, dan katakan pada putramu yang brengsek itu agar jangan pernah muncul di hadapan kami lagi. Kalau sampai aku melihatnya, aku akan langsung menghajarnya sampai babak belur!"

Arka adalah sosok pria yang terkenal begitu kejam di kota ini, dia terkenal dengan balap mobil liarnya, sangat senang berkelahi, meskipun begitu Arka tetap disegani dan dihormati di kota ini sebagai penerus keluarga dan perusahaan Limanto. dan tidak becus dalam bekerja.

Bu Linda yakin jika Arka pasti akan melakukan apa yang dikatakannya.  Bu Linda menelan ludah terlebih dahulu sebelum berkata, "Dasar keluarga rendahan! Tidak punya etika dan berpendidikan. Benar-benar tidak sebanding dengan keluarga Lewis kami yang terhormat! Selain Revan, siapa lagi memangnya yang mau menikahi adikmu ini?" Begitu selesai berbicara Bu Linda langsung menarik tangan Anesa untuk pergi dari sana.

"Brengsek! Berani sekali kamu menghina adikku!" Arka sudah ancang-ancang untuk memberi pelajaran pada mereka, tapi Evelyn langsung menangkap lengan kakaknya kemudian dia berkata, "Sudahlah Kak, lupakan saja."

Evelyn khawatir jika kakaknya hari ini kembali turun tangan, dia pasti akan dicap sebagai pria brengsek, kejam dan kasar untuk selamanya. Karena selama ini Arka sudah banyak berkelahi dengan banyak orang, terlebih karena dirinya juga.

Arka mengumpat, mengeluarkan sumpah serapah kemudian dia menoleh untuk melihat adiknya. Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan amarahnya lalu dia berkata. "Evelyn, jangan bersedih lagi. Si brengsek Revan itu sama sekali tidak pantas untukmu. Aku berjanji akan mencarikan pria yang paling baik di dunia ini untukmu."

Evelyn mengatupkan bibirnya, ketika mengingat Revan yang telah pergi tanpa ragu meninggalkan dirinya, tidak bisa dibohongi jika dia benar-benar patah hati. Bagaimanapun juga dia pernah berharap bisa menikah dengan pria itu, lalu sekarang dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Sebenarnya aku tidak apa-apa, Kak. Tapi bagaimana dengan Nenek?" ucap Evelyn dengan pelan.

Setahun yang lalu, nyonya besar Limanto divonis menderita kanker hati stadium akhir. Dokter mengatakan nenek mereka hanya bisa bertahan satu tahun, jadi ibu dan ayah mereka pergi menemui keluarga Lewis untuk membicarakan soal perjodohan antara Evelyn dan Revan yang sudah disepakati oleh kedua orang tua mereka untuk memajukan tanggal pernikahan mereka.

 Nyonya besar sangat mengkhawatirkan Evelyn. Satu-satunya permintaan terakhir sang nenek adalah melihat Evelyn menikah dan hidup bahagia bersama suaminya.

"Jika Nenek tahu aku dan Revan sudah putus dan pernikahan ini dibatalkan, apa kira-kira nenek,"

"Tidak apa-apa. Aku punya ide." tiba-tiba Arka berkata demikian.

Jelas dia juga cemas saat memikirkan kondisi sang nenek. Lalu sebuah ide tiba-tiba melintas di benaknya, kemudian dia melingkarkan tangannya di bahu sang adik. "Tunggu di sini, aku akan pergi mencari pria terbaik di dunia ini untuk menikahimu."

Setelah mengatakan itu tanpa memberi Evelyn kesempatan untuk menjawab, Arka sudah berjalan ke masuk ke dalam lift.

Evelyn terkejut, mana mungkin kakaknya akan mencari pria terbaik di dunia dengan semudah itu? Dia tersadar, acara pernikahan hari ini tidak bisa diselenggarakan, seharusnya dia segera menemui orang tuanya dan memberitahu soal ini. 

Dia segera memanggil kakaknya, buru-buru mengangkat gaunnya dan melangkah. Tetapi mungkin karena dia buru-buru, sepatunya tersangkut ekor gaunnya, dia oleng ke kanan. Saat dia sudah hampir terjatuh sepasang tangan putih dengan jari-jari yang indah tepat meraih lengannya dengan kuat.

Karena bantuan seseorang yang telah menangkapnya itu, Evelyn bisa berdiri kembali dengan tegak. Dia menoleh ke samping untuk melihat siapa orang yang telah menolongnya.

Yang dia lihat adalah wajah tampan dengan tubuh tegap dan penampilan yang keren. Pria itu memakai setelan jas formal.

Dia membantu Evelyn berdiri kemudian dengan cepat melepaskan tangannya lalu tanpa menatap Evelyn, dia langsung berjalan menuju aula pernikahan.

"Tunggu!" Evelyn memanggil pria itu sambil meraih lengannya. Pria itu mengernyitkan alisnya, aura dingin terpancar dari kedua matanya saat ia berbalik.

Evelyn, yang berdiri di depannya, tampak cantik dengan riasan dan gaun pengantinnya. Namun, dibalik itu semua, ia masih terlihat belia dengan wajah imutnya, seperti anak di bawah umur.

Mungkin karena tatapan sedih Evelyn, pria itu menahan diri untuk tidak melepaskan pegangan gadis itu.

"Terima kasih," ucap Evelyn dengan sedikit gugup. Entah mengapa, jantungnya berdebar kencang, dan telapak tangan yang mencengkram lengan pria itu pun berkeringat.

"Tidak perlu." Pria itu mengulas senyum, lalu melihat tangan kecil yang sedang mencengkram erat tangannya. "Lepaskan tanganmu," katanya.

Tetapi, bukannya melepaskan, Evelyn justru semakin kencang memegang lengannya. Melihat wajah tampan pria itu, sebuah ide gila muncul di otaknya. Dengan berani, dia berkata, "Tuan Rayyan, apa kamu mau menikah denganku?"

Mata hitam pekat pria itu menegang, dia terkejut. Sejenak, dia bertanya-tanya. Ada apa dengan gadis ini? Apa dia sedang mabuk?

Evelyn sadar jika kata-katanya tadi terdengar konyol. Pasti pria itu sudah mengira dia gila.

Namun, dia tidak punya pilihan lain saat ini. Yang ia pikirkan hanyalah tak sanggup membayangkan apa yang terjadi jika sang nenek tahu kalau pernikahannya hari ini dibatalkan dan dia sudah ditinggalkan.

Terlebih saat mengingat penghinaan Bu Linda tadi. Dia harus bisa melawan mereka.

Setidaknya Evelyn harus memiliki pria pengganti lain. Dia juga bukan tidak mengenal pria di depannya ini. Dia cukup tahu dari kakaknya.

Evelyn juga sudah kehilangan Revan yang dicintainya, rasanya dia tak sanggup jika harus kehilangan nenek yang paling mencintainya di dunia ini. Bukan hanya itu, dia tidak bisa membiarkan neneknya pergi dalam keadaan gelisah.

"Tuan Rayyan, aku tahu permintaanku ini sangat konyol, tapi kamu hanya perlu menikahiku selama setahun saja. Sebagai balasannya, aku bisa menyelamatkan adikmu."

Pria yang disebut bernama Rayyan itu terkejut bukan main, dia menatap Evelyn dengan sorot mata yang sulit diartikan. "Kamu mengenalku?"

Related chapters

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 3. Baiklah, Aku Akan Menikah Denganmu.

    Evelyn berkedip, lalu berkata dengan tenang, "Kamu teman baik kakakku, ‘kan? Aku sering melihat fotomu bersamanya di ponselnya."Rayyan Miga, dia adalah CEO dari Grup Brahmana, juga satu-satunya penerus keluarga Brahmana. Dia adalah orang yang sangat misterius dan tertutup.Selama sepuluh tahun ini, dia telah berhasil menguasai pasar bisnis, tetapi tidak ada satupun media yang berani mempublikasikan fotonya. Karena itulah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenalinya.Rayyan terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Apa kamu benar-benar bisa menyelamatkan adikku?"Evelyn menjawab dengan yakin, "Percayalah padaku. Kalau aku sampai membohongimu atau gagal, kamu bisa melakukan apa pun pada kakakku."Suasana di sana tiba-tiba menjadi hening, kedua orang itu masih saling berhadapan dan saling menatap. Setelah beberapa saat, Rayyan terlihat mengangguk. "Baik, aku akan menikah denganmu.”Sedangkan di dalam aula. Orang-orang sudah diberitahu jika pernikahan ini dibatalkan. Mereka

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 4. Bisakah aku tinggal bersamamu?

    Di belakang Nenek Limanto, Arka menahan senyum. Dari semua orang yang ada di kota ini hanya neneknya yang berani memanggil Rayyan dengan sebutan nama. Tetapi ekspresi wajah Rayyan tetap terlihat tenang, dia bahkan menjawab dengan lembut dan sopan. “Jangan khawatir, Nenek. Aku pasti menjaganya dengan baik.”Mendengarnya memanggil Nyonya besar Limanto sebagai nenek, bukan hanya Evelyn saja yang kaget, Arka bahkan hampir terjengkang ke belakang.Dasar sial! Dia benar-benar pandai berakting!Nyonya besar tampak terlihat lelah, jadi ibu dan ayah Evelyn pun mengantarnya kembali ke rumah sakit. Karena saat ini tubuhnya memang sudah tidak dapat dipisahkan dari perawatan serius tim dokter rumah sakit.Arka disuruh menjadi sopir untuk mengantar mereka. Sebelum dia pergi, Arka tidak lupa untuk memberi tatapan penuh peringatan dulu pada Rayyan Miga .Akhirnya di ruangan ini hanya tersisa Evelyn dan Rayyan saja. Suasana mendadak berubah menjadi sunyi dan canggung. Mata Evelyn yang sebelumnya menun

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 5. Ada Yang Aneh

    Gadis yang tengah berbaring koma itu sebenarnya adalah adik sepupu dari Rayyan Miga. Dia bernama Amara, anak dari Bibi Rayyan Miga.Rayyan tidak punya saudara kandung, Amara adalah satu-satunya saudara yang dia punya. Meskipun mereka berbeda orang tua, tetapi ibu Amara adalah bibi kandungnya. Jadi Rayyan begitu sangat menyayangi Amara melebihi nyawanya sendiri.Sejak kecil, Amara terus sakit-sakitan. Katanya dia pernah mengalami kecelakaan sewaktu bayi, lalu setelah remaja ini, dia ditemukan dalam keadaan pingsan. Tetapi sampai saat ini, dia sama sekali belum bisa sadarkan diri. Keluarga Brahmana sudah meminta tolong pada semua ahli dan tim medis, namun belum ada yang berhasil.Rayyan Miga begitu penasaran, apa yang bisa dilakukan gadis kecil ini untuk menyelamatkan adik tercintanya? Dulu, dia pernah mendengar cerita dari Arka selaku sahabat dekatnya, jika adiknya tinggal didesa bersama nenek mereka yang ahli pengobatan. Entah apa karena teringat cerita Arka ini atau hal lain, Rayya

    Last Updated : 2024-09-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 6. Ada harapan untuk Amara sembuh.

    Rayyan jadi bertanya-tanya, tetapi untuk saat ini dia tidak tertarik dengan keanehan keluarga Limanto itu. Saat ini yang dia pikirkan hanyalah, apakah benar gadis itu bisa menyadarkan Amara? Karena bagi Rayyan, kesembuhan Amara adalah senyuman untuk keluarga besarnya terutama Bibi.Mengenai hal ini, bukan hanya Rayyan saja yang khawatir, tetapi Robi juga. Dia menatap Nona muda Amara mereka yang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, lalu terdengar dia berkata tanpa menoleh, “Tuan Rayyan, bagaimana jika Nona Evelyn hanya ingin menipumu?”Rayyan melempar dokumen di atas meja, “Tidak perlu khawatir.” Kemudian dia bangun, melipat lengan bajunya sampai ke siku, dan berkata lagi, “Jika dia menipuku, maka kakak kesayangannya lah yang akan membayar semua perbuatannya.”Tentu saja Rayyan tidak akan melakukan apapun pada seorang gadis kecil seperti Evelyn, tetapi Arka mungkin akan menjadi sasarannya.Sementara disini lain, saat ini Arka baru saja pulang dari balap liar. Suatu hobi y

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

    Sementara itu, sejak Rayyan mengungkapkan kebohongannya, Evelyn sangat ketakutan selama beberapa hari ini. Setiap hari dia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Dia akan pulang saat hari sudah larut malam dan bergegas pergi saat hari masih subuh, hanya demi menghindari bertemu dengan Rayyan.Hari-harinya menjadi cemas sampai dia tidak punya waktu untuk memikirkan Revan lagi.Tapi pagi ini rupanya dia kesiangan. Dia sudah panik setengah mati, dia takut bertemu dengan Rayyan di luar. Untung saja kepala pelayan mengatakan jika Rayyan baru saja pergi karena ada bisnis di luar kota.Kepala pelayan juga mengatakan jika saat Rayyan sedang berada di luar kota, biasanya itu akan memakan waktu hingga berminggu-minggu. Akhirnya Evelyn bisa merasa tenang sekarang.Hari ini dia bisa pulang tidak terlalu malam.Tapi ketika dia sampai di villa itu, suasana tampak sepi semua pelayan sudah pergi beristirahat. Lampu utama Villa juga telah dimatikan, hanya tersisa satu set lampu dinding untuk mener

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 8. Pergi ke bar

    Mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Rayyan, Evelyn merasa lega, sambil berkata dalam hati, ‘Ternyata alasan Tuan Rayyan Kembali, karena Nona Amara sudah sadar. Untung saja nona Amara sudah sadar, kalau tidak aku pasti akan dalam masalah besar. Bisa saja justru malah dibawa ke kantor polisi atas tuduhan penipuan.’Saat ini pandangan Rayyan tertuju pada kakinya, “Apa kakimu sudah lebih baik?” tanyanya.Rayyan masih memikirkan pergelangan kaki Evelyn yang terkilir di hari pernikahan tempo lalu, sebenarnya dia pada saat itu melihat, tapi dia tidak terlalu peduli.Dan hari ini sepertinya Rayyan memang perlu peduli dengan gadis ini, karena gadis ini telah bisa membuat adiknya bangun dari komanya.Evelyn menggeleng, “Tidak apa-apa, sudah sembuh kok.”Rayyan hanya mengangguk, kemudian dia berdiri dan berjalan menuju lantai atas. Saat melihat Rayyan pergi, Evelyn langsung merasa lega. Dia menarik nafas panjang, tapi belum beberapa detik tiba-tiba suara dingin Rayyan kembali terdengar mema

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 9. Dikira masih anak dibawah umur.

    Langit malam terlihat begitu gelap malam ini, seolah sedang menyelimuti seluruh kota membuat suasana kota yang awalnya bising berangsur tenang dan damai.Evelyn mengikuti langkah Mia memasuki sebuah bar. Mungkin karena bar itu baru dibuka, jadi hanya masih ada beberapa orang yang datang.Mia sudah biasa pergi ke bar, jadi dia sudah terlihat sangat luwes. Dia menyeret Evelyn melewati kerumunan di bar lalu meminta dua gelas bir kepada bartender.“Aku tidak mau minum bir!” Evelyn buru-buru berkata pada partner wanita itu.Mia tidak bisa menahan tawa, dia tertawa sambil menoleh menatap temannya. “Ayolah. Mana mungkin kamu pergi kesini hanya untuk minum Jus?”Evelyn mendekatkan wajahnya, “Kalau kakakku tahu kamu membawaku ke sini dan mau menyuruhku minum bir,”Sebelum Evelyn melanjutkan kata-katanya Mia dengan cepat mengangkat tangannya “Oke! Baiklah, aku akan memesankan limun saja.”Evelyn tersenyum lalu dia menerima segelas limun yang diserahkan oleh bartender.Mia menggembungkan pipinya

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 10. Evelyn Merasa Malu.

    Sejenak Evelyn terdiam, saat mendengar apa yang dituturkan oleh Rayyan. Dia hanya mengatupkan bibirnya saja. Rayyan tidak berbicara lagi lalu melangkahkan kakinya menuju mobil, tapi setelah berjalan dua langkah dia menyadari jika Evelyn tidak mengikutinya. Akhirnya dia menoleh dan kembali menatap gadis itu, “Apa kamu tidak mau pergi dari sini?”Sekarang suaranya tenang tanpa emosi seperti tadi, Evelyn tersadar kemudian mengangguk cepat, “Tentu Tuan Rayyan, terima kasih.”Rayyan hanya melirik sebentar kemudian mengalihkan pandangannyaEvelyn merasa bersalah kemudian dia berkata untuk basa-basi, “Tuan Rayyan, apa kamu juga suka pergi ke bar?”Rayyan berhenti dan kembali menoleh, “Tidak pernah, hanya kali ini saja. Itu pun untuk membantu seseorang.” Jawabnya terdengar dingin meskipun tanpa emosi, lalu bibir tipisnya kembali terbuka, “Dan berkatmu, dia harus pergi ke kantor polisi sekarang.”Evelyn menundukkan kepala, dia merasa sangat bersalah karena yang dimaksud dengan oleh Rayyan suda

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 152. Lamaran untuk Evelyn

    Kemudian terdengar Rayyan berdehem kecil dan membuka suara untuk memecah keheningan yang ada diantara mereka. Dia belum kepada intinya melainkan terlebih dahulu bertanya pada Evelyn dan Neneknya, karena dari sepintas mata memandang sepertinya semua orang yang ada di sana merasakan penasaran akan kisah bagaimana awal mulai pertemuan Nenek dan Evelyn bisa terjadi.“Ini tadi ceritanya bagaimana? Kalian sudah saling mengenal, begitu?” Pertanyaan Rayyan tentu tertuju pada Neneknya sekaligus untuk Evelyn.Dua orang yang ditanya itu saling menatap dan kemudian mengulas senyuman. Wulan menjawab dengan bangga, menceritakan tentang pertemuan mereka. Waktu itu ada Azura, tetapi dia tidak sempat melihat siapa gadis yang sudah menolong ibunya. Tapi dia membenarkan omongan Wulan.Evelyn juga mengangguk, mengingatkan pada Rayyan saat dia menanyakan memar yang ada di dahinya tempo lalu.“Ooh…” Rayyan mengangguk-angguk. Waktu itu dia sempat marah pada Evelyn yang ceroboh, yang telah mengabaikan kesela

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 151. pertemuan Wulan dan Evelyn

    Di Tengah-tengah penantian kedatangan keluarga Brahmana itu, yang disertai rasa berdebar di hati mereka tiba-tiba ponsel yang ada di saku Evelyn bergetar. Ia melihat ternyata itu isi pesan chat dari Rayyan.[Kami sudah meluncur ke rumahmu. Ada Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan juga Ibuku.]“Astaga ibu! Bagaimana ini? Mereka benar-benar akan datang. Sekarang sudah ada di jalan menuju kemari!” Evelyn langsung berteriak pada Ibunya.“Aduh, bagaimana ini? Ibu kok jadi tegang sekali ini, Evelyn? Dada Ibu jeduk-jeduk nggak karuan rasanya.” Laras sangat gugup, sampai dia mengambil tangan Evelyn dan menaruhnya di dadanya. Evelyn bisa merasakan jika jantung Ibunya memang berdebar kencang.“Sebenarnya bukan hanya Ibu, aku juga iya.” Evelyn pun mengambil tangan Laras dan meletakkan di dadanya.Dua orang itu sama-sama berdebar jantungnya. Berbeda sekali dengan Nenek Limanto yang duduk dengan manis dan penuh senyum kebahagiaan karena menanti kedatangan keluarga Brahmana.Evelyn melirik Neneknya, ada r

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 150. keluarga Brahmana akan bersilaturahmi ke kediaman keluarga Limanto

    Sofyan, sebetulnya sudah mendengar kabar tentang hal itu. Meskipun kabar di internet yang dulu tidak menjelaskan tentang siapa status istri dari Presiden Rayyan, tetapi Sofyan sudah tahu jika yang dimaksud istri Presiden Rayan tentunya adalah putrinya.“Baiklah, mendengar ucapan kamu ini ibu sedikit merasa lega.”“Kalau begitu lebih baik kita sama-sama berdoa dan lihat saja nanti malam, bagaimana reaksi dari keluarga Brahmana, apakah mereka benar-benar akan menerima kita atau justru …,” Sofyan menggantung kalimatnya.Namun dari ucapan itu Evelyn tahu apa yang dikhawatirkan oleh Ayah dan Ibunyakemudian dia memberi jawaban untuk menenangkan mereka. “Ayah dan Ibu, jangan khawatir. Kita harus percaya kepada kak Rayyan. Aku yakin jika keluarga besar nya adalah keluarga yang baik dan ramah juga. Jadi tidak mungkin mereka tidak akan menerima kita. Apalagi aku dan Rayyan sudah sejauh ini menjalin hubungan pernikahan.”Kedua orang tuanya mengangguk kemudian saling menggandeng tangan Evelyn da

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 149. Sofyan dan Laras merasa ragu

    Bisnis keluarga Brahmana bukanlah bisnis dari orang sembarangan, Sofyan tidak ingin jika nanti putranya ini akan membuat kesalahan. Apalagi dia masih merasa khawatir jika Arka ini masih memiliki emosi yang tidak labil dan pemikiran yang belum cukup dewasa, rasanya jika harus memegang sebuah perusahaan besar seperti ini Sofyan betul-betul merasa ragu.“Bukankah Ayah dari Nak Rayyan sudah berada di sana? Kenapa kini mesti Arka yang menangani?” Biar bagaimanapun juga Sofyan perlu bertanya masalah ini karena dia tetap merasa khawatir memikirkannya.Rayyan mengangkat pandangannya untuk menatap Ayah mertuanya, kemudian dia menunduk kembali dan berkata dengan sopan. “Sebetulnya Ayah sudah memintaku berulang kali untuk mengambil alih perusahaan itu. Tetapi aku belum mendapatkan orang yang bisa dipercaya. Sekarang aku sudah mempercayakan semuanya pada Arka oleh karena itu aku menyuruhnya untuk pergi ke sana, sekaligus menitipkan adikku yang juga akan tinggal di sana untuk berobat.”“Oh ... Jad

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 148. Aku berjanji Akan membawa keluargaku kesini

    Barulah sampai di sini Evelyn tersadar dan paham akan semuanya. Rasa takutnya tiba-tiba sirna, akhirnya dia senyum-senyum sendiri tidak jelas sambil mandi.Ketika dia keluar dari kamar mandi, dia sudah melihat Rayyan juga bersiap untuk mandi. Evelyn sedikit menggeser tubuhnya supaya Rayyan bisa masuk ke dalam kamar mandi. Tidak butuh waktu lama Rayyan sudah terlihat keluar dari kamar mandi.“Apa kamu membawa baju ganti?” Evelyn bertanya, hanya untuk mengusir rasa malu dan canggung sebenarnya.“Tadi aku yang meminta Robi untuk mengantarkan baju kesini. Setelah itu Bibi Leni yang mengantarkannya ke kamar ini”“Ohh …!” hanya begitu saja jawab Evelyn. Dia segera memilih baju dan berganti dengan cepat saat memastikan Rayyan sudah berganti dengan baju ala kantornya. Dan kini terlihat sedang sibuk dengan ponselnya.Ketukan pintu terdengar memecah kesunyian yang ada, suara Bibi Leni memanggil dengan lembut dari luar kamar, mengajak mereka berdua untuk segera turun sarapan karena keluarga besa

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 147. Malu tapi bahagia

    Evelyn kembali menatap ke arah Rayyan terlihat pria itu kembali tersenyum menatapnya, Evelyn terlihat seperti orang linglung.Evelyn kembali menoleh padanya dan bertanya, "Kak Rayyan apa semalam kamu tidur disini?" Sambil mengencangkan selimut untuk menyembunyikan tubuh polosnya.Rayyan menarik ujung bibirnya dengan senyum merekah, "Kamu bertanya padaku? Aku yang seharusnya bertanya padamu Evelyn Limanto, eh salah, Nyonya Miga Brahmana, apa semalam kamu melupakan sesuatu?” Nada bicara Rayyan seperti sedang kecewa.Tentu saja ia akan merasa sangat kecewa, jika Evelyn benar-benar melupakan kejadian indah tadi malam. Padahal pagi ini Rayyan berencana ingin merasa kembali kehangatan indah yang tidak akan dilupakan seumur hidup mereka itu, yaitu malam pertama penyatuan jiwa raga dan cinta mereka.Evelyn masih penuh kebingungan, dengan hati-hati kemudian dia berusaha untuk mengingat semua kejadian tadi malam.Semalam ia mengingat jika dia memang pergi bersama kakaknya Arka dan minum dua gel

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 146. Malam Pertama

    Sofyan dan Laras membukakan pintu, ketika dia melihat yang datang adalah Rayyan sambil menggendong Evelyn. Mereka pun terkejut.Laras langsung bertanya dengan cemas, “Apa yang sudah terjadi pada Evelyn, nak Rayyan?”Sebelumnya Rayyan tersenyum dahulu pada mereka, kemudian menjawab. “Tidak perlu khawatir Ibu mertua, tidak ada yang serius terjadi pada Evelyn. Tadi saat aku datang, aku melihat Evelyn sedang mabuk, jadi aku mengantarnya pulang saja.”Dua orang itu langsung saling menatap, mata keduanya membulat sempurna dari tatapan mata keduanya, seakan-akan saja saling memberi isyarat jika yang ada dalam pikiran mereka adalah sama.Sofyan kemudian berkata dengan marah. “Dasar Arka, memang dia anak kurang ajar! Bisa-bisanya dia membiarkan Adiknya mabuk sampai seperti ini?”Sedangkan Laras hanya menggelengkan kepala, saat menyadari kelakuan putranya itu. Laras kemudian langsung mempersilahkan Rayyan untuk masuk dan membimbingnya ke kamar Evelyn. Rayyan kemudian melangkah masuk ke dalam k

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 145. Evelyn kembali mabuk

    Untuk membuang rasa canggung yang ada kemudian Arka berkata, “Apa Rayyan belum datang?” tanya Arka.“Belum, katanya dia akan sedikit terlambat. Ayo lebih baik kita duduk dulu.”Arka menyuruh Evelyn untuk duduk di meja lain, “Kamu duduk di sini dulu ya? Tunggu Rayyan datang sebentar lagi. Kamu boleh pesan apapun. Kakak akan mengobrol sebentar dengan Ethan.”Kemudian dua pria itu menyisih, di meja yang bersebelahan dengan meja tempat Evelyn duduk. Mereka berdua sedang membicarakan tentang kepergian Arka besok ke luar negeri. Sebab perusahaan milik grup Brahmana di sana itu masih ada hubungannya dengan Ethan, jadi tentu saja harus ada pembicaraan terlebih dahulu mengenai hal-hal rumit dan lumayan penting diantara mereka berdua.Ketika mereka sedang serius mengobrol, pelayan datang menyuguhkan anggur Merah pada Evelyn. Evelyn terkejut melihat botol anggur merah di depannya. Dia seketika mendongak, dia ingin mengatakan Jika dia tidak minum anggur merah, tapi ingin memesan jus saja. Tetapi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 144. Jika sudah diberi hati Jangan mengharap jantung

    Mendengar gumaman Ibunya, Sofyan langsung berkata, “Ibu, kita tidak boleh berharap seperti itu. Meskipun sekarang kita ini adalah besan dengan grup Brahmana, tetapi kita harus tahu diri siapa kita. Jika dibanding dengan keluarga Brahmana, kita ini diibaratkan cuma seujung kukunya saja dari Brahmana grup. Evelyn dipilih oleh Tuan Rayyan untuk menjadi istrinya saja, itu sudah merupakan sebuah kebanggaan yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain. Jadi aku harap kita jangan bermimpi terlalu tinggi untuk mendapatkan jantung, jika saat ini kita sudah dikasih mereka hati.”Nenek Limanto tertawa kecil, “Iya, kamu benar. Lagi pula perkataan ibu tadi tidak terlalu serius.”Seharian ini Evelyn melewati waktu di rumah keluarganya ini. Dia mulai merasa suntuk dan bosan. Dia merindukan Rayyan, ingin menelepon tetapi dia takut mengganggu kesibukan Rayyan. Jadi pada akhirnya dia hanya bisa menahan diri.Hingga malam telah tiba, dia melihat kakaknya sudah pulang dari kantor nya. Dia segera menghampiri

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status