Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 6. Ada harapan untuk Amara sembuh.

Share

Bab 6. Ada harapan untuk Amara sembuh.

last update Last Updated: 2024-10-02 23:11:18

Rayyan jadi bertanya-tanya, tetapi untuk saat ini dia tidak tertarik dengan keanehan keluarga Limanto itu. Saat ini yang dia pikirkan hanyalah, apakah benar gadis itu bisa menyadarkan Amara? Karena bagi Rayyan, kesembuhan Amara adalah senyuman untuk keluarga besarnya terutama Bibi.

Mengenai hal ini, bukan hanya Rayyan saja yang khawatir, tetapi Robi juga. Dia menatap Nona muda Amara mereka yang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, lalu terdengar dia berkata tanpa menoleh, “Tuan Rayyan, bagaimana jika Nona Evelyn hanya ingin menipumu?”

Rayyan melempar dokumen di atas meja, “Tidak perlu khawatir.” Kemudian dia bangun, melipat lengan bajunya sampai ke siku, dan berkata lagi, “Jika dia menipuku, maka kakak kesayangannya lah yang akan membayar semua perbuatannya.”

Tentu saja Rayyan tidak akan melakukan apapun pada seorang gadis kecil seperti Evelyn, tetapi Arka mungkin akan menjadi sasarannya.

Sementara disini lain, saat ini Arka baru saja pulang dari balap liar. Suatu hobi yang digemari olehnya untuk memacu adrenalin.

Arka nampak lelah, sampai dia ketiduran. Dalam tidurnya dia mimpi buruk. Di dalam mimpi itu dia sedang diperlakukan semena-mena oleh Rayyan Miga.

“Adikmu telah menipuku, kamu yang harus membayar semuanya. Mulai sekarang patuh lah padaku. Kamu harus menjadi budakku seumur hidup. Apapun yang aku katakan, kamu harus menuruti. Jangan berani melawanku lagi, jika tidak, maka adik kesayangan mu itu akan mendapatkan perlakuan sama seperti yang kamu rasa sekarang ini!”

Arka terbangun dari mimpi buruknya itu. Keringat dingin sudah memenuhi wajahnya. Dia mengusapnya dengan kasar kemudian mengumpat. “Dasar Rayyan kurang ajar! Berani-beraninya kamu mengancam ku dalam mimpi. Apa Kamu pikir aku takut padamu, hah!”

***

Sore ini, setelah pekerjaan kantor selesai, Rayyan pulang ke rumah utama keluarga besarnya.

Ketika dia menaiki tangga, di ruangan tengah dia melihat bibinya, Azura, sedang menangis di dekapan pamannya.

Lalu neneknya, juga terlihat meneteskan air mata di sudut sofa tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Terdengar bibinya bergumam disela isak tangisnya.

“Aku tidak mengerti, kenapa seluruh tim medis yang kita mintai pertolongan tidak ada yang bisa membuat Amara terbangun?”

“Kita akan mencoba pengobatan lain. Tenanglah, Sayang, jangan seperti ini terus. Kamu juga harus menjaga kesehatanmu agar tetap bisa mendukung putri kita.” Paman Amar hanya bisa berkata demikian untuk menguatkan Bibi Azura.

Sejak enam bulan yang lalu Amara tidak sadarkan diri, kesehatan bibi Azura memang menurun, tubuhnya sampai kurus karena siang malam dia hanya menangisi Amara.

Itu sebabnya Rayyan jarang sekali datang ke rumah utama ini, jika tidak benar-benar sedang merindukan mereka. Rasanya dia tidak kuat melihat penderitaan bibinya yang selama ini begitu menyayangi putrinya, tapi harus melihat putri kesayangan satu-satunya, terbaring tanpa membuka matanya selama setengah tahun ini.

Tiba-tiba dari ujung sana Varega Brahmana keluar, dia berkata sambil berjalan mendekati Bibi Azura.

“Papa mendengar, pengobatan alternatif akupuntur terapi menggunakan jarum. Orang-orang mengatakan jika itu sangat mujarab. Bagaimana kalau kita mencoba metode itu saja?”

Mendengar ayahnya berbicara, Azura langsung menarik tubuhnya. Matanya terangkat menatap sang ayah dengan penuh emosi.

“Kami sudah mencari ke segala penjuru! Tetapi metode seperti itu sepertinya sudah sangat langka dan sulit ditemukan. Jika pun ada, hanya tabib tertentu yang bisa melakukannya. Tapi, di mana kita bisa menemukan sang ahlinya?”

Mendengar apa yang diobrolkan mereka, Rayyan tercekat.

Akupuntur menggunakan jarum?

Bukankah barusan tadi pagi, dia melihat gadis itu melakukannya pada adiknya?

Meskipun matanya dipenuhi kesedihan karena melihat keadaan bibinya dan bibirnya pun terkatup rapat, tapi dalam hati Rayyan mendadak tersenyum lega. Banyak sekali harapan yang terselip, ‘Semoga saja gadis itu benar-benar menguasai teknik akupuntur seperti yang dikatakan Kakek.’

Saat dia ingin melangkah ke kamar pribadinya di rumah ini, Wulan sang nenek melihatnya kemudian langsung menyapa, “Rayyan, apa hari ini kamu sudah melihat adikmu?”

Rayyan menoleh, dia mengurungkan langkahnya untuk ke kamar, memilih untuk menghampiri mereka kemudian dia menatap bibinya.

“Bibi, jangan khawatir lagi. Sepertinya aku sudah menemukan pengobatan terbaik untuk Amara. Percayalah, semua akan baik-baik saja. Sebentar lagi Amara akan kembali berkumpul dengan kita.”

Mendengar Rayyan berkata demikian, wajah sedih Azura tadi perlahan berubah. Rayyan tidak pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, semua orang akan percaya padanya. Sebab itu Azura  berangsur tenang dan mengangguk.

Kemudian Rayyan berbalik dan pergi ke kamarnya. Setiba di kamarnya dia langsung menatap foto Amara yang terpampang di meja rias miliknya.

Dulu, dia sampai bermimpi-mimpi memiliki seorang saudara. Ibunya tidak bisa memberinya seorang adik dan mereka menjanjikan seorang adik dari sang bibi. Setelah penantian panjangnya berbuah manis. Bibinya pulang dari rumah sakit dengan membawa seorang bayi mungil yang begitu cantik dan imut.

Tanpa tahu asal usul Amara yang sebenarnya, Rayyan merasa begitu bahagia. Hidupnya menjadi berwarna, setiap saat dia selalu ingin menjaga Amara dengan baik. Tetapi karena fisik Amara yang sakit-sakitan dan lemah sampai suatu hari membuat Amara tiba-tiba pingsan, saat Amara berada di kamarnya dan hingga saat ini belum pernah sadar sama sekali.

Pada saat itu seakan-akan saja, dunia Rayyan rasanya seketika luruh. Bahkan hari-harinya berubah menjadi sangat sepi. Sepanjang waktu dia selalu ketakutan, takut kehilangan sang adik satu-satunya yang dia sayangi.

Related chapters

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

    Sementara itu, sejak Rayyan mengungkapkan kebohongannya, Evelyn sangat ketakutan selama beberapa hari ini. Setiap hari dia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Dia akan pulang saat hari sudah larut malam dan bergegas pergi saat hari masih subuh, hanya demi menghindari bertemu dengan Rayyan.Hari-harinya menjadi cemas sampai dia tidak punya waktu untuk memikirkan Revan lagi.Tapi pagi ini rupanya dia kesiangan. Dia sudah panik setengah mati, dia takut bertemu dengan Rayyan di luar. Untung saja kepala pelayan mengatakan jika Rayyan baru saja pergi karena ada bisnis di luar kota.Kepala pelayan juga mengatakan jika saat Rayyan sedang berada di luar kota, biasanya itu akan memakan waktu hingga berminggu-minggu. Akhirnya Evelyn bisa merasa tenang sekarang.Hari ini dia bisa pulang tidak terlalu malam.Tapi ketika dia sampai di villa itu, suasana tampak sepi semua pelayan sudah pergi beristirahat. Lampu utama Villa juga telah dimatikan, hanya tersisa satu set lampu dinding untuk mener

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 8. Pergi ke bar

    Mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Rayyan, Evelyn merasa lega, sambil berkata dalam hati, ‘Ternyata alasan Tuan Rayyan Kembali, karena Nona Amara sudah sadar. Untung saja nona Amara sudah sadar, kalau tidak aku pasti akan dalam masalah besar. Bisa saja justru malah dibawa ke kantor polisi atas tuduhan penipuan.’Saat ini pandangan Rayyan tertuju pada kakinya, “Apa kakimu sudah lebih baik?” tanyanya.Rayyan masih memikirkan pergelangan kaki Evelyn yang terkilir di hari pernikahan tempo lalu, sebenarnya dia pada saat itu melihat, tapi dia tidak terlalu peduli.Dan hari ini sepertinya Rayyan memang perlu peduli dengan gadis ini, karena gadis ini telah bisa membuat adiknya bangun dari komanya.Evelyn menggeleng, “Tidak apa-apa, sudah sembuh kok.”Rayyan hanya mengangguk, kemudian dia berdiri dan berjalan menuju lantai atas. Saat melihat Rayyan pergi, Evelyn langsung merasa lega. Dia menarik nafas panjang, tapi belum beberapa detik tiba-tiba suara dingin Rayyan kembali terdengar mema

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 9. Dikira masih anak dibawah umur.

    Langit malam terlihat begitu gelap malam ini, seolah sedang menyelimuti seluruh kota membuat suasana kota yang awalnya bising berangsur tenang dan damai.Evelyn mengikuti langkah Mia memasuki sebuah bar. Mungkin karena bar itu baru dibuka, jadi hanya masih ada beberapa orang yang datang.Mia sudah biasa pergi ke bar, jadi dia sudah terlihat sangat luwes. Dia menyeret Evelyn melewati kerumunan di bar lalu meminta dua gelas bir kepada bartender.“Aku tidak mau minum bir!” Evelyn buru-buru berkata pada partner wanita itu.Mia tidak bisa menahan tawa, dia tertawa sambil menoleh menatap temannya. “Ayolah. Mana mungkin kamu pergi kesini hanya untuk minum Jus?”Evelyn mendekatkan wajahnya, “Kalau kakakku tahu kamu membawaku ke sini dan mau menyuruhku minum bir,”Sebelum Evelyn melanjutkan kata-katanya Mia dengan cepat mengangkat tangannya “Oke! Baiklah, aku akan memesankan limun saja.”Evelyn tersenyum lalu dia menerima segelas limun yang diserahkan oleh bartender.Mia menggembungkan pipinya

    Last Updated : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 10. Evelyn Merasa Malu.

    Sejenak Evelyn terdiam, saat mendengar apa yang dituturkan oleh Rayyan. Dia hanya mengatupkan bibirnya saja. Rayyan tidak berbicara lagi lalu melangkahkan kakinya menuju mobil, tapi setelah berjalan dua langkah dia menyadari jika Evelyn tidak mengikutinya. Akhirnya dia menoleh dan kembali menatap gadis itu, “Apa kamu tidak mau pergi dari sini?”Sekarang suaranya tenang tanpa emosi seperti tadi, Evelyn tersadar kemudian mengangguk cepat, “Tentu Tuan Rayyan, terima kasih.”Rayyan hanya melirik sebentar kemudian mengalihkan pandangannyaEvelyn merasa bersalah kemudian dia berkata untuk basa-basi, “Tuan Rayyan, apa kamu juga suka pergi ke bar?”Rayyan berhenti dan kembali menoleh, “Tidak pernah, hanya kali ini saja. Itu pun untuk membantu seseorang.” Jawabnya terdengar dingin meskipun tanpa emosi, lalu bibir tipisnya kembali terbuka, “Dan berkatmu, dia harus pergi ke kantor polisi sekarang.”Evelyn menundukkan kepala, dia merasa sangat bersalah karena yang dimaksud dengan oleh Rayyan suda

    Last Updated : 2024-10-04
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 11. Keluarga besar Brahmana penasaran.

    Satu jam kemudian Rayyan kembali. Dia langsung naik ke atas lantai untuk mandi. Setelah berganti pakaian dia pun pergi ke dapur dan duduk di kursi meja makan.Evelyn sudah berada disana lagi, lalu menghidangkan semangkuk bubur nasi di depan Rayyan.” Tuan Rayyan, aku membuat bubur ini. Silakan dicoba.”Rayyan menyuap mulutnya, lalu melirik Evelyn. “Apa kamu pintar memasak?”Dia merasa jika masakan gadis ini memang benar-benar enak, bahkan melebihi koki andalannya yang ada di villa ini.“Sejak kecil, aku tinggal di desa. Disana ada seorang tetanggaku yang pintar memasak. Kabarnya nenek moyangnya dulu adalah juru masak kerajaan. Jadi aku suka belajar memasak padanya.”Rayyan hanya mengangguk kecil kemudian melanjutkan sarapannya.“Tuan Rayan, apa kamu mau menambah lagi?” Evelyn dengan semangat menawarkan tambahan sarapan saat melihat piring Rayyan mulai kosong.Rayyan meletakkan sendoknya, kemudian menatapnya. “Apa aku sudah terlihat sangat tua ya?”Evelyn mengerutkan alisnya, dia sama s

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 12. Revan menemui Evelyn.

    Pukul 4 sore, sinar matahari yang menyinari universitas tempat Evelyn belajar terasa sudah tidak begitu panas lagi.Ketika bel berbunyi, semua ruang kelas pun mulai terlihat riuh. Dosen yang mengajar juga tidak membuang waktu yang ada. Dan segera mungkin mereka akan memberikan tugas kepada mahasiswanya. Supaya bisa menyelesaikan kelas dengan tepat waktu.Saat ini lukisan Evelyn masih belum selesai, sementara teman sekelasnya satu persatu mulai beranjak pergi. Dia duduk sendirian di kelas untuk menyelesaikan lukisannya. Setelah selesai barulah kemudian dia mulai berkemas lalu berjalan untuk keluar kelas.Ketika sedang berjalan menuju gerbang kampus, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata Itu adalah pesan dari Mia yang menanyakan pada dirinya apa kelas Evelyn sudah selesai?Mungkin Mia merasa bersalah karena telah meninggalkannya malam itu, dan terkesan bersikap sudah tidak setia kawan, jadi hari ini dia secara khusus ingin meminta maaf dan ingin mentraktir Evelyn sebagai ungkapan untu

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 13. Rayyan menggenggam tangan Evelyn.

    Tangannya yang tergantung di samping tubuh, tiba-tiba mengepal erat. Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya, lalu berkata, "Evelyn, jangan terlalu naif. Apa kamu pikir hanya karena saat ini kamu sudah menemukan seorang pria yang mau menikahimu, lalu pertunangan kita akan berakhir begitu saja? Pertunangan kita sudah diputuskan oleh para tetua kita, ingat kamu tidak bisa membatalkannya begitu saja, Evelyn." Tutur Revan yang terdengar sedikit mengancam.Evelyn mengerutkan kening sambil menatapnya dengan bingung. 'Apakah kata-kata yang aku ucapkan tadi belum cukup jelas didengar telinganya, ya? Atau memang dia yang tidak paham?' Evelyn bertanya dalam hati.Saat ini, Revan mengeluarkan kotak dari dalam sakunya, kemudian membukanya memperlihatkan sebuah cincin berlian yang berkilau indah, "Ini adalah hadiah yang aku beli dari luar negeri, aku pilihkan khusus untuk kamu. Jangan marah lagi ya? Bukankah kamu sangat menginginkan cincin seperti ini? Bagaimana kalau kita m

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 14. Kamu masih muda dan cantik

    Beberapa orang yang sedang berkerumun di sekitar mereka hampir semua mendengar obrolan mereka. Semua orang langsung memandang jijik pada Revan, menganggap jika Revan tidak tahu malu sudah mengganggu wanita yang sudah menikah. Dan yang paling penting bagi mereka adalah suami wanita itu sangat tampan.“Dasar tidak tahu malu!” Satu orang mengumpat.Revan memegang pergelangan tangannya yang sakit lalu menatap Evelyn yang patuh dibawa pergi oleh pria asing yang entah dari mana datangnya tadi. Raut wajahnya menjadi gelap.Rayyan sendiri masih menggenggam tangan Evelyn menuju mobil hitam yang terparkir di sisi jalan. Sebelum naik mobil, dia melirik ke arah kotak yang masih ada di tangan Evelyn. Lalu dia berkata dengan lembut, “Berikan padaku.”“Hah, apa?” Evelyn terlihat bingung sesaat kemudian dia baru sadar setelah melihat tangan Rayyan yang menunjuk pada kotak yang masih digenggamnya. Meskipun tidak tahu apa yang ingin dilakukan Rayyan, tapi dia tetap menyerahkan kotak itu tanpa protes.R

    Last Updated : 2024-10-08

Latest chapter

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 173. Rayyan Marah Pada Arka

    Arka menghela nafas, menarik wajah Amara dan mengusapnya."Semua orang tua, pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaan putrinya. Tapi, sebagai anak, kamu juga tidak boleh membuat orang tuamu sampai bersedih. Jangan membebani mereka dengan keinginan kita." ucap Arka dengan sangat hati-hati."Aku tidak membebani mereka, Kak Arka. Aku hanya bertanya apa papa akan membantu kita? Papa jawab, tentu saja. Itu artinya papaku merestui hubungan kita!" sahut Amara, matanya membulat."Ah iya. Baiklah. Jangan marah lagi." Arka meraih kedua tangannya. Menatap wajah Amara yang mulai berseri kembali."Kita akan menikah kan, kak Arka?"Arka mengangguk lagi. "Iya. Kita akan menikah."Amara tersenyum senang. Menarik tengkuk Arka untuk mencium keningnya dan kembali memeluknya."Aku bahagia. Akhirnya kita akan menikah.""Amara!"Keduanya sama-sama tersentak saat mendengar suara seseorang memanggil nama Amara dan menoleh cepat ke arah yang sama.“Kak Rayyan?"“Rayyan?”Rayyan sudah berjalan ke arah merek

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 172. Kecewa

    Hampir setengah harian ini Amara mengurung diri di kamar. Dia kecewa kepada Arka karena tidak memberi jawaban pasti padanya. Padahal kedua orang tuanya sudah menyetujui permintaannya, pamannya Azam pun begitu.Azura dan Arka sudah beberapa kali mengetuk pintu untuk mencoba membujuknya. Tetapi Amara tetap tidak mau membuka pintu kamarnya."Sebenarnya ini ada apa lagi?" Amar bertanya pada Azura.“Aku tidak tahu. Sepertinya Amara …. “ Azura menggantung kalimatnya, kemudian dia menoleh pada Arka yang ada di samping sana.Arka hanya bisa menunduk, dengan perasaan yang tidak nyaman. Dia sama sekali tidak pernah bermimpi jika harus terlibat dengan keluarga Brahmana seperti ini.Amar kemudian menatapnya dan bertanya,"Arka, apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu pada kami? Saya yakin jika kamu pasti tahu, penyebab kenapa Amara mengurung diri di kamar seperti ini?”Arka menghela nafas cukup panjang, kini dia melangkah dan duduk di hadapan Amar yang sudah duduk di ruangan tengah."Nona Amara …

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 171. Biar Aku Yang Melamar Mu

    Linda yang juga melihat siaran langsung pesta pernikahan itu tidak dapat menahan diri, seketika dia menyambar remote tv dan mematikan televisi itu kemudian melempar remote secara sembarangan.Dadanya bergemuruh ia benar-benar kesal lalu melangkah dengan cepat untuk menuju ke dalam kamar.Wajahnya terlihat menggerutu kesal, kini mereka sekeluarga hanya bisa merenungi nasib keluarga mereka yang sedang berada di ambang kehancuran.Dulu dirinya begitu sombong dan angkuh menganggap jika keluarga Limanto tidak satu derajat dengan status mereka, dan alasan ini lah yang menjadi dasar dia tidak merestui hubungan Evelyn dan putranya.Namun kini takdir mengubah segalanya. Perusahaannya bangkrut, kehidupan dan masa depan putra-putrinya tidak jelas arah tujuan, dengan keadaan yang seperti ini tentunya status mereka sudah sangat tertinggal jauh di bawah keluarga Limanto.Keadaan yang sama juga terjadi pada Tomi Lewis, saat ini ia juga sedang meratapi nasib di kantornya. Dia tidak peduli adanya siar

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 170. Resepsi Pernikahan Mewah

    Tetapi untuk menyuruh Amara pulang, rasanya Rayyan tidak tega. Bukankah sejak dulu gadis itu sangat menginginkan pergi ke negara itu bahkan, Rayyan juga sudah jauh-jauh hari menyusun rencana dan menghabiskan waktu serta pikiran untuk mengurus semuanya demi bisa mewujudkan mimpi dari adiknya itu. Tapi baru saja berapa hari dia di sana, sudah akan disuruh pulang.Namun Rayyan kembali berpikir jika apa yang dikatakan oleh ayahnya semua benar, jika Amara di sana sendirian di sana pasti akan sangat mengkhawatirkan. Jadi pada akhirnya Rayyan memutuskan untuk menyuruh Amara pulang dan kembali ke sini.Mengenai Arka, tentu saja dia harus ikut pulang. Karena yang pertama tugas Arka sudah selesai dan yang kedua tidak ada yang perlu diawasi lagi oleh Arka. Kemudian mereka semua memang harus berkumpul di hari bahagia mereka.Rayyan pada akhirnya mengatakan iya ada ayahnya, kemudian dia segera menghubungi sekretaris Robi dan meminta Robi untuk segera mengatur kepulangan Amara dan Arka.Kabar renca

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 169. Kabar Mengejutkan

    Sofyan bergegas untuk pulang ke rumah, rasanya ia betul-betul tidak sabaran, untuk memberitahu kabar gembira yang tadi baru saja dia dapat kepada istrinya.Tapi begitu dia sampai di rumah bukannya dia yang memberi kejutan untuk kabar kabar baik yang ada, justru dia sendiri yang disambut oleh senyuman lebar dari istrinya, belum sempat dia berkata atau bertanya Laras sudah menariknya menuju ruangan tengah.“Lihat, apa itu?” Laras menunjuk tumpukan hadiah. Mata Sofyan terbelalak melihatnya. Ia terkejut saat melihat begitu banyak barang-barang mewah yang tersusun di ruangan rumahnya.“Laras, itu semua kamu dapatkan dari mana?” tanya Sofyan, dia terheran-heran. Selama ini dia mengenal istrinya ini adalah sosok seorang wanita yang super pengiritan dan tidak boros, tetapi kenapa tiba-tiba banyak barang mewah di rumahnya?“Semua ini dari keluarga Brahmana. Tadi Nyonya Brahmana datang kemari dan membawa hadiah yang katanya semua ini adalah hadiah lamaran yang tertunda.”Sofyan tertegun, betap

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 168. Sopyan terkejut

    Saat dia tengah termenung, perwakilan dari grup Brahmana itu sudah berada di depan pintu ruangan kerjanya, mengetuk pintu dan memberi salam dengan sopan."Pak Sofyan, apa saya boleh masuk? Saya adalah utusan dari, Tuan Rayyan.” tutur utusan itu sopan.Sofyan mendongak dan menatap ke arah wajah pria itu, dia merasa tidak asing lagi dengannya. Beberapa kali dia pernah melihat pria tersebut datang ke rumahnya. "Tuan Robi, bukan?"Pria itu tersenyum lembut dan mengangguk, "Iya, Pak Sofyan. Saya Robi, sekretaris utama perusahaan grup Brahmana. Saya datang kemari atas perintah Tuan Rayyan untuk membahas suatu hal dengan Anda.""Oh, mari silahkan masuk dan duduk," ujar Sofyan sambil mengajak Robi untuk duduk.“Sebelumnya kalau saya boleh tahu, kira-kira apa yang ingin dibahas oleh Tuan Rayyan dengan saya? Apakah ini masalah putri saya?” tanya Sofyan.Robi mengerutkan alisnya. "Oh, tentu saja bukan. Tidak mungkin jika masalah keluarga akan dibahas di kantor, bukan? Dan tentu saja tidak mungk

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 167. Kehancuran keluarga Lewis

    Tubuhnya sampai gemetaran handphone di tangannya pun hampir terjatuh, namun cepat-cepat diambil oleh Anesa dan memberikannya lagi pada Linda.“Kenapa bisa begitu? Kenapa kamu bisa kalah? Tidak mungkin kamu kalah, kamu hanya bercanda kan? Kamu ingin memberi surprise kepada ibumu kan? Ya ampun Revan, jangan seperti itu. Ibu nanti bisa jantungan loh.” Linda seperti masih kurang percaya, dia masih berharap jika Revan ini sedang hanya bercanda padanya dan ingin memberinya kejutan saja.Terdengar suara lesu dari Revan kembali, “Tidak Bu, Revan tidak sedang bercanda. Ini benar. Revan kalah, Bu, tidak bisa memenangkan proyek itu bahkan paman tidak bisa membantuku.”Emosi Linda kian tersulut nada suaranya kian tinggi, “Revan! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bodoh sekali,” belum selesai Linda memarahi putranya panggilan sudah dimatikan oleh sepihak.Linda terlihat benar-benar seperti orang linglung, dia menoleh pada Anesa yang menatapnya dengan cukup khawatir.“Ibu, ada apa? Apa yang dikata

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 166. Linda merasa benar-benar malu

    Saat ini terlihat Laras masih membeku dan cenderung seperti orang linglung, Arumi menoleh ke arahnya, lalu bertanya pada Laras, "Besan kalau boleh aku tau, wanita itu siapa? Apa dia kerabat kalian?"“Dia itu … Eh bagaimana menjelaskannya ...." Laras tampak bingung untuk memulai menjelaskan, lalu dia berkata ragu-ragu, "Sebenarnya dia itu, Nyonya Lewis."Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut oleh Laras, Arumi langsung paham karena sebelumnya putranya memang sudah menjelaskan, dan Evelyn, sang menantu, juga sudah pernah sedikit bercerita tentang bagaimana mereka bertemu dan siapa bagian dari masa lalunya."Kalau begitu, mengapa tidak kamu perkenalkan saja besan kamu ini, pada mantan calon besan yang sombong itu!" Arumi berkata dengan nada sindiran."Eh, iya ...." Awalnya Laras terlihat takut namun setelah mendengar ucapan Arumi, wajah langsung ceria kemudian ia langsung menoleh pada Linda. "Nyonya Lewis, kamu tadikan sangat penasaran dengan suami Evelyn? Nah kebetulan sekali ini dia ibu

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 165. keluarga Lewis kembali berulah

    Pagi ini di kediaman Limanto. Mereka dikejutkan oleh kedatangan Linda dan Anesa. Awalnya mereka datang masih sedikit sopan, akan tetapi ketika Bu Linda mulai menanyakan dimana keberadaan Evelyn dan Arka, dan Laras menjawab jujur jika Evelyn sudah diboyong ke keluarga suaminya sedangkan Arka sedang berada di luar negeri dengan urusan bisnis, Linda mulai melihatkan ekspresi iri hatinya.Terlebih Linda mulai sadar jika saat ini dirumah itu hanya ada Laras dan Bibi Leni saja. Sedangkan pak Sofyan sudah pergi ke tempat kerja dan Nenek Limanto sendiri sudah kembali ke rumah sakit.“Laras, sebenarnya apa kalian sengaja ingin mempersulit kami ya? Atau memang kalian menaruh dendam pada kami karena batalnya perjodohan dua keluarga kita? Padahal jelas di sini, Evelyn sama sekali tidak dirugikan. Dia sudah bahagia. Kenapa kalian begitu kejam, membuat kami menjadi kacau! Apa sebenarnya yang kalian inginkan?”Laras mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti dengan semua ucapan Nyonya Lewis ini.Kemu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status