Beranda / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 9. Dikira masih anak dibawah umur.

Share

Bab 9. Dikira masih anak dibawah umur.

Penulis: Andriani _Rieni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 23:18:08

Langit malam terlihat begitu gelap malam ini, seolah sedang menyelimuti seluruh kota membuat suasana kota yang awalnya bising berangsur tenang dan damai.

Evelyn mengikuti langkah Mia memasuki sebuah bar. Mungkin karena bar itu baru dibuka, jadi hanya masih ada beberapa orang yang datang.

Mia sudah biasa pergi ke bar, jadi dia sudah terlihat sangat luwes. Dia menyeret Evelyn melewati kerumunan di bar lalu meminta dua gelas bir kepada bartender.

“Aku tidak mau minum bir!” Evelyn buru-buru berkata pada partner wanita itu.

Mia tidak bisa menahan tawa, dia tertawa sambil menoleh menatap temannya. “Ayolah. Mana mungkin kamu pergi kesini hanya untuk minum Jus?”

Evelyn mendekatkan wajahnya, “Kalau kakakku tahu kamu membawaku ke sini dan mau menyuruhku minum bir,”

Sebelum Evelyn melanjutkan kata-katanya Mia dengan cepat mengangkat tangannya “Oke! Baiklah, aku akan memesankan limun saja.”

Evelyn tersenyum lalu dia menerima segelas limun yang diserahkan oleh bartender.

Mia menggembungkan pipinya lalu dia bergumam pelan, “Kalau Arka tahu aku mengajakmu minum di sini, dia pasti akan memotongku hidup-hidup! Aku tidak boleh menyinggung pria yang terlalu posesif pada adiknya ini.”

“Kamu bicara apa?” Evelyn bertanya karena bar ini sangat bising jadi dia tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Mia.

“Eh, tidak ada kok?” Mia menjawab lalu meraih tangan Evelyn, “ Ayo kita dansa saja.”

Wajah cantik Evelyn tertegun, dia penuh keraguan, “Tapi kan aku tidak bisa dansa?”

Mia tidak peduli, dia tetap menyeret Evelyn ke tempat dansa kemudian mulai memutar pinggangnya seperti ular sambil berkata cukup keras, “Ini mudah kok. Tinggal bergerak saja sesukamu. Ayolah coba.”

Evelyn berdiri tegang di tengah kerumunan sambil memperhatikan orang-orang yang menari di sekitarnya. Setiap gerakan mereka berbeda, tapi mereka terlihat sangat bahagia.

Mungkin karena dia sudah mulai terpengaruh oleh Mia, perlahan dia mulai melepaskan rasa tegangnya dan mencoba untuk menari. Seketika senyum di wajahnya pun menjadi cerah.

Di atas panggung, DJ sedang mengatur musik hingga suasana bar mencapai puncak termeriah. Tiba-tiba saja pintu bar didorong dan terbuka lampu depan pun dinyalakan menjadi terang benderang .

Beberapa polisi sudah berdiri di sana. “Pemeriksaan dari kepolisian! Kami telah menerima laporan dari massa, jika ada anak di bawah umur di bar ini!”

**

Beberapa saat setelah itu.

Wajah mungil Evelyn sudah terlihat memerah karena panik. Dia memegang ponselnya yang kehabisan daya. Dia menatap seorang pria yang sedang yang memakai seragam polisi di depannya penuh harap. “Pak polisi. Aku ini sudah cukup umur! Aku adalah mahasiswa jurusan seni di salah satu kota ini. Aku benar-benar lupa membawa KTP!”

Polisi itu menatapnya penuh teliti, “Kami paham itu. Gadis kecil seperti kalian ini memang masih penuh rasa penasaran, tapi tunggulah sampai kalian dewasa dulu baru bisa pergi ke tempat seperti ini. Baiklah. Ayo ikut kami dan minta orang tuamu untuk menjemput.”

Evelyn tertegun, “Tapi Pak Polisi, aku,”

Polisi itu tidak mempedulikannya lagi, dia sibuk memeriksa orang-orang yang lain.

Mia yang berdiri di sebelah Evelyn sama sekali tidak terlihat panik. Justru dia sedang menahan tawa, tapi pada akhirnya dia tidak bisa menahan diri dan tertawa keras.

Evelyn menoleh, terlihat begitu sangat kesal dan marah.

“Kenapa kamu malah tertawa? Sekarang kita harus bagaimana coba?”

Ini adalah bencana besar baginya, pertama kali dia datang ke bar justru ditangkap polisi karena dianggap masih di bawah umur dan juga harus dijemput oleh orang tuanya.

“Tidak usah terlalu panik. Kamu hanya tinggal ikut polisi itu, terus minta keluargamu untuk menjemput. Bereskan?”

Evelyn menggeram kesal, “Kamu tidak takut ya, kalau aku memanggil kakakku?” ancamnya pada Mia.

Mia melanjutkan tawanya, “Tentu saja aku takut. Kalau begitu, aku harus kabur sekarang. Baik-baik jaga dirimu ya, sampai jumpa!” Mia melambaikan tangannya dan segera berlari meninggalkan Evelyn.

“Mia! Dasar kurang ajar! Bagaimana mungkin kamu malah meninggalkanku?” Evelyn melangkah untuk mengejar Mia, tapi baru saja satu langkah, seorang polisi sudah menarik kunciran rambutnya, “Eh, mau kemana? Jangan coba-coba kabur! Ikut kami!”

Evelyn menoleh, dia benar-benar ingin menangis rasanya. “Pak polisi! Aku ini sudah cukup umur! Kenapa tidak percaya padaku sama sekali sih?”

“Bisa jelaskan di kantor polisi saja!”

Evelyn hanya berdiri diam di tempat, tanpa bisa mengatakan apapun lagi. Petugas polisi itu mendorong bahunya, “Ayo cepat!”

Dia sudah putus asa untuk memberi penjelasan ,sepertinya memang hanya akan sia-sia. Dia menundukkan kepalanya. Baru saja akan mengambil langkah, terdengar suara dingin yang tiba-tiba. “Tunggu!”

Evelyn langsung mendongak, melihat seorang pria yang turun dari mobil. Kakinya yang jenjang dan ramping berbalut celana kain. Sementara dua kancing teratas dari kemeja putih yang dipakainya sudah terlepas. Pria itu menatapnya tanpa ekspresi.

Evelyn membeku, ini benar-benar sangat memalukan. Bahkan dia tidak pernah merasa malu seperti ini pada saat ditinggalkan Revan di hari pernikahan mereka. Rasanya ini bukan lagi bencana alam, tapi sudah kiamat!

Tanpa melihat dirinya lagi, Rayyan berjalan ke arah petugas polisi kemudian dia berkata, “Pak Polisi, gadis ini memang sudah cukup umur.”

Petugas polisi itu menatap Rayyan.

“Apa kalian kenal? Apa hubungan kalian?”

Rayyan melirik Evelyn yang menunduk sampai seperti mau terjatuh kepalanya ke tanah. Lalu terdengar Rayyan berkata dengan datar, “Dia istriku.”

Evelyn terkejut bukan main, dia langsung mendongak menatap tak percaya pada Rayyan yang berani mengungkapkan pernikahan mereka pada polisi itu. Kenapa bilang istri sih? Coba bilang saja kalau aku adik temannya!

Polisi menatap Rayyan tanda tak percaya. Tapi Rayyan tidak ingin memberi penjelasan lebih lanjut, dia justru menoleh pada Robi yang berdiri di belakangnya. Robi segera mengajak petugas polisi itu untuk minggir lalu menjelaskan dengan detail, bahkan mengeluarkan sebuah surat bukti jika mereka berdua adalah benar suami istri.

Terlihat polisi itu mengangguk-ngangguk kemudian dia kembali menatap Evelyn.

“Maaf ya Nona, kami sudah salah paham. Kamu terlihat sangat muda seperti anak di bawah umur. Makanya lain kali jangan lupa untuk membawa KTP saat kamu bermain di luar. Jadi orang lain tidak akan salah paham lagi padamu.”

Evelyn mengatupkan bibirnya, kemudian dia berkata lirih, “Memangnya salahku ya, kalau terlihat muda? Salahkan saja wajahku.” Dia mengangkat tangannya untuk mengusap poninya, tiba-tiba dia langsung tegang saat melihat sebuah tatapan tajam terarah padanya. Rayyan sudah menatapnya sangat tajam bahkan seperti menusuk ulu hatinya. Tubuh Evelyn rasanya gemetaran karena takut. Kemudian dia menunduk dan berkata dengan nada memelas, “Maaf.”

“Apanya yang maaf? Ayo pulang!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
salah milih teman tu, mna ada teman baik mla ngajak main ke club
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 10. Evelyn Merasa Malu.

    Sejenak Evelyn terdiam, saat mendengar apa yang dituturkan oleh Rayyan. Dia hanya mengatupkan bibirnya saja. Rayyan tidak berbicara lagi lalu melangkahkan kakinya menuju mobil, tapi setelah berjalan dua langkah dia menyadari jika Evelyn tidak mengikutinya. Akhirnya dia menoleh dan kembali menatap gadis itu, “Apa kamu tidak mau pergi dari sini?”Sekarang suaranya tenang tanpa emosi seperti tadi, Evelyn tersadar kemudian mengangguk cepat, “Tentu Tuan Rayyan, terima kasih.”Rayyan hanya melirik sebentar kemudian mengalihkan pandangannyaEvelyn merasa bersalah kemudian dia berkata untuk basa-basi, “Tuan Rayyan, apa kamu juga suka pergi ke bar?”Rayyan berhenti dan kembali menoleh, “Tidak pernah, hanya kali ini saja. Itu pun untuk membantu seseorang.” Jawabnya terdengar dingin meskipun tanpa emosi, lalu bibir tipisnya kembali terbuka, “Dan berkatmu, dia harus pergi ke kantor polisi sekarang.”Evelyn menundukkan kepala, dia merasa sangat bersalah karena yang dimaksud dengan oleh Rayyan suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 11. Keluarga besar Brahmana penasaran.

    Satu jam kemudian Rayyan kembali. Dia langsung naik ke atas lantai untuk mandi. Setelah berganti pakaian dia pun pergi ke dapur dan duduk di kursi meja makan.Evelyn sudah berada disana lagi, lalu menghidangkan semangkuk bubur nasi di depan Rayyan.” Tuan Rayyan, aku membuat bubur ini. Silakan dicoba.”Rayyan menyuap mulutnya, lalu melirik Evelyn. “Apa kamu pintar memasak?”Dia merasa jika masakan gadis ini memang benar-benar enak, bahkan melebihi koki andalannya yang ada di villa ini.“Sejak kecil, aku tinggal di desa. Disana ada seorang tetanggaku yang pintar memasak. Kabarnya nenek moyangnya dulu adalah juru masak kerajaan. Jadi aku suka belajar memasak padanya.”Rayyan hanya mengangguk kecil kemudian melanjutkan sarapannya.“Tuan Rayan, apa kamu mau menambah lagi?” Evelyn dengan semangat menawarkan tambahan sarapan saat melihat piring Rayyan mulai kosong.Rayyan meletakkan sendoknya, kemudian menatapnya. “Apa aku sudah terlihat sangat tua ya?”Evelyn mengerutkan alisnya, dia sama s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 12. Revan menemui Evelyn.

    Pukul 4 sore, sinar matahari yang menyinari universitas tempat Evelyn belajar terasa sudah tidak begitu panas lagi.Ketika bel berbunyi, semua ruang kelas pun mulai terlihat riuh. Dosen yang mengajar juga tidak membuang waktu yang ada. Dan segera mungkin mereka akan memberikan tugas kepada mahasiswanya. Supaya bisa menyelesaikan kelas dengan tepat waktu.Saat ini lukisan Evelyn masih belum selesai, sementara teman sekelasnya satu persatu mulai beranjak pergi. Dia duduk sendirian di kelas untuk menyelesaikan lukisannya. Setelah selesai barulah kemudian dia mulai berkemas lalu berjalan untuk keluar kelas.Ketika sedang berjalan menuju gerbang kampus, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata Itu adalah pesan dari Mia yang menanyakan pada dirinya apa kelas Evelyn sudah selesai?Mungkin Mia merasa bersalah karena telah meninggalkannya malam itu, dan terkesan bersikap sudah tidak setia kawan, jadi hari ini dia secara khusus ingin meminta maaf dan ingin mentraktir Evelyn sebagai ungkapan untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 13. Rayyan menggenggam tangan Evelyn.

    Tangannya yang tergantung di samping tubuh, tiba-tiba mengepal erat. Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya, lalu berkata, "Evelyn, jangan terlalu naif. Apa kamu pikir hanya karena saat ini kamu sudah menemukan seorang pria yang mau menikahimu, lalu pertunangan kita akan berakhir begitu saja? Pertunangan kita sudah diputuskan oleh para tetua kita, ingat kamu tidak bisa membatalkannya begitu saja, Evelyn." Tutur Revan yang terdengar sedikit mengancam.Evelyn mengerutkan kening sambil menatapnya dengan bingung. 'Apakah kata-kata yang aku ucapkan tadi belum cukup jelas didengar telinganya, ya? Atau memang dia yang tidak paham?' Evelyn bertanya dalam hati.Saat ini, Revan mengeluarkan kotak dari dalam sakunya, kemudian membukanya memperlihatkan sebuah cincin berlian yang berkilau indah, "Ini adalah hadiah yang aku beli dari luar negeri, aku pilihkan khusus untuk kamu. Jangan marah lagi ya? Bukankah kamu sangat menginginkan cincin seperti ini? Bagaimana kalau kita m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 14. Kamu masih muda dan cantik

    Beberapa orang yang sedang berkerumun di sekitar mereka hampir semua mendengar obrolan mereka. Semua orang langsung memandang jijik pada Revan, menganggap jika Revan tidak tahu malu sudah mengganggu wanita yang sudah menikah. Dan yang paling penting bagi mereka adalah suami wanita itu sangat tampan.“Dasar tidak tahu malu!” Satu orang mengumpat.Revan memegang pergelangan tangannya yang sakit lalu menatap Evelyn yang patuh dibawa pergi oleh pria asing yang entah dari mana datangnya tadi. Raut wajahnya menjadi gelap.Rayyan sendiri masih menggenggam tangan Evelyn menuju mobil hitam yang terparkir di sisi jalan. Sebelum naik mobil, dia melirik ke arah kotak yang masih ada di tangan Evelyn. Lalu dia berkata dengan lembut, “Berikan padaku.”“Hah, apa?” Evelyn terlihat bingung sesaat kemudian dia baru sadar setelah melihat tangan Rayyan yang menunjuk pada kotak yang masih digenggamnya. Meskipun tidak tahu apa yang ingin dilakukan Rayyan, tapi dia tetap menyerahkan kotak itu tanpa protes.R

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 15. Aku memang sudah tua

    Rayyan melirik ke arah Evelyn yang hanya terdiam ketika mendengarkan semua penuturan yang diucapkannya, meskipun dirinya sudah banyak memberi nasehat akan tetapi anehnya tetap saja Evelyn tanpa respon sepata kata kepadanya, dengan mata yang terbuka lebar dan tampak menyerngitkan dahinya, Kemudian dia bertanya dengan suara rendah, “Apa Kamu paham, semua maksud yang sudah aku katakan?” “Iya, aku paham,” Evelyn langsung mengangguk, lalu kembali terdiam. “Kalau kamu memang paham, lalu mengapa ekspresi wajahmu masih terlihat bingung seperti itu? Apa kamu masih merasa sangat sedih, karena tidak jadi menikah denganya?” Evelyn menggelengkan kepalanya, “Sama sekali tidak! Aku tidak sedih, karena tidak jadi menikah dengannya. Hanya saja saat ini aku merasa terkejut, karena tiba-tiba saja hari ini, dia datang padaku dan mengatakan banyak hal, jadi aku merasa seperti tidak pernah mengenalnya sama sekali sebelumnya. Dia benar-benar berbeda dari orang yang aku kenal dulu. Aku bahkan tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 16. Mimpi Buruk

    Rayyan menyipitkan matanya, kemudian dia berbalik menuju pintu. Suara bingung Mia terdengar dari ponsel yang sebelumnya hening, "Halo, Evelyn apa kamu mendengarku? Evelyn, kenapa diam saja?" Kicauan Mia terdengar. Evelyn masih terpaku dengan ucapan singkat dari Rayyan tadi, Sementara pria yang tengah berjalan menuju pintu itu mendadak menghentikan langkahnya, ia menoleh dan menatap gadis itu dengan mata gelapnya yang sulit ditebak. "Berguna atau tidaknya seorang pria, itu tidak ada hubungannya dengan usianya. Terlebih lagi jika kalian mulai membahas soal performa kejantanannya." Ujarnya santai. Kemudian terdengar suara tambahan darinya, “Kamu memang masih muda dan lugu, aku tidak menyalahkanmu jika pikiranmu seperti itu, tapi menurutku tidak baik meremehkan kemampuan seseorang jika kamu dan dia sama sekali belum pernah melakukan itu.” Setelah itu, Rayyan membantunya menutup pintu kemudian dia keluar. Evelyn membeku. "Evelyn, Evelyn… kamu bicara dengan siapa?" Gadis it

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 17. Evelyn mengalami kecelakaan

    Rayyan berjalan keluar dari ruang makan untuk menuju pintu utama, diikuti oleh Evelyn dibelakangnya.Sebelum masuk ke dalam mobil Rayyan terlebih dahulu mengenakan jas yang sejak tadi digantung pada tangganya,Rayyan merasa ada yang tidak beres dengan tatapan Evelyn, namun saat dia melirik jam tangannya dia tahu bahwa dia sudah tidak punya waktu lagi.Tapi baru saja Rayyan berjalan beberapa langkah, dia merasakan ada sesuatu yang menahannya, saat dia menoleh dia melihat jari-jemari ramping yang putih itu mencengkeram lengan bajunya dan begitu dia mendongak dia melihat wajah Evelyn.Evelyn sendiri terlihat begitu cemas, otaknya berputar cepat. ‘Aku harus bagaimana?’Pria ini adalah sahabat kakaknya. Jika sesuatu terjadi padanya, kakaknya pasti akan sedih. Apalagi, dia masih suami pura-puranya, jika pria ini benar-benar mati bukankah dia akan menjadi janda? Dan neneknya pasti jadi semakin khawatir.‘Tidak, tidak! Aku harus menolongnya.’Rayyan menyerngitkan dahi sambil menatapnya curiga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10

Bab terbaru

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 143. Pertanyaan Dari Nenek.

    Laras terdiam sejenak, kemudian dia berpikir jika apa yang dikatakan suaminya ini adalah benar. Bukankah kemarin-kemarin suaminya sudah menceritakan kepada dirinya tentang siapa sosok dari Rayyan ini.Pada akhirnya dia menatap Rayyan dan Evelyn secara bergantian, kemudian dia mengangguk. “Baiklah, terima kasih sekali. Ibu dengan sangat senang hati akan menerima hadiah ini. Sungguh ini adalah hadiah termewah yang pernah kumiliki dan pernah ibu terima. Sekali lagi, terima kasih ya, Tuan Rayyan.”Rayyan mengangguk kemudian dia berkata dengan lembut, “Ah iya, sama-sama Ibu mertua, kalau begitu, apa boleh aku meminta satu permintaan darimu Ibu?”Mendengar penuturan Rayyan semuanya menatap penuh rasa penasaran.“Bo-boleh apa itu Tuan, katakan saja?” tutur Laras penuh rasa heran dan binggung.“Apakah bisa jika mulai sekarang, Ibu jangan lagi memanggilku dengan sebutan Tuan?”Belum sempat semua orang menjawab tiba-tiba Arka berkata , “Ibu, seharusnya Ibu memang tidak boleh memanggilnya Tuan l

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 142. Kejutan dari Rayyan

    Dari melihat hadiah-hadiah yang di bawah oleh Rayyan saja, hati Laras sudah bergetar. Ditambah lagi saat pemuda yang begitu tetpandang dikota mereka yang saat ini berstatus sebagai suami dari putrinya, berjabatan tangan dengan dirinya dan mencium pucuk telapak tangannya dengan begitu hormat.Laras sampai gugup dan kemudian menjawab, “Iya, terima kasih, Tuan Rayyan. Terima kasih. Tapi kenapa mesti repot-repot membawa hadiah segala, dan sebanyak itu?”Rayyan melepaskan jabatan tangannya dengan lembut, kemudian mengangkat pandangannya sejenak. Sebelum akhirnya dia menatap orang-orang yang di sekelilingnya. Terakhir kali tatapannya terpatri pada Evelyn selama beberapa saat, kemudian dia tersenyum dengan hangat. “Mana mungkin merepotkan? Aku adalah menantu keluarga ini, memberi hadiah untuk Ibu mertua yang sedang berulang tahun itu adalah hal yang sangat wajar. Bukankah demikian sayang?” dia bertanya demikian kepada Evelyn.“Eh iya, itu benar ibu. Bukankah kak Rayyan ini menantumu? Jadi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 141. Terkejut

    Sebetulnya sejak kedatangan keluarga Lewis dikediaman Keluarga Limanto, perasaan Laras sudah tidak menentu. Terlihat mulutnya bersungut-sungut, antara menghina, kesal dan juga marah.“Dasar keluarga Lewis itu benar-benar tidak tahu malu. Tidak ibunya, tidak anak laki-lakinya dan juga anak perempuannya, semua sama saja tidak ada yang baik. Aku betul-betul merasa sangat beruntung jika hari itu putriku ditinggalkan di hari pernikahannya. Benar-benar sebuah anugerah bagi Evelyn tidak jadi masuk dalam keluarga yang tidak tahu malu itu.”Sofyan yang mendengar istrinya menggerutu langsung menarik lengannya, memberi isyarat agar dia diam sambil melirik Ibunya.Laras langsung diam, dia merasa bersalah telah mengumpat keluarga Lewis di depan Ibu mertuanya. Karena biar bagaimanapun juga Nyonya besar Lewis adalah sahabat Ibu mertuanya. Tidak seharusnya dia memaki mereka di depan Ibu mertuanya. Karena merasa tidak enak hati kepada ibu mertuanya itu, kemudian dia berinisiatif untuk meminta maaf,

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 140. Revan patah hati

    Tetapi dia berusaha untuk menahannya. Pandangannya kini beralih pada sebuah lukisan yang bersandar di ujung dinding sana, ya Revan ingat jika itu adalah lukisan dirinya.Kemudian dengan ragu-ragu dia bertanya, “Ternyata, kamu masih menyimpan lukisan itu?”Evelyn menoleh sebentar, kemudian ikut menatap ke arah tatapan mata Revan. Sebentar kemudian dia kembali mengalihkan pandangannya pada lukisan yang ada di depannya sambil berkata,“Waktu aku membawa lukisan itu untuk hadiah ulang tahunmu, tapi kamu menolaknya. Kamu mengatakan jika tidak ada tempat untuk menyimpannya di rumahmu, jadi aku membawanya pulang dan menaruhnya di ujung sana. Sampai aku lupa kalau ternyata masih ada lukisan itu.”Revan tertegun, dia baru teringat jika dulu Evelyn pernah mengatakan jika dia sudah menghabiskan waktu hampir dua minggu hanya untuk menyelesaikan lukisan itu, tetapi dengan gampangnya dia justru menolak hadiah yang dibawa Evelyn itu di hari ulang tahunnya.Sekarang dia benar-benar merasa sangat meny

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 139. Permintaan Maaf Dari Anesa

    Nenek Limanto kemudian menambahkan, “Cuaca masih sangat dingin, jadi Evelyn tidak diperbolehkan untuk keluar kamar kecuali hanya makan. Tahu sendiri bagaimana fisik Evelyn yang memang kurang sehat dari dulu.”Bu Linda kemudian menoleh pada Anesa yang duduk di sampingnya, wajah gadis itu terlihat cemberut dan kesal. Sebenarnya dia benar-benar sangat malas untuk datang ke sini, tetapi ibu dan Ayahnya lah yang sudah mendesak begitu juga dengan kakaknya Revan. Bahkan dia diancam oleh Tomi, jika dia tidak mau datang dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh kepada Evelyn maka bukan hanya dia yang akan bermasalah tetapi keluarganya juga yang akan menanggung akibatnya.Bu Linda yang melihat ekspresi wajah Anesa pun akhirnya menyenggol pinggangnya dengan sikunya.Anesa melirik sebentar kemudian dengan terpaksa dia bersuara sambil berlutut dan meraih kedua tangan Nenek Limanto.“Nenek, Tante Laras dan Om Sofyan, jadi sebenarnya kedatangan aku kesini ingin meminta maaf kepada kalian semua terutam

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 138. kado Dari Keluarga Lewis

    Sejenak hati Rayyan terasa seperti kosong. Ketika dia memasuki villa pun, rasanya villa itu menjadi sepi dan hening. Padahal baru beberapa menit Evelyn meninggalkan villa ini. Rayyan langsung merasa tidak betah berada di sini.Dia mendengus kasar. Kehadiran Evelyn di dalam villa ini benar-benar seperti atmosfer yang memenuhi ruangan ini. Ketika dia pergi maka langsung seperti sebuah ruangan tanpa udara. Dadanya pun terasa langsung sesak.Rayyan menyadari jika dia benar-benar sudah sangat mencintai gadis kecil itu dengan teramat sangat. Rasanya dia sudah tidak sabar untuk membawa keluarganya datang ke keluarga Limanto. Tetapi dia harus sabar menunggu tunggu dulu dia harus mengirim Arka pergi dulu dari negara ini, agar semua langkahnya lebih bebas.Meskipun waktu itu Arka sudah pernah menitipkan Evelyn padanya, tetapi Rayyan bukan orang yang gampang percaya dengan mudah. Apalagi Arka menjadi seorang yang plin-plan sekarang. Di depannya kadang begini, kadang tiba-tiba begitu lagi.Rayyan

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 137. Adegan Romantis

    Arka menarik nafas panjang, dia berusaha menenangkan kegugupannya kemudian dia mengubah topik pembicaraan.“Evelyn, aku datang kemari untuk menjemputmu. Ibu yang menyuruhku untuk membawamu pulang hari ini.”Evelyn mengangguk, dia sudah paham. Kemudian dia duduk di samping Rayyan dan berkata padanya, “Kak Rayyan, apa kamu mengijinkan aku untuk pulang? Besok adalah hari ulang tahun Ibuku, tadi Ayah juga sudah menelpon dan memintaku untuk pulang ke rumah.”Rayyan mengangkat kedua alisnya, dia betul-betul tidak tahu jika besok adalah hari ulang tahun Ibu mertuanya. Perasaan di hatinya mendadak jadi serba salah, Sedangkan untuk dua hari kedepan dia masih punya banyak urusan di kantor.Tidak lama kemudian dia mengangguk, “Pulang lah kalau begitu. Maafkan aku jika belum bisa mengantarmu atau datang ke sana. Tapi nanti aku pasti akan kesana setelah urusanku selesai. Kamu tidak akan marah kan?”Evelyn tentu saja mengerti, Rayyan punya banyak kesibukan. Apalagi dia mungkin harus mengurus kebera

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 136. Kedatangan Arka ke villa

    “Oh, ya ampun! Ayah, aku lupa hari ini adalah ulang tahun Ibu kan? Ah, bukan hari ini, maksudnya besok adalah hari ulang tahun Ibu.”Di sana Sofyan tersenyum meskipun Evelyn tidak melihatnya, tapi dia sangat senang karena putrinya ternyata mengingat hari ulang tahun ibunya.“Kamu benar sekali. Jadi bagaimana, apakah hari ini kamu bisa pulang? Besok malam kita akan merayakan ulang tahun Ibu bersama-sama di rumah. Sederhana saja, asalkan dia senang.”“Iya, ayah. Aku pasti akan pulang.”“Ah, baiklah Evelyn. Terima kasih kalau begitu. Ayah akan tutup teleponnya ya?”“Iya ayah, sampai jumpa ya?”Evelyn menutup panggilan, setiap kali dia berbicara dengan ibu atau ayahnya sebenarnya hatinya selalu bergetar. Bukannya apa, dia sebenarnya tahu jika kedua orang tuanya itu sangat mencintainya dengan sepenuh hati.Hanya saja dulu memang ada sesuatu yang mengharuskan mereka untuk membuang dirinya. Bukan karena mereka tidak menginginkan dirinya. Bahkan sekarang setelah dia sudah berkumpul dengan mer

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 135. Telpon Dari Ayah

    Arka hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya, beruntung dia masih mampu untuk menutupi rasa yang ada itu dan segera menenangkan diri.Akan tetapi dibalik sikap yang bisa dikendalikan olehnya itu, batinya bertanya-tanya, ‘‘Sebenarnya, sialan ini sedang menguji diriku atau bukan ya? Lalu kenapa dia malah menyuruh ku untuk mengawasi adiknya?’Dia kembali bisa tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian bertanya lagi, “Kenapa bisa kamu menyuruhku untuk mengawasi adikmu? Bukankah selama ini kamu selalu mengatakan jika aku ini adalah pria Arogan? Bagaimana kamu bisa percaya padaku jika nantinya aku bisa mengawasi adikmu dengan baik.”Tidak disangka dan diduga oleh Arka, Rayyan justru tertawa dengan pertanyaannya.“Ya.. kamu memang seorang pria yang arogan. Semua orang juga tahu itu. Tetapi kita sudah bersahabat sejak lama, jadi aku tahu bagaimana sifat kamu yang sebenarnya.”Arka tertegun, kemudian Rayyan kembali berkata, “Aku tersentuh hatiku ketika tempo lalu kamu menyelamatkan ad

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status