Beranda / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

Share

Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

Penulis: Andriani _Rieni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 23:13:06

Sementara itu, sejak Rayyan mengungkapkan kebohongannya, Evelyn sangat ketakutan selama beberapa hari ini. Setiap hari dia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Dia akan pulang saat hari sudah larut malam dan bergegas pergi saat hari masih subuh, hanya demi menghindari bertemu dengan Rayyan.

Hari-harinya menjadi cemas sampai dia tidak punya waktu untuk memikirkan Revan lagi.

Tapi pagi ini rupanya dia kesiangan. Dia sudah panik setengah mati, dia takut bertemu dengan Rayyan di luar. Untung saja kepala pelayan mengatakan jika Rayyan baru saja pergi karena ada bisnis di luar kota.

Kepala pelayan juga mengatakan jika saat Rayyan sedang berada di luar kota, biasanya itu akan memakan waktu hingga berminggu-minggu. Akhirnya Evelyn bisa merasa tenang sekarang.

Hari ini dia bisa pulang tidak terlalu malam.

Tapi ketika dia sampai di villa itu, suasana tampak sepi semua pelayan sudah pergi beristirahat. Lampu utama Villa juga telah dimatikan, hanya tersisa satu set lampu dinding untuk menerangi interior.

Evelyn tidak peduli, dia masuk ke dalam kamar dan segera pergi mandi lalu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosennya.

Mungkin karena tadi dia belum makan, dia merasa sangat lapar. Kemudian dia turun dan berjalan santai menuju dapur.

Evelyn memang sangat suka dengan malam hari. Semua orang sudah tertidur. Hanya menyisakan dirinya sendiri, jadi suasana terasa begitu tenang. Seperti saat ini, rasanya dia bisa melakukan apapun yang diinginkan seperti memasak makan malam untuk dirinya sendiri.

Lalu dia bergerak dengan hati-hati, karena tidak ingin mengganggu orang-orang di villa ini. Dia memasak mie instan. Begitu dia berbalik dengan membawa mie didalam mangkuk menuju ruang tamu, tiba-tiba sebuah bayangan hitam terlintas mengejutkannya.

Dia sangat terkejut, mangkok di tangannya hampir terjatuh. Tapi tiba-tiba tangan seseorang menangkap bagian bawah mangkoknya, sementara tangan yang lainnya langsung menggenggam tangannya.

Evelyn menoleh, menatap wajah orang yang telah menolongnya dalam keremangan cahaya. Dia terkejut bukan main.

“Tuan Rayyan!”

‘Kok dia sudah pulang sih? Bukannya dia sedang ada diluar kota?’ Evelyn berkata demikian tapi hanya berani di dalam hati saja.

Rayyan yang sedang menatap mie di dalam mangkuk itu kini beralih menatap wajah kecilnya, kemudian Rayyan berkata dengan pelan, “Kenapa tidak menghidupkan lampu?”

Evelyn tercekat kemudian buru-buru berkata, “Itu, aku, aku hanya tidak ingin mengganggu orang-orang yang sedang beristirahat.” Dia menggigit bibir bawahnya.

Sebenarnya pelayan sudah memasak untuk dirinya, tapi Evelyn ini sangat tahu diri. Dia merasa sudah menumpang di sini, dia tidak ingin sering-sering merepotkan mereka.

Rayyan tidak berbicara lagi, dia hanya mengangkat kedua alisnya. Tiba-tiba lampu utama Villa menyala, kegelapan langsung sirna dan menjadi terang benderang.

Robi masuk dengan menarik sebuah koper, pria itu terkejut bukan main ketika melihat Tuan Rayyan-nya sedang memegang tangan Evelyn. Bola matanya hampir saja menggelinding, saking dia terkejutnya dengan apa yang dilihat.

‘Tuan Rayyan menyentuh tangan gadis itu?’ Batin Robi.

Robi melotot. Selama ini, jangankan kontak fisik dengan lawan jenis, Rayyan Miga bahkan tidak pernah melirik satu wanita pun.

Karena selama ini yang pernah dekat dengannya dan dipedulikan olehnya hanyalah Nona Amara saja. Dan hari ini dia melihat Tuan Rayyan memegang tangan Nona Evelyn.

Seperti seorang ibu yang baru saja mendapati anaknya sembuh dari sakit yang parah, Robi sampai hampir menangis karena saking senangnya.

Rayyan tersadar karena tatapan dari Robi, lalu melepaskan tangannya kemudian membawa mie itu ke ruang makan. Dia melirik mie putih tipis dengan taburan bawang di dalam mangkok yang mengeluarkan aroma sedap.

Dia meletakkan mangkok diatas meja lalu berkata dengan pelan, “Lain kali, jika kamu ingin makan kamu bisa meminta pelayan saja untuk membuatnya.”

“Tidak perlu repot-repot, aku bisa membuatnya sendiri.” Evelyn berjalan mengikutinya di belakang kemudian berkata lagi, “Terima kasih.”

Rayyan tidak menjawab. Dia hanya berdiri diam di depan meja makan sambil menatapnya dengan tenang. Evelyn sedikit gelisah, suasana juga menjadi canggung dan terasa aneh. Evelyn berdehem kecil memecah keheningan. “Tuan Rayyan, kamu pulang selarut ini. Apa kamu sudah makan? Apa mau makan mie seperti ini?”

Robi yang mendengar tawaran Evelyn hampir menolak atas nama Rayyan, karena selama bersamanya Rayyan tidak pernah makan lebih di atas jam 08.00 malam. Tapi Robi kembali terkejut saat mendengar Rayyan justru menjawab, 

“Boleh.”

Evelyn mendengar, hatinya sedikit merasa kecewa. Padahal dia hanya sedang berbasa-basi saja, ternyata diluar dugaan Rayyan malah menanggapinya dengan serius.

Terpaksa dia menjawab, “Tunggu sebentar, aku akan memasaknya untukmu.”

Saat Evelyn kembali dengan semangkuk mie, Robi sudah pergi. Sedangkan Rayyan sudah duduk di meja makan. Lalu dia memakan mie yang disuguhkan oleh Evelyn. Begitu dia memakan mie buatan Evelyn, dia mendapati rasanya jauh lebih enak dari yang dibayangkannya tadi.

Evelyn duduk di ujung sana, sengaja ingin lebih jauh dari Rayyan. Dia memakan mie dalam diam, dengan kepala menunduk.

Dia melihat tangan Rayyan meletakkan sumpit kemudian mengambil sebuah tisu untuk menyeka mulutnya. Sepertinya Rayyan sudah selesai memakan mie yang dibuatnya.

Kenapa begitu cepat? Baru saja Evelyn ingin mengintip mie dalam mangkok Rayyan, tiba-tiba Rayyan berkata, “Adikku sudah sadar.”

Evelyn terkejut bukan main, “Apa? Nona Amara sudah sadar? Benarkah?” Dia hampir tidak percaya.

“Iya. Tadi pagi aku mendengarnya saat masih di luar kota. Jadi aku langsung buru-buru pulang saat dokter menelepon dan mengabarkan ini. Dan ternyata benar, Amara kami sudah sadar.”

Bab terkait

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 8. Pergi ke bar

    Mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Rayyan, Evelyn merasa lega, sambil berkata dalam hati, ‘Ternyata alasan Tuan Rayyan Kembali, karena Nona Amara sudah sadar. Untung saja nona Amara sudah sadar, kalau tidak aku pasti akan dalam masalah besar. Bisa saja justru malah dibawa ke kantor polisi atas tuduhan penipuan.’Saat ini pandangan Rayyan tertuju pada kakinya, “Apa kakimu sudah lebih baik?” tanyanya.Rayyan masih memikirkan pergelangan kaki Evelyn yang terkilir di hari pernikahan tempo lalu, sebenarnya dia pada saat itu melihat, tapi dia tidak terlalu peduli.Dan hari ini sepertinya Rayyan memang perlu peduli dengan gadis ini, karena gadis ini telah bisa membuat adiknya bangun dari komanya.Evelyn menggeleng, “Tidak apa-apa, sudah sembuh kok.”Rayyan hanya mengangguk, kemudian dia berdiri dan berjalan menuju lantai atas. Saat melihat Rayyan pergi, Evelyn langsung merasa lega. Dia menarik nafas panjang, tapi belum beberapa detik tiba-tiba suara dingin Rayyan kembali terdengar mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 9. Dikira masih anak dibawah umur.

    Langit malam terlihat begitu gelap malam ini, seolah sedang menyelimuti seluruh kota membuat suasana kota yang awalnya bising berangsur tenang dan damai.Evelyn mengikuti langkah Mia memasuki sebuah bar. Mungkin karena bar itu baru dibuka, jadi hanya masih ada beberapa orang yang datang.Mia sudah biasa pergi ke bar, jadi dia sudah terlihat sangat luwes. Dia menyeret Evelyn melewati kerumunan di bar lalu meminta dua gelas bir kepada bartender.“Aku tidak mau minum bir!” Evelyn buru-buru berkata pada partner wanita itu.Mia tidak bisa menahan tawa, dia tertawa sambil menoleh menatap temannya. “Ayolah. Mana mungkin kamu pergi kesini hanya untuk minum Jus?”Evelyn mendekatkan wajahnya, “Kalau kakakku tahu kamu membawaku ke sini dan mau menyuruhku minum bir,”Sebelum Evelyn melanjutkan kata-katanya Mia dengan cepat mengangkat tangannya “Oke! Baiklah, aku akan memesankan limun saja.”Evelyn tersenyum lalu dia menerima segelas limun yang diserahkan oleh bartender.Mia menggembungkan pipinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 10. Evelyn Merasa Malu.

    Sejenak Evelyn terdiam, saat mendengar apa yang dituturkan oleh Rayyan. Dia hanya mengatupkan bibirnya saja. Rayyan tidak berbicara lagi lalu melangkahkan kakinya menuju mobil, tapi setelah berjalan dua langkah dia menyadari jika Evelyn tidak mengikutinya. Akhirnya dia menoleh dan kembali menatap gadis itu, “Apa kamu tidak mau pergi dari sini?”Sekarang suaranya tenang tanpa emosi seperti tadi, Evelyn tersadar kemudian mengangguk cepat, “Tentu Tuan Rayyan, terima kasih.”Rayyan hanya melirik sebentar kemudian mengalihkan pandangannyaEvelyn merasa bersalah kemudian dia berkata untuk basa-basi, “Tuan Rayyan, apa kamu juga suka pergi ke bar?”Rayyan berhenti dan kembali menoleh, “Tidak pernah, hanya kali ini saja. Itu pun untuk membantu seseorang.” Jawabnya terdengar dingin meskipun tanpa emosi, lalu bibir tipisnya kembali terbuka, “Dan berkatmu, dia harus pergi ke kantor polisi sekarang.”Evelyn menundukkan kepala, dia merasa sangat bersalah karena yang dimaksud dengan oleh Rayyan suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 11. Keluarga besar Brahmana penasaran.

    Satu jam kemudian Rayyan kembali. Dia langsung naik ke atas lantai untuk mandi. Setelah berganti pakaian dia pun pergi ke dapur dan duduk di kursi meja makan.Evelyn sudah berada disana lagi, lalu menghidangkan semangkuk bubur nasi di depan Rayyan.” Tuan Rayyan, aku membuat bubur ini. Silakan dicoba.”Rayyan menyuap mulutnya, lalu melirik Evelyn. “Apa kamu pintar memasak?”Dia merasa jika masakan gadis ini memang benar-benar enak, bahkan melebihi koki andalannya yang ada di villa ini.“Sejak kecil, aku tinggal di desa. Disana ada seorang tetanggaku yang pintar memasak. Kabarnya nenek moyangnya dulu adalah juru masak kerajaan. Jadi aku suka belajar memasak padanya.”Rayyan hanya mengangguk kecil kemudian melanjutkan sarapannya.“Tuan Rayan, apa kamu mau menambah lagi?” Evelyn dengan semangat menawarkan tambahan sarapan saat melihat piring Rayyan mulai kosong.Rayyan meletakkan sendoknya, kemudian menatapnya. “Apa aku sudah terlihat sangat tua ya?”Evelyn mengerutkan alisnya, dia sama s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 12. Revan menemui Evelyn.

    Pukul 4 sore, sinar matahari yang menyinari universitas tempat Evelyn belajar terasa sudah tidak begitu panas lagi.Ketika bel berbunyi, semua ruang kelas pun mulai terlihat riuh. Dosen yang mengajar juga tidak membuang waktu yang ada. Dan segera mungkin mereka akan memberikan tugas kepada mahasiswanya. Supaya bisa menyelesaikan kelas dengan tepat waktu.Saat ini lukisan Evelyn masih belum selesai, sementara teman sekelasnya satu persatu mulai beranjak pergi. Dia duduk sendirian di kelas untuk menyelesaikan lukisannya. Setelah selesai barulah kemudian dia mulai berkemas lalu berjalan untuk keluar kelas.Ketika sedang berjalan menuju gerbang kampus, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata Itu adalah pesan dari Mia yang menanyakan pada dirinya apa kelas Evelyn sudah selesai?Mungkin Mia merasa bersalah karena telah meninggalkannya malam itu, dan terkesan bersikap sudah tidak setia kawan, jadi hari ini dia secara khusus ingin meminta maaf dan ingin mentraktir Evelyn sebagai ungkapan untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 13. Rayyan menggenggam tangan Evelyn.

    Tangannya yang tergantung di samping tubuh, tiba-tiba mengepal erat. Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya, lalu berkata, "Evelyn, jangan terlalu naif. Apa kamu pikir hanya karena saat ini kamu sudah menemukan seorang pria yang mau menikahimu, lalu pertunangan kita akan berakhir begitu saja? Pertunangan kita sudah diputuskan oleh para tetua kita, ingat kamu tidak bisa membatalkannya begitu saja, Evelyn." Tutur Revan yang terdengar sedikit mengancam.Evelyn mengerutkan kening sambil menatapnya dengan bingung. 'Apakah kata-kata yang aku ucapkan tadi belum cukup jelas didengar telinganya, ya? Atau memang dia yang tidak paham?' Evelyn bertanya dalam hati.Saat ini, Revan mengeluarkan kotak dari dalam sakunya, kemudian membukanya memperlihatkan sebuah cincin berlian yang berkilau indah, "Ini adalah hadiah yang aku beli dari luar negeri, aku pilihkan khusus untuk kamu. Jangan marah lagi ya? Bukankah kamu sangat menginginkan cincin seperti ini? Bagaimana kalau kita m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 14. Kamu masih muda dan cantik

    Beberapa orang yang sedang berkerumun di sekitar mereka hampir semua mendengar obrolan mereka. Semua orang langsung memandang jijik pada Revan, menganggap jika Revan tidak tahu malu sudah mengganggu wanita yang sudah menikah. Dan yang paling penting bagi mereka adalah suami wanita itu sangat tampan.“Dasar tidak tahu malu!” Satu orang mengumpat.Revan memegang pergelangan tangannya yang sakit lalu menatap Evelyn yang patuh dibawa pergi oleh pria asing yang entah dari mana datangnya tadi. Raut wajahnya menjadi gelap.Rayyan sendiri masih menggenggam tangan Evelyn menuju mobil hitam yang terparkir di sisi jalan. Sebelum naik mobil, dia melirik ke arah kotak yang masih ada di tangan Evelyn. Lalu dia berkata dengan lembut, “Berikan padaku.”“Hah, apa?” Evelyn terlihat bingung sesaat kemudian dia baru sadar setelah melihat tangan Rayyan yang menunjuk pada kotak yang masih digenggamnya. Meskipun tidak tahu apa yang ingin dilakukan Rayyan, tapi dia tetap menyerahkan kotak itu tanpa protes.R

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 15. Aku memang sudah tua

    Rayyan melirik ke arah Evelyn yang hanya terdiam ketika mendengarkan semua penuturan yang diucapkannya, meskipun dirinya sudah banyak memberi nasehat akan tetapi anehnya tetap saja Evelyn tanpa respon sepata kata kepadanya, dengan mata yang terbuka lebar dan tampak menyerngitkan dahinya, Kemudian dia bertanya dengan suara rendah, “Apa Kamu paham, semua maksud yang sudah aku katakan?” “Iya, aku paham,” Evelyn langsung mengangguk, lalu kembali terdiam. “Kalau kamu memang paham, lalu mengapa ekspresi wajahmu masih terlihat bingung seperti itu? Apa kamu masih merasa sangat sedih, karena tidak jadi menikah denganya?” Evelyn menggelengkan kepalanya, “Sama sekali tidak! Aku tidak sedih, karena tidak jadi menikah dengannya. Hanya saja saat ini aku merasa terkejut, karena tiba-tiba saja hari ini, dia datang padaku dan mengatakan banyak hal, jadi aku merasa seperti tidak pernah mengenalnya sama sekali sebelumnya. Dia benar-benar berbeda dari orang yang aku kenal dulu. Aku bahkan tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 185. Gagal Mendonorkan Jantungnya

    Suasana kembali hening. Kembali tidak ada suara dari mereka, kembali tidak ada yang beranjak dari tempatnya. Mata mereka hanya terfokus pada satu titik saja yaitu ke arah dimana Dokter membawa Arka.Ingin rasanya mereka berlari menyusul kemudian berteriak memanggil Arka. Namun mereka menahan keinginan itu dengan sekuatnya. Bahkan cenderung dengan berat hati hanya bisa pasrah menghargai keinginan dan pengorbanan Arka.Sambil terus menekan dadanya, membayangkan apa yang sedang dilakukan para Ahli medis di dalam sana pada tubuh Arka. Membelah dadanya dan mengeluarkan jantungnya hidup-hidup? Atau Arka di bius dulu hingga mati kemudian diambil Jantungnya?Semua orang hanya bisa membisu ngeri dan menahan sakit dalam hati.Hingga beberapa saat lamanya, di tengah-tengah ketegangan yang meraja, seorang perawat berlari mendekati mereka. Semua berdiri."Tuan Rayyan, Dokter memanggil Anda. Mari silahkan ikut saya.""Aku ikut." Evelyn cepat ikut bangun."Mohon maaf Nyonya. Hanya Tuan Rayyan saja.

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 184. Pengorbanan

    Suasana semakin Pilu dan terasa sangat mencekam saat Arka menandatangani surat itu.Tidak ada yang tidak mengeluarkan air mata. Pengorbanan Arka saat ini sungguh tidak bisa dikatakan main-main. Arka akan menyerahkan jantungnya untuk kelangsungan hidup Amara. Dia akan mati, demi Amara bisa hidup."Ikut lah bersama kami." Dokter melangkah. Arka mengikutinya."Kak Arka!" Evelyn yang sejak tadi membeku kini tidak bisa lagi menahan diri. Dia memanggil Arka sambil menarik lengannya.Arka menghentikan langkahnya kemudian dia menoleh.“Kak Arka, apa kamu akan meninggalkan kami?”Arka membalikkan badannya dia menatap lekat wajah adiknya yang teramat ya sayangi itu. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap air mata Evelyn ini yang sejak tadi sudah membasahi pipinya.“Kak Arka tidak pernah pergi. Kak Arka akan tetap ada di hati kalian.” Dia meraih kedua tangan Evelyn kemudian menggenggamnya dengan erat.“Evelyn dengarkan kakak, tanpa Kakak, kamu akan tetap hidup lebih baik asalkan ada Rayyan di

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 183. Demi cinta Arka Mendonorkan Jantungnya

    Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang dihubungi oleh Rayyan itu langsung mengangkat panggilan teleponnya.[Robi, segera mungkin hubungi semua tim kita, untuk bergerak keseluruh rumah sakit atau kemana saja untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan Jantungnya untuk Amara. Berapapun harganya, kita akan membayarnya! Dengar berapapun, itu aku tidak peduli!]Tanpa bertanya, Robi sudah paham dengan maksud dari perintah yang diutarakan oleh Rayyan dan cepat mengiyakan.Baru saja Rayyan mengakhiri panggilannya, Seorang Perawat masuk dan berseru."Dokter! Nona Amara kritis!"Tanpa bertanya, Dokter pun segera berlari menyusul langkah perawat itu yang dengan sigapnya disusul juga oleh yang lainnya.Dokter segera masuk ke dalam ruangan tempat Amara berbaring."Amar, kondisi Amara, Putri kita memburuk! Dia tidak sadarkan diri lagi!" Azura langsung menubruk tubuh Amar dan menangis histeris saat sang suami muncul di hadapannya.Amar cepat membawa tubuh Azura ke luar ruangan mengikuti i

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 182. Kian Mengkhawatirkan

    Sudah hampir tiga jam lamanya, Tim medis dari rumah sakit ternama di kota mereka itu menangani Amara di ruangan ICU.Saat ini, Rayyan dan Evelyn sudah berada di rumah sakit, Amar yang sudah menghubungi mereka. Saat Rayyan mendapatkan kabar jika kondisi Amara kritis seketika saja ia langsung membawa serta Evelyn untuk bergegas menuju rumah sakit.Mereka sempat tidak percaya dengan berita yang mereka dengar, karena baru beberapa jam yang lalu suami dari Bibinya itu baru saja mengabarkan jika kesehatan Amara sudah membaik, bahkan hari ini Amara sudah dinyatakan boleh pulang ke rumah dan menjalankan berobat jalan saja.Akan tetapi semuanya terasa seperti mimpi, mendadak kondisi Amara menjadi kritis seperti saat ini. Semua orang dipenuhi rasa kekhawatiran. Menatap penuh harap ke arah pintu ruangan ICU tempat Amara sedang ditangani secara intensif oleh tim medis.Tak ada satupun suara yang terdengar, mereka hanya terdiam dan memanjatkan doa didalam hati mereka masing-masing. Hingga akhirnya

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 181. Kondisi Amara kembali memburuk

    Epilog.Pagi-pagi, Amar dan Azura sudah terlihat melangkah menuju ruangan dimana Amara dirawat dengan wajah penuh ketenangan."Pagi sayang!" Azura menyapa berbarengan dengan membuka pintu ruangan."Pagi Mama, Papa." Amara menyambut dengan mata yang berbinar bahagia.Mata Azura langsung fokus pada tangan Arka yang sedang menyisir rambut Amara.'Wajar saja kalau Amara jatuh cinta pada pria itu. Dia begitu perhatian.' batinnya.Arka cepat mengangguk pada mereka berdua lalu kembali pada rambut Amara. Dia mengikat rapi rambut Amara keatas. Kemudian segera beranjak untuk menyisih."Bagaimana keadaan Amara, Arka?" tanya Amar pada Arka."Kata Dokter, aku sudah diperbolehkan pulang hari ini, Pa!" seru Amara.Amar tersenyum. "Papa sudah tahu. Dokter sudah menelpon Papa semalam, jika pagi ini kamu sudah boleh kembali ke rumah.""Paman, kalau begitu aku akan segera mengurus administrasi dulu." ucap Arka.Amar mengangguk."Kak Arka, kamu mau kemana?" tanya Amara."Arka harus mengurus biaya adminis

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 180. Persiapan pernikahan Arka dan Amara

    Hari ini, Amar menepati janji.Sepulang dari menjenguk Amara di rumah sakit, dia langsung menghubungi Rayyan untuk membahas rencana persiapan pernikahan Amara dan Arka.Rayyan pun segera datang bersama dengan Evelyn ke rumah besar keluarga Brahmana untuk membahas hal ini di sana.Setelah mereka berdiskusi akhirnya mereka memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tua Evelyn yaitu kediaman keluarga Limanto. Sebelum menuju rumah orang tuanya tidak lupa Evelyn memberi kabar pada ibunya supaya Ayahnya jangan dulu berangkat kerja, agar saat mereka tiba di kediaman keluarga Limanto, sang Ayah masih berada di rumah karena keluarga Brahmana akan datang ke sana.Laras tidak tahu apa yang akan mereka bahas, Dia mengira jika keluarga besar Brahmana hanya mengunjungi mereka sekedar untuk bersilaturahmi saja.Jadi dia pun memberitahu suaminya agar jangan pergi dulu ke kantor.Ketika semua orang sudah berkumpul di ruangan tengah kediaman keluarga Limanto, Laras dan Sofyan sedikit terkejut karena yang

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 179. Kagum

    Terdengar suara pintu terbuka dengan begitu hati-hati, ternyata seseorang sedang mengintip mereka. Kemudian orang itu tersenyum hangat ketika melihat pemandangan yang ada di dalam ruangan rawat inap dari rumah sakit terkenal itu.Amara tertidur dengan mendekap erat lengan Arka. Sedangkan Arka sendiri dengan posisi tengkurap disisi Amara, dengan tangan kanan berada di perut Amara. Kemudian pintu tertutup kembali. Seseorang itu kemudian melangkah pergi."Cinta memang tidak bisa disalahkan. Seperti halnya aku dulu, ketika jatuh cinta. Tak pandang jika wanita itu lah yang sudah buatku dan Ibuku celaka.” Terdengar suaranya pelan sambil melangkah."Kamu mendapatkan semuanya dari Arka, Amara. Kasih sayang, perhatian, cinta dan kesetiaan. Kamu pasti akan bahagia bersamanya putriku. Papa berjanji akan terus mendukung kalian." tuturnya sambil tersenyum."Pa, kenapa tidak jadi masuk?" tanya Azura menghampiri Amar sedikit heran, karena barusa saja tadi dia pergi ke kamar mandi dahulu."Kita pulan

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 178. perasaan cinta semakin dalam

    Walau mereka semua tau jika Amara bukan darah daging dari mereka. Tapi sedikitpun tidak mengubah rasa sayang yang ada.“Karena kecelakaan itulah yang menyebabkan Amara terus saja sakit-sakitan. Karena pada saat kecelakaan itu Amara juga ikut serta.”Saat mengatakan itu tiba-tiba Rayyan teringat sesuatu, dia langsung menoleh pada Evelyn.“Evelyn, apa untuk kali ini kamu tidak bisa menyembuhkan Amara dengan jarum akupunturmu?”Evelyn tercengang. Dia kemudian menggeleng. “Gagal jantung adalah penyakit yang sangat kronis. Jarum akupunturku tidak akan mampu mengatasinya, sebab jarum akupuntur ku hanya bisa membuka saraf-saraf yang tertutup dan tidak berfungsi. Tetapi lain halnya dengan masalah jantung. Apalagi jarum akupuntur itu mempunyai rentan waktu yang cukup lama dalam pengobatan, sedangkan Amara memerlukan penanganan yang harus secepat mungkin.”Rayyan menunduk, “Sebenarnya perasaanku sangat tidak enak, aku takut terjadi sesuatu pada Amara. Aku benar-benar takut. Tapi aku tidak beran

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 177. Rahasia Jati Diri Amara

    “Amara? Sayang ku,” Azura memanggil lirih ketika melihat Amara membuka matanya secara perlahan.“Mama,” ucap Amara dengan suara yang lemah."Apa yang kamu rasakan,Nak?" tanya Azura sambil mencium kening Amara beberapa kali."Aku merasa tubuhku sangat lemas dan seperti tidak punya tenaga, Ma.""Ah, tidak apa-apa. Putri Papa akan segera sehat." Amar kini berganti mencium kening Amara.Lalu Amara menoleh, menatap keberadaan Arka. Mendapatkan tatapan dari Amar pria itu cepat mendekat. Melihat Arka mendekat Azura dan Amar pun memilih untuk menyisih."Nona Amara, apa dadanya masih sakit?" tanya Arka, dia kini duduk di samping Amara.Gadis itu menggeleng. "Kak Arka, aku ingin duduk."Arka mengangguk dan segera membantu Amara untuk duduk bersandar dengan hati-hati."Kak Arka, apa sakitku parah?" Amara bertanya pada Arka.Arka menghela nafas berat, lalu menoleh pada Rayyan dan Amar. Kemudian dia kembali lagi pada Amara. Arka meraih satu tangan Amara dan menggenggamnya dengan kedua tangannya."

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status