Share

Bunga kematian

Selamat membaca.

'hahaha' dia tertawa jahat menatap kami yang terpojok. "Kalian menginginkan perang, kalau begitu mari berperang Baginda. Hari ini, di tempat ini pada waktu ini!" pecundang—hanya itu yang bisa aku pikirkan mengenai raja Herdian. Sikapnya itu, tidak menunjukan cerminan seorang pejuang, karena memang seperti itulah dia.

Sesekali menatapku yang tak berdaya, ia menyeringai karena aku begitu mudah untuk dikendalikan. Egoku, ambisiku pada kedamaian malah menjadikan itu sebagai kelemahan mereka.

Tetapi dalam situasi saat ini. Baginda dan yang lainnya malah diam saja, justru tersenyum sinis saat mendengar ucapan yang mereka tunggu-tunggu itu.

Baginda menggendongku, tepat saat prajurit Rulyria. Keluar untuk mengepung kami, setelah itu aku melihat Damor maju seorang diri. Dengan tangan yang terangkat, sesuatu yang berwarna hitam keunguan keluar dari kedua tangannya—menembus pertahanan lawan, membuat teriakan itu terdengar sangat nyata.

Raja Herdian terdiam. Dari sini, aku bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status