Beranda / Fantasi / Pengantin Pilihan Raja / Berbaring dan mati!

Share

Berbaring dan mati!

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 21:28:35

Selamat membaca.

Ah. Aku pikir, aku bisa menahan semuanya kali ini atau juga tidak.

***

Tubuhku seakan pasrah ketika Baginda menggendongku ala bridal membawaku ke arah kamar lain. Kamar pribadi miliknya, yang tentu saja suasananya sangat berbeda dengan kamarku yang sedang dalam perbaikan saat ini.

"Baginda?!"

Aku gugup, ketika ia menurunkanku pelan ke atas ranjang berwarna gelap secara perlahan-lahan, tanpa menjawab. Baginda menarik setiap helai pakaian yang membalut tubuh depanku perlahan—ini adalah hal biasa, tetapi saat tangannya itu tak sengaja menyentuh kulitku, rasanya jadi sangat berbeda.

Tepat saat ia hendak melepas tali yang menutupi dadaku, aku menahan tangannya. Menggelengkan kepalaku tak siap, tetapi Baginda malah mendorong pelan bahuku hingga mengambil posisi berbaring. "Aku mohon Baginda!"

"Bukankah, ini adalah giliranmu, Emabell?" tanyanya sembari menatap wajahku dengan tatapan yang masih sulit untuk ku artikan. "Balaslah budimu, pada orang yang telah memberimu makan?"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pilihan Raja   Malaikat maut di sisi manusia

    Selamat membaca.Mengingat. Malam itu—aku tidak menyangka, kalau ia akan mengakhirinya dengan kata-kata sederhana yang terdengar begitu indah di telingaku. 'terima kasih' ucap Baginda sembari mengecup setiap tempat yang ia sentuh dengan lembut."Kenapa kau tersenyum simpul terus sedari tadi?" tanya Sirius. Rupanya, ia memperhatikanku sedari tadi.Di taman belakang, aku menanam beberapa herbal baru yang diberikan Sakana sebagai permintaan maaf karena telah mengganggu kemarin. Sekarang, Baginda membiarkanku hanya diawasi oleh satu orang dan itu pun harus Sirrius—mengapa dari sekian banyaknya orang kepercayaan. Haruslah SIRRIUS yang memiliki kepribadian hampir sama seperti dia yang masih kurindukan sampai saat ini."Malah mengkhayal. Dasar aneh!" ucapnya sedikit kasar.Aku tersenyum mengejek padanya. "Suka-sukaku. Otak, otakku hu!" Ku lihat sebelah mata pria itu berkedut kesal. "Lagi pula tidak ada yang bicara denganmu.""Lancang!""Bodoh amat.""Mau ku iris-iris kau menjadi daging cinca

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Pengantin Pilihan Raja   Misteri Emabell dan Keselamatan

    Selamat berpikir. BOAM!Bagunan di atasku runtuh! "Baginda?!" Panggilku, cemas dan juga takut—bumi seakan bergerak, membuat langkah dan keseimbangan seakan sulit untukku miliki. CK! Sepertinya terjadi sesuatu diluar istana."Emabell!" Dia muncul, dan aku langsung memeluknya dengan erat dan ia pun membalasku tak kalah erat. Melingkarkan tangannya pada pinggangku, sebelum membawaku terbang. keluar dari daerah istana yang sedang diserang. Ia membawaku ke lantai lima. "Pakailah apa yang ada!" ucapnya padaku. Mengangguk, aku membuka lemari yang dipenuhi dengan pakaian kesatria wanita dan pria serta pakaian pelayan. SREKKK!Baginda!BANG! Ia menutup jendela kamar, sesaat setelah sebuah kekuatan berbentuk bola dengan aura hitam menyambarnya bersama dengan pedang dan busur. Aku harus bergantung padanya. "Iya. Jika itu Emabellmu, tapi sekarang. Aku adalah Emabell dari Clossiana Frigga!" ucapku pasti, sebelum mengambil pakaian pelayan karena dirasa cukup nyaman. Bersama dengan busur—aku hany

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Pengantin Pilihan Raja   Kehangatan diantara salju

    Selamat membaca.Gunung Utara. Pertama kalinya, aku diizinkan menyentuh salju gunung utara dengan tangan terbungkus sarung tangan tebal menjaga agar aku tak kedinginan. Melukis bahkan membuat boneka salju seperti yang ada dalam buku. Tentunya ditemani Baginda yang sedang duduk di atas bukit, mengawasiku dari jauh. Wush!Menoleh. Aku bisa melihat berapa menawannya pria dengan balutan pakaian kerajaan berwarna hitam itu. Meski pakaiannya normal, aku tidak melihat gangguan udara dingin yang membuat ia gemetaran. Bahkan bibirku saja sudah membiru karena udara dingin yang hanya sekedar lewat saja.Puas menatapnya. Pandanganku kembali ke arah salju, yang telah berbentuk hati dengan sempurna. Lalu membawanya berlari seperti anak kecil, dengan imajinasi pada kedua telapak tangannya ke arah Baginda.Sekalian menceritakan sesuatu yang tak bisa ku ceritakan padanya, karena alasan sesungguhnya ia membawaku ke tempat ini berduaan saja—bahkan Bielra pun tak boleh ikut, semua karena ia ingin aku ju

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Kegilaan yang tidak perlu dimengerti

    Selamat membaca.Menyenangkan. Itulah yang kugambarkan untuk hari ini, kami tersenyum bersama-sama. Seakan hawa dingin tak membuat kami berhenti. Hosh! Aku tersenyum senang saat nafasku ini ku hembuskan—tetapi mengapa, aku malah kepanasan dan keringat dingin seakan bercucuran tak henti-hentinya.Menatap ke arah matahari yang tertutup rapat oleh awan dingin, mengapa rasanya terasa sangat terik. Aku haus…aku kepanasan."YANG MULIA!" Seseorang memanggil dengan suara lantang, beberapa orang berjubah tiba-tiba saja datang dan langsung membaringkan tubuhku di atas tumpukan salju—para tetua, mereka terlihat cemas saat menatap ke arahku. "Manusia, kau hanya menjadi beban. DARKA!"Baginda datang, mencoba memelukku tetapi aku menolaknya karena tubuhku seakan terbakar saat menyentuh pria itu. "Hosh! A-kau Baginda!" Mengerti, Baginda hanya menahan kepalaku dengan telapak tangannya agar tak kesusahan."Apa yang terjadi pada Emabell?!" tanya Baginda dengan nada ketus nan marah. "JAWAB!"Mereka tert

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Mimpi indah yang begitu menyakitkan!

    Selamat membaca.Uh. Aku membuka mataku pelan, dan menempati ruang hangat yang nyaman. Dengan langit-langit kamar yang begitu Familiar. Ini kamarku—menoleh ke arah jendela. Sudah diperbaiki lagi.Tetapi kepalaku berkunang-kunang, jadi aku memutuskan untuk kembali tidur. Setelah bermimpi aneh beberapa saat yang lalu. Tidak benar-benar tidur hanya menutup mata seperti orang sakit dan tak berdaya diatas tempat tidur—tidur membelakangi jendela.Tak lama suara langkah kaki mendekat, diikuti suara pintu yang dibuka kemudian ditutup kembali. Baginda? Tapi mataku rasanya sulit terbuka, aku lelah dan lemah.Hiksss!Hah… suara tangisan siapa? Pikirku lemah, tetap menutup mataku mencoba mengabaikan suara tangisan yang tak biasa. Bukan wanita, tapi suara tangisan seorang pria. Membuka mata, aku melihat ke arah depanku. Sedang duduk lemas sembari menutup satu tangannya pada wajahnya dengan air mata yang mengenang begitu banyak. Lalu ia terisak dalam diam. "Tolong jangan ambil dia dariku…"DEG! Kat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Pengantin Pilihan Raja   Kuasa di tengah malam!

    Selamat membaca.Selamat datang dikehidupan nyataku. Sakana membenciku, begitu pula dengan Sirrius dan juga Zurra—hubunganku dan Baginda tak sebaik yang kulihat, tidak ada Bielra, aku tidak punya kemampuan membangkitkan orang mati. Dan Utara begitu kuat dan mengerikan. Ah. Aku kecewa.Sekarang, aku hanya meringkuk dalam kamarku. Memeluk kedua lututku, menahan rasa sakit yang menjalar pada setiap urat nadiku karena aku masih menolak darah Baginda. Ya. Harus ku tolak, sebab aku tidak ingin ada yang berkurang. Di dunia ini.Tok!Tok!Tok!Suara pintu terbuka—menampakan Baginda beserta nampan makanan dan minuman yang terisi penuh oleh lauk dan air. "Lapar?"Aku menatapnya singkat. Sebelum menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaannya. Ya. Karena aku benar-benar lapar sekarang. Tetapi saat aku hendak mengambil mangkuk berisi sup itu. Baginda menjauhkannya dariku, duduk disampingku—mengambil posisi menyuapi."Buka mulutmu!"Tak menjawab, aku mengiyakan permintaan yang malah terd

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Pengantin Pilihan Raja   Tawanan abadi Utara

    Selamat membaca.Saat matahari mulai terbenam, aku merasa kalau aku harus menghentikan Baginda. Tetapi aku tak bisa melakukan itu karena aku tak mau kehilangan mereka. Sakit."Emabell!"Almosa muncul dari pintu, dengan segelas teh hangat. Aku lantas tersenyum padanya. Menyambutnya dengan segala keberanian yang kumiliki. "Apa Baginda benar-benar pergi?" tanyaku, dan Almosa menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaanku barusan. Sejenak, aku kembali murung juga senang karena Baginda pergi—tetapi aku masih merindukan nya. Aku ingin bermain salju, duduk bercerita bersama Baginda tetapi jika kulakukan. Kafkan tidak tidak akan ada."Kau sedih?""Em.""Kamu mengalami banyak hal rupanya." Dia duduk disamping kasurku, melipat tangannya menatap ke arah langit yang tampak mengerikan dan bukannya indah ketika matahari baru saja ingin terbenam. "Keberadaanmu mulai dicurigai dan aku tidak ingin kehilangan manusia favoritku!" ujarnya sembari meraih tanganku yang masih penuh dengan luka.Se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Pengantin Pilihan Raja   Hukuman untuk kata menyerah!

    Selamat membaca."Ku mohon!" Aku menangis menatapnya. "Lepaskan aku. Ba-baginda!" Aku berjalan mundur, berharap pada pria itu agar tetap diam di tempatnya tak mengapa aku. Tak menahanku.***Tetapi ku dapatkan adalah rasa sakit. Ia menarik rambutku ke belakang dengan kasar. Sampai membuat aku tersungkur di tanah. Hiksss! "Sakit. Jangan sembuhkan!" Mataku membelalak dengan lebarnya saat luka pada kaki dan tanganku mulai membaik dengan sendirinya. "Ba-baginda….""Ku bilang tetap hidup! APAKAH SULIT EMABELL?!" Aku ketakutan. Dia mencekik leherku dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain menarik kuat rambutku ke belakang. "KAMU MENCINTAIKU!" tekannya. aku menggelengkan kepalaku sambil tersedu-sedu. Menelan Saliva, menahan sakit, mencoba untuk bernafas saat melihat Baginda sebagai neraka yang hidup. "IYA. KAMU MENCINTAIKU!""Ba-baginda!"Ribuan getaran tak bisa ku jelaskan dari suaraku yang semakin parau. Air mata ini, menghangatkan pipiku. Bibirku gemetar, sulit untuk bicara.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22

Bab terbaru

  • Pengantin Pilihan Raja   Kemenangan Akhir.

    Selamat membaca. Tabir pelindung yang terbentuk di atas dunia Elydra itu mampu menyerap setiap api kemarahan Darka, meski terlambat. Tapi kekuataan itu begitu besar sampai setiap kaki yang berdiri akhirnya tak mampu lagi untuk berdiri—semua mahkluk akhirnya menghormati Emabell, bahkan para tetua yang tersisa menundukan kepalanya.Bukan karena kekuataan lagi. Tapi karena pengorbanan seorang manusia biasa pada dunia yang dengan hebatnya menolaknya sebagai ratu, tapi dengan sangat luar biasanya ia bela dengan mengorbankan nyawanya sendiri."Mungkin agak terlambat, tapi kini kau akan menjadi ratu kami. Satu-satunya ratu kami, Emabell kami."Aku menang. Tapi tunggu, aku kewalahan karena menahan kekuataan Darka. Keringat dingin memenuhi tubuhku, tapi tidak apa-apa. Ini bukan pertama kalinya aku di panggang!WUSH!Lenyap. Ah, rupanya aku juga tumbang. Baginda…tolong aku?!Gelap.***Beberapa hari kemudian, akhirnya aku sadar. Seolah tersadar dari mimpi, atau terbangun di dalam mimpi.Aku me

  • Pengantin Pilihan Raja   Pengorbanan terakhir

    Selamat membaca.Raja dan Ratu, dan setiap makhluk yang mengisi aula utama Gratarus yang mengag dan indah saling tatap. Mereka kebingungan dengan alis yang mengerut sempurna—bagaimana tidak, pasalnya aku yang sudah seperti kehilangan kendali akan dirinya sendiri tiba-tiba saja menjadi tenang."Kau baik-baik saja Nak?" tanya ayah. Melirik ke arahku yang sedang berjalan menuju altar. "Emabell?""Ya ayah? Aku baik. Sangat baik." ucapku sembari tersenyum. Meski hatiku sangat ragu sekarang—"ternyata benar ya ayah, memilih itu sangat mudah. Yang susah itu, adalah bertahan." Kataku sambil mengumbar senyuman khas seorang Emabell dari Clossiana Frigga.Dan yah. Mata ayahku berbinar, dapat ku rasakan kalau hatinya tergetar atas perkataanku yang sepertinya sangat menyentuh hatinya. "Kau a-akhirnya mengerti Emabell?""Iya.""Ayah bangga padamu."Aku tersenyum. "Ayah akan semakin bangga. Karena kini aku mencintai Dunia Elydra.""Kenapa?" Karena dunia ini mencintai Bagindaku, rajaku, pilihan hatiku

  • Pengantin Pilihan Raja   Pilihan terakhir

    Selamat membaca.Kau mengurungku. Lalu memintaku untuk melangsungkan upacara pernikahan yang tidak seharusnya terjadi Vardiantura? Baik, lakukan. "Aku akan mengukur waktu!"Mataku berubah warna menjadi keemasan, dan darah keluar dari mataku meski hanya sedikit. Itu karena Sakana mencoba melakukan lelepati denganku yang ternyata berhasil—baginda, hanya menyuruhku untuk menunggu sampai ia datang."Kalau kau tidak bisa bersabar, Baginda bersumpah akan memperkosaku setiap malam dan membunuh kami di depanmu! Jadi jangan lakukan hal gila. Kau mengerti!" tegas Sakana mengingatkan.Mataku membulat sempurna. Dan dengan susah payah aku menelan salivaku, "iya a-aku mengerti." jawabku.Karena semakin pusing. Jadi Sakana memutuskan telepati.Setelahnya, aku menatap ke arah pintu. Tapi percuma, pintu itu dikunci dari depan. 'hah' aku tidak suka di paksa—runtukku dalam hati.***-sementara itu, istana hitam. Utara yang membeku. Terjadi penangkapan besar-besaran di empat wilayah di Utara. Kota Devika

  • Pengantin Pilihan Raja   Manusia dengan ribuan kristal di punggungnya

    Selamat membaca.Berkat kecurigaan yang sepenuhnya benar. Aku di sidang di hadapan raja Vardiantura, di temani pangeran Edanosa dan Raja Nesessbula sebagai saksi atas kesalahanku."Bagaimana bisa rasa rindu menjadi kesalahan? Rindu itu tidak menyakitiku maka itu bukanlah sebuah kesalahan." Aku membela diriku sendiri. Tidak peduli seberapa hebatnya para ratu serta ibu dan ayahku yang terus memberiku kode agar aku diam saja tak mengatakan apapun—maaf tapi dia bukan Bagindaku, dan aku tidak akan pernah tunduk padanya."Berarti kamu berkomunikasi dengannya." ucapnya dingin."Itu hakku!" "Sejak kapan kamu memiliki hak Emabell?""Dan sejak kapan kau memiliki hak untuk bertanya padaku?" balasku tak ingin kalah. karena aku benar, ini adalah hakku.Edanosa menatapku dengan alis yang mengerut ke atas lagi. Tapi aku tidak bisa diam lagi, aku menatapnya sekali lalu tersenyum padanya seolah mengatakan kalau aku akan baik-baik saja meski hasilnya."Lihat aku!" Titah Vardiantura. Dan aku menatapnya

  • Pengantin Pilihan Raja   Kiriman misterius

    Selamat membaca.Gartarus. Kerajaan yang yang akan menjadi yang utama setelah Utara, indah, asri dan sangat nyaman namun sedikit mencekam.Orang-orangnya berkulit sawo matang dan hampir dari 99% warganya adalah pengendali tumbuh-tumbuhan. Merekalah yang membuat tumbuhan dapat bergerak, tapi ada juga tumbuh-tumbuhan yang sudah memiliki nyawa sejak lahir.Dedaunan yang jatuh bahkan bisa terbang kembali ke udara seperti ribuan burung-burung.Mereka ramah, dan alami saat tersenyum padaku."Huh! Senang rasanya melihat semua saling bahu membahu dalam mengurus kerajaan. Tamu tak diundang bahkan di sambut dengan baik," Ucapku sambil tersenyum manis menghirup udara segar menyambut hari pernikahanku. "Anehnya hanya Raja Nesessbula yang berbeda." Tambahku."Apa maksud Anda Emabell?!""Kau seperti orang mati, berkulit pucat, dingin dan terlihat seperti bukan berasal dari wilayah ini."Dia tersenyum smirk. "Timur. Tidak selalu tentang warna kulit. Dan lagi, aku adalah keturunan asli kerajaan Grata

  • Pengantin Pilihan Raja   Matahari yang tertutup

    Selamat membaca.Akhirnya hari itu tiba juga. Aku dan gaun pengantin di hadapanku, perhiasan bahkan mahkota yang akan ku kenakan terpajang dalam lemari kaca yang begitu mewah.Pernikahanku dan Vardiantura. Mereka berpikir kami akan menjadi 'lawan mencintai lawan' harusnya begitu. Tapi aku sudah mencintai lawanku yang sebenarnya—pria brengsek itu bukan Vardiantura tapi Baginda.Aku tersenyum membayangkan. "Kau tersenyum?" Edanosa muncul di sampingku. "Kau suka gaunnya?""Ya.""Aku mengenal guruku Emabell, dia memiliki dua senyuman. Yang satunya tulus, dan yang satunya lagi tulus dengan rencana.""Hm?" Ku kerutkan keningku pada pangeran Edanosa yang ada di sampingku. Sebelum tersenyum padanya. "Benarkah? Jadi, apa arti senyumanku ini?!" "Tulus dengan rencana." Aku tersenyum senang. "Emabell. Aku mohon!" Dia mengerutkan keningnya padaku. Mengandeng tanganku dengan mata berkaca-kaca."Lepas.""Alasan kau koma, bukan karena kekuataan misterius yang membutakan. Tapi karena…." Aku buru-bu

  • Pengantin Pilihan Raja   Menggunakan satu sayap

    Selamat membaca.Aku tersenyum senang. Lalu menatap ke arah Nesessbula yang ingin menyampaikan informasi ini. "Sekalian, katakan padanya, aku masih menunggu." Terangku yang membuat Sih Vardiantura sialan itu tersenyum sinis."Apa yang kau harapkan?""Sampaikan saja!" Potongku. Tak peduli pada wajah angkuh seakan tak terkalahkan padahal cuma mayat hidup, aku jadi merindukan dia yang ku ciptakan dalam benakku. "Ini perintah!" Deg!"Kau….""Kau ingin aku menjadi ratu, akan ku lakukan sesuai yang kau inginkan. Dan kalian akan hidup!" Tegasku sembari tersenyum sampai mataku tidak lagi terbuka—meski artinya adalah sindiran.Mereka saling tatap. Tersenyum satu sama lainnya. "kau mau menikah denganku?" tanya Vardiantura."Hm." Jawabku sembari terus mengunyah."Kau mau menjadi ratu kami tanpa Baginda tercinta mu itu?""Hm." "Kau ingin memberikanku cinta.""Tentu.""Bagaimana dengan keturunan.""Tidak buruk."Mereka semakin bingung. "Kau masih waras Emabell?""Tidak. Setengah gila. YAH WARASL

  • Pengantin Pilihan Raja   Akhir Dialog Harapan Waktu

    Selamat membaca.Aku berjalan seperti orang bodoh diantara dinginnya malam, menikmati luasnya taman yang di bangun hanya untukku. Emabell dari Clossiana Frigga, bahkan nama taman ini adalah namaku. TAMAN EMABELL. Semuanya lengkap, kasih sayang, cinta, perhatian bahkan makanan sudah tersedia. Hanya saja, mengapa? Aku terus menatap ke arah tembok raksasa yang menghalangi duniaku."Baginda?" Sadar kalau ada langkah yang terus mengikutiku sedari tadi—Kubiarkan karena Baginda juga diam saja sedari tadi.Tiba-tiba. Ia memelukku dari belakang. "Tidak dingin?" tanyanya—Bisa kurasakan dengan jelas hembusan nafasnya yang menyentuh leher jenjangku. "Em.""Em?" Ulangnya.Aku tidak bersemangat sampai aku bisa membaca isi pikirannya. "Baginda mereka mengadakan pertemuan dan akhirnya Utara diundang….""Kita tidak akan pergi!""Mereka memilihku sebagai perwakilan." Aku sangat bersemangat sampai lupa akan sesuatu. "Ini…" tak melanjutkan ucapanku, kepalaku malah tertunduk ke bawah. Dan tak kusadari k

  • Pengantin Pilihan Raja   Merindukan kekejaman!

    Selamat membaca.Ribuan panah amarah penuh penolakan di tengah kedamaian tanpa Utara. Dari orang-orang yang pernah tersenyum padaku—Tetapi Dia, Baginda. Dengan cepat menerjang ribuan anak panah itu seperti meteor yang kembali naik ke atas langit tanpa rasa takut.WUSH!Angin berhembus menerpa ku dengan sangat kuat, membuat surai dan pakaian kami beterbangan ke mana-mana. Tapi mata kami seakan menatap biasa saja ke arah Baginda.Zurra menatapku. "Nah Emabell, kita pulang?" Ia mengulurkan tangannya. Membuat aku tergetar, tersentak kagum. Melihat senyuman mereka yang berdiri di hadapanku, dengan ribuan prajurit Utara yang mendekat. Seolah menjemput kami untuk kembali pulang.Meski hanya kumpulan tengkorak dan mayat hidup. Mengapa rasanya bisa sangat hangat? Kegerian dan ketakutan yang pernah ada, sekarang ada dimana? Dan tekad untuk pulang ke Clossiana Frigga yang membuat banyak sekali rasa sakit. Terbang ke angkasa mana?"Ayo kita pulang." Senyumku sembari meraih tangan Zurra.Namun seb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status