Deg..
"Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.
“Dia ngenalin gue gak ya?"
Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya.
"Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.
Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.
Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman.
"Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya.
"Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
"Kau akan masuk ke keluarga Gavin sebagai pengganti kakak mu, Gwen! Jadi jaga sikap mu dan jangan permalukan keluarga Meteo!" Seru Margarette, nyonya besar keluarga Meteo yang merupakan ibu tiri Gwen. Gwen reflek menoleh pada ibu kandung nya, Roselyn, yang merupakan istri ke tiga tuan besar Meteo. Dari sorot mata Gwen terlihat Gwen ingin protes dengan keputusan yang dibuat oleh Margarette. Tapi bagaimana Gwen bisa protes kalau ibu kandung nya saja memberi kode pada Gwen untuk tidak melawan keputusan itu. Ibu Gwen menggeleng pelan ketika Gwen melihat ke arah nya. Ya ini memang acap kali terjadi, dimana sang ibu tidak ingin Gwen buka suara untuk hal- hal yang akan menyulut kemarahan ayah Gwen atau pun istri- istri ayah nya Gwen. Maka dari itu, Ibu Gwen lebih sering melarang Gwen untuk berkomentar atau membalas perkataan yang di tujukan untuk Gwen atau pun ibu nya Gwen. "Kemarin hal ini sudah disetujui oleh keluarga Gavin. Angela akan menikah dengan Theodor sedangkan kau, Gwen, akan
Keesokan hari nya... "Jadi ini kediamana keluarga Gavin? Hmm ternyata rumor di luar sana yang mengatakan kalau keluarga Gavin adalah keluarga yang sangat kaya raya ternyata benar. Hampir saja aku kira aku masuk kawasan istana alias kerajaan zaman dulu." Gumam Gwen dalam hati saat dirinya dalam perjalanan ke kediaman Aiden. Mata Gwen tidak terus bergerak ke kiri dan ke kanan, melihat setiap tempat yang ia lalui. Dan semua tempat yang dia lalui tidak ada yang bentuk nya yang standart atau biasa-biasa saja. Semua nya benar-benar WOW. Dari sini saja sudah jelas kalau keluarga Gavin bukan lah keluarga biasa. Mereka berada di atas nya orang kaya. Gwen membayangkan, kalau orang kaya memiliki harta setinggi badannya maka kekayaan keluarga Gavin tiga kali tinggi badan nya. "Hmmm.. Sekarang aku mengerti mengapa Angela dan Ibu nya sangat ingin menjadi nyonya Besar di keluarga Gavin. Dengan menjadi nyonya Besar di keluarga Gavin, mereka hanya perlu goyang-goyang kaki selama tujuh turunan." Oce
"Nyonya Danieta! Anda tidak bisa berbuat seenaknya seperti ini dikediaman tuan Muda Aiden. Disini bukan kediaman anda yang bisa mau terobos seenaknya." Rery sekuat tenaga nya menghalagi Danieta di depan pintu kamar Aiden. "Minggir kau Rery!" Danieta mendorong Rery ke samping hingga tersungkur ke lantai. Gwen yang melihat hal tersebut reflek menolong Rery. "Anda tidak apa-apa?" tanya Gwen masih menggunakan bahasa yang formal karena ini adalah pertama kali nya dia bertemu dengan Rery. Rery berdiri dengan bantuan Gwen namun Rery tidak menggubris perkataan Gwen. Karena ada hal yang lebih urgent yang harus dia lakukan yaitu menghalangi bibi nya Aiden masuk ke kamar Aiden "Di kunci?" seru Danieta dalam hati. "Untuk apa seorang lumpuh mengunci diri di dalam kamar? Sungguh mencurigakan!" Danieta pun langsung menggedor keras pintu kamar Aiden. "Nyonya Danieta! Anda sungguh keterlaluan." Seru Rery marah. "Saya akan memanggil pelayan untuk mengantar anda pulang ke kediaman anda." Rery menar
"Aku akan keluar tapi Gwen akan tetap di kamar ini. Karena mulai malam ini dan malam-malam seterusnya, Aiden dan Gwen akan satu kamar." Ujar Danieta dengan santai sambil berjalan berlalu yang meninggalkan Gwen yang sejak Danieta mengatakan bahwa dirinya akan satu kamar dengan Aiden sudah menoleh pada Danieta dengan mata yang hampir copot. And then, Danieta hanya melewati nya begitu saja? Apa perlu mata Gwen copot beneran dulu baru Danieta akan berhenti."Ini tidak boleh dibiarkan!" Gwen pun berlari mengejar Danieta yang sudah sampai di luar kamar Aiden."Bibi Danieta- Tunggu aku!" Panggil Gwen sambil berlari.Gwen tahu kalau di dalam rumah ini pasti tidak boleh berteriak apalagi berteriak sambil berlari. Tapi mau bagaimana lagi? Dia berteriak sekarang atau dia yang diteriaki Aiden saat bangun nanti.Sebuah pilihan yang sama- sama tidak menguntungkan diri nya.Danieta yang mendengar teriakan Gwen tersenyum tipis,"ternyata benar yang dikatakan oleh Angela, kalau adik tiri nya in
Gwen sadar kalau Aiden mengejarnya, dia pun mempercepat jalan nya.Dan BaaaaaaaaaaaM!!! Gwen menutup kencang pintu kamar Aiden."Gwen!! Keluar!" Aiden menggedor pintu kamarnya. "Cepat keluar dari kamar ku!!" teriak Aiden."Tuan Muda, apa perlu kita dobrak?" tanya Rery."Tidak! Jangan di dobrak! Aku suka ukiran pintu ini! Kita paksa saja wanita gila itu keluar dari kamar ku." jawab Aiden."Lalu bagaimana?" tanya Rery."Coba kau bujuk atau coba kau bernegosiasi dengan nya. Yang terpenting dia segera membukkan pintu kamar ini. Aku tidak tenang dia berada lama-lama di dalam kamar ku. Bagaimana kalau dia menyentuh sesuatu di rak buku ku?" Bisik Aiden.Rery pun mengangguk. Dia paham kekhawatiran tuan Muda nya."Nona Gwen, tolong buka pintu nya. Ini semua bisa kita bicarakan baik-baik." Ujar Rery."Cih! Bisa kita bicarakan baik-baik? Apa kalian kira aku ini anak kecil yang bisa kalian tipu?" seru Gwen dalam hati. "Aku yakin setelah aku keluar kalian pasti akan menendang ku hingga keluar paga
"Kau kenapa sayang?" Theodor mengelus pipi Angela yang berkeringat setelah olahraga siang mereka di kamar sebuah hotel di tengah kota Jakarta.Ya, hari itu, untuk kesekian kali nya Theodor dan Angela main kuda-kudaan bersama. Theodor dan Angela memang bukan baru berhubungan saat pertunangan Angela dan Aiden berakhir. Tapi jauh sebelum ini Angela dan Theodor sudah memiliki affair.Awal pertemuan mereka adalah saat pesta dansa yang diakan oleh keluarga Gavin. Angela yang seharusnya berdansa dengan Aiden terpaksa berdansa dengan Theodor karena Aiden tidak ingin berdansa dengan Angela.Alasan Aiden sebenarnya simple saja, dia bukan nya tidak ingin berdansa dengan Angela, tapi dia merasa risih jika disentuh oleh Angela. Andaikan Angela bisa berdansa tanpa menyentuh nya maka Aiden pasti tidak akan menolak.Angela tentu saja sudah tahu penyakit yang diderita oleh tunangan nya itu. Angela berusaha untuk bertahan dengan semua itu.Tidak pernah dipegang oleh Aiden selama bertahun-tahun mereka b
"Tuan Muda," ucap Rery saat menutup pintu kamar Aiden setelah Gwen menyuruhnya untuk masuk ke kamar Aiden."Sreeet..." pintu kamar itu pun tertutup."Kapan kau kembali? Lalu kaki mu bagaimana?" Lanjut Rery bertanya dengan suara kecil sambil mengintip ke luar kamar untuk memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraan mereka."Aku kembali sejam yang lalu. Begitu aku masuk kamar, aku mendengar suara gaduh-gaduh dari luar. Eagle Lou yang mengantarkan ku sampai ke dalam kamar setelah itu dia langsung pergi." Jawab Aiden."Dan ini," ujar Aiden sambil menepuk kedua paha nya, "sudah bisa aku gunakan kembali. Namun aku masih butuh waktu untuk penyesuain pasca operasi. Paling tidak aku masih butuh waktu untuk latihan beberapa hari lagi, sebelum akhirnya aku bisa berjalan seperti semula." Ujar Aiden."Aku senang mendengarnya tuan Muda Aiden. Apakah kabar bahagia ini tidak akan kau beritahukan pada nyonya Bridgette? pasti Nyonya Bridgette akan senang jika dia tahu kau bisa berjalan kemb
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei