"Kau kenapa sayang?" Theodor mengelus pipi Angela yang berkeringat setelah olahraga siang mereka di kamar sebuah hotel di tengah kota Jakarta.
Ya, hari itu, untuk kesekian kali nya Theodor dan Angela main kuda-kudaan bersama. Theodor dan Angela memang bukan baru berhubungan saat pertunangan Angela dan Aiden berakhir. Tapi jauh sebelum ini Angela dan Theodor sudah memiliki affair.
Awal pertemuan mereka adalah saat pesta dansa yang diakan oleh keluarga Gavin. Angela yang seharusnya berdansa dengan Aiden terpaksa berdansa dengan Theodor karena Aiden tidak ingin berdansa dengan Angela.
Alasan Aiden sebenarnya simple saja, dia bukan nya tidak ingin berdansa dengan Angela, tapi dia merasa risih jika disentuh oleh Angela. Andaikan Angela bisa berdansa tanpa menyentuh nya maka Aiden pasti tidak akan menolak.
Angela tentu saja sudah tahu penyakit yang diderita oleh tunangan nya itu. Angela berusaha untuk bertahan dengan semua itu.
Tidak pernah dipegang oleh Aiden selama bertahun-tahun mereka bertunangan, Angela bersabar.
Tidak pernah dicium oleh Aiden selama bertahun- tahun mereka bertunangan, Angela sabar.
Tidak pernah berdansa seperti layak nya pasangan normal pada umum nya, Angela tetap sabar.
Sampai makan bersama pun di meja yang jarak nya zuper panjang, Angela sabar.
Sampai akhirnya Angela bertemu dengan Theodor, Angela berpikir untuk apa dia setia dengan Aiden, dan bahkan bersusah payah bersabar dengan segala tingkah aneh Aiden, disentuh oleh Aiden setelah mereka menikah nanti saja belum tentu.
Mulai dari pemikiran itu muncul lah, Angela dan Theodor mulai berselingkuh. Angela melepaskan semua dahaga nya yang tidak perpuaskan oleh Aiden bersama Theodor, adik sepupu Aiden.
Mulai dari ciuman di pipi, bergeser ke kiri dan lanjut -lanjut hingga ke seluruh bagian tubuh Angela tidak ada yang tidak tercap oleh Theodor.
Sedangkan Theodor, dia sengaja mendekati Angela karena rasa iri hati nya pada sang kakak yang selalu mendapatkan semua yang terbaik.
Mulai dari posisi sebagai ahli waris keluarga Gavin, Aiden berada di daftar urutan pertama.
Kemudian posisi dalam perusahaan, Aiden sudah pasti adalah direktur utama.
Lalu terkait dengan jumlah perusahaan yang dipimpin, jumlah perusahaan yang di pimpin oleh Aiden adalah jumlah terbanyak bila dibandingkan dengan cucu - cucu keluarga Gavin yang lain.
Soal perjodohan, Aiden juga dijodohkan dengan wanita dari keluarga kaya raya yang sudah pasti cantik dan berkelas.
Melihat semua ini, tentu saja Theodor merasa sangat iri. Sehingga terbersit lah niat buruk di hati Theodor untuk mengambil apa yang Aiden miliki.
Tidak bisa mulai dari harta maka mulai lah dari wanita. Tidak bisa mengambil semua harta Aiden, maka ambil wanita nya.
Itu lah yang Theodor lakukan. Sejak pertemuan nya di pesta dansa dengan Angela, Theodor sengaja untuk terus mendekati Angela. Karena Theodor tahu kalau Angela pasti haus belaian lelaki yang pasti tidak Angela dapatkan dari sepupu nya OCD itu.
Bagaimana Aiden bisa menyentuh Angela sedang kan tangan Aiden selalu memakai sarung tangan.
Kesempatan ini lah yang dimanfaatkan oleh Theodor.
Dan tidak tanggung- tanggung, Theodor berhasil menarik Angela ke atas tempat tidur nya dan berhasil memerawani Angela.
Momen itu adalah momen yang Theodor anggap sebagai kemenangan terbesarnya melawan Aiden.
Bahkan setiap saat Theodor meniduri Angela yang ada di dalam pikiran Theodor hanya ada satu, dia merendahkan Aiden.
Akhirnya ada juga satu hal milik Aiden yang merupakan bekas nya. Makin sering dia meniduri Angela maka makin besar terasa kemenangan itu oleh nya.
Ya, Angela bagi Theodor bagaikan tropi kemenangan nya atas Aiden.
Angela yang pipi nya tadi dielus oleh Theodor perlahan menoleh pada Theodor. "Theodor, besok pagi kita sudah akan menikah, apa kau senang sayang?"
Entah mengapa pertanyaan itu beberapa hari ini mengganggu pikiran Angela. Angela takut hubungan nya dan Theodor yang dibangun dengan pondasi perselingkuhan tidak akan berakhir baik.
Dia takuti dia terkena karma dari perbuatan nya yang telah menyelingkuhi Aiden.
"Tentu saja aku bahagia sayang. Aku sudah lama menginginkan hubungan kita go public. Tidak sembunyi-sembunyi di kamar hotel seperti ini." Ucap nya berbohong pada Angela.
"Benar kah?"
"Iya sayang. Aku sangat sangat bahagia." Theodor pun memeluk tubuh polos Angela dan memulai pertarungan ke dua mereka di atas tempat tidur besar di kamar itu.
***
Di tempat lain, dua orang juga masih bertarung. Beda nya dengan Theodor dan Angela, walaupun masih berkaitan dengan tempat tidur tapi bentuk pertarungan nya beda. Aiden dan Gwen sedang meributkan soal extra bed nya Gwen.
"Apa tuan Muda Aiden sedang mengajak Gwen bercanda? tuan Muda Aiden ingin Gwen tidur di kantung tidur ini?" Tunjukan Gwen pada kantung tidur berwarna pink dengan corak Woody woodpecker di kantung tidur itu.
"Bukannya tadi persetujuan kita adalah aku mendapatkan tempat tidur santai, yang walaupun tidak besaaaaaar-" ujar Gwen sambil mengilustrasikan lingkaran besar dengan tangan nya, "tapi nyaman. Dan ini???" Tunjuk nya ke kantong tidur yang ada di lantai dengan gigi yang sudah pasti merapat semua tapi tetap tersenyum pada Aiden.
"Ini adalah tempat tidur tersantai yang ada di atas bumi ini. Bukti kalau ini merupakan tempat tidur tersantai yang ada, you know banyak orang yang menggunakan nya. Selain itu posisinya pun bisa nona Gwen atur sesuka nona Gwen."
"Kau memang benar Aiden! memang banyak orang yang menggunakannya, tapi mereka menggunakan nya di alam terbuka!!!! Bukan di dalam kamar!!" Sela Gwen dalam hati, kesal.
"Bisa di sana." Tunjuk Aiden ke sisi kiri kamar. "Atau bisa juga di sana." Tunjuk nya lagi ke sisi kanan kamar.
"Mau posisi tidur horizontal, vertikal atau pun diagonal itu terserah pada suasana hati nona Gwen saja. Karena memang se-fleksibel itu tempat tidur ini." Terang Aiden panjang kali lempar tambah dua kali luar segitiga sama kaki.
"Aiden!!!!!!" teriak Gwen kesal dalam hati sambil tersenyum. "Kau benar-benar menyatakan perang dengan ku! Baik! Aku Gwen tidak akan pernah mundur sebelum berperang. Kau ingin membuat ku tidak nyaman di dalam kamar ini, mari kita lihat siapa yang angkat kaki duluan dari kamar ini nanti nya."
"Gwen sungguh tidak menyangka kalau tuan Muda Aiden sebegitu perhatian nya pada Gwen. Sampai- sampai memikirkan posisi tidur Gwen ketika tidur. Gwen tentu saja harus berterima kasih atas perhatian yang tuan Muda Aiden berikan." Dengan terpaksa Gwen menarik kantung tidur itu.
Dalam hatinya tidak ada henti-hentinya dia mengutuk dan mengumpat Aiden.
"Tuan Muda, nona Muda, satu jam lagi pertemuan di rumah utama akan di lakukan. Mohon bersiap -siap lah." Terdengar suara pelayan dari luar kamar Aiden.
Aiden dan Gwen yang tadi nya sedang getol-getol nya berdebat langsung sama-sama saling diam.
Saat ini pikiran keduanya sama, jangan sampai ada orang luar yang mendengar kalau mereka sedang ribut.
keduanya pun tanpa sengaja saling pandang, lalu reflek kembali sama-sama melihat ke arah pintu masuk.
"Aku rasa untuk menjaga nama baik kita masing-masing, kau dan aku harus menjaga sikap kita di depan kedua keluarga. Jangan sampai orang luar mendengar saat kita ribut." ujar Aiden.
"Apa tuan Muda Aiden sedang mengajak Gwen untuk bekerja sama saat ini? Bekerja sama menjadi pasangan yang romantis dan harmonis misal nya?" otak licik Gwen langsung mendeteksi sebuah kesempatan untuk hidup lebih layak di dalam kamar Aiden.
Dia tentu saja tidak bodoh. Apalagi untuk hal - hal yang menyangkut kelangsungan hidup nya, radar nya akan menangkap hal itu dengan cepat
"Kerja sama? Nona Gwen pasti terbiasa tidur miring, karena itu lah mungkin kecerdasan nya tidak berkembang sempurna. Aku Aiden tidak pernah bekerja sama dengan rubah kecil licik seperti nona Gwen. Apa yang barusan aku katakan adalah untuk kebaikan nona Gwen sendiri. Jika nona Gwen ingin di pandang oleh para wanita keluarga Gavin, maka jadi lah istri yang baik. Dan istri yang baik tidak memperlihatkan kekurangan suaminya di depan orang banyak." Jawab Aiden sambil tersenyum.
"DAN YA! LUPAKAN IDE MU UNTUK BERUSAHA MERUBAH KANTUNG TIDUR ITU MENJADI SEBUAH TEMPAT TIDUR." Sambung Aiden seolah tahu apa yang ada di dalam kepala nya Gwen.
Gwen menarik kasar kantung tidur itu ke sisi dinding. Untuk saat ini tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia terpaksa menuruti kata- kata Aiden. Bahkan kalau Aiden memerintahkan nya tidur di dinding dengan kantong tidur itu, mau tidak mau Gwen pasti akan melakukan nya. Karena memang saat ini situasi nya yang memaksa nya seperti itu.
"Kau boleh merasa menang saat ini Aiden! Tapi tunggu .. tunggu!" Seru nya dalam hati.
"Apa nona Gwen bisa keluar? Aku ingin bersiap-siap." Ujar Aiden.
"Setelah nona Gwen keluar, tolong minta Rery untuk masuk." lanjut Aiden.
"Setelah itu baru nona Gwen yang bersiap-siap dan aku akan menunggu nona di ruang tengah." Ujar Aiden, bossy.
"Baikah."
Gwen yang memang tidak ingin berlama-lama satu tempat dengan Aiden pun tidak keberatan dengan ide Aiden untuk bersiap-siap bergantian.
"Tuan Muda," ucap Rery saat menutup pintu kamar Aiden setelah Gwen menyuruhnya untuk masuk ke kamar Aiden."Sreeet..." pintu kamar itu pun tertutup."Kapan kau kembali? Lalu kaki mu bagaimana?" Lanjut Rery bertanya dengan suara kecil sambil mengintip ke luar kamar untuk memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraan mereka."Aku kembali sejam yang lalu. Begitu aku masuk kamar, aku mendengar suara gaduh-gaduh dari luar. Eagle Lou yang mengantarkan ku sampai ke dalam kamar setelah itu dia langsung pergi." Jawab Aiden."Dan ini," ujar Aiden sambil menepuk kedua paha nya, "sudah bisa aku gunakan kembali. Namun aku masih butuh waktu untuk penyesuain pasca operasi. Paling tidak aku masih butuh waktu untuk latihan beberapa hari lagi, sebelum akhirnya aku bisa berjalan seperti semula." Ujar Aiden."Aku senang mendengarnya tuan Muda Aiden. Apakah kabar bahagia ini tidak akan kau beritahukan pada nyonya Bridgette? pasti Nyonya Bridgette akan senang jika dia tahu kau bisa berjalan kemb
"Kau- !" "Bukankah yang aku katakan benar? Hanya orang yang tidak selesai sekolah nya yang tidak paham makna kata." Ucap Aiden dengan wajah cool nya yang menyebalkan di mata Gwen. Tuan Muda satu ini memang suka sekali bicara pedas tapi di balut dalam sebuah perumpamaan. Sehingga selain dapat mengakibatkan hati orang yang mendengarkan nya sakit, juga bisa membuat orang berpikir berkali - kali untuk paham maksud nya. Ya, itu memang sudah menjadi ciri khas nya. Lalu mendadak kening Aiden berkerut dan mulut nya kembali berujar," setelah aku pikir-pikir, sepertinya tidak hanya orang yang tidak bersekolah saja yang tidak memahami makna kata, orang yang pergi ke sekolah pun bisa tidak memahami makna kata jika hanya raga nya saja yang bersekolah sementara otak nya mereka tinggalkan di rumah. Nah nona Gwen termasuk golongan yang mana? Golongan yang tidak ke sekolah atau golongan yang bersekolah?" Sindirnya halus tapi tajam terasa di hati Gwen. "Dasar pria menyebalkan!" Ucap Gwen geram di
Ku lihat dia pergi setelah mengatakan sesuatu dengan nada sombong nya."Terserah kalian saja." Kira-kira seperti itulah dia berujar sebelum dia pergi meninggalkan ruangan ini.Dalam benak ku hanya ada satu hal tentang nya yakni, dia adalah gadis yang tidak ada aturan sama sekali. Tidak bisa aku bayangkan bagaimana hidup ku ke depan nya jika aku harus hidup dengan orang seperti dia. Bisa- bisa dalam satu bulan aku bisa gila. Tapi walaupun demikian, jujur saja sebenarnya aku cukup penasaran dengan rubah kecil ini. Itu lah mengapa walaupun tidak melihat ke arah nya saat dia pergi, dari sudut mata ku, aku tetap mengawasi semua gerak gerik nya.ya, paling tidak aku tidak boleh terkecoh dengan wajah nya yang cantik dan manis, bisa saja dia benar-benar adalah siluman rubah betina yang datang untuk membuat ku tertendang keluar dari keluarga Gavin. Untuk memastikan semua itu, aku harus bisa mencari tahu apa motif nya yang sebenarnya menerima pernikahan inKini dia sudah tidak terlihat lagi dar
"Aku sudah selesai. Ayo kita pergi." Ujar Gwen dengan santai tanpa tahu apa yang telah terjadi. Sedangkan Aiden yang memang sudah melihat Gwen datang dari jarak yang cukup jauh tadi langsung mengambil handphone nya dan pura-pura sibuk dengan handphone nya."Aku tidak boleh terlihat aneh di mata nya. Bisa-bisa dia curiga." Ujar Aiden dalam hati. Aiden berusaha tenang. Karena hanya dengan hal itu Aiden dapat membuat semua dalam kendali nya."Oh, ya.. Kau sudah siap nona Gwen? Kalau begitu, ayo!" Ajak Rery yang kemudian bangkit dari tempat duduk nya. "Nah sebelum kita pergi ke rumah utama, ada hal penting yang harus aku tekan kan pada kalian berdua. Hal ini untuk kebaikan kalian berdua.""Hal apa yang ingin kau katakan, lekas katakan saja." Ujar Gwen yang tidak terlalu suka bertele-tele."Aku ingin, walaun pun se TOM and JER apapun kalian berdua asli nya, di depan anggota keluarga Gavin dan anggota keluarga Meteo, aku ingin kalian kelihatan serasi dan harmonis. Kalau perlu romantis. Pame
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Lisa masih berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepala nya. Rasa penasaran kini telah bercampur dengan rasa cemburu yang sejak awal melihat kedatangan Aiden bersama Gwen tadi menyesak di hati Lisa.Ya, Lisa walaupun adalah adik nya Aiden tapi diam-diam mengagumi Aiden. Dimana rasa kagum itu lama kelamaan tumbuh menjadi rasa cinta yang tidak terucap oleh nya. Lisa menyimpan dalam-dalam perasaan nya untuk sang kakak pertama.Selama ini Lisa berusaha mendekatkan dirinya pada Aiden. Walaupun tidak bisa menjadi istri Aiden, cukup selalu berada di sisi Aiden dan menjadi wanita satu-satu nya dalam hidup Aiden, Lisa sudah puas.Itu lah mengapa Lisa sangat membenci Angela. Karena Angela merupakan tunangan Aiden waktu itu. Waktu Aiden yang dahulu adalah milik Lisa seorang, saat Aiden bertunangan dengan Angela, mulai Aiden bagi. Sehingga frekuensi pertemuan Aiden dan Lisa tidak sesering biasa nya.Dan kini setelah Angela tersingkirkan, muncul lagi sat
"Apa mereka semua adalah keluarga Gavin, tuan Muda Aiden?" tanya Gwen yang mulai bosan karena acara tidak kunjung di mulai padahal mereka sudah setengah jam lama nya berada di dalam ruangan itu."Benar sekali. Orang -orang yang nona Gwen lihat berada di sebelah kanan itu adalah anggota keluarga Gavin. Sementara orang - orang yang berada di sebelah kiri, aku yakin nona Gwen sudah mengenal siapa mereka.""Ya tentu saja aku kenal, merekan kan keluarga ku." Jawab Gwen lalu mengambilkan sebutir anggur untuk Aiden."Makan lah ini, karena setelah kau makan ini baru aku bisa memakan nya. Karena tidak mungkin aku makan sementara kau tidak makan. Sopan santun ku akan dipertanyakan oleh seluruh para wanita keluarga Gavin. Kau tidak ingin kan, di hari pertama ku di kediaman keluarga Gavin, aku sudah menjadi hot trending gossip di kalangan para wanita keluarga Gavin. Maka untuk itu ayo makan buah anggur ini. Aku sangat lapar. Hanya minum air saja, tidak cukup untuk ku. " Ujar Gwen sambil tersenyum
"Aahk!" teriak wanita itu saat tubuhnya mengalami crush landing di atas tanah berkerikil kecil di jalan yang ada di tengah-tengah taman arah ke rumah utama keluarga Gavin. "Astagaa! tangan ku!" ucap nya sambil menghembus telapak tangan kanan nya yang tergores cukup parah karena crush landing barusan. Theodor yang melihat hal tersebut langsung mengulurkan tangan nya pada wanita itu, bermaksud untuk menolong wanita itu berdiri. Tapi entah wanita itu memang tidak melihat atau memang tidak ingin menerima uluran tangan Theodor, wanita itu berdiri sendiri dengan usaha nya sendiri. Lalu tanpa memperhatikan dengan siapa dia sedang berbicara wanita itu membungkuk dua kali sambil mengucapkan kata maaf pada Theodor karena telah manabrak Theodor. "Hhhuufhhhhh... Maafkan aku. Aku tidak sengaja menabrak mu. Aku sedang terburu-buru ke kamar kecil." Ucap nya lalu setelah itu pergi begitu saja. Theodor bahkan sampai melongo karena tingkah si wanita tadi. Pertama jelas-jelas Theodor lah yang bers
"Kak Aiden, kau sudah datang?" Sapa Theodor dengan senyum khas nya. "Aku sudah tiba sedari tadi." Jawab Aiden dengan wajah cool nya seperti biasa. Tidak terlihat sama sekali wajah memelas seperti yang Dante khayalkan. "Apakabar, Aiden?" Sapa Barren sambil mengulurkan tangan pada Aiden untuk berjabat tangan. Tapi seperti biasa, Aiden hanya melihat sekilar tangan yang ada di hadapan nya tanpa menjabat tangan itu. Lalu dengan wajah angkuh nya Aiden melipat kedua tangan nya di dada. "Ck! Apa yang kau lakukan Barren. Apa kau lupa seperti apa sahabat kita ini." Cicit Dante . "Mau sampai dunia kiamat dan kembali utuh lagi lalu kiamat lagi dan kembali utuh lagi, tuan Muda pertama keluarga Gavin ini tidak akan pernah menjabat tangan mu. Dan kau tahu kenapa? Itu karena dalam pikiran nya tuan Muda pertama keluarga Gavin, tangan mu dan tangan- tangan orang yang ada di dalam ruangan ini semua nya penuh dengan kuman-kuman yang kalau bersentuhan dengan tangan nya dapat menginvansi seluruh tubuh n
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei