Kak Upe masih pantau ini tiga cecunguks! Awas ya.. hehee
"Kak Aiden, kau sudah datang?" Sapa Theodor dengan senyum khas nya. "Aku sudah tiba sedari tadi." Jawab Aiden dengan wajah cool nya seperti biasa. Tidak terlihat sama sekali wajah memelas seperti yang Dante khayalkan. "Apakabar, Aiden?" Sapa Barren sambil mengulurkan tangan pada Aiden untuk berjabat tangan. Tapi seperti biasa, Aiden hanya melihat sekilar tangan yang ada di hadapan nya tanpa menjabat tangan itu. Lalu dengan wajah angkuh nya Aiden melipat kedua tangan nya di dada. "Ck! Apa yang kau lakukan Barren. Apa kau lupa seperti apa sahabat kita ini." Cicit Dante . "Mau sampai dunia kiamat dan kembali utuh lagi lalu kiamat lagi dan kembali utuh lagi, tuan Muda pertama keluarga Gavin ini tidak akan pernah menjabat tangan mu. Dan kau tahu kenapa? Itu karena dalam pikiran nya tuan Muda pertama keluarga Gavin, tangan mu dan tangan- tangan orang yang ada di dalam ruangan ini semua nya penuh dengan kuman-kuman yang kalau bersentuhan dengan tangan nya dapat menginvansi seluruh tubuh n
"Apa maksud nya ini Aiden? Apa kau tidak pernah memakai kedua barang ini?" Ujar Angela spontan saat melihat jam tangan dan jepit emas pemberian masih terbungkus dengan rapi di dalam masing-masing kotak. Bahkan lebel nya masih terpasang lengkap disana. Sekali lagi Aiden tidak menggubris perkataan Angela. Aiden hanya diam dan menatap ke arah depan. Apa yang pernah ada di antara mereka di masa lalu seolah tidak memiliki bekas apa pun di diri Aiden. Sikap dingin nya dengan jelas memperlihatkan hal tersebut. Tangan Angela menggenggam erat kedua kotak itu.Namun belum usai kekesalan yang Angela rasakan karena merasa hadiah nya tidak dianggap oleh Aiden, tiba-tiba... "Maaf, aku terlalu lama pergi nya ya? - Cup!" Ucap Gwen dari belakang Aiden dan langsung mengecup pipi Aiden tanpa permisi terlebih dahulu. Setelah mengecup pipi Aiden, Gwen tidak langsung berdiri. Dia malah menatap mata Aiden dengan tatapan penuh cinta. Lalu berkata, "Kau tidak merasa kehilangan ku kan?" sebuah senyum yang
Mana jantung Gwen rasa mau melompat keluar dan memeluk Aiden. Ambyar! benar-benar ambyar!Untuk mengurangi rasa kagok nya, Gwen pun ingin mengambil sebutir anggur untuk dia makan. Tapi saat tangan kiri nya sudah akan menjangkau anggur tersebut, tiba-tiba Gwen teringat, TIDAK BAIK MENGGUNAKAN TANGAN KIRI, HARUS TANGAN KANAN.Maka walaupun sulit untuk mengambil sebutir anggur dengan keadaan tangan kanan nya yang terbungkus itu, Gwen tetap berusaha mengambil nya."Bukan kah sudah aku katakan, kalau kau tidak bisa mengambil nya jangan makan! Atau minta tolong lah pada ku." Ucap Aiden lalu mengambil sebutir anggur dan memasukan anggur itu ke mulut Gwen.Karena anggur itu sudah masuk ke mulut nya, mau tidak mau Gwen pun mengunyah anggur tersebut."Tuan Muda Aiden!" Panggil nya mencoba mengusir situasi awkward antara diri nya dan Aiden."Hemmm..."Jawab Aiden singkat sambil mendengarkan kakek nya berbicara mengenai pernikahan Theodor dan Angela serta diri nya dan Gwen besok pagi."Tuan Muda t
Setelah lama berjalan mereka pun sampai di kamar Aiden. Begitu mereka berdua berada di kamar, Aiden baru ingat kalau hari telah begitu malam sehingga tidak mungkin bagi nya untuk memanggil Rery ke kamar nya untuk menolong nya mengganti baju."Bagaimana ini? Kalau aku mengganti baju ku sendiri Gwen pasti akan curiga." Aiden terus berpikir keras bagaimana cara nya dia bisa mengganti pakaian. Karena aneh saja jika dia tidur dengan memakai jas lengkap sepertit itu. "Apa aku harus meminta tolong pada si rubah kecil licik? Secara ajaib nya hanya dia yang bisa menyentuh ku! Bahkan tidak hanya menyentuh! Dia juga telah berkali-kali mencium pipi ku!" Aiden langsung memegang pipi nya. Tiba-tiba kecupan Gwen tadi terasa kembali nyata di pipi Aiden, membuat jantung Aiden kembali tidak aman persis seperti setiap kali bibir Gwen menyapa pipi nya. Jantung Aiden seakan ini melompat keluar dan mencium balik pipi Gwen. Tapi untungnya pengendalian Aiden untuk saat-saaat penting seperti itu cukup baik se
Gwen menghela nafas dan berkata, "Gwen tidak akan macam-macam tuan Muda Aiden tidak perlu takut seperti itu. Gwen hanya ingin saat kita bicara posisi kita sama tinggi. Tenang lah Gwen tidak akan mendadak mencium tuan Muda Aiden seperti tadi." Ucap nya yang kini menopangkan kedua siku nya di kedua sisi kursi roda dan melipat tangan nya. Lalu memajukan wajah nya.Karena wajah Gwen maju, otomatis wajah Aiden mundur. "Hmm.. kau ingin bicara apa lagi?" ujar Aiden sambil tetap menjaga jarak dari Gwen."Gwen sangat memohon kemurahan hati tuan Muda Aiden soal ruang ganti pakaian itu. Dan soal kamar mandi, hmm selama ini Gwen mandi dengan pintu kamar mandi terbuka. Gwen tidak bisa mandi dengan pintu kamar mandi tertutup." sambung Gwen."Jadi selama kita sekamar, kau akan mandi dengan pintu kamar mandi terbuka??!" Seru Aiden kaget.Wajah Gwen langsung meringis. Dia benar-benar lupa akan hal ini."Sial! Kenapa aku tidak kepikiran sampai ke situ!!!"Gwen cepat-cepat memutar otak nya. Belum selesai
Pelan-pelan Aiden membuka mata nya. Mata nya mengarah pada jam jati yang berdiri kokoh di sudut kamar nya. Dan terlihat lah hari sudah jam 1 dini hari. Lalu Aiden mengalihkan lagi pandanganya pada Gwen yang terlihat tidur nyenyak di dalam kantong tidurnya. "Apa dia benar-benar sudah tertidur?" Aiden menatap Gwen-You sambil berujar dalam hati.Aiden pun mengambil handphone yang memang dia letakan di atas kepala tempat tidur nya. Dengan segera Aiden mengecek CCTV tepat setelah dia dan Gwen keluar dari ruang ganti pakaian.Setelah mengecek CCTV, Aiden pun pelan-pelan bangun dari tempat tidur nya."Seperti nya ini dia benar-benar sedang tertidur." Sekali lagi Aiden berucap dalam hati karena dia takut suara nya akan membangunkan Gwen yang sedang tertidur pulas.Pelan-pelan Aiden membuka pintu rahasia nya dan pergi melalui pintu rahasia itu karena seharus nya telah ada seseorang yang menunggu nya di dalam terowongan rahasia yang ada di balik pintu itu.****"Aku kira kau tidak akan datang
Aiden yang telah menyelesaikan sesi latihan berjalan nya dengan Mr. D akhirnya kembali ke kamar nya. Dibukanya pintu ruang rahasia itu dari dalam perlahan dan sebisa mungkin tidak bersuara."Hufff! Untung dia masih tidur." Aiden berujar dalam hati sambil menutup pintu itu kembali dengan pelan.Pelan-pelan Aiden melangkah ke tempat tidur nya. Dia tidak ingin langkah kaki nya membangunkan Gwen yang terlihat masih betah di dunia mimpi itu.Aiden naik ke atas tempat tidur dan langsung ambil posisi untuk tidur kembali.Saat Aiden sudah kembali tertidur Gwen memiringkan badan nya dan membuka pelan matanya, "aku yakin mendengar langkah kaki dan suara pintu di buka dan di tutup sejak satu jam yang lalu. Tapi apakah itu Aiden? Atau apa ada orang lain yang keluar masuk kamar ini?" Gwen bertanya -tanya dalam hati karena sejak dia mengambil posisi tidur setelah membantu Aidenn berganti pakaian, Gwen sama sekali tidak berani membuka matanya.Setiap kali dia membuka matanya, dia selalu terbayang tu
"Tunggu !" Tahan Gwen "Pertama bagaimana cara Rery masuk ke dalam kamar kita? Bukan kah semalam aku sendiri yang mengunci pintu kamar dan kau menyuruh ku untuk menggantung kunci nya di atas sana." Tanya Gwen dengan nada penuh selidik. "Kena kalian berdua kali ini." ucap Gwen dalam hati. "Aku punya kunci pintu kamar tuan Muda Aiden nona Gwen. Jadi aku bisa masuk ke kamar ini kapan saja selama anak kunci nya tidak terpasang." Jawab Rery sambil mengangkat anak kunci milik nya. "Ini." ucap nya sambil tersenyum pada Gwen. "Maka nya semalam aku meminta mu untuk mencabut anak kunci itu dan menggangtung nya disana. Hal ini supaya Rery tidak kesulitan masuk ke kamar ini." Tambah Aiden. "Apa mungkin yang masuk ke dalam kamar tadi malam dan berjalan-jalan di dalam kamar adalah Rery? Tapi untuk apa dia masuk ke kamar kami tengah malam?" Di balik wajah datar nya Gwen menyembunyikan sejuta kecurigaan nya terhadap Aiden dan Rery. "Apa masih ada yang ingin kau tanyakan Gwen? Kalau tidak, lekas
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei