Home / Pernikahan / Pengantin Dadakan / Kontroversional

Share

Kontroversional

Author: Rosa Rasyidin
last update Last Updated: 2023-10-01 19:16:51

“Hai, Jim, apa kabar kamu?” Si anak dinosaurus ini nanyanya suara sambil mendesah-desah. Tahu, sih, bintang majalah buaya darat. Tapi, ya, lihat tempat jugalah. Mamas cuman bilang baik, doank.

“Ma, Papa kayaknya risih, deh, ya, itu tante kenapa melonnya dipamerin di depan laki-laki? Apa nggak malu.” Sirup abc ini anaknya cemburuan juga.

Waktu adiknya lahir ngambek karena papanya lebih perhatian sama Diandra. Entah meniru siapa, aku tak tahu. Mungkin Kayla emang nggak punya rasa malu lagi sama orang-orang. Si botak yang bawa acara aku lihat tiap bentar ngelirik dua buah melon yang kayaknya ukurannya udah nggak ori lagi. Mamas geser-geser aja tiap bentar.

“Papa duduk di sini aja.” Anakku memang pahlawanku.

Bilqis pindah tempat duduk biar papanya nggak sebelahan sama si anak dinosaurus yang rambutnya disugar tiap bentar. Cantik, sih, cantik, turunan Rusia, kan. Tapi, ya, kebjiakan lokal diikuti donk. Itu melon ditutupin napa, sih. Hih pengen tak letusin kayak balon rasanya.

“Oke, kit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengantin Dadakan    PR Matematika

    “Lain kali jangan gitu, ya, Iqis, nggak baik sama orang lain,” ucap Mas Jimmi ketika di dalam mobil. “Kesel, Pa, ganjen amat jadi cewek, dasar perempuan jalang!” Jawaban Iqis membuatku mengango. Darimana dia belajar kata-kata itu. Untung aja udah pulang.Talk show berakhir sesuai dengan durasinya. Rencana tim mau mengajak kami makan-makan. Tapi kami udah kadung lelah. Sirup ABC besok sekolah, dan Diandra malah udah terlelap di tanganku. “Iqis, Sayang, kamu tahu jalang itu apa?” Mas Jimmi garuk-garuk kepala. “Tahu, Pa.” “Yang kayak gimana?” “Yang kayak karipap terus ada isian tumisan kentang, wortel sama telor puyuh, dulu mama pernah buat, tapi sekarang nggak pernah lagi.” “Iqis, itu namanya jalangkote, bukan jalang doank, ya, Nak.” Nggak habis pikir aku sama isi kepalanya. Lebih mirip siapa dia sebenarnya. Kadang aku sampai nggak mengenali anak sendiri yang kalau ngomong mulutnya dar der dor banget. Sepanjang perjalanan yang agak macet entah karena apa. Sirup ABC akhirnya tert

    Last Updated : 2023-10-02
  • Pengantin Dadakan    Drama IRT

    Mamas yang siap-siap syuting. Diandra yang bangun nggak mau tidur lagi, terus Iqis yang ada aja buat ulah. Membuat pag hariku amat sangat damai langgeng sejahtera merdeka-merdeka. Sambil siapin sarapan, sambil gendong anak. Aku berubah semua karena cintaku pada Mas Jimmin. Ya, sudahlah, mau gimana lagi. “Dah, Papa pergi dulu, mungkin pulangnya agak lama. Kalau di sekolah nanti jangan kasih Iqis jajan yang terlalu banyak warna, bahaya.” Mas Jimmin mengecup kening dua anaknya, aku beda lagi donk yang dicium, Ngoahahahah, kasihan jomlo yang nggak bisa niruin. Sehabis papanya pergi pakai jemputan dari salah satu tim yang minta bantuan dia. Aku pun lanjut sarapan karena perut laper. Rencana dietku gagal total sudah. Pas mau diet ada aja makanan disuguhin. Aku harus apa? Ya harus pasrah aja, nggak ada pilihan lain. Bahkan ketika aku nggak bisa menikmati makanan dengan nikmat karena Diandra nangis, dan Iqis ngambek. Nikmat luar biasa menjadi ibu rumah tangga. Makanya kedai kue milikku

    Last Updated : 2023-10-02
  • Pengantin Dadakan    Masak Aer

    “Apa kata ibu gurunya tadi?” tanya mamas ketika kami sudah di rumah. Iqis lanjut ngaji di masjid dan belum pulang. Diandra main di karpet bulu sama kami dan Mas Jimmin keluarin cemilan dari dalam tas. “Disuruh ajarin Iqis jadi perempuan lemah lembut, anggun, soleh, penuh kasih sayang.” Eh, iya, loh emang gitu pesan gurunya. Ha ha ha ha ha. Mas Jimmin ketawa. Nggak puas juga, dia ketawa lagi sampai ngakak sampai keluar air mata. Ada yang lucu apa, ya? “Kenapa, sih, Mas?” “Lemah lembut, ahahahaha.” “Mas!” Aku greget. Lama-lama aku jadikan samsak baru tahu rasa. “Emang kamu dulu lemah lembut?” Pertanyaannya membuatku membeku. “Kok, jadi bahas, Can, sih.” Aku mengambil biskuit dan aku kunyah sampai rapuh. Aslinya pengen gigit Mamas. “Istriku yang paling cantik dan semok. Dengar baik-baik, ya, buah jatuh itu nggak jauh dari pohonnya. Kecuali di bawah ada sungai tu buahnya hanyut. Ngertiiii?” Ceileh, main peribahasa lagi. To the point aja kenapa? “Ya, terus?” “Ya kamu dulu pernah

    Last Updated : 2023-10-04
  • Pengantin Dadakan    Junior Chef

    Kebahagiaan terpancar dari wajah Kayla dan Chef Putra. Walau aku sendiri nggak rela. Nggak tahu, deh, kenapa. Padahal bucin mereka mendatangkan rupiah buatku. Kemudian waktu terus berjalan dengan cepat. Umurku bertambah, umur Mamas juga. Terus berita pernikahan keempat Kayla dan Chef Putra yang membuat kami hampir kena serangan jantung dadakan. “Nggak bisa, ini nggak bisa!” tunjukku pada kartu undangan yang dibawa Mamas. “Ya, memang udah jodohnya, mau gimana, Can. Jangan lupa cake ulang tahun empat tingkat dari kamu, ya,” jawab Mas Jimmin santai aja tanpa beban. Aku yang syok, entah kenapa juga kaget. Padahal mereka bukan saudara apalagi anak. “Mahal nih kue kalau untuk pernikahan.” “Santai, Chef Putra berani bayar mahal demi sebuah kualitas. Asal jangan lupa pantunnya.” “Burung elang burung cendrawasih,” kataku masi kesel. “Terus?” Mamas menunggu lanjutannya. “Cukup sekian dan terima kasih.” Aku meletakkan kartu undangan di meja. Orang sekeren Chef Putra dapat Kayla itu ras

    Last Updated : 2023-10-06
  • Pengantin Dadakan    Sirup ABC

    Sirup ABC, sigh. Itu nama kecilku dari dulu. Sebenernya aku nggak suka. Tapi gimanalah, punya orang tua keduanya pelawak, ya, emang ini. Btw, Bestie, sekarang aku sudah besar. Umurku sudah 23 tahun. Aku sudah memiliki pekerjaan sendiri. Nggak jauh dari dunia yang papaku geluti. Iqis panggilanku dari dulu, walau lebih sering dipanggil yang lain. Mamaku namanya Cantika Wulandari. “Cantika Ayu Jelitta. Bukan Wulandari.” Suara mamaku tergiang-ngiang lagi di telinga. Papaku sendiri, Jimmin Zola, beliau sudah … hmmm, pensiun. Maksudku lebih banyak di rumah istirahat dan sesekali mengurus bisnis. Di umur sebelas tahun aku berhasil menyabet juara satu untuk sebuah ajang masak bergengsi di kalangan anak-anak. Yang aku tahu dulu ternyata papa juri pertamanya dan mama jadi peserta. Kontrasepsi, eh, konspirasi macam apa ini? Apakah dari sana aku lahir? Dari adonan tepung, gula, ragi, susu dan pengembang hingga brojollah anak seperti aku. Sejak kemenangan yang akhirnya aku tahu diributkan n

    Last Updated : 2023-10-07
  • Pengantin Dadakan    Undangan Reuni

    Aku pulang ketika kerjaan udah kelar semua.Aku naik motor agar lebih cepat sampai ke rumah. Di tengah jalan, ponselku bergetar. Pas sampai rumah aku lihat pesan yang masuk. Undangan reuni sesama teman-teman SD dua minggu lagi. Tempat belum ditentukan di mana, dan aku abaikan pesan itu, donk.Bukan sombong, aku sibuk sekali ngurus restaurant dan harus fokus di sana. Modal yang terbenam sudah banyak dan itu dari hasil kerja kerasku juga ngumpulin dari satu kontes ke kontes masak lain. Rumah begitu sepi, paling ada Diandra aja yang sesekali keluar kamar mengambil minum. Papa dan Mama pasti sudah tidur duluan. [Ditunggu jawaban dari Iqis. Udah lama banget nggak ketemu sama kamu.] Pesan yang aku baca ketika mataku sudah lima wat. Hmmm apa dah. Aku tu malas ngumpul-ngumpul kalau bahas kekonyolan masa lalu. Masa di mana aku nggak tahu malu. Fix aku senyapkan ponsel dan nggak peduli apa yang terjadi. Pokoknya aku tidur dulu. Bahkan sampai ke alam mimpi pun aku dikejar gurita kaki seribu

    Last Updated : 2023-10-08
  • Pengantin Dadakan    Bumbu Dapur

    Apalah daya, tanganku tak mampu mempertahankan pengkhianat. Udah nggak aku laporkan ke kantor polisi aja bagus banget. Imbasnya sama kerjaku hari ini, agak berantakan. Makanan yang aku masak dengan tanganku berkali-kali kena komplain. Papa pernah bilang mood masak mempengaruhi cita rasa masakan, dan mood perempuan paling cepet hancur. Makanya lebih baik di pastry yang tekanannya lebih rendah. Tapi apa pun itu aku berusaha bertanggung jawab. Tiga orang pelanggan yang protes dengan cita rasa kami kali ini aku gratiskan saja. Daripada buat review buruk di medsos dan tahu sendiri gimana reaksi netizen. [Iqis, jangan lupa makan.] Papaku mengirim pesan. Aku foto saja makanan yang aku ambil dari bahan sisa. Agak mau nangis makannya, tapi aku harus strong. Tiga tahun membuka restaurant udah banyak banget suka duka yang aku lewati. Kadang aku pendam sendirian, kadang kalau nggak kuat cerita juga sama Papa. “Chef.” Waitress datang dan aku tahu pasti mengabarkan kalau restauran sudah tutu

    Last Updated : 2023-10-09
  • Pengantin Dadakan    Kunjungan Dadakan

    Bang Ale keluar dari mobi dan sempat salaman sama papaku. Tapi bukan itu yang aku takutkan. Melainkan tatapan kanjeng mama serupa silet yang mengoyak keberanianku. “Hayo siapa? Udah mulai berani sama cowok, ya,” kata Mama sambil masukkan batu. “Nah, itu dia, Ma, dia kenal Iqis, tapi Iqis nggak,” jawabku sambil ikut main congklak. “Kok, bisa, sih? Kelewat sombong jadi orang? Makanya jangan kerja terooos.” “Emang nggak ingat, Ma, katanya temen SD.” “Ya, kamu SD suka cari gara-gara sama temen. Pantesan banyak lupanya. Lain kali jangan begitu. Sana bilang makasih, ajak masuk basa-basi buatin makan.” “Nanti dia malah serius, Ma.” “Yee, biarin aja, kan ada Papa di rumah, bukan kita kayak maling.” Mama membereskan congklaknya dan aku terpaksa mengiyakan saran beliau. Aku berjalan menuju Papa dan Bang Ale yang asyik ngobrol. “Bang, kata Mama masuk makan dulu.” Udah kutengoklah muka dia ini, tapi ada ingatan sedikit pun. “Udah malam, Qis, kapan-kapan aja. Saya pulang duluan, Om.” Dia

    Last Updated : 2023-10-09

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan    Bulan Madu

    Beneran ternyata gaes aku udah nikah. Buktinya aku sekarang duduk di pelaminan barengan dia setelah tadi melewati barisan pedang pora. Seragam kami kali ini hijau muda. Jangan dibayangin seperti lontong, pokoknya aku cantik, kata dia gitu. “Kamu cantik, deh, Sayang.” Entah udah keberapa kali buaya di sebelah aku bilang gini. Mual, terlalu manis kata-katanya, heeem.“Makasih, nggak ada uang kecil.” “Nggak perlu bayar pakai uang, cukup pakai—” “Udahlah. Ya Allah, kenapa itu terus dibahas dari tadi.” Hu hu huuu, ketahuan juga sifat asli Bang Ale sejak tadi kami sudah jadi suami istri. Takut sebenernya, tapi nggak mungkin juga minta cere, kan. Nggak lucu deh. “Ya, kan, salah satu tujuan nikah untuk itu, Istriku.” “Hueek!” Mendadak ingin muntah aku tu. “Belum juga diapa-apain udah hamil duluan, tenang aja Abang akan tanggung jawab atas perbuatan kita di atas bukit.” “Hoi, bisa diem, nggak? Makin lama makin ngadi-ngadi isi kepala Abang. Di atas bukit itu dua tahun lalu juga keles. Ka

  • Pengantin Dadakan    Beneran?

    Ya, malam ini aku dandan cantik sekali. Aku nggak kelihatan seperti chef lagi, melainkan seorang putri yang akan menerima lamaran dari seorang pangeran. Setengah jam lagi seharusnya mereka tiba di sini. Setelah segala drama dan begini begitunya, akhirya kami memutuskan untuk menikah. Sempat hampir berantem dan biasalah aku minta udahan aja, tapi akhirnya lanjut lagi. Soalnya pengajuan nikah militer, ampuuu cyiiiiiin, mumet ndasku mikirnya. “Ayo, Nak, semangat, udah cantik itu jangan mandang cermin melulu,” mamaku masih sambil menggedong adekku tersayang. Segala sesuatu telah kami siapkan. Makanan, dekorasi, termasuk pihak keluarga perempuan, kecuali kamera paparazzi. Aku lagi males diliput wartawan sebisa mungkin aku rahasiakan aja dari khalayak ramai.Satu demi satu tamu mulai datang. Suara Bang Ale udah mulai kedengeran. Diandra masuk dan memberikanku segelas kopi hangat racikan tangannya sendiri. Aku minum pakai sedotan biar nggak rusak lipstik. Baru aja aku mau melangkah, eh,

  • Pengantin Dadakan    Persiapan

    Sekilas aku melihat ternyata Iqis ikut juga jadi chef di pertemuan internasional antara negara timur tengah dan Indonesia. Aku kenal dia, tapi dia nggak kenal aku. Hiiih anak itu, es batunya luar biasa. Hampir empat harian di sini, kami nggak sempat saling menyapa. Iqis harus on point di dapur dan aku pada bagian keamanan. Kemeja hitam dan jas putih senantiasa aku kenakan agar terlihat rapi. Sebenarnya letih setelah dari luar negeri tugas lagi, tapi memang mengawal orang penting perlu orang-orang berpengalaman. Ajaibnya lagi aku jumpa sama Abu Lahab. Dia ngaku baru putus sama pacarnya satu, masih ada cadangan dua lagi. Astaghfirullah, buaya arab memang beda. “That girl, my girlfriend,” tunjukku sama Iqis yang lagi jalan membawa nampan berisi makanan. Abu Lahab bilang jamilah jamilah. “May be she is boring with you,” katanya. “No, no.” Aku tegaskan tidak. Jarang jumpa memang iya, tapi bosan kayaknya nggak. Entar aku buktikan. “You don’t look handsome.” Mulut Abu Jahal emang lain.

  • Pengantin Dadakan    Keringat Dingin

    Habis drama kejar-kejaran di bandara, akhirnya aku dan dia berbaikan. Sengaja aku mengajak Bang Ale makan di restaurant tradisional Indonesia milik salah satu rekanku. Tebak apa? Dia makan banyak banget sampai tambah. “Kangen makanan Indonesia, ya?” tanyaku ketika dia tambah nasi. Bang Ale nggak menjawab hanya mengangguk saja. Ada sih, beberapa orang yang melihat kami, tapi ya, bodo amat bukan urusanku juga. “Kalau sama aku kangen, nggak?” Tsaaah, tumben aku nanyain ginian. Hatiku, kenapa kamu tidack bisa diajak kompromi sama sekali. Bang Ale berhenti makan dan menatapku sekilas. Tatapan yang membuatku ingin menyiram minyak panas ke wajahnya. Habis itu dia makan lagi. Dasar, nggak dijawabnya pertanyaan aku. “Petenya enak,” katanya, serah lo deh. “Sama kayak kamu.” Maksudnya apa, ya?“Jadi aku dan pete itu sama?” “Sama, sama-sama bauk.” Santai aja dia ngomong itu, loh, nggak ada rasa bersalah sama sekali. Refleks aku cium ketek, nggak ada bauk sama sekali. Aku udah pakai deodor

  • Pengantin Dadakan    Gadis Terasi

    Aku senang dia udah membaik keadaannya di sana. Ya, meski harus menderita beberapa luka-luka ringan. Ada satu hal yang aku sadari. Aku bukan Iqis yang dulu, ada seseorang di hati, ahaaay. Ya, gimana, ya, namaya manusia bisa jatuh cinta. Aku, kan bukan patung. Hari-hariku LDR sama dia terasa begitu cepat. Aku masih jadi juri, sekaligus influencer yang mengusung nilai-nilai kebaikan dalam setiap makanan. Sloganku jangan biarkan bahan terbuang percuma. Aku diundang memasak di istana negara ketika ada tamu dari timur tengah. Dengan senang hati aku mengerjakan semuanya. Semua rupiahku yang hilang akibat membayar kompensansi tergantikan dalam waktu setahun lebih. Nggak terasa juga lama kami LDR. Dan kalian tahu apa, Bestieh, apa yang aku dapat lagi dalam setahun. Ya, agak gimana ya, umur udah 24 tahun dapat adek bayi lagi. Ewekwekwek, Mama hamil lagi. Katanya iseng, apaan, cobak? Aku sama Diandra berasa jadi mama muda. Adek kami laki-laki, namanya Adam tanpa Smith. Adam Devano Zolla.

  • Pengantin Dadakan    Ikan Asin

    “Bang Ale, sini kamu jangan lari.” Eeh, kenapa tiba-tiba Iqis marah sama aku. Padahal aku cuman bercanda soal udah kawin lagi. Emang, sih, gadis Lebanon cakep, mata biru ada juga yang hijau ada juga yang putih semua, tapi tetap aja dia yang paling memikat hati. “Hiat.” Iqis serius lagi marah dan dia menghantam pundakku sampai jatuh di pasir. Punggungku ditekan pakai siku dia, sangat kuat sampai aku jejeritan. Gusti Allah tolooong, kenapa dia jadi liar seperti peserta MMA yang pakai kutangan sama kolor doank. “Mati kamu, hiiiiat!” Astaghfirullah. Aku bangun terkesiap ketika Iqis hampir duduk di kepalaku. Aku kucek mata dan masih berada di dalam jeep. Otewe ke desa lagi untuk bagi makanan dan membantu evakuasi warga apabila diperlukan. “What’s wrong, ya, akhi?” tanya temenku yang tadi ponselnya aku pinjam buat telpon Iqis. Itu pun pulsanya masih ngutang, nanti pas udah membaik semuanya aku bayar deh. “My girl friend, she comes in my dream, almost kiliing me.” Aku mengusap dadaku

  • Pengantin Dadakan    Juara MMA

    Aku harus tetep profesional dalam bekerja. Walau jantung degupnya bukan main lagi dan keringat dingin sudah mengucur deras. Tapi nama pemenang tetap kami umumkan. Gegap gempita dan perayaan dimulai, itu bagi mereka, tidak bagiku. Aku hanya terpaku dan tersenyum palsu tanpa tahu harus bagaimana. Kamera masih menyorotku dan aku nggak bisa pergi. Senyumanku palsu pada semua orang. Sampai ada kira-kira setengah jam perayaan belum juga selesai. Aku minta izin sama papa untuk undur diri. Nyatanya aku nggak kuat dan duduk di kursi sebelah papa. Kakiku lemes. “Kenapa?” tanya papaku yang habis minum air putih. Aku nggak sanggup bicara lagi dan hanya memberikan ponselku pada papa. Beliau juga diam dan mengembalikan benda itu padaku. “Sudah pernah Papa bilang gimana resikonya. Sekarang kamu duduk yang tenang dan tunggu kabar aja, semoga semuanya selamat. Biasanya nanti ada berita resmi atau kalau nggak, ada kabar-kabar burung di sosmed. Jangan mikir untuk buat macem-macem, ya, Nak.” Papa, m

  • Pengantin Dadakan    Melanggar Perjanjian

    Suasana di pinggiran Lebanon sangat mencekam. Udah beberapa kali kami hampir aja bentrok dengan tentara Israel yang mulai kelewat batas. Biasanya aku cuman baca gimana perangai mereka yang suka kelewat batas sama penduduk sipil tak bersenjata pula. Sekarang aku rasakan sendiri. Terbayang olehku wajah perempuan yang lemah dan berlarian demi menyelamatkan harga diri serta kesucian. Pernah aku angkat senjata dan teman-teman karena mereka berkelakuan layaknya binatang. Sudahlah di sini kami tidak bisa kontak dengan keluarga, ditambah beban mental mengayomi para tentara kurang pendidikan. Yang aku dengar di sana ada wamil dan asal comot tentara. Gimana ceritanya banci bisa pegang senjata. Mana dia tahu wilayah yang boleh diserang atau nggak, atau yang diprioritaskan untuk ditolong. Di mata tentara Israel semua yang ada di hadapan mereka adalah kecoak yang boleh diinjak. Keadaan agak tenang sedikit ketika kami memasuki pedesaan yang berbatasan langsung dengan Israel. Warga desanya takut

  • Pengantin Dadakan    Menentukan Sikap

    Di sini aku sekarang, di dalam restaurant di mana seharusnya kami makan malam bersama. Udah nggak kehitung berapa kali kami janjian tapi harus dibatalin. I think our problem is about time. Bukan orang ketiga yang jadi kendala. Karena aku mau sama satu orang aja udah bagus. Setiap hari aku mikirin mending udahan aja, tapi cuman di kepala aja gaes. Aslinya kicep aku, wkwkwkwk, banyak gaya memang. Sesaat kemudian aku v call sama dia. Aku tunjukkin kalau aku juga serius. Ya, jam tangan dan kue tart adalah salah satu bukti kalau aku bukan gadis lugu tapi nggak komitmen. Sebentar aja kami ngobrol soalnya dia bilang mau sampai di markas. Aku kasih dia pesan cinta, awas kawin banyak-banyak di sana. Jangankan banyak, satu aja aku nggak terima. Oke, nggak usah debat aku tahu itu hak laki-laki. Perempuan juga punya hak untuk memilih. Setelah balasan dari pesannya nggak muncul lagi, aku makan sendirian di restaurant. Kue tartnya aku bagiin sama pegawainya aja. Siapa yang mau makan di rumah? U

DMCA.com Protection Status