Share

Pendekar Wanita Kahinda
Pendekar Wanita Kahinda
Penulis: Kolong Langit

1. Kahinda Ayu Maharani di Negeri Wahyana

"Kurang ajar Kalian berdua, Aku tak akan membiarkan kalian melakukan itu" Bentak Kahinda yang sudah tidak lagi bisa menahan diri dan dia langsung keluar dari persembunyiannya.

Dua orang itu pun seketika terkejut, ketika Kahinda datang dan memergoki mereka yang membicarakan Rencana untuk membunuh Ayahnya. Kahinda jelas saja tidak tahan melihat keduanya. Selain dari pada itu, Kahinda ingin menghentikan keduanya melakukan hal keji pada ayahnya. Terlepas dari apa yang dia lihat sekarang.

"Kahinda, Apa yang kamu lakukan disini?" tanya seorang pria bernama Marya Leksula yang merupakan kekasih Kahinda.

"Kakak, aku bisa jelaskan. Aku dirayu olehnya" ucapan itu keluar secara spontan dari mulut adik Kahinda yang bernama Kahayu Rahma Dewi.

"Kahayu!" bentak Marya Leksula tertegun sebentar.

Keduanya mengira bahwa Kahinda tidak mendengar semua hal yang mereka bicarakan. Dan mengira bahwa Kahinda hanya memergoki mereka yang sempat ingin berpadu kasih. Saat ini Marya Leksula membenarkan pakaiannya yang terbuka dibagian dada. Begitu pula Kahayu Rahma Dewi yang sempat menutup bagian tubuhnya dengan selendang.

"Sudah, tak perlu banyak alasan. Aku mendengar semua yang kalian bicarakan. Bahkan aku melihat sendiri kalian mau berbuat hal yang menjijikkan" Ucap keras itu datang dari mulut Kahinda yang sudah tidak tahan melihat kelakuan keduanya.

"Apa maksud mu mendengar semuanya?" tanya Marya Leksula sedikit melirik ke arah Kahayu. Dia juga siap melakukan sesuatu, jika sampai Kahinda memberitahu rencana mereka pada orang lain.

Kahinda terdiam sesaat, Dia merasa terlalu ceroboh sekarang. Seharusnya dia tidak keluar terlebih dahulu, tapi karena dia melihat Marya Leksula ingin melakukan sesuatu dengan Adiknya. Dia yang sudah tidak tahan akhirnya memaksa dirinya untuk keluar dari persembunyiannya. Dia langsung mundur perlahan ketika tahu Marya Leksula meraih pedangnya di dekat Ranjang.

"Aku akan adukan ini Pada Ayah dan Paman. Bagaimana pun kalian harus menerima Hukuman yang setimpal atas rencana dan perbuatan buruk kalian" ucap Kahinda sedikit tertegun.

Marya Leksula sendiri terus mencoba untuk berjalan pelan sembari mendekati Kahinda. Dia juga tidak ingin membiarkan Kahinda lolos begitu saja. "Kahinda, bergabunglah dengan ku. Kita bisa membicarakan hal ini berdua" ucap Marya Leksula dalam sekejap tersenyum setelah merasa dirinya lebih dekat dengan Kahinda.

Kahinda sendiri masih berjalan mundur sambil mencoba melihat pedang yang terus dimainkan Marya Leksula. "Pria Busuk seperti mu, seharusnya aku tahu kau hanya ingin kekuasaan Ayahku" Lirih Kahinda seketika kembali tertegun melihat Marya Leksula langsung melayangkan pedang ke arahnya.

"Matilah, Kau!" teriak Marya Leksula mencoba untuk menebas Kahinda.

Untunglah sesaat Kahinda sempat bisa menghindari tebasan pedang Marya Leksula, dia menunduk dan seketika langsung mendorong tubuh Marya Leksula ke belakang. Dan disaat yang bersamaan, Kahinda langsung berlari melewati beberapa ruangan di rumah Marya.

"Kahinda, tak akan aku biarkan kau lari" teriak Marya Leksula yang kemudian mengejar Kahinda yang berhasil lolos dari tebasan pedangnya.

Sedangkan Kahayu sendiri sekarang merasa begitu cemas, kalau-kalau Kahinda membocorkan rencana mereka. Dia begitu panik dan berharap Marya Leksula bisa menangkap Kahinda atau membunuhnya terlebih dahulu. Dia bahkan sekarang mondar-mandir kebingungan, "Bagaimana ini, Kalau sampai semua orang tahu. Aku bakal kena Masalah" ucap Kahayu yang memutuskan untuk pergi dari Rumah Marya Leksula.

Sedangkan Kahinda sekarang masih terus berlari dari kejaran Marya Leksula. Dia begitu takut sekarang dan merasa dirinya terlalu bodoh dan tidak memikirkan rencana apapun untuk mencegah keduanya. "Sial, Kenapa aku ini. Seharusnya aku tidak menampakkan diri, tapi aku juga tidak ingin melihat hal menjijikkan dilakukan di depan mata ku."

Rumah Marya Leksula sendiri memang memiliki beberapa ruangan yang terbuka, sehingga apa yang dilakukan Marya Leksula dan Kahayu bisa dilihat oleh siapapun yang masuk kedalam rumahnya. Kahinda sendiri bisa masuk ke dalam rumah Marya Leksula secara diam-diam. Dimana dia sebelumnya melihat dan mendapati adiknya sendiri datang ke rumah Marya Leksula. Karena penasaran, Akhirnya Kahinda memutuskan untuk diam-diam masuk ke rumah Marya Leksula dan pada akhirnya dia mengetahui bahwa ada hubungan antara Adiknya dan Marya Leksula. Tapi hal yang lebih membuat Kahinda terkejut adalah Rencana keduanya yang ingin membunuh ayahnya. Dimana keduanya seakan-akan ingin membuat Kahinda sebagai kambing hitam atas pembunuh yang mereka berdua rencankan.

Masih dalam pengejaran, Saat ini Kahinda terus mencoba untuk tetap berlari sambil mencoba untuk melakukan sesuatu. "Aku tidak mungkin bisa menang Melawan Marya, tapi aku juga tidak bisa terus berlari seperti ini." Ucap Kahinda terhenti ketika melihat pedang Marya Leksula menusuk Pohon didepannya.

"Kahinda, Kau sudah tidak mungkin bisa lari. Bagaimana pun, Wilayah ini jauh dari Kerajaan Marpala." tutur Marya Leksula tersenyum melihat Kahinda menoleh kebelakang.

"Apa benar?, Aku tahu kamu lebih sakti dariku. Tapi, aku juga mampu mengalahkan mu dan membawa kalian berdua untuk menghadap pada kerajaann." Ucap Kahinda yang sebenarnya masih ingin lari dari kejaran Marya Leksula.

"Jangan omong kosong, Kau hanya seorang perempuan yang hanya bisa bekerja di ranjang. Walaupun aku belum bisa menyentuh mu, Tapi aku sudah beberapa kali berpadu kasih dengan adikmu." Marya Leksula mengatakan hal itu dengan tawa keras, seakan bangga dia mampu membuat Kahinda terayu olehnya.

Kahinda sendiri juga tidak menyangka bahwa dirinya bisa begitu mudah dirayu oleh seorang pria yang ternyata memiliki hati yang begitu busuk. Bahkan dirinya begitu lengah, dan tidak memperhatikan. Kahinda lalu berkata. "Seharusnya aku tidak dibutakan cinta palsumu. Aku begitu mempercayai mu, sampai aku tahu semua ke busukkan mu. Tapi, sebelum kau membunuh ku, Katakan apa sebenarnya tujuan mu?."

Kahinda berharap Marya Leksula mau memberikan jawaban sebenarnya sebelum dirinya mati ditangannya. Tapi itu hanya sebuah siasat kahinda untuk mengetahui tujuan sesungguhnya Marya Leksula yang ingin membunuh ayahnya.

"Kau ingin tahu, Aku hanya ingin membalas dendam atas kematian ayahku yang telah dihukum pancung atas tuduhan pemberontakan Kerajaan Marpala. Aku begitu sakit hati, ketika tahu bahwa tuduhan terhadap ayahku itu semua palsu. Aku bahkan menjadi yatim saat diriku baru berusia 8 tahun. Ibuku jadi sakit-sakitan karena tak Terima tuduhan itu." Jelas Marya Leksula yang tidak menceritakan detail ceritanya, sampai dia ingin membalas kematian kedua orang tuanya.

"Tapi, Ayahku hanya melakukan tugasnya menjadi seorang raja. Dia hanya ingin meminimalisir masalah Kerajaan" Ucap Kahinda yang tahu kejadian itu.

"Tapi dia menargetkan desaku, bahkan dia membunuh siapapun yang melawan kehendaknya. Aku sendiri berhasil selamat dari Malapetaka itu, Jika bukan karena ibuku" Ucap Marya Leksula perlahan mendekat ke Kahinda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status