Share

3. Kahinda dan Kemampuan sebenarnya

Kahinda kali ini benar-benar dalam masalah, dia yang sudah pasrah hanya bisa berdiam diri ketika Marya Leksula sedang meraih pedangnya. Kahinda sendiri hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang akan membuat Marya terkejut. Sebuah hadiah spesial untuk pemutusan hubungan dan hadiah selamat tinggal yang dipersembahkan pria bejat didepannya.

"Jadi, Bagaimana kalau kita mulai sekarang" tutur Marya Leksula sembari memainkan pedangnya. Dia sendiri sebenarnya tidak takut untuk melepaskan ikatan tali pusakanya yang membelenggu tubuh Kahinda. Jadi setelah mendengar bahwa Kahinda sudah pasrah akan nasibnya, dengan tanpa Ragu Marya Leksula bersiap untuk melepaskan tali sakti tersebut.

Hanya dengan satu kibasan pedangnya, tali Sakti itu seketika terlepas dari tubuh Kahinda. Dan hanya dalam sekejap, tali sakti itu menghilang dan kembali ke tangan Marya Leksula. "Baiklah, Sekarang kau yang mulai duluan" lirih Kahinda menyingkap kain yang menutupi kakinya. Dia sedang mencoba untuk memperlihatkan rasa ketertarikan Marya Leksula padanya.

"Hahaha, Kahinda Akhirnya kamu mengerti" Tawa Marya Leksula dibarengi langkah kakinya yang bersiap merubuhkan tubuhnya ke arah Kahinda.

Tapi, disaat Marya Leksula siap menubruk Kahinda. Dia seketika terkejut melihat senyum di perlihatkan Kahinda yang dibarengi langkah gerakan cepat sebuah tendangan kaki kanan ke arahnya. Yang mana tendang yang diarahkan kahinda seketika langsung memukul wajah pria didepannya. Marya Leksula seketika berteriak kesakitan merasakan ada goresan tajam di pipi kirinya. "Arghhh!, Kahinda!" teriak Marya Leksula melihat sebuah pisau kecil berada di Selop Sandal Kahinda.

"Hehe, Apa sakit?" tanya Kahinda yang tidak melepaskan kesempatan begitu saja ketika dirinya melihat marya Leksula yang merasakan sakit di pipinya. Dengan sebuah gerakan cepat, Kahinda memainkan gerak tubuhnya yang terus memainkan tendangan ke arah Marya Leksula.

Akan tetapi, Kahinda tidak tahu kalau Marya Leksula sudah bersiap untuk membuat tangkisan pada tendangan yang dia arahkan. Tangan kanan Marya Leksula sekarang berhasil menangkis tendangan kaki kiri Kahinda. "Cih, Bisa-bisanya kau menyembunyikan senjata di sendalmu." ucap Marya Leksula menahan kaki kiri Kahinda. Dan dengan gerakan cepat sembari menahan rasa sakit di pipinya, Marya Leksula membuat gerakan memutar tangan kanannya mencoba untuk menarik Kahinda ke arahnya. Dan dengan sebuah pukulan telapak tangan kirinya, Marya Leksula berhasil membuat Kahinda terpental kebelakang.

"Urgh!" teriak Kahinda yang terlempar dan menubruk dinding gua dibelakang tubuhnya.

Marya Leksula berdiri sambil mengusap luka gores di pipinya dengan menggunakan tangan kirinya. Dia membaca sesuatu seperti mantra penyembuhan. Hanya sekilas, luka di pipi kirinya seketika merapat dan sembuh total. Yang mana saat marya mengusap pipinya, terdapat cahaya hitam menyala. Lalu Marya kembali tersenyum sambil menghirup dan menghela nafas panjang.

"Hahaha, Kahinda Apa kamu mengira bahwa pisau mu bisa membuat ku terluka?, Jika kamu memang ingin membunuh ku, Lakukan saja" Ucap Marya Leksula tidak main-main dengan ucapannya. Bahkan sekarang dia berjalan kembali untuk meraih pedangnya dan langsung melemparkan pedang itu ke arah Kahinda.

Suara pedang jatuh seketika menggema ruangan gua yang tertutup itu. Kahinda sekarang benar-benar diremehkan Marya Leksula yang masih bertelanjang dada. "Bagaimana kau melakukannya? padahal luka itu begitu dalam" tanya Kahinda yang tak percaya jika Marya Leksula memiliki kesaktian bisa menyembuhkan luka ditubuhnya.

"Kalau kamu mau tahu, Kau sekarang bisa bebas menyerang ku dimana saja dengan pedang itu. Dan setelah kau cukup puas, barulah kamu yang akan membuatku puas, haha." Tawa Marya Leksula sembari berdiam diri dengan tangan dibelakang. Sebuah kondisi dimana Marya Leksula sedang meremehkan Kahinda.

"Benarkah?, Kali ini aku tak akan sungkan melakukan tebasan padamu." Ucap Kahinda mencoba untuk berdiri sambil merasakan sakit pinggang akibat terbentur dinding gua. Dia terus menatap Marya Leksula yang sedang membelakangi dirinya dan memperlihatkan dua tangannya yang saling berpanku dibelakang. Kahinda lalu mengambil pedang yang terjatuh di tanah, sambil bersiap membuat gerakan Tebasan ke arah punggung Marya Leksula.

"Hyaat!"

"Pusaka Tombak Narasula!" teriak Kahinda yang tiba-tiba mengganti pedang Marya Leksula dengan sebuah tombak berwarna emas yang bersinar begitu terang. Pusaka tombak Narasula itu muncul seketika ditangannya, sebuah pusaka indah dengan dua mata tombak di kedua sisi pegangannya. Dan sekarang salah satu mata tombak Narasula langsung menembus tubuh Marya Leksula. Suara lirih daging dan tulang terkoyak seketika terdengar dari tubuh Marya Leksula yang langsung mengalirkan banyak darah.

Marya Leksula yang jelas tidak sadar karena sudah meremehkan kahinda, sekarang kedua matanya tertuju melihat kearah sebuah mata tombak yang berhasil menembus tubuhnya. Dan hanya dalam hitungan detik, Tampak dari mulut Marya Leksula seketika langsung memuntahkan darah segar. "Buhuk!."

Kahinda sendiri seketika langsung mencabut kembali tombak Narasulanya, dan mundur beberapa langkah ke belakang sembari melihat ekspresi apa yang akan diperlihatkan Marya Leksula padanya. Kahinda menatap tajam kearah punggung marya Leksula, dan dia melihat Marya Leksula memutar tubuhnya.

Kedua tatapan mata kembali saling bertemu, Kahinda juga melihat dada Marya yang berlubang. Lubang itu juga mengalirkan darah yang terus mengalir ke arah perutnya. Dan Bukan hanya itu saja yang sekarang dilihat Kahinda. Dia juga melihat dari mulut Marya Leksula mengalirkan banyak darah segar.

"Kau kira aku akan mati?" tutur Marya Leksula memperhatikan pusaka yang saat ini dipegang Kahinda. Dia melihat pusaka itu dengan tatapan mata terkejut. Dia tidak pernah tahu soal kahinda yang mampu membuat panggilan benda pusaka. Bahkan dia juga tidak tahu jika Kahinda memiliki sebuah kemampuan lain dalam bertarung. Rasa penasaran ini semakin membuat Marya Leksula terdiam. Dan dia melihat kembali Kahinda menggerakkan tombak ke arah perutnya.

"Rasakan ini!" teriak Kahinda yang tidak mau melewatkan kesempatan untuk segera menghabisi Marya Leksula. Dia terus menusuk perutnya, bahkan membuat gerakan memutar tombak seolah-olah dia ingin melampiaskan semua amarahnya. Ada lebih dari 19 luka tusukan ditubuh Marya Leksula sekarang, tapi Kahinda tak melihat Marya Leksula memperlihatkan tanda-tanda kematiannya. Dia masih terus berdiri sambil menatap Kahinda yang bersiap untuk menusuk jantungnya.

"Hyat!" teriak Kahinda untuk terakhir kalinya sembari menekan tombak Narasula yang dalam sekejap kembali menembus tubuh Marya Leksula dibagian jantungnya.

Marya Leksula sudah tidak bisa bergerak dan hanya bisa menerima hasil telah meremehkan Kahinda. Dia pun sekarang memejamkan mata dan tubuhnya seketika terjatuh di tanah gua. Itulah akhir dari Marya Leksula yang sekarang menghembuskan nafas terakhirnya.

Kahinda yang melihat tubuh Marya Leksula seperti sudah tak sanggup bergerak, saat ini dia ingin kembali memastikan bahwa Marya Leksula benar-benar sudah mati ditangannya. Dia menaruh jarinya dibawah lubang hidung Marya Leksula.

"Akhirnya dia mati, Ini Hadiah untuk mu" Ucap Kahinda yang tidak serta merta meninggalkan tubuh Marya Leksula begitu saja. Kahinda yang sudah terlampau kesal kemudian memanggil pusaka lain, yang dimilikinya.

"Gagang Garda Langit, Munculah" panggil Kahinda melihat ke arah telapak tangannya yang sekarang muncul sebuah pusaka seperti Grip Pemukul yang terbuat dari Logam khusus. Grip itu terlihat memiliki duri tajam yang bisa meremukkan apa saja yang dipukul nya.

Sambil memakai Grip Logam itu ditangan, Kahinda berkata, "Aku sebenarnya ingin menghormati mayat mu. Tapi mayat mu saja membuat ku muak"

Kahinda langsung membuat pukulan keras ke arah wajah Marya Leksula tanpa ampun. Bahkan ketika dia tahu itu hanyalah wajah tanpa nyawa. Kahinda benar-benar melampiaskan kembali amarahnya. "Hah, Hah, rasanya aku sudah cukup puas sekarang" Ucap Kahinda terengah-engah sembari memperbaiki nafasnya.

Kahinda sekarang langsung pergi dan membiarkan mayat Marya Leksula membusuk di gua tersebut. Dia lantas bergegas untuk kembali ke Kerajaan Marpala. "Kahayu, Aku juga akan membuat mu menyesal sekarang" tutur Kahinda kemudian membuat lompatan tinggi menuju ke arah Kerajaan Marpala.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status