Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 6 - Mendapat Halangan

Share

6 - Mendapat Halangan

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-02-15 11:36:00

Mendengar tawaran Ouyang Hetian, sontak saja mata Yao Chen berbinar. “Unh!” Dia mengangguk tegas.

Terbayang olehnya sang mantan tunangan dan pemuda yang membuat nasibnya setragis ini.

‘Lihat saja kalian berdua, akan aku buat kalian mendambakan kematian ketika ada dalam genggamanku!’ Demikian ikrar Yao Chen sambil tangan terkepal kuat.

Namun, sebagai orang Bumi, Yao Chen tak mengerti apa pun mengenai Sekte Bilah Langit.

“Guru, Sekte Bilah Langit, apa itu?” tanyanya.

Meski dia penggemar cerita dan drama kultivasi saat hidup di Bumi, tetap saja dia harus mengetahui seluk-beluk tempat yang harus dia masuki nantinya. Apakah akan seluarbiasa yang sering dia baca?

“Sekte Bilah Langit merupakan sekte bela diri terbesar di wilayah Timur ini. Lokasinya sekitar 500 kilometer dari Kota Sungai Perak asalmu. Itu ada di Pegunungan Timur Merah. Kau harus tahu, luas sekte yang ada di pegunungan itu adalah 1,9 juta kilometer persegi! Benar-benar patut dikatakan sekte terbesar wilayah Timur. Daya tampung muridnya pun 10 juta.” Ouyang Hetian menjelaskan secara rinci.

Penjelasan gurunya menyebabkan Yao Chen ternganga takjub.

Di benaknya, Yao Chen segera berkata, ‘1,9 juta kilometer persegi? Bukannya itu seperti luas Indonesia, yah? Wow! Dan itu hanya untuk sebuah sekte saja! Memang luar biasa dunia di sini, sungguh luas melebihi Bumi!’

Ternyata, Ouyang Hetian masih belum selesai memberikan penjelasan mengenai Sekte Bilah Langit.

“Kalau kau belum tahu, di sekte atau perguruan bela diri biasanya ada 3 tingkatan murid. Paling rendah adalah Murid Luar, kemudian meningkat menjadi Murid Dalam jika berhasil memenangkan kompetisi internal di sekte. Dan yang tertinggi adalah Murid Langsung, karena itu merupakan murid yang dididik secara khusus oleh masing-masing tetua sekte yang berpengaruh.” Ouyang Hetian memaparkan.

Yao Chen sudah paham mengenai itu karena sesuai dengan novel-novel kultivasi yang dia baca. Dia mengangguk.

‘Aku harus menjadi Murid Dalam atau Murid Langsung agar balas dendamku bisa lebih mudah!’ tekadnya.

“Sementara, itu saja yang aku bisa jelaskan padamu mengenai Sekte Bilah Langit. Kau bisa mencari tahu sendiri hal-hal lainnya di sana nantinya.” Ouyang Hetian berdiri dari kursinya.

Yao Chen mengangguk. Dia sudah tak sabar ingin segera masuk ke Sekte Bilah Langit.

Untuk menunjang probabilitas diterimanya dia di perekrutan sekte, Yao Chen terus melatih dan menempa dirinya siang dan malam. Dia tak boleh gagal masuk ke Sekte Bilah Langit, karena hanya itu satu-satunya cara agar dia bisa mendekat ke Di Yuxian dan Shang Meili.

Hari yang ditentukan tiba. Yao Chen membungkukkan badannya ke Ouyang Hetian untuk berpamitan pada orang yang paling berjasa besar menyelamatkan hidupnya dan membuat dia memiliki harapan baru sebagai manusia utuh.

“Sebelum kau pergi, aku ingin memberimu hadiah, terimalah!” Ouyang Hetian mengeluarkan sesuatu dari cincin ruangnya.

Mata Yao Chen menyelidik sembari keningnya berkerut.

“Topeng?” Yao Chen tak bisa menahan herannya.

“Tentu saja, ini bisa membuatmu menyembunyikan wajah rusakmu agar tidak dikenali sebagai Wu Zaochen.” Ouyang Hetian tersenyum.

‘Ah, tentu saja!’ Yao Chen memekik di hatinya.

Maka, dengan penuh rasa syukur, dia menerima topeng emas dari tangan Ouyang Hetian.

“Aku sengaja membuatkan topeng dari emas yang aku dapatkan beberapa tahun lalu karena pastinya bahan itu tidak akan mengiritasi kulitmu yang berkondisi khusus. Tenang saja, aku sudah memasukkan banyak ramuan di dalam topeng itu sehingga kau tak perlu cemas. Segera teteskan darahmu di sana agar topeng itu hanya bisa dibuka olehmu saja.” Tak lupa Ouyang Hetian menjelaskan ini.

Tanpa ragu, Yao Chen menuangkan setetes darahnya pada topeng emas seluruh wajah itu dan dalam sekejap, topeng seperti berkilat cepat.

‘Sepertinya penandaaan kepemilikan sudah berhasil.’ Yao Chen membatin puas.

Setelah itu, dia kembali membungkuk seraya mengucapkan terima kasih pada Ouyang Hetian dan kemudian melangkah pergi meninggalkan gubuk, menuju Sekte Bilah Langit.

Pertama-tama, Yao Chen pergi ke kota terdekat untuk membeli kuda yang bisa dia gunakan untuk membawanya ke daerah Pegunungan Timur Merah.

“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen memacu kudanya ke arah timur.

Hatinya terharu ketika tadi Ouyang Hetian memberinya sekantong uang emas. Saat diperiksa, ternyata ada 75 keping uang emas di dalamnya, sehingga dia bisa membeli kuda roh seharga 15 keping emas.

‘Dengan kuda roh ini, lajunya bisa berkali lipat dari kuda biasa, maka aku akan mencapai Pegunungan Timur Merah besok siang.’ Yao Chen membatin demikian.

Namun, baru saja dia memasuki sebuah hutan, kudanya sudah dikejar beberapa kuda roh meski masih kalah level dari miliknya.

‘Sial! Apakah mereka bandit? Penyamun hutan?’ Yao Chen menggertakkan gerahamnya. ‘Tapi mereka datang dari belakangku yang mengindikasikan dari kota. Apakah mereka sudah mengincarku sejak aku beli kuda? Tapi aku sudah sangat hati-hati. Aku tidak bodoh mengeluarkan kantong uangku secara terang-terangan di depan umum karena sudah banyak membaca novel kultivasi mengenai itu!’

Setelahnya, 3 bandit tadi melonjak ke langit untuk kemudian menukik menuju ke Yao Chen dengan golok di tangan masing-masing.

“Kalian!” Yao Chen menoleh ke belakang, di atas sana sudah ada 3 bandit mengancam dengan goloknya.

Mau tak mau, Yao Chen mengeluarkan pedang dari cincin ruang level rendah yang dibelikan Ouyang Hetian bulan lalu. Dia mengibaskan pedang itu sehingga angin energinya mengarah ke 3 bandit di langit.

“Wah! Dia bahkan memiliki Senjata Tingkat Hitam kelas menengah!” Mata seorang bandit berbinar melihat pedang di tangan Yao Chen.

“Cepat! Rebut kuda rohnya sekaligus senjatanya!” Salah satu dari mereka berseru.

“Kuda roh level 2 untuk bos! Pedangnya biarlah untukku! Yahaahaa!” teriak bandit lainnya dengan wajah gembira seakan-akan pedang milik Yao Chen sudah ada di genggamannya.

Melihat kuda roh level 2 dan pedang Tingkat Hitam, tentu saja ketamakan mereka meluap-luap.

Senjata di dunia kultivasi ini dibagi menjadi 5 tingkatan: kuning, hitam, bumi, langit, dan ilahi. Setiap tingkatnya ada 4 kelas, yaitu rendah, menengah, atas, dan super.

‘Sialan! Mata mereka jeli sekali menilai senjata buatan guru. Lain kali mungkin aku harus lebih rendah hati dengan mengeluarkan Senjata Tingkat Kuning buatanku saja.’ Yao Chen sedikit menyesali kecerobohannya. Padahal dia banyak mempelajari hal-hal survival di dunia kultivasi melalui novel.

Dengan sekali lirik, Yao Chen bisa menilai ranah kultivasi para bandit.

‘Humph! Kultivator tingkat 3, Ranah Penempaan Qi! Meski aku masih di tingkat 2, tapi aku yakin dengan kekuatanku!’ Yao Chen menilai. ‘Baiklah, sepertinya aku bisa menjajal seberapa jauh kemampuanku ke mereka!’

Karena sudah memiliki keteguhan niat, maka Yao Chen menghentikan kuda rohnya dan bersiap bertarung.

“Ha ha! Bocah cari mati!” seru salah satu bandit sambil turun dari langit dan menebaskan goloknya ke Yao Chen.

“Bocah, kau masih di level rendahan, lebih baik patuh dan berikan saja kuda serta senjatamu pada kami yang lebih kuat dan layak memilikinya!” seru bandit lainnya dengan seruan keras.

Golok di tangan bandit membawa energi tajam menindas ketika diarahkan ke Yao Chen. Namun, tak ada rasa gentar di hati Yao Chen. Dia tidak pernah jadi pengecut saat hidup di Bumi, maka kali ini pun tidak!

Yao Chen mengayunkan pedangnya sembari menuangkan energi Qi yang tak kalah ganasnya dari ketiga golok lawan.

“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen menyeru sambil menarikan pedangnya secara tegas.

Begitu cepat ketika 3 golok tingkat Kuning kelas Atas dan 1 pedang tingkat Hitam kelas Menengah saling beradu secara beruntun. Yao Chen tidak gentar sedikit pun meski ini merupakan pertarungan pertamanya di dunia kultivator melawan ahli bela diri. Sebagai polisi di Bumi, dia tak mungkin menyerah begitu saja.

‘Kultivasi mereka bertiga ada di atasku. Apakah aku bisa menang dengan cepat?’ Ada sebersit tanda tanya di benak Yao Chen.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P
yh mpun, da ajh. pkoknya smangat trus danang!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   7 - Lawan Kuat

    ‘Aku pasti menang!’ Yao Chen menyeru di batinnya sembari mengobarkan semangatnya lebih banyak. ‘Aku ini prajurit! Aku seorang polisi! Tak boleh gentar! Bergeloralah, Jiwa Korsaku!’ pekik hatinya.“Graaakkhhh!” Yao Chen menyeru keras mengobarkan semangatnya.Pedang di tangan Yao Chen terus bergerak lincah tak kendur meski dikeroyok 3 golok yang mengayun brutal padanya. Bunyi dentang memekakkan telinga saat logam beradu memenuhi hutan dalam radius puluhan meter.Yao Chen meliukkan tubuhnya untuk menghindari serangan dan tusukan lawan. Karena lawan semakin gigih ingin membunuhnya, dia mengeluarkan kapak panjang di tangan kirinya yang langsung diayunkan ke salah satu bandit.“Arrghh!” Seruan sakit keluar dari bandit yang lengannya ditebas kapak Yao Chen.Tanpa memedulikan lengan yang tergeletak menyedihkan di tanah, Yao Chen terus menggerakkan pedang dan kapaknya secara ritmis menuangkan keharmonisan dua senjata berbeda jenis.“Arghh!” Bandit lain berseru saat dadanya kena tebas pedang Ya

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   8 - Menghadapi Bos Bandit

    “Bocah, kutanya sekali lagi, apakah kau yang membunuh ketiga anak buahku?” Bos bandit bertanya sekali lagi sambil auranya terus menguar penuh dominasi saat dia melayang di udara. Tak bisa berkelit, Yao Chen menjawab, “Ya, memang aku yang membunuh mereka. Itu salah mereka karena terlalu tamak ingin menguasai barang-barangku!” Sebagai polisi di Bumi dulunya, dia tak boleh gentar di hadapan penjahat meski tak yakin apakah dirinya bisa memenangkan pertarungan ini. “Grrhhh! Beraninya kau menyalahkan mereka!” Bos bandit menggeram marah sambil menggertakkan gerahamnya. “Akan aku cincang kau!” Bos bandit mengira dia akan dengan mudah membunuh Yao Chen hanya karena lawannya terlihat masih sangat muda dan juga kultivasinya ada jauh beberapa level minor di bawahnya. Meski begitu, bos bandit masih tak paham, bagaimana bisa ketiga anak buahnya yang pastinya memiliki kultivasi tidak memalukan bisa kalah dari bocah seperti Yao Chen? Dia bertanya-tanya, metode licik apa yang digunakan Yao Chen.

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   9 - Bertemu Musuh

    Yao Chen melanjutkan perjalanannya dengan kuda yang dia pacu secepat mungkin. Hingga akhirnya dia tiba di gerbang utama Sekte Bilah Langit yang tinggi menjulang begitu megah. Gerbang itu masih tertutup dan ada begitu banyak anak muda berkumpul di depannya.Dalam hatinya, Yao Chen membatin, ‘Sepertinya ada jutaan orang berkumpul di sini untuk ujian perekrutan. Pantas saja dikatakan sekte paling ternama di wilayah timur. Memang pantas menyandang predikat itu. Meski ada di kaki gunung, tapi rasanya seperti sebuah kawasan elit tersendiri.’Di sekelilingnya ada banyak sekali manusia dengan kisaran umur 15 hingga 25 tahun yang berkerumun di depan gerbang sekte, menunggu waktu perekrutan tiba.‘Apakah si bedebah itu ada di sini?’ Yao Chen teringat akan musuh abadinya, Di Yuxian.Segera saja, matanya beredar ke sekitar. Radius 1 kilometer lebih dipenuhi manusia yang bersiap-siap mengikuti perekrutan.“Awas! Minggir!” Ada bentakan suara arogan tak jauh dari Yao Chen. “Beri jalan untuk tuan mud

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   10 - Hinaan Di Yuxian

    Langkah kaki Yao Chen sudah hendak maju bergerak ketika dia mendengar suara pengawal Di Yuxian tiba di telinganya. “Hei! Minggir! Kau buta dan tuli atau apa? Tidak lihat kami hendak lewat?” Sontak, Yao Chen termangu. Hingga dia akhirnya dipukul pada dadanya oleh pengawal Di Yuxian hingga jatuh terjengkang ke belakang. “Huh! Orang aneh yang memakai topeng!” hina pengawal itu. “Kau pikir kau hebat hanya karena memakai topeng? Hanya bocah di Tingkat 2 saja sudah ingin berlagak!” Yao Chen mengaktifkan energinya untuk meradar kekuatan pengawal tersebut. Hatinya mencelos ketika mengetahui para pengawal yang mengitari Di Yuxian ada di Tingkat 6 – Ranah Kebangkitan Elemen Inti. ‘Sialan! Mereka sangat kuat! Tentu saja lebih kuat dari bos bandit di Tingkat 3. Apalagi jumlah mereka ada banyak. Sial! Aku akan mati konyol kalau berani melawan Di Yuxian saat ini juga!’ batin Yao Chen meraung tak terima. Mau tak mau dia berdiri dari tanah sambil menahan amarahnya. Sebagai orang yang pandai berka

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   11 - Ujian Pertama

    “Wah! Sudah dimulai!” Orang-orang yang berkerumun segera menoleh ke arah gerbang.Dengan gema seruan dari orang sekte yang menyatakan pembukaan perekrutan, pertarungan apa pun di sana segera terhenti secara otomatis.“Ayo, Kak!” Pemuda gemuk tadi mengajak kakaknya, si pemuda tinggi kurus. Lalu dia menoleh ke Yao Chen sambil tersenyum, “Saudara, mari kita masuk!”Yao Chen mengangguk saja dan mulai berjalan seperti yang lainnya.‘Sepertinya dua kakak beradik itu orang baik. Apakah mereka akan menjadi kawanku nantinya?’ tanya Yao Chen dalam hati. Ketika hidup di Bumi, dia termasuk orang yang supel dan tidak pilih-pilih teman.Di depan Yao Chen, gerbang yang tingginya menjulang hingga puluhan meter itu terlihat kokoh dan membawa wibawa sekte. Begitu bergerak membuka ke dalam, aura digdaya segera menguar dari sana, mengakibatkannya menatap kagum.‘Dulu aku hanya membayangkan saja seperti apa perguruan di era kultivasi. Sekarang aku berdiri tepat di depannya dan sedan memasukinya. Ini sungg

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   12 - Mengejutkan Semua Orang

    ‘Apa bakatku? Apa bakat elemenku? Ayolah, cepat katakan!’ Yao Chen tak sabar menunggu kelanjutkan ucapan Wang Lihui. Tetua sekte yang melayang di udara itu menatap Yao Chen sembari keningnya berkerut. “Baru kali ini aku menemui pemuda yang tak memiliki bakat elemen apa pun sepertimu.” Ucapan Wang Lihui bagai sambaran petir bagi Yao Chen. Sedangkan orang-orang di sana mulai riuh berdiskusi. “Wuah! Ternyata dia tak punya bakat elemen apa pun! Ha ha ha!” “Bukankah semua anak di negeri ini pasti memiliki bakat elemen saat lahir? Tapi dia tak ada! Sepertinya dia memang tak berguna selain berlagak hebat dengan topengnya.” “Kupikir dengan dia memakai topeng, itu menyiratkan bakatnya elemen logam, tapi sepertinya bakat dia hanyalah berlagak saja.” Kemudian, banyak orang mulai menertawakan Yao Chen, kecuali kakak beradik yang sebelumnya dikenal Yao Chen. Mereka diam mematung dengan wajah tak yakin. Tawa paling keras muncul dari Di Yuxian. “Ha ha ha! Si tukang berlagak dengan topeng itu t

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   13 - Ujian Ketiga yang Mendebarkan

    “Semengerikan itu pagoda yang akan digunakan nantinya?” Ada orang berseru di dekat Hu Meng. “Gendut, kau tidak sedang membual untuk menakuti saja, ‘kan?”Beberapa peserta ujian lainnya ikut menyimak percakapan mereka.“Huh! Untuk apa aku membual? Tak ada untungnya bagiku, kecuali nyalimu mendadak mengecil dan kau mundur langsung sekarang juga. Apa kau mau melakukan itu?” Hu Meng menatap lurus ke mata lawan bicaranya dengan keteguhan hati.Orang yang menjadi lawan bicara Hu Meng mendecih.“Tsk! Mana sudi aku mengalah dan memberikan tempatku ke gendut sepertimu!” Orang itu kemudian pergi dari hadapan Hu Meng setelah mendengus keras-keras.Sementara itu, lingkungan sekitar sudah dipenuhi dengan suasana malam hari, ada beberapa Mutiara Malam yang melayang di sekitar mereka, memberikan penerangan seperti lampu.Yao Chen memerhatikan Mutiara Malam yang besarnya mirip bola basket dan bisa memancarkan cahaya sangat terang. ‘Benda yang melayang seperti bola basket itu sepertinya semacam lampu

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   14 - Kejutan Tak Menyenangkan

    ‘Tentu saja aku tak mau terbunuh di sini tanpa membalas dendam terlebih dahulu!’ pekik suara hati Yao Chen ketika dia bersiap dengan tinjunya.Dia sudah mencoba mengeluarkan pedangnya, tapi tak bisa. Sepertinya ada pembatasan dari formasi sehingga orang tak bisa mengeluarkan benda apa pun dari cincin ruang yang dimiliki.‘Mungkin sekte ingin mengukur kekuatan murni dari calon muridnya.’ Yao Chen hanya bisa berspekulasi demikian.Saat ini, boneka kayu yang mirip dengan boneka Wing Chun yang biasa digunakan untuk berlatih bela diri praktisi di Asia Timur, mulai menampakkan aura petarung mereka di Tingkat 3.‘Pantas saja penerimaan kultivasi yang dibutuhkan di sekte ini minimal di Tingkat 3. Tapi aku tak bisa disamakan dengan orang Tingkat 2 biasa!’ Yao Chen sambil meraung.Pasak-pasak kayu yang mirip lengan terjulur di boneka kayu itu mulai berputar. Awalnya perlahan, tapi mendadak sudah mulai cepat. Tak hanya itu, pinggang boneka juga mulai bergerak berputar sehingga pasak kayu ikut me

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

  • Pendekar Tanpa Wajah   573 - Gurun Cakrawala Merah

    “Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.

  • Pendekar Tanpa Wajah   572 - Akhir dari Tanah Suci

    “Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu

  • Pendekar Tanpa Wajah   571 - Tidak Ada Penyesalan

    “Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per

  • Pendekar Tanpa Wajah   570 - Sosok Misterius di Tingkat 17

    “Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta

  • Pendekar Tanpa Wajah   569 - Gangguan Datang

    Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap

  • Pendekar Tanpa Wajah   568 - Bimbingan dari Istri Pertama

    “Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status