Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 6 - Mendapat Halangan

Share

6 - Mendapat Halangan

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-02-15 11:36:00

Mendengar tawaran Ouyang Hetian, sontak saja mata Yao Chen berbinar. “Unh!” Dia mengangguk tegas.

Terbayang olehnya sang mantan tunangan dan pemuda yang membuat nasibnya setragis ini.

‘Lihat saja kalian berdua, akan aku buat kalian mendambakan kematian ketika ada dalam genggamanku!’ Demikian ikrar Yao Chen sambil tangan terkepal kuat.

Namun, sebagai orang Bumi, Yao Chen tak mengerti apa pun mengenai Sekte Bilah Langit.

“Guru, Sekte Bilah Langit, apa itu?” tanyanya.

Meski dia penggemar cerita dan drama kultivasi saat hidup di Bumi, tetap saja dia harus mengetahui seluk-beluk tempat yang harus dia masuki nantinya. Apakah akan seluarbiasa yang sering dia baca?

“Sekte Bilah Langit merupakan sekte bela diri terbesar di wilayah Timur ini. Lokasinya sekitar 500 kilometer dari Kota Sungai Perak asalmu. Itu ada di Pegunungan Timur Merah. Kau harus tahu, luas sekte yang ada di pegunungan itu adalah 1,9 juta kilometer persegi! Benar-benar patut dikatakan sekte terbesar wilayah Timur. Daya tampung muridnya pun 10 juta.” Ouyang Hetian menjelaskan secara rinci.

Penjelasan gurunya menyebabkan Yao Chen ternganga takjub.

Di benaknya, Yao Chen segera berkata, ‘1,9 juta kilometer persegi? Bukannya itu seperti luas Indonesia, yah? Wow! Dan itu hanya untuk sebuah sekte saja! Memang luar biasa dunia di sini, sungguh luas melebihi Bumi!’

Ternyata, Ouyang Hetian masih belum selesai memberikan penjelasan mengenai Sekte Bilah Langit.

“Kalau kau belum tahu, di sekte atau perguruan bela diri biasanya ada 3 tingkatan murid. Paling rendah adalah Murid Luar, kemudian meningkat menjadi Murid Dalam jika berhasil memenangkan kompetisi internal di sekte. Dan yang tertinggi adalah Murid Langsung, karena itu merupakan murid yang dididik secara khusus oleh masing-masing tetua sekte yang berpengaruh.” Ouyang Hetian memaparkan.

Yao Chen sudah paham mengenai itu karena sesuai dengan novel-novel kultivasi yang dia baca. Dia mengangguk.

‘Aku harus menjadi Murid Dalam atau Murid Langsung agar balas dendamku bisa lebih mudah!’ tekadnya.

“Sementara, itu saja yang aku bisa jelaskan padamu mengenai Sekte Bilah Langit. Kau bisa mencari tahu sendiri hal-hal lainnya di sana nantinya.” Ouyang Hetian berdiri dari kursinya.

Yao Chen mengangguk. Dia sudah tak sabar ingin segera masuk ke Sekte Bilah Langit.

Untuk menunjang probabilitas diterimanya dia di perekrutan sekte, Yao Chen terus melatih dan menempa dirinya siang dan malam. Dia tak boleh gagal masuk ke Sekte Bilah Langit, karena hanya itu satu-satunya cara agar dia bisa mendekat ke Di Yuxian dan Shang Meili.

Hari yang ditentukan tiba. Yao Chen membungkukkan badannya ke Ouyang Hetian untuk berpamitan pada orang yang paling berjasa besar menyelamatkan hidupnya dan membuat dia memiliki harapan baru sebagai manusia utuh.

“Sebelum kau pergi, aku ingin memberimu hadiah, terimalah!” Ouyang Hetian mengeluarkan sesuatu dari cincin ruangnya.

Mata Yao Chen menyelidik sembari keningnya berkerut.

“Topeng?” Yao Chen tak bisa menahan herannya.

“Tentu saja, ini bisa membuatmu menyembunyikan wajah rusakmu agar tidak dikenali sebagai Wu Zaochen.” Ouyang Hetian tersenyum.

‘Ah, tentu saja!’ Yao Chen memekik di hatinya.

Maka, dengan penuh rasa syukur, dia menerima topeng emas dari tangan Ouyang Hetian.

“Aku sengaja membuatkan topeng dari emas yang aku dapatkan beberapa tahun lalu karena pastinya bahan itu tidak akan mengiritasi kulitmu yang berkondisi khusus. Tenang saja, aku sudah memasukkan banyak ramuan di dalam topeng itu sehingga kau tak perlu cemas. Segera teteskan darahmu di sana agar topeng itu hanya bisa dibuka olehmu saja.” Tak lupa Ouyang Hetian menjelaskan ini.

Tanpa ragu, Yao Chen menuangkan setetes darahnya pada topeng emas seluruh wajah itu dan dalam sekejap, topeng seperti berkilat cepat.

‘Sepertinya penandaaan kepemilikan sudah berhasil.’ Yao Chen membatin puas.

Setelah itu, dia kembali membungkuk seraya mengucapkan terima kasih pada Ouyang Hetian dan kemudian melangkah pergi meninggalkan gubuk, menuju Sekte Bilah Langit.

Pertama-tama, Yao Chen pergi ke kota terdekat untuk membeli kuda yang bisa dia gunakan untuk membawanya ke daerah Pegunungan Timur Merah.

“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen memacu kudanya ke arah timur.

Hatinya terharu ketika tadi Ouyang Hetian memberinya sekantong uang emas. Saat diperiksa, ternyata ada 75 keping uang emas di dalamnya, sehingga dia bisa membeli kuda roh seharga 15 keping emas.

‘Dengan kuda roh ini, lajunya bisa berkali lipat dari kuda biasa, maka aku akan mencapai Pegunungan Timur Merah besok siang.’ Yao Chen membatin demikian.

Namun, baru saja dia memasuki sebuah hutan, kudanya sudah dikejar beberapa kuda roh meski masih kalah level dari miliknya.

‘Sial! Apakah mereka bandit? Penyamun hutan?’ Yao Chen menggertakkan gerahamnya. ‘Tapi mereka datang dari belakangku yang mengindikasikan dari kota. Apakah mereka sudah mengincarku sejak aku beli kuda? Tapi aku sudah sangat hati-hati. Aku tidak bodoh mengeluarkan kantong uangku secara terang-terangan di depan umum karena sudah banyak membaca novel kultivasi mengenai itu!’

Setelahnya, 3 bandit tadi melonjak ke langit untuk kemudian menukik menuju ke Yao Chen dengan golok di tangan masing-masing.

“Kalian!” Yao Chen menoleh ke belakang, di atas sana sudah ada 3 bandit mengancam dengan goloknya.

Mau tak mau, Yao Chen mengeluarkan pedang dari cincin ruang level rendah yang dibelikan Ouyang Hetian bulan lalu. Dia mengibaskan pedang itu sehingga angin energinya mengarah ke 3 bandit di langit.

“Wah! Dia bahkan memiliki Senjata Tingkat Hitam kelas menengah!” Mata seorang bandit berbinar melihat pedang di tangan Yao Chen.

“Cepat! Rebut kuda rohnya sekaligus senjatanya!” Salah satu dari mereka berseru.

“Kuda roh level 2 untuk bos! Pedangnya biarlah untukku! Yahaahaa!” teriak bandit lainnya dengan wajah gembira seakan-akan pedang milik Yao Chen sudah ada di genggamannya.

Melihat kuda roh level 2 dan pedang Tingkat Hitam, tentu saja ketamakan mereka meluap-luap.

Senjata di dunia kultivasi ini dibagi menjadi 5 tingkatan: kuning, hitam, bumi, langit, dan ilahi. Setiap tingkatnya ada 4 kelas, yaitu rendah, menengah, atas, dan super.

‘Sialan! Mata mereka jeli sekali menilai senjata buatan guru. Lain kali mungkin aku harus lebih rendah hati dengan mengeluarkan Senjata Tingkat Kuning buatanku saja.’ Yao Chen sedikit menyesali kecerobohannya. Padahal dia banyak mempelajari hal-hal survival di dunia kultivasi melalui novel.

Dengan sekali lirik, Yao Chen bisa menilai ranah kultivasi para bandit.

‘Humph! Kultivator tingkat 3, Ranah Penempaan Qi! Meski aku masih di tingkat 2, tapi aku yakin dengan kekuatanku!’ Yao Chen menilai. ‘Baiklah, sepertinya aku bisa menjajal seberapa jauh kemampuanku ke mereka!’

Karena sudah memiliki keteguhan niat, maka Yao Chen menghentikan kuda rohnya dan bersiap bertarung.

“Ha ha! Bocah cari mati!” seru salah satu bandit sambil turun dari langit dan menebaskan goloknya ke Yao Chen.

“Bocah, kau masih di level rendahan, lebih baik patuh dan berikan saja kuda serta senjatamu pada kami yang lebih kuat dan layak memilikinya!” seru bandit lainnya dengan seruan keras.

Golok di tangan bandit membawa energi tajam menindas ketika diarahkan ke Yao Chen. Namun, tak ada rasa gentar di hati Yao Chen. Dia tidak pernah jadi pengecut saat hidup di Bumi, maka kali ini pun tidak!

Yao Chen mengayunkan pedangnya sembari menuangkan energi Qi yang tak kalah ganasnya dari ketiga golok lawan.

“Hyakh! Hyakh!” Yao Chen menyeru sambil menarikan pedangnya secara tegas.

Begitu cepat ketika 3 golok tingkat Kuning kelas Atas dan 1 pedang tingkat Hitam kelas Menengah saling beradu secara beruntun. Yao Chen tidak gentar sedikit pun meski ini merupakan pertarungan pertamanya di dunia kultivator melawan ahli bela diri. Sebagai polisi di Bumi, dia tak mungkin menyerah begitu saja.

‘Kultivasi mereka bertiga ada di atasku. Apakah aku bisa menang dengan cepat?’ Ada sebersit tanda tanya di benak Yao Chen.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P
yh mpun, da ajh. pkoknya smangat trus danang!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   7 - Lawan Kuat

    ‘Aku pasti menang!’ Yao Chen menyeru di batinnya sembari mengobarkan semangatnya lebih banyak. ‘Aku ini prajurit! Aku seorang polisi! Tak boleh gentar! Bergeloralah, Jiwa Korsaku!’ pekik hatinya.“Graaakkhhh!” Yao Chen menyeru keras mengobarkan semangatnya.Pedang di tangan Yao Chen terus bergerak lincah tak kendur meski dikeroyok 3 golok yang mengayun brutal padanya. Bunyi dentang memekakkan telinga saat logam beradu memenuhi hutan dalam radius puluhan meter.Yao Chen meliukkan tubuhnya untuk menghindari serangan dan tusukan lawan. Karena lawan semakin gigih ingin membunuhnya, dia mengeluarkan kapak panjang di tangan kirinya yang langsung diayunkan ke salah satu bandit.“Arrghh!” Seruan sakit keluar dari bandit yang lengannya ditebas kapak Yao Chen.Tanpa memedulikan lengan yang tergeletak menyedihkan di tanah, Yao Chen terus menggerakkan pedang dan kapaknya secara ritmis menuangkan keharmonisan dua senjata berbeda jenis.“Arghh!” Bandit lain berseru saat dadanya kena tebas pedang Ya

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   8 - Menghadapi Bos Bandit

    “Bocah, kutanya sekali lagi, apakah kau yang membunuh ketiga anak buahku?” Bos bandit bertanya sekali lagi sambil auranya terus menguar penuh dominasi saat dia melayang di udara. Tak bisa berkelit, Yao Chen menjawab, “Ya, memang aku yang membunuh mereka. Itu salah mereka karena terlalu tamak ingin menguasai barang-barangku!” Sebagai polisi di Bumi dulunya, dia tak boleh gentar di hadapan penjahat meski tak yakin apakah dirinya bisa memenangkan pertarungan ini. “Grrhhh! Beraninya kau menyalahkan mereka!” Bos bandit menggeram marah sambil menggertakkan gerahamnya. “Akan aku cincang kau!” Bos bandit mengira dia akan dengan mudah membunuh Yao Chen hanya karena lawannya terlihat masih sangat muda dan juga kultivasinya ada jauh beberapa level minor di bawahnya. Meski begitu, bos bandit masih tak paham, bagaimana bisa ketiga anak buahnya yang pastinya memiliki kultivasi tidak memalukan bisa kalah dari bocah seperti Yao Chen? Dia bertanya-tanya, metode licik apa yang digunakan Yao Chen.

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   9 - Bertemu Musuh

    Yao Chen melanjutkan perjalanannya dengan kuda yang dia pacu secepat mungkin. Hingga akhirnya dia tiba di gerbang utama Sekte Bilah Langit yang tinggi menjulang begitu megah. Gerbang itu masih tertutup dan ada begitu banyak anak muda berkumpul di depannya.Dalam hatinya, Yao Chen membatin, ‘Sepertinya ada jutaan orang berkumpul di sini untuk ujian perekrutan. Pantas saja dikatakan sekte paling ternama di wilayah timur. Memang pantas menyandang predikat itu. Meski ada di kaki gunung, tapi rasanya seperti sebuah kawasan elit tersendiri.’Di sekelilingnya ada banyak sekali manusia dengan kisaran umur 15 hingga 25 tahun yang berkerumun di depan gerbang sekte, menunggu waktu perekrutan tiba.‘Apakah si bedebah itu ada di sini?’ Yao Chen teringat akan musuh abadinya, Di Yuxian.Segera saja, matanya beredar ke sekitar. Radius 1 kilometer lebih dipenuhi manusia yang bersiap-siap mengikuti perekrutan.“Awas! Minggir!” Ada bentakan suara arogan tak jauh dari Yao Chen. “Beri jalan untuk tuan mud

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   10 - Hinaan Di Yuxian

    Langkah kaki Yao Chen sudah hendak maju bergerak ketika dia mendengar suara pengawal Di Yuxian tiba di telinganya. “Hei! Minggir! Kau buta dan tuli atau apa? Tidak lihat kami hendak lewat?” Sontak, Yao Chen termangu. Hingga dia akhirnya dipukul pada dadanya oleh pengawal Di Yuxian hingga jatuh terjengkang ke belakang. “Huh! Orang aneh yang memakai topeng!” hina pengawal itu. “Kau pikir kau hebat hanya karena memakai topeng? Hanya bocah di Tingkat 2 saja sudah ingin berlagak!” Yao Chen mengaktifkan energinya untuk meradar kekuatan pengawal tersebut. Hatinya mencelos ketika mengetahui para pengawal yang mengitari Di Yuxian ada di Tingkat 6 – Ranah Kebangkitan Elemen Inti. ‘Sialan! Mereka sangat kuat! Tentu saja lebih kuat dari bos bandit di Tingkat 3. Apalagi jumlah mereka ada banyak. Sial! Aku akan mati konyol kalau berani melawan Di Yuxian saat ini juga!’ batin Yao Chen meraung tak terima. Mau tak mau dia berdiri dari tanah sambil menahan amarahnya. Sebagai orang yang pandai berka

    Last Updated : 2024-02-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   11 - Ujian Pertama

    “Wah! Sudah dimulai!” Orang-orang yang berkerumun segera menoleh ke arah gerbang.Dengan gema seruan dari orang sekte yang menyatakan pembukaan perekrutan, pertarungan apa pun di sana segera terhenti secara otomatis.“Ayo, Kak!” Pemuda gemuk tadi mengajak kakaknya, si pemuda tinggi kurus. Lalu dia menoleh ke Yao Chen sambil tersenyum, “Saudara, mari kita masuk!”Yao Chen mengangguk saja dan mulai berjalan seperti yang lainnya.‘Sepertinya dua kakak beradik itu orang baik. Apakah mereka akan menjadi kawanku nantinya?’ tanya Yao Chen dalam hati. Ketika hidup di Bumi, dia termasuk orang yang supel dan tidak pilih-pilih teman.Di depan Yao Chen, gerbang yang tingginya menjulang hingga puluhan meter itu terlihat kokoh dan membawa wibawa sekte. Begitu bergerak membuka ke dalam, aura digdaya segera menguar dari sana, mengakibatkannya menatap kagum.‘Dulu aku hanya membayangkan saja seperti apa perguruan di era kultivasi. Sekarang aku berdiri tepat di depannya dan sedan memasukinya. Ini sungg

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   12 - Mengejutkan Semua Orang

    ‘Apa bakatku? Apa bakat elemenku? Ayolah, cepat katakan!’ Yao Chen tak sabar menunggu kelanjutkan ucapan Wang Lihui. Tetua sekte yang melayang di udara itu menatap Yao Chen sembari keningnya berkerut. “Baru kali ini aku menemui pemuda yang tak memiliki bakat elemen apa pun sepertimu.” Ucapan Wang Lihui bagai sambaran petir bagi Yao Chen. Sedangkan orang-orang di sana mulai riuh berdiskusi. “Wuah! Ternyata dia tak punya bakat elemen apa pun! Ha ha ha!” “Bukankah semua anak di negeri ini pasti memiliki bakat elemen saat lahir? Tapi dia tak ada! Sepertinya dia memang tak berguna selain berlagak hebat dengan topengnya.” “Kupikir dengan dia memakai topeng, itu menyiratkan bakatnya elemen logam, tapi sepertinya bakat dia hanyalah berlagak saja.” Kemudian, banyak orang mulai menertawakan Yao Chen, kecuali kakak beradik yang sebelumnya dikenal Yao Chen. Mereka diam mematung dengan wajah tak yakin. Tawa paling keras muncul dari Di Yuxian. “Ha ha ha! Si tukang berlagak dengan topeng itu t

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   13 - Ujian Ketiga yang Mendebarkan

    “Semengerikan itu pagoda yang akan digunakan nantinya?” Ada orang berseru di dekat Hu Meng. “Gendut, kau tidak sedang membual untuk menakuti saja, ‘kan?”Beberapa peserta ujian lainnya ikut menyimak percakapan mereka.“Huh! Untuk apa aku membual? Tak ada untungnya bagiku, kecuali nyalimu mendadak mengecil dan kau mundur langsung sekarang juga. Apa kau mau melakukan itu?” Hu Meng menatap lurus ke mata lawan bicaranya dengan keteguhan hati.Orang yang menjadi lawan bicara Hu Meng mendecih.“Tsk! Mana sudi aku mengalah dan memberikan tempatku ke gendut sepertimu!” Orang itu kemudian pergi dari hadapan Hu Meng setelah mendengus keras-keras.Sementara itu, lingkungan sekitar sudah dipenuhi dengan suasana malam hari, ada beberapa Mutiara Malam yang melayang di sekitar mereka, memberikan penerangan seperti lampu.Yao Chen memerhatikan Mutiara Malam yang besarnya mirip bola basket dan bisa memancarkan cahaya sangat terang. ‘Benda yang melayang seperti bola basket itu sepertinya semacam lampu

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pendekar Tanpa Wajah   14 - Kejutan Tak Menyenangkan

    ‘Tentu saja aku tak mau terbunuh di sini tanpa membalas dendam terlebih dahulu!’ pekik suara hati Yao Chen ketika dia bersiap dengan tinjunya.Dia sudah mencoba mengeluarkan pedangnya, tapi tak bisa. Sepertinya ada pembatasan dari formasi sehingga orang tak bisa mengeluarkan benda apa pun dari cincin ruang yang dimiliki.‘Mungkin sekte ingin mengukur kekuatan murni dari calon muridnya.’ Yao Chen hanya bisa berspekulasi demikian.Saat ini, boneka kayu yang mirip dengan boneka Wing Chun yang biasa digunakan untuk berlatih bela diri praktisi di Asia Timur, mulai menampakkan aura petarung mereka di Tingkat 3.‘Pantas saja penerimaan kultivasi yang dibutuhkan di sekte ini minimal di Tingkat 3. Tapi aku tak bisa disamakan dengan orang Tingkat 2 biasa!’ Yao Chen sambil meraung.Pasak-pasak kayu yang mirip lengan terjulur di boneka kayu itu mulai berputar. Awalnya perlahan, tapi mendadak sudah mulai cepat. Tak hanya itu, pinggang boneka juga mulai bergerak berputar sehingga pasak kayu ikut me

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   508 - Iming-Iming Luar Biasa untuk Yao Chen

    Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.

  • Pendekar Tanpa Wajah   507 - Menantang Mereka Semua

    “Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i

  • Pendekar Tanpa Wajah   506 - Tebasan Nona Besar Sheng untuk Yao Chen

    Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h

  • Pendekar Tanpa Wajah   505 - Ke Perjamuan Resmi Sekte Langit Kudus

    ‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un

  • Pendekar Tanpa Wajah   504 - Acara Penobatan Putra Suci

    “Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d

  • Pendekar Tanpa Wajah   503 - Mulai Dekat

    Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka

  • Pendekar Tanpa Wajah   502 - Memusnahkan Iblis Jiwa Putri Suci

    Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen

  • Pendekar Tanpa Wajah   501 - Iblis Jiwa

    “Tusuk? Dengan Pedang Keseimbangan?” Yao Chen terkejut dengan perintah sosok Kaisar Manusia.Sudah tentu ini menyebabkan Yao Chen membelalakkan mata lebar-lebar. Dia harus menusuk Putri Suci di bagian depan dantian?“Ya, tusuk dia dengan pedangku beserta energi pusakamu.” Suara Kaisar Manusia bergema di kepala Yao Chen.Ini cukup membuat Yao Chen gamang.“Ta-tapi, Tuan Kaisar, bukankah dia keturunanmu sendiri? Kenapa harus ditusuk?” Yao Chen masih tak percaya dengan perintah yang diberikan padanya.“Bocah, sudahlah! Kalau dia menyuruhmu menusuk, ya tusuk saja!” Gao Long menyeru dari ruang dimensi jiwa dengan suara tak sabarannya.Kalau dua entitas besar seperti Kaisar Manusia dan Naga Kuno Gao Long sudah sama-sama berucap akan satu hal yang kompak, maka apa yang perlu diragukan Yao Chen.Hanya saja … menusuk?“Baiklah!” Menyingkirkan semua keraguannya, Yao Chen berseru sambil semakin menyalurkan energi emas Tasbih Mutiara untuk melingkupi seluruh badan Pedang Keseimbangan dari pangkal

  • Pendekar Tanpa Wajah   500 - Debut Pedang Keseimbangan di Tangan Yao Chen

    “Anda yakin aku harus menggunakan Pedang Keseimbangan?” tanya Yao Chen secara telepati ke sosok Kaisar Manusia.“Ya, gunakan saja Pedang Keseimbangan untuk melawannya.” Sosok Kaisar Manusia terus mendorong Yao Chen untuk menurutinya.Karena sudah seperti itu, maka Yao Chen tidak lagi perlu ragu. Lagi pula, dia ada di alam lain yang tak ada orang bisa melihat kecuali Putri Suci saja. Itu pun Putri Suci seperti bukan dirinya sendiri.‘Pedang Keseimbangan!’ Yao Chen berseru di benaknya.Kemudian, dari perutnya, keluarlah pedang besar berwarna keperakan. Yao Chen harus menggunakan kedua tangannya untuk bisa memegangnya dengan benar dan stabil.Ada energi dari Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa yang melingkupi Pedang Keseimbangan. Energi itu memancarkan cahaya keperakan yang cukup menyilaukan.“Bagus! Memang begitu seharusnya, bocah!” Gao Long ikut bicara, menyemangati Yao Chen.Yao Chen segera saja menyalurkan energi emas dari Tasbih Semesta yang sudah terintegrasi dengan Pedang Keseimbangan

DMCA.com Protection Status