Yao Chen melanjutkan perjalanannya dengan kuda yang dia pacu secepat mungkin. Hingga akhirnya dia tiba di gerbang utama Sekte Bilah Langit yang tinggi menjulang begitu megah. Gerbang itu masih tertutup dan ada begitu banyak anak muda berkumpul di depannya.Dalam hatinya, Yao Chen membatin, ‘Sepertinya ada jutaan orang berkumpul di sini untuk ujian perekrutan. Pantas saja dikatakan sekte paling ternama di wilayah timur. Memang pantas menyandang predikat itu. Meski ada di kaki gunung, tapi rasanya seperti sebuah kawasan elit tersendiri.’Di sekelilingnya ada banyak sekali manusia dengan kisaran umur 15 hingga 25 tahun yang berkerumun di depan gerbang sekte, menunggu waktu perekrutan tiba.‘Apakah si bedebah itu ada di sini?’ Yao Chen teringat akan musuh abadinya, Di Yuxian.Segera saja, matanya beredar ke sekitar. Radius 1 kilometer lebih dipenuhi manusia yang bersiap-siap mengikuti perekrutan.“Awas! Minggir!” Ada bentakan suara arogan tak jauh dari Yao Chen. “Beri jalan untuk tuan mud
Langkah kaki Yao Chen sudah hendak maju bergerak ketika dia mendengar suara pengawal Di Yuxian tiba di telinganya. “Hei! Minggir! Kau buta dan tuli atau apa? Tidak lihat kami hendak lewat?” Sontak, Yao Chen termangu. Hingga dia akhirnya dipukul pada dadanya oleh pengawal Di Yuxian hingga jatuh terjengkang ke belakang. “Huh! Orang aneh yang memakai topeng!” hina pengawal itu. “Kau pikir kau hebat hanya karena memakai topeng? Hanya bocah di Tingkat 2 saja sudah ingin berlagak!” Yao Chen mengaktifkan energinya untuk meradar kekuatan pengawal tersebut. Hatinya mencelos ketika mengetahui para pengawal yang mengitari Di Yuxian ada di Tingkat 6 – Ranah Kebangkitan Elemen Inti. ‘Sialan! Mereka sangat kuat! Tentu saja lebih kuat dari bos bandit di Tingkat 3. Apalagi jumlah mereka ada banyak. Sial! Aku akan mati konyol kalau berani melawan Di Yuxian saat ini juga!’ batin Yao Chen meraung tak terima. Mau tak mau dia berdiri dari tanah sambil menahan amarahnya. Sebagai orang yang pandai berka
“Wah! Sudah dimulai!” Orang-orang yang berkerumun segera menoleh ke arah gerbang.Dengan gema seruan dari orang sekte yang menyatakan pembukaan perekrutan, pertarungan apa pun di sana segera terhenti secara otomatis.“Ayo, Kak!” Pemuda gemuk tadi mengajak kakaknya, si pemuda tinggi kurus. Lalu dia menoleh ke Yao Chen sambil tersenyum, “Saudara, mari kita masuk!”Yao Chen mengangguk saja dan mulai berjalan seperti yang lainnya.‘Sepertinya dua kakak beradik itu orang baik. Apakah mereka akan menjadi kawanku nantinya?’ tanya Yao Chen dalam hati. Ketika hidup di Bumi, dia termasuk orang yang supel dan tidak pilih-pilih teman.Di depan Yao Chen, gerbang yang tingginya menjulang hingga puluhan meter itu terlihat kokoh dan membawa wibawa sekte. Begitu bergerak membuka ke dalam, aura digdaya segera menguar dari sana, mengakibatkannya menatap kagum.‘Dulu aku hanya membayangkan saja seperti apa perguruan di era kultivasi. Sekarang aku berdiri tepat di depannya dan sedan memasukinya. Ini sungg
‘Apa bakatku? Apa bakat elemenku? Ayolah, cepat katakan!’ Yao Chen tak sabar menunggu kelanjutkan ucapan Wang Lihui. Tetua sekte yang melayang di udara itu menatap Yao Chen sembari keningnya berkerut. “Baru kali ini aku menemui pemuda yang tak memiliki bakat elemen apa pun sepertimu.” Ucapan Wang Lihui bagai sambaran petir bagi Yao Chen. Sedangkan orang-orang di sana mulai riuh berdiskusi. “Wuah! Ternyata dia tak punya bakat elemen apa pun! Ha ha ha!” “Bukankah semua anak di negeri ini pasti memiliki bakat elemen saat lahir? Tapi dia tak ada! Sepertinya dia memang tak berguna selain berlagak hebat dengan topengnya.” “Kupikir dengan dia memakai topeng, itu menyiratkan bakatnya elemen logam, tapi sepertinya bakat dia hanyalah berlagak saja.” Kemudian, banyak orang mulai menertawakan Yao Chen, kecuali kakak beradik yang sebelumnya dikenal Yao Chen. Mereka diam mematung dengan wajah tak yakin. Tawa paling keras muncul dari Di Yuxian. “Ha ha ha! Si tukang berlagak dengan topeng itu t
“Semengerikan itu pagoda yang akan digunakan nantinya?” Ada orang berseru di dekat Hu Meng. “Gendut, kau tidak sedang membual untuk menakuti saja, ‘kan?”Beberapa peserta ujian lainnya ikut menyimak percakapan mereka.“Huh! Untuk apa aku membual? Tak ada untungnya bagiku, kecuali nyalimu mendadak mengecil dan kau mundur langsung sekarang juga. Apa kau mau melakukan itu?” Hu Meng menatap lurus ke mata lawan bicaranya dengan keteguhan hati.Orang yang menjadi lawan bicara Hu Meng mendecih.“Tsk! Mana sudi aku mengalah dan memberikan tempatku ke gendut sepertimu!” Orang itu kemudian pergi dari hadapan Hu Meng setelah mendengus keras-keras.Sementara itu, lingkungan sekitar sudah dipenuhi dengan suasana malam hari, ada beberapa Mutiara Malam yang melayang di sekitar mereka, memberikan penerangan seperti lampu.Yao Chen memerhatikan Mutiara Malam yang besarnya mirip bola basket dan bisa memancarkan cahaya sangat terang. ‘Benda yang melayang seperti bola basket itu sepertinya semacam lampu
‘Tentu saja aku tak mau terbunuh di sini tanpa membalas dendam terlebih dahulu!’ pekik suara hati Yao Chen ketika dia bersiap dengan tinjunya.Dia sudah mencoba mengeluarkan pedangnya, tapi tak bisa. Sepertinya ada pembatasan dari formasi sehingga orang tak bisa mengeluarkan benda apa pun dari cincin ruang yang dimiliki.‘Mungkin sekte ingin mengukur kekuatan murni dari calon muridnya.’ Yao Chen hanya bisa berspekulasi demikian.Saat ini, boneka kayu yang mirip dengan boneka Wing Chun yang biasa digunakan untuk berlatih bela diri praktisi di Asia Timur, mulai menampakkan aura petarung mereka di Tingkat 3.‘Pantas saja penerimaan kultivasi yang dibutuhkan di sekte ini minimal di Tingkat 3. Tapi aku tak bisa disamakan dengan orang Tingkat 2 biasa!’ Yao Chen sambil meraung.Pasak-pasak kayu yang mirip lengan terjulur di boneka kayu itu mulai berputar. Awalnya perlahan, tapi mendadak sudah mulai cepat. Tak hanya itu, pinggang boneka juga mulai bergerak berputar sehingga pasak kayu ikut me
‘Aku harus bisa menyelesaikan mereka semua atau gagal di dunia ini!’ seru hati Yao Chen sambil menggigit gerahamnya. Ketika dinding terbuka, muncul dari sana rak senjata untuknya. ‘Oh, sekarang aku diberikan pedang besi, tapi pendek! Tidak sepanjang lawan-lawanku! Sialan! Ya sudah, tak apa! Ayo saja!’ Yao Chen menahan kesal sambil berlari dan menyambar salah satu pedang pendek di rak. Ketiga boneka kayu bergerak serempak ke arah Yao Chen. Salah satu dari mereka berputar seperti gasing sambil membawa pedang-pedang panjang di lengannya . Sungguh terlihat berbahaya. “Ayo!” teriak Yao Chen sambil bersiap dengan pedang pendek di kedua tangan. Boneka kayu lawan Yao Chen di lantai 3 pagoda ini berlengan 4 yang tersebar di batang utama. Ini tidak sebanyak boneka di lantai sebelumnya yang berlengan hingga 6 atau 7 dalam 1 boneka. Namun, tetap saja boneka di lantai 4 yang paling berbahaya. Karena selain basis kultivasinya tidak bisa diremehkan, juga ada pedang di keempat lengannya. Jangan
“Keluar.” Lafal cadel Yao Chen terpaksa dimunculkan demi menjawab pertanyaan Wang Lihui. Toh hanya orang itu saja yang mendengar, maka tak apa. Tak berapa lama, lantai di bawah kaki Yao Chen memunculkan lingkaran dengan rune kuno dan cahaya keluar dari sana. Tiba-tiba saja, Yao Chen sudah ada di padang luas sebelumnya. “Wah! Dia berhasil?! Si bocah topeng Tingkat 2 itu berhasil?” Seorang peserta berteriak ketika Yao Chen tiba di dekatnya. Yang lainnya segera menoleh ke Yao Chen. Yao Chen menatap balik ke orang-orang yang memandanginya sambil membatin, ‘Apa lihat-lihat?! Berharap aku mati di dalam, hah? Maafkan karena aku mengecewakan kalian!’ Menahan kesal, Yao Chen berbalik badan, tak mau menggubris orang-orang bermulut racun itu. “Saudara! Ternyata kau berhasil!” Hu Gao menghampiri Yao Chen dengan wajah bersahabat. Yao Chen mengangguk ke Hu Gao. “Adikku belum keluar. Entah dia belum menyelesaikan ujiannya atau dikirim keluar gerbang karena menyerah.” Hu Gao langsung bertutur
“Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har
“Lian Lian, kurasa mereka masih canggung.” Yao Chen mengawali bicara ketika mereka sudah berada di atas pembaringan besar dan luas.Oleh Gongsun Huojun, pembaringan itu sengaja disediakan agar mampu menampung mereka berempat dalam aktivitas intim malam ini.Yao Chen bertanya-tanya, apakah ayahnya juga memiliki pembaringan semacam yang dia miliki saat ini? Jika menilik Gongsun Huojun yang tidak lagi memiliki istri, kemungkinan itu ada.“Hi hi! Chen, tentu saja mereka masih canggung. Oleh karena itu, tugasmu membimbing mereka, bukan?” Sima Honglian tertawa kecil sambil mengerling nakal ke suaminya.Sebagai istri pertama, dia termasuk begitu murah hati membiarkan suaminya akan menikmati dua istri lainnya di depan mata.“Errr… Lian Lian, bagaimana jika dimulai dari kau dan aku terlebih dahulu?” Yao Chen mengungkapkan sarannya.Sejujurnya, dia tidak menginginkan wanita lainnya selain Sima Honglian di kamar saat ini. Tapi karena tuntutan keadaan dan harus bisa menjaga perasaan dua istri lai
“Istri yang kuinginkan untuk menemaniku malam ini ….” Yao Chen menelan ludahnya pelan.Tatapan Gongsun Huojun yang penuh selidik membuatnya semakin canggung. Dia melirik tiga istrinya yang berdiri anggun dalam balutan gaun pengantin merah.Yao Chen gelisah dan membatin, ‘Ya ampun, bisakah aku bersama Lian Lian saja? Aku butuh bersama Lian Lian.’Di hatinya, dia lebih menginginkan bersama Sima Honglian ketimbang dua lainnya karena dia lebih terbiasa dan nyaman dengan sang istri pertama.Selain itu, cintanya sudah habis pada Sima Honglian.Sementara, Sima Honglian dengan senyum menggoda dan tatapan yang penuh pengalaman, berdiri santai dengan anggun.Putri Suci menunduk malu, namun aura bangsawannya tetap memancarkan keanggunan.Sedangkan Nona Sheng, meskipun tersipu, tetap mempertahankan sikapnya yang sedikit arogan, seperti enggan mengakui kegugupannya.“Jadi? Pilihanmu, Chen’er?” Gongsun Huojun kembali bertanya, jelas menikmati kesulitan yang dihadapi Yao Chen.Yao Chen menarik napas
Nona Sheng mendengus kecil setelah mendengar ucapan Sima Honglian. Matanya berkilat, penuh dengan tekad dan sedikit ketidakpuasan yang ia sembunyikan di balik ekspresi ketusnya.“Hmph. Minggu depan, ya? Kuharap pria itu sadar betapa beruntungnya dia.”Putri Suci, yang duduk dengan tenang, hanya tersenyum tipis sebelum berkata, “Tentu saja, dia tahu. Hanya saja, aku ragu dia siap menghadapi kita bertiga.”Sima Honglian terkekeh, menikmati percakapan ini. “Oh, aku yakin Chen—ah, atau lebih tepatnya, Gongsun Yichen—sudah mulai menyadari konsekuensi dari keputusannya. Apa kalian tidak melihat wajahnya saat di tribun tadi? Tatapannya seperti seseorang yang bertanya-tanya apakah ia akan hidup lebih lama atau mati lebih cepat.”Putri Suci menutup bibirnya dengan tangan, menahan tawa. “Setidaknya, dia pria yang bertanggung jawab.”“Dan kuat.” Nona Sheng menambahkan dengan nada menegaskan. “Aku tidak akan menikah dengan pria yang lemah.”Sima Honglian mengangguk setuju. “Tentu saja. Itu sebabn
BRAAKK!“Ughh!” Nona Sheng mengembuskan napas beratnya tanpa dia bisa cegah.Satu tebasan angin berhasil menembus dan melukai pundaknya. Namun Nona Sheng membalas dengan serangan air berputar yang mengejutkan Putri Suci.Putri Suci nyaris terlempar mundur sebelum dia mendarat dengan satu lutut, tetap anggun meski keringat mulai membasahi pelipisnya.“Hahh … haahh … kau tidak buruk, Putri Suci.” Nona Sheng berkata.Putri Suci menimpali, “Anda juga luar biasa, Nona Sheng. Fuuhh … hmmhh ….”Keduanya terengah-engah. Luka kecil mulai tampak di tubuh mereka, namun sorot mata mereka justru semakin menyala—dua pejuang wanita yang tidak ingin kalah.“Tapi jangan kau pikir aku akan mengalah!” seru Nona Sheng sembari melesat maju membawa kekuatan elemen yang besar. Bibirnya menyunggingkan senyum diagonal.“Jangan khawatir, Nona Sheng, karena aku juga tidak berencana mengalah.” Putri Suci menyahut disertai senyuman tipis. Dia tak ingin pasif dan mulai maju untuk menyongsong lawannya.Mereka menye
“Seri,” gumam lirih Yao Chen.Sedangkan Nona Sheng tersenyum puas. Setidaknya dia tidak kalah dalam salah satu tantangan.Tepuk tangan bergema dari berbagai sisi. Pertandingan semakin panas.Sima Honglian menyeringai. “Lihat? Putri Suci tidak hanya cantik … tapi juga mematikan. Kau yakin tidak tertarik padanya, Chen?”Yao Chen menutup wajahnya dengan satu tangan. “Lian Lian … tolonglah .…”Sima Honglian hanya terkikik. “Tenang saja. Aku akan selalu jadi yang pertama. Tapi untuk tempat kedua … biarkan mereka bertarung habis-habisan.”Dia menoleh ke arena dengan tatapan tajam, terselubung api tenang yang selalu menyala dalam dirinya.“Lagipula … jika mereka ingin menjadi istrimu, setidaknya harus bisa melewati aku dulu. Bukankah demikian?” Ucapan dibalut senyuman dari Sima Honglian terlantun manis.Yao Chen tak berdaya jika istrinya sudah mulai mengeluarkan kata-kata menohok. Dia meringis canggung untuk merespon Sima Honglian.Sementara, di arena, angin berembus lembut, seolah turut men
“Chen, sepertinya Putri Suci menyukaimu,” goda Sima Honglian sambil menyodok pinggang suaminya dengan siku halusnya.Yao Chen yang sedang duduk di sampingnya langsung tersentak pelan. Wajahnya memerah, bukan karena malu bertarung, tapi karena sikap istri tercintanya yang mulai menggoda.Dia menghela napas dan menoleh, menatap wanita berbaju merah-hitam itu dengan senyum kaku.“L-Lian Lian … jangan bercanda seperti itu di saat genting begini,” bisiknya lirih.Sima Honglian menaikkan sebelah alis, tatapannya penuh selidik namun menggoda. “Jadi? Tidak ada rasa sama sekali pada wanita secantik dan seanggun itu?”“Tidak ada,” tegas Yao Chen. “Bagiku, hanya kau yang ada di hatiku.”Namun alih-alih tersentuh, Sima Honglian justru terkikik kecil, lalu bersandar pelan di bahunya. “Hanya aku yang ada di hatimu, sedangkan di tempat tidurmu akan ada banyak wanita, begitu bukan? Hi hi!”Yao Chen nyaris tersedak udara.“Itu bukan maksudku! Aku tak pernah menginginkan—maksudku, aku tak pernah berenc
“Apa? Putri Suci juga ingin memberikan tantangan!” seru beberapa penonton.Semua mata membelalak.Nona Sheng tertegun. Itu jelas untuk dirinya karena Putri Suci menatap ke arahnya. “Tantangan apa?”Putri Suci tersenyum lembut, namun tatapannya menusuk.“Aku ingin menantangmu, Nona Sheng … untuk memperebutkan posisi istri kedua dari Yao Chen.”Arena pun mendadak hening membeku.Keheningan menusuk udara, seolah seluruh arena menahan napas.“Apa maksudnya ini? Putri Suci dari Sekte Istana Dewa ingin memperebutkan posisi istri kedua?” bisik para tetua yang duduk di podium kehormatan.Beberapa dari mereka bahkan saling berpandangan, bingung sekaligus terpukau.Nona Sheng menatap Putri Suci dengan wajah terbelalak. “Kau … ingin memperebutkan Gongsun Yichen dariku?”Putri Suci tetap tersenyum lembut, namun angin sepoi membawa wangi bunga dari pakaiannya, menyiratkan aura ilahi yang sulit dijelaskan.“Jika engkau menganggap dirimu layak berdiri di sisi Gongsun Yichen, maka izinkan aku membukt
‘Lian Lian, ayo!’ seru Yao Chen di batinnya. ‘Aku percaya kau bisa menanganinya!’Yao Chen mengenal istrinya dengan baik, dan dia tak percaya kalau Nona Sheng bisa mengalahkan kekuatan elemen milik Sima Honglian.Tapi alih-alih menghindar, Sima Honglian menutup matanya.Api merah menyala di sekeliling tubuhnya, tapi bukan sembarang api. Api itu … bergerak seperti burung. Kepakan sayap energi merah keemasan mulai tampak, dan tubuh Honglian seakan diselimuti siluet Phoenix berukuran raksasa.“Api Phoenix Surgawi ... bentuk sejati.” katanya pelan.Ketika naga air-petir milik Nona Sheng meluncur ke arahnya, Sima Honglian mengangkat kedua tangannya ke langit.“Nyanyian Sayap Phoenix!”WHOOSH!Ledakan api dan angin meledak dari tubuhnya, membentuk gelombang kejut spiral yang meluncur seperti badai merah membara.Ketika naga Nona Sheng menabrak badai tersebut … itu hancur berkeping-keping, menguap menjadi uap air dan kilatan petir yang sirna di udara.“Tidak!” teriak Nona Sheng, yang mencoba