Esok paginya, Ouyang Hetian membawa Yao Chen ke hutan. “Berlatihlah di sini, Yao Chen.”
Gubuk yang mereka tinggali berada di tepian hutan sebuah lembah asri tersembunyi di pegunungan yang jarang dikunjungi orang. Kini, Yao Chen akan menjajal kedalaman hutan.
“Awas!” Ouyang Hetian segera menarik Yao Chen sembari tangannya menebas ke udara hampa ketika mereka baru menjejakkan kaki di kedalaman hutan.
Yao Chen terkejut bukan kepalang ketika mengira gurunya sedang menebas ke udara kosong, ternyata setelahnya ada seekor ular sebesar lengannya tergeletak di tanah dan mati.
“Di sini ada banyak hewan buas dan juga beberapa hewan roh. Kuharap kau bisa melawan mereka.” Ternyata alasan Ouyang Hetian membawa Yao Chen ke kedalaman hutan adalah untuk melatih pemuda itu.
Dengan cepat Yao Chen memahami keinginan gurunya. Segera dikeluarkannya pedang di tangan kanan dan kapak kecil di tangan kiri. Kedua senjata itu buatan Ouyang Hetian.
Mendadak, Ouyang Hetian melambung ke belakang dan berdiri di salah satu dahan pohon terdekat. “Sebentar lagi akan datang hewan buas! Lawan dia!”
Yao Chen mengangguk dan menyadari kedatangan hewan buas yang dimaksud gurunya. Itu seekor babi hutan dewasa bertaring panjang.
“Hmgh!” Yao Chen mengibaskan pedangnya ke babi hutan yang menerjang. Namun, hewan buas itu sudah melompat lebih cepat. “Argh!”
Yao Chen terkena terjangan moncong babi hutan dan terhempas ke belakang, tapi segera meneguhkan kuda-kudanya sebelum kembali menerjang.
“Hraakhh! Graakhh!” Yao Chen terus menebaskan pedang ke depan sambil membawa energi Qi pada tebasannya.
Taring panjang babi hutan bergelut dengan pedang Yao Chen. Namun, ketika ada kesempatan, pemuda itu mengayunkan kapak di tangan kirinya saat melihat kelengahan si hewan buas.
“Grookkhh!” Babi hutan berhasil terkena tebasan kapak Yao Chen di bahunya.
Namun, Yao Chen tidak menjeda serangannya dan menebaskan pedangnya lebih beruntun.
Crasshh!
Tebasan pedang Yao Chen berhasil menebas hidung babi hutan, lalu menebas putus salah satu taringnya hingga tak bisa dihindari si hewan buas, mengakibatkan babi hutan pun roboh ke tanah dalam genangan darah.
“Bagus! Cukup cepat juga eksekusimu!” Ouyang Hetian berkomentar dari atas dahan pohon. “Lihat! Ada lainnya yang mendekat!”
Sepanjang hari ini, Yao Chen melawan banyak hewan buas dengan pengawasan Ouyang Hetian karena ini pertama kali baginya berlatih menggunakan hewan buas.
Minggu berikutnya, Yao Chen sudah mahir menangani hewan buas dan beberapa hewan roh tingkat 1 tanpa bantuan Ouyang Hetian. Sang guru hanya perlu mengawasi dari atas pohon.
“Hraakkhh! Arrhhh!” Yao Chen meraung keras ketika dia menebaskan pedang ke beruang roh level rendah (level 1) setinggi 2 meter lebih ketika berdiri.
Hewan roh itu berjuang melawan pedang Yao Chen dengan mengayunkan cakar besarnya yang bermuatan energi Qi. Akan fatal apabila Yao Chen terkena tebasannya.
“Menyerahlah! Hyaakhh!” seru Yao Chen dengan lafal yang lebih jelas karena pertumbuhan lidahnya semakin cepat dikarenakan perkembangan kultivasinya.
Pedang kembali diayunkan ke arah perut beruang.
“Groaahh!” Beruang roh belum menyerah. Bulu tebalnya turut berperan besar dalam pertahanan sehingga tebasan pedang Yao Chen tidak terlalu fatal untuknya.
“Beruang sialan!” Yao Chen menggeram kesal karena satu jam lebih melawan beruang roh, tapi hewan itu belum tumbang. Padahal dia juga menderita beberapa luka akibat hempasan angin Qi cakar beruang roh. ‘Aku harus menemukan titik lemahnya! Tak mungkin guru membantuku atau aku takkan berkembang!’
Yao Chen berguling menghindari kibasan lengan beruang roh yang sedang berdiri. Ini dimanfaatkannya mengincar kaki belakang. Mengumpulkan energi Qi sebanyak mungkin di pedangnya, dia menebas.
Angin energi Qi berputar ganas menyelubungi bilah pedang Yao Chen dan berhasil memotong kaki gemuk berbulu tebal si beruang roh.
“Groaahhh!” Beruang roh meraung kesakitan dan rubuh ke tanah.
Tak mau kehilangan momentum, Yao Chen melonjak di udara dan menukik ke bawah, mengarahkan mata pedangnya ke perut beruang roh yang terbaring kesakitan.
Jlebb!
Pedang tenggelam sepenuhnya ke perut beruang roh. Tapi sebelum si hewan menyambar tubuh Yao Chen, remaja itu bergegas mencabut pedangnya dan menebas leher beruang roh.
Craasss!
Darah menyembur keluar bagaikan air mancur. Yao Chen bergegas melompat menjauh dari tubuh terkapar beruang roh.
‘Ini hewan roh cukup kuat dan merepotkan yang kutaklukkan selama berlatih di hutan ini.’ Yao Chen menilai.
Seperti dikatakan Ouyang Hetian, hewan roh dibagi menjadi 5 level: rendah, menengah, tinggi, raja, dan kaisar. Satu level pada hewan roh setara dengan 6 tingkatan pada kultivator manusia. Beruang yang dibunuh Yao Chen adalah hewan roh level 1, termasuk lawan kuat untuk Yao Chen saat ini.
Ketika Yao Chen menoleh ke gurunya, Ouyang Hetian mengangguk dari atas pohon. Kemudian, tubuh beruang roh itu dibawa pulang untuk dimasak. Daging hewan roh sangat bergizi untuk kultivator, itu sudah pasti.
“Kau ingin mencoba mempelajari penempaan senjata?” tanya Ouyang Hetian ketika selesai makan malam.
Terkesima oleh tawaran Ouyang Hetian, mata Yao Chen berbinar. Dia memang berniat mempelajari ilmu penempaan senjata setelah menguasai ilmu dasar alkimia.
“Unh! Tentu saja mau, Guru!” Yao Chen mengangguk. Dia akan mencoba semua cara untuk membuat dirinya bertambah kuat dan bernilai. Lidahnya belum tumbuh sempurna sehingga ucapan masih belum sejelas manusia normal.
Maka, esok harinya dia mulai berkutat dengan tungku setinggi 7 meter yang ternyata ada di belakang gubuk, di sebuah ruangan tersembunyi.
“Hati-hati, jangan sampai tercebur ke dalamnya.” Ouyang Hetian berjalan lebih dulu menaiki anak tangga batu menuju ke puncak tungku. “Ini adalah tungku untuk pemula sepertimu. Kuharap kau bisa menguasainya dalam beberapa minggu.”
Berbekal kegigihan tekadnya, Yao Chen mempelajari penempaan senjata. Dia rela terkena panas dari tungku, banjir peluh, dan rasa sakit di tangan ketika harus terus-menerus mengayunkan palunya, tapi dia tak mau menyerah.
Menyerah berarti kalah! Menyerah berarti tak bisa pulang!
“Tingkatan pembuat senjata ada 3. Pertama, Penempa. Kedua, Pemurni. Ketiga dan paling tinggi, Pencipta.” Ouyang Hetian menjelaskan di suatu sore usai Yao Chen berlatih.
Yao Chen ingin bertanya Ouyang Hetian sudah di level yang mana, tapi sepertinya itu kurang sopan.
“Aku di tingkat Pemurni Senjata.” Seakan tahu isi hati Yao Chen, Ouyang Hetian menguak sendiri tingkatannya. “Level Pencipta masih jauh bagiku. Itu hanyalah level mahaguru luar biasa yang sangat sulit digapai, karena untuk mencapai level itu, harus mampu menciptakan senjata menggunakan energi Qi dan menggabungkan elemen miliknya. Juga, senjata itu nantinya akan memiliki rohnya sendiri.”
Senjata Roh! Rupanya begitu. Yao Chen akan mengingatnya.
***
Tidak terasa, 11 bulan lebih terlewati dan Yao Chen semakin kuat secara fisik.
“Jangan bilang kamu naik tingkat lagi, Yao Chen!” Ouyang Hetian takjub saat menyadari kenaikan kultivasi anak didiknya.
Yao Chen mengangguk. Dia sudah mencapai Ranah Dasar Pemurnian Qi tahap puncak, setara kultivator tingkat 2. Untuk diketahui, naik satu tingkat minor saja membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Namun, Yao Chen bisa menggapainya hanya beberapa bulan singkat.
“Sepertinya kau termasuk genius bila kenaikan tingkat minormu hanya terjadi dalam satu atau dua bulan.” Demikian penilaian Ouyang Hetian. “Hm, kuyakin kau siap berlatih dengan hewan roh yang lebih tinggi levelnya. Besok akan kubawa ke hutan yang lebih dalam. Coba taklukkan mereka!”
Yao Chen mengangguk sebelum merenung. ‘Yang kuketahui, hewan roh jauh lebih kuat dari hewan buas biasa. Bahkan mereka ada level kekuatannya yang sebanding dengan para kultivator.’
Keesokan harinya, sesuai janji Ouyang Hetian, Yao Chen dibawa ke hutan yang lebih dalam. Dengan bangga dia menenteng kapak kecil dan pedang panjang hasil tempaan dia sendiri.
“Tenang saja, hanya ada hewan roh tingkat 1 dan 2 di sini. Aku yakin kau bisa menanganinya.” Ouyang Hetian memiliki keyakinan pada muridnya. Itu artinya hewan roh tersebut berada di level menengah.
Benar saja, Yao Chen dengan cepat menaklukkan beberapa hewan roh yang menghampirinya seharian ini. Sungguh pengalaman luar biasa untuknya yang merupakan manusia bumi.
***
“Yao Chen, aku memiliki informasi untukmu.” Ouyang Hetian duduk di ruang tengah gubuknya yang kecil.
Segera, Yao Chen ikut duduk, siap mendengar informasi dari gurunya.
“Kudengar dari pelangganku, beberapa bulan lagi akan ada perekrutan tahunan di Sekte Bilah Langit. Konon, mantan tunanganmu dan Di Yuxian juga akan mendaftar ke sana.” Ouyang Hetian membuka informasi. "Apa kau berminat?"
Mendengar tawaran Ouyang Hetian, sontak saja mata Yao Chen berbinar. “Unh!” Dia mengangguk tegas. Terbayang olehnya sang mantan tunangan dan pemuda yang membuat nasibnya setragis ini. ‘Lihat saja kalian berdua, akan aku buat kalian mendambakan kematian ketika ada dalam genggamanku!’ Demikian ikrar Yao Chen sambil tangan terkepal kuat. Namun, sebagai orang Bumi, Yao Chen tak mengerti apa pun mengenai Sekte Bilah Langit. “Guru, Sekte Bilah Langit, apa itu?” tanyanya. Meski dia penggemar cerita dan drama kultivasi saat hidup di Bumi, tetap saja dia harus mengetahui seluk-beluk tempat yang harus dia masuki nantinya. Apakah akan seluarbiasa yang sering dia baca? “Sekte Bilah Langit merupakan sekte bela diri terbesar di wilayah Timur ini. Lokasinya sekitar 500 kilometer dari Kota Sungai Perak asalmu. Itu ada di Pegunungan Timur Merah. Kau harus tahu, luas sekte yang ada di pegunungan itu adalah 1,9 juta kilometer persegi! Benar-benar patut dikatakan sekte terbesar wilayah Timur. Daya
‘Aku pasti menang!’ Yao Chen menyeru di batinnya sembari mengobarkan semangatnya lebih banyak. ‘Aku ini prajurit! Aku seorang polisi! Tak boleh gentar! Bergeloralah, Jiwa Korsaku!’ pekik hatinya.“Graaakkhhh!” Yao Chen menyeru keras mengobarkan semangatnya.Pedang di tangan Yao Chen terus bergerak lincah tak kendur meski dikeroyok 3 golok yang mengayun brutal padanya. Bunyi dentang memekakkan telinga saat logam beradu memenuhi hutan dalam radius puluhan meter.Yao Chen meliukkan tubuhnya untuk menghindari serangan dan tusukan lawan. Karena lawan semakin gigih ingin membunuhnya, dia mengeluarkan kapak panjang di tangan kirinya yang langsung diayunkan ke salah satu bandit.“Arrghh!” Seruan sakit keluar dari bandit yang lengannya ditebas kapak Yao Chen.Tanpa memedulikan lengan yang tergeletak menyedihkan di tanah, Yao Chen terus menggerakkan pedang dan kapaknya secara ritmis menuangkan keharmonisan dua senjata berbeda jenis.“Arghh!” Bandit lain berseru saat dadanya kena tebas pedang Ya
“Bocah, kutanya sekali lagi, apakah kau yang membunuh ketiga anak buahku?” Bos bandit bertanya sekali lagi sambil auranya terus menguar penuh dominasi saat dia melayang di udara. Tak bisa berkelit, Yao Chen menjawab, “Ya, memang aku yang membunuh mereka. Itu salah mereka karena terlalu tamak ingin menguasai barang-barangku!” Sebagai polisi di Bumi dulunya, dia tak boleh gentar di hadapan penjahat meski tak yakin apakah dirinya bisa memenangkan pertarungan ini. “Grrhhh! Beraninya kau menyalahkan mereka!” Bos bandit menggeram marah sambil menggertakkan gerahamnya. “Akan aku cincang kau!” Bos bandit mengira dia akan dengan mudah membunuh Yao Chen hanya karena lawannya terlihat masih sangat muda dan juga kultivasinya ada jauh beberapa level minor di bawahnya. Meski begitu, bos bandit masih tak paham, bagaimana bisa ketiga anak buahnya yang pastinya memiliki kultivasi tidak memalukan bisa kalah dari bocah seperti Yao Chen? Dia bertanya-tanya, metode licik apa yang digunakan Yao Chen.
Yao Chen melanjutkan perjalanannya dengan kuda yang dia pacu secepat mungkin. Hingga akhirnya dia tiba di gerbang utama Sekte Bilah Langit yang tinggi menjulang begitu megah. Gerbang itu masih tertutup dan ada begitu banyak anak muda berkumpul di depannya.Dalam hatinya, Yao Chen membatin, ‘Sepertinya ada jutaan orang berkumpul di sini untuk ujian perekrutan. Pantas saja dikatakan sekte paling ternama di wilayah timur. Memang pantas menyandang predikat itu. Meski ada di kaki gunung, tapi rasanya seperti sebuah kawasan elit tersendiri.’Di sekelilingnya ada banyak sekali manusia dengan kisaran umur 15 hingga 25 tahun yang berkerumun di depan gerbang sekte, menunggu waktu perekrutan tiba.‘Apakah si bedebah itu ada di sini?’ Yao Chen teringat akan musuh abadinya, Di Yuxian.Segera saja, matanya beredar ke sekitar. Radius 1 kilometer lebih dipenuhi manusia yang bersiap-siap mengikuti perekrutan.“Awas! Minggir!” Ada bentakan suara arogan tak jauh dari Yao Chen. “Beri jalan untuk tuan mud
Langkah kaki Yao Chen sudah hendak maju bergerak ketika dia mendengar suara pengawal Di Yuxian tiba di telinganya. “Hei! Minggir! Kau buta dan tuli atau apa? Tidak lihat kami hendak lewat?” Sontak, Yao Chen termangu. Hingga dia akhirnya dipukul pada dadanya oleh pengawal Di Yuxian hingga jatuh terjengkang ke belakang. “Huh! Orang aneh yang memakai topeng!” hina pengawal itu. “Kau pikir kau hebat hanya karena memakai topeng? Hanya bocah di Tingkat 2 saja sudah ingin berlagak!” Yao Chen mengaktifkan energinya untuk meradar kekuatan pengawal tersebut. Hatinya mencelos ketika mengetahui para pengawal yang mengitari Di Yuxian ada di Tingkat 6 – Ranah Kebangkitan Elemen Inti. ‘Sialan! Mereka sangat kuat! Tentu saja lebih kuat dari bos bandit di Tingkat 3. Apalagi jumlah mereka ada banyak. Sial! Aku akan mati konyol kalau berani melawan Di Yuxian saat ini juga!’ batin Yao Chen meraung tak terima. Mau tak mau dia berdiri dari tanah sambil menahan amarahnya. Sebagai orang yang pandai berka
“Wah! Sudah dimulai!” Orang-orang yang berkerumun segera menoleh ke arah gerbang.Dengan gema seruan dari orang sekte yang menyatakan pembukaan perekrutan, pertarungan apa pun di sana segera terhenti secara otomatis.“Ayo, Kak!” Pemuda gemuk tadi mengajak kakaknya, si pemuda tinggi kurus. Lalu dia menoleh ke Yao Chen sambil tersenyum, “Saudara, mari kita masuk!”Yao Chen mengangguk saja dan mulai berjalan seperti yang lainnya.‘Sepertinya dua kakak beradik itu orang baik. Apakah mereka akan menjadi kawanku nantinya?’ tanya Yao Chen dalam hati. Ketika hidup di Bumi, dia termasuk orang yang supel dan tidak pilih-pilih teman.Di depan Yao Chen, gerbang yang tingginya menjulang hingga puluhan meter itu terlihat kokoh dan membawa wibawa sekte. Begitu bergerak membuka ke dalam, aura digdaya segera menguar dari sana, mengakibatkannya menatap kagum.‘Dulu aku hanya membayangkan saja seperti apa perguruan di era kultivasi. Sekarang aku berdiri tepat di depannya dan sedan memasukinya. Ini sungg
‘Apa bakatku? Apa bakat elemenku? Ayolah, cepat katakan!’ Yao Chen tak sabar menunggu kelanjutkan ucapan Wang Lihui. Tetua sekte yang melayang di udara itu menatap Yao Chen sembari keningnya berkerut. “Baru kali ini aku menemui pemuda yang tak memiliki bakat elemen apa pun sepertimu.” Ucapan Wang Lihui bagai sambaran petir bagi Yao Chen. Sedangkan orang-orang di sana mulai riuh berdiskusi. “Wuah! Ternyata dia tak punya bakat elemen apa pun! Ha ha ha!” “Bukankah semua anak di negeri ini pasti memiliki bakat elemen saat lahir? Tapi dia tak ada! Sepertinya dia memang tak berguna selain berlagak hebat dengan topengnya.” “Kupikir dengan dia memakai topeng, itu menyiratkan bakatnya elemen logam, tapi sepertinya bakat dia hanyalah berlagak saja.” Kemudian, banyak orang mulai menertawakan Yao Chen, kecuali kakak beradik yang sebelumnya dikenal Yao Chen. Mereka diam mematung dengan wajah tak yakin. Tawa paling keras muncul dari Di Yuxian. “Ha ha ha! Si tukang berlagak dengan topeng itu t
“Semengerikan itu pagoda yang akan digunakan nantinya?” Ada orang berseru di dekat Hu Meng. “Gendut, kau tidak sedang membual untuk menakuti saja, ‘kan?”Beberapa peserta ujian lainnya ikut menyimak percakapan mereka.“Huh! Untuk apa aku membual? Tak ada untungnya bagiku, kecuali nyalimu mendadak mengecil dan kau mundur langsung sekarang juga. Apa kau mau melakukan itu?” Hu Meng menatap lurus ke mata lawan bicaranya dengan keteguhan hati.Orang yang menjadi lawan bicara Hu Meng mendecih.“Tsk! Mana sudi aku mengalah dan memberikan tempatku ke gendut sepertimu!” Orang itu kemudian pergi dari hadapan Hu Meng setelah mendengus keras-keras.Sementara itu, lingkungan sekitar sudah dipenuhi dengan suasana malam hari, ada beberapa Mutiara Malam yang melayang di sekitar mereka, memberikan penerangan seperti lampu.Yao Chen memerhatikan Mutiara Malam yang besarnya mirip bola basket dan bisa memancarkan cahaya sangat terang. ‘Benda yang melayang seperti bola basket itu sepertinya semacam lampu
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"
"Bersiap saja kalian berpindah alam!" Senyum seringaian Yao Chen semakin lebar. Angin kencang bertiup liar saat aura gelap yang menguar dari tubuh Yao Chen semakin menggila. Tanah di sekitarnya merekah, retakan hitam menyebar bagaikan jaring laba-laba. Tubuhnya masih dikelilingi energi hitam pekat dari mode Asura Gelap, dan matanya bersinar merah darah, penuh kegilaan.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri di udara, jubah emas mereka berkibar.“Kau benar-benar sudah melewati batas, Yao Chen,” ujar Gongsun Huojun, ekspresinya tetap tenang, tapi auranya membumbung tinggi, menekan seluruh area.“Kalian pikir bisa menghentikanku?” Yao Chen menyeringai, lalu mengangkat tangan kanannya ke langit. Petir hitam menggelegar di atasnya, berkumpul membentuk pusaran energi yang mencekam.Dalam sekejap, dia mengayunkan tangannya ke bawah.BRUUUUM!!!Gelombang petir hitam menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat! Puluhan bangunan pasar malam hancur berkeping-keping, dan tanah bergetar heb
Pria itu menyeringai. “Di dunia ini, kekuatan yang menentukan segalanya, bukan tempat atau keadaan.”Tanpa aba-aba, salah satu anggota sekte melesat dengan kecepatan tinggi, tinjunya mengarah langsung ke wajah Yao Chen!Dhaarrr!Yao Chen mengangkat lengannya dengan santai dan menahan pukulan itu. Angin ledakan dari benturan itu menghancurkan kios-kios di sekitar mereka. Lalu, dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke perut lawannya.Bruakk!Pria itu terpental menghantam tembok batu, retakan besar terbentuk di sekelilingnya sebelum dia jatuh tersungkur.“Kurang ajar!”Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Yang satu menggunakan pedang panjang berwarna ungu, sementara yang lain menghunus tombak dengan ujung berkilauan energi petir.Klang!Pedang itu berkelebat dengan kecepatan luar biasa, tetapi Yao Chen menghindarinya dengan langkah gesit.Tombak petir menyambar ke arahnya, tapi dengan telapak tangan kosong, Yao Chen menghantam tombak itu de
Gongsun Huojun menggeram, urat-urat di lehernya menegang. “Kau pikir masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan ancamanmu? Kau tak mengerti betapa rumitnya politik antar sekte!”Yao Chen tertawa dingin. “Aku tak peduli dengan politik kalian. Aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai. Jika itu masalah bagi kalian, maka aku akan pergi. Aku tak berutang apa pun pada Tanah Suci!”Mata Gongsun Huojun berkedip tajam, tetapi sebelum dia bisa berbicara lagi, suara berat bergema dari luar aula.“Keberanianmu patut dipuji, bocah.”Semua mata beralih ke pintu. Seorang pria paruh baya dengan jubah biru gelap yang dihiasi pola emas memasuki ruangan dengan langkah mantap. Di belakangnya, beberapa tetua Sekte Langit Kudus mengikutinya dengan ekspresi dingin.Tuan Besar Sheng telah tiba. Dia diantar dua penjaga menuju ke aula.Tatapannya mengunci pada Yao Chen dengan intensitas yang membuat udara seolah bergetar. “Jadi, kau yang menolak perjodohan dengan putriku?”Yao Chen tak mundur selangkah
"Jadi ...." Kalimat Yao Chen menggantung sambil dia menatap ayahnya. Gongsun Huojun menatap Yao Chen dengan penuh pertimbangan. Wajahnya serius, tetapi tidak ada tanda kemarahan seperti sebelumnya.Setelah beberapa saat hening yang menegangkan, akhirnya dia menghela napas berat. "Baiklah. Jika kau menginginkan Sima Honglian sebagai istri pertamamu, maka aku tidak akan menghalangi."Yao Chen terkejut sesaat, tidak menyangka Gongsun Huojun akan mengalah secepat itu. Namun, sebelum dia bisa berbicara, suara Gongsun Huojun kembali menggema di ruangan."Tapi dengarkan baik-baik, Chen’er. Kau bukan lagi seorang kultivator biasa. Kau adalah pemilik Tubuh Asura. Itu berarti kau akan membawa nama besar Sekte Istana Suci ke puncak kejayaan. Karena itu, ada tanggung jawab yang harus kau emban." Nada suaranya tajam, menekan seperti petir yang menggelegar."Putri Suci akan menjadi istri keduamu, dan Nona Besar Sheng akan menjadi istri ketigamu. Ini sudah kuputuskan. Tidak ada perubahan!" Mata Gon
“Tentu saja kalian tidak bisa memutuskan hal yang sudah menjadi ketentuan dariku!” Suara Gongsun Huojun muncul seiring dia melangkah masuk ke kamar Yao Chen.Secara otomatis, perhatian Yao Chen dan dua wanita di dekatnya beralih ke pintu. Ada Gongsun Huojun beserta Gongsun Weiyan, diikuti Bai Yuan dan Mei’er yang menunduk patuh di belakang.“Salam teruntuk Tuan Besar Gongsun dan Tuan Tua Gongsun.” Putri Suci menekuk lututnya sedikit sambil menunduk anggun ketika menyapa duo Gongsun.Ayah dan anak Gongsun mengangguk ke Putri Suci.“Tidak ada yang boleh mengubah apa yang sudah aku tetapkan.” Gongsun Huojun menatap tajam ke Yao Chen dan dua wanita itu.Namun, mana mungkin Yao Chen tidak memberikan perdebatan. Baginya, Gongsun Huojun hanyalah orang asing.“Kau terlalu banyak mengaturku!” desis keras Yao Chen sembari membalas tatapan ayahnya dengan tatapan yang sama.Mata Gongsun Huojun menyala dalam amarah.“Kau!” Tapi justru Gongsun Weiyan yang menghardik.Si kakek segera dihentikan oleh