Yao Chen melesat maju, pedang apinya terayun dengan cepat ke arah Yan Fei. Namun, seniornya itu dengan mudah menangkis serangan tersebut menggunakan perisai air."Terlalu lemah, junior!" ejek Yan Fei, sebelum melancarkan serangan balik berupa tombak-tombak air yang melesat ke arah Yao Chen.Yao Chen berguling ke samping, menghindari serangan itu. "Kingkong, serang dari kiri!" teriaknya.Kingkong Zirah Baja mengaum dan menyerang Yan Fei dari sisi kiri. Namun, Yan Fei berhasil menahan pukulan kuat itu dengan dinding air tebal."Kalian tidak mengerti," Yan Fei berkata sambil tertawa. "Kekuatan fragmen ini tak tertandingi!"Sementara itu, naga banjir yang melemah berusaha bangkit. "Aku ... aku masih bisa bertarung," desisnya lemah.Yao Chen mengangguk pada naga itu. "Kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya."Yan Fei menggelengkan kepalanya. "Kalian bertiga melawanku? Tetap saja tidak akan cukup!"Dengan gerakan tangannya, Yan Fei menciptakan gelombang air raksasa yang menerjang ke ar
Karena sudah tersudut begini, maka Yao Chen tak punya pilihan selain mengeluarkan api murni dia.Swoosshh!Api murni langsung melahap jimat peledakan di tangan Yan Fei, sekaligus melahap Yan Fei itu sendiri."Arghh! Sialan, kau, Yao Chen! Terkutuk kau! Arghh!" jerit Yan Fei sebelum dia berubah menjadi abu.Namun, rupanya fragmen air yang di dalam tubuh Yan Fei tidak terlahap api murni. Sepertinya Tasbih Semesta mengetahui bahwa Yao Chen tak ingin fragmen air itu musnah."Tuan Naga, ini fragmenmu." Yao Chen meraih benda yang berkilauan dengan pijar warna biru terang ke naga banjir.Tidak terkira bersuka citanya naga banjir. Tapi dia dengan cepat teringat sesuatu."Ini ... aku sudah tidak berhak atas benda ini lagi." Naga banjir menggeleng, urung menerima fragmen air di tangan Yao Chen.Heran dengan penolakan naga banjir, Yao Chen bertanya, "Kenapa? Bukankah kau membutuhkan ini?"Naga banjir menghela napas sejenak.Lalu dia bicara, "Tadinya aku memang berharap bisa mendapatkannya lagi,
"Gao Long, kenapa marah dan melotot selebar itu padaku? Kau tak takut bola matamu menggelinding keluar?" goda Yao Chen dengan sikap tanpa rasa bersalah.Gao Long sudah hendak menyemburkan kata-katanya, tapi Yao Chen sudah lebih dahulu berbicara lagi."Aku tak akan menerima dia menjadi hewan terkontrakku kalau dia terlalu bersopan-santun padaku seperti tadi." Yao Chen memberikan alasannya.Kini mata Gao Long memicing dengan dahi berkerut karena herannya. Naga banjir pun demikian."Dengar, naga banjir, kau tak perlu memanggilku dengan sebutan setinggi tadi. Cukup panggil aku Yao Chen, aku sudah puas. Dan di sini aku ingin mengajakmu sebagai patner, bukan majikan dan budak. Kita bisa bertumbuh bersama nantinya. Kalau kau mau, maka aku bersedia menerimamu." Ini penjelasan Yao Chen selengkapnya.Mendengar apa yang dituturkan Yao Chen, naga banjir termangu sejenak, tidak menyangka di dunia ini ada manusia semacam Yao Chen.Padahal, bagaimana selama ini manusia memperlakukan hewan roh? Jikal
Yao Chen baru saja selesai berbicara dengan hewan-hewan terkontraknya ketika puluhan murid sekte muncul di sekitar mereka, mengepung area tersebut. Mata mereka berkilat penuh niat jahat, dan mayoritas dari mereka memancarkan aura Tingkat 6 Puncak."Wah, wah, lihat siapa yang kita temukan di sini," salah satu dari mereka berkata dengan nada mengejek.Yao Chen memicingkan matanya, merasakan bahaya yang semakin mendekat. Dia melihat sekilas ke arah orang-orang yang datang yang beberapa dari mereka dia kenali sebagai orang dari Di Yuxian."Kalian salah tempat untuk mencari masalah," desis Yao Chen, suaranya dingin dan mengancam.Salah seorang murid melangkah maju, pedang di tangannya teracung. "Serahkan hewan terkontrakmu, Yao Chen. Atau kau akan menyesal."Tanpa peringatan, Yao Chen melepaskan gelombang energi Qi yang kuat, membuat beberapa murid terhuyung ke belakang."Kalian yang akan menyesal jika berani menyentuh hewan terkontrakku," geram Yao Chen. Kekuatan api Gao Long mulai berkob
Asap pertempuran mulai menipis, dan Yao Chen menyadari bahwa tidak semua musuhnya telah dikalahkan. Belasan murid sekte yang tersisa, dengan wajah pucat dan tubuh gemetar, mulai bangkit dan lari tunggang langgang ke berbagai arah."Mustahil! Dia menguasai lima elemen!" teriak salah satu dari mereka sambil berlari."Kita harus laporkan ini!" Yang lainnya berteriak sebelum mereka saling berpisah arah.Yao Chen menggertakkan giginya. Ia tahu bahwa jika informasi tentang kekuatan barunya tersebar, situasinya akan semakin rumit. Tanpa pikir panjang, dia mulai mengejar mereka.Namun, para murid sekte itu telah menyebar ke berbagai arah, membuat Yao Chen kesulitan untuk mengejar mereka semua sendirian. Dia sadar bahwa dirinya membutuhkan bantuan.Dengan cepat, Yao Chen memutuskan untuk meminta Gao Long keluar."Gao Long, aku butuh bantuanmu," ujar Yao Chen dalam pikirannya. "Ada beberapa murid sekte yang kabur. Mereka tahu tentang kekuatan baruku. Bisakah kau memerintahkan hewan-hewan roh di
Zhang Xuan, sang murid senior, sosok yang namanya ada di daftar peringkat nomor 1 di Sekte Bilah Langit, menatap tajam ke arah para penyerang. "Menyerang seorang murid secara keroyokan. Di mana harga diri kalian sebagai kultivator?"Para murid sekte mulai saling pandang dengan ragu."Senior Zhang, tolong jangan ikut campur urusan kami dengan Yao Chen!" pinta salah satu dari mereka.Namun, secara tiba-tiba, bayangan biru melesat cepat ke arah ratusan orang tadi. Dalam sekejap, puluhan murid sekte terpental ke berbagai arah, terkena serangan mematikan.Yao Chen terkejut melihat tindakan pemuda yang memiliki aura energi berwarna biru di depannya, pemuda itu begitu gesit menghadapi sisa murid sekte yang masih menyerang. Tanpa kata-kata, Zhang Xuan bergerak dengan efisien, menumpas para penyerang dengan gerakan-gerakan mematikan."Senior Zhang Xuan! Kau keterlaluan!" salah satu murid berseru ketakutan sebelum tumbang.Zhang Xuan, dengan wajah tanpa ekspresi, terus menyerang tanpa henti. Ge
Setelah kepergian Zhang Xuan, Yao Chen tetap duduk bersila, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia terima."Konflik di balik layar, konspirasi para pemimpin sekte, dan posisiku yang pastinya sebagai anomali yang dianggap ancaman. Astaga! Semua ini membuat situasinya jauh lebih rumit dari yang aku bayangkan." Kemudian dia menghela napas.Setelah beberapa saat, Yao Chen bangkit dan mulai memeriksa gulungan-gulungan yang ada di gua tersebut. Matanya terpaku pada sebuah gulungan tua dengan simbol lima elemen di bagian luarnya.Dengan hati-hati, dia membuka gulungan tersebut dan mulai membacanya. Isinya adalah teknik rahasia untuk menggabungkan kelima elemen menjadi satu kekuatan yang lebih besar."Kurasa ini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kekuatan gabungan lima elemenku lebih jauh. Tidak buruk!"Selama beberapa jam berikutnya, Yao Chen tenggelam dalam pembelajaran dan meditasi, berusaha menguasai teknik baru itu dibantu Tasbih Semesta agar lekas menyerap semua intisari
"Yao Chen!" salah satu murid dari kelompok yang lebih besar berteriak. "Ini bukan urusanmu. Pergilah sebelum kami terpaksa menghabisimu juga!"Namun, Yao Chen tetap berdiri tegak, energi dari kelima elemen berputar semakin kuat di sekitarnya. "Sayangnya, aku sudah terlanjur penasaran," ujarnya dengan nada tenang namun mengancam. "Jadi, bagaimana kalau kita bicarakan tentang peta itu?"Salah satu anggota dari kelompok yang lebih kecil, seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang, melangkah maju. "Yao Chen, kami dengar tentang kekuatanmu. Jika kau membantu kami mengalahkan mereka, kami akan membagi informasi tentang peta ini denganmu."Tawaran ini membuat kelompok yang lebih besar marah."Pengkhianat!" teriak salah satu dari mereka. "Kalian akan menyesal telah melawan kehendak para tetua sekte!"Mendengar ini, Yao Chen semakin yakin bahwa peta ini pasti berhubungan dengan konspirasi yang diceritakan Zhang Xuan. Dia memutuskan untuk mengambil risiko."Baiklah," kata Yao Chen kepada k
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"