Asap pertempuran mulai menipis, dan Yao Chen menyadari bahwa tidak semua musuhnya telah dikalahkan. Belasan murid sekte yang tersisa, dengan wajah pucat dan tubuh gemetar, mulai bangkit dan lari tunggang langgang ke berbagai arah."Mustahil! Dia menguasai lima elemen!" teriak salah satu dari mereka sambil berlari."Kita harus laporkan ini!" Yang lainnya berteriak sebelum mereka saling berpisah arah.Yao Chen menggertakkan giginya. Ia tahu bahwa jika informasi tentang kekuatan barunya tersebar, situasinya akan semakin rumit. Tanpa pikir panjang, dia mulai mengejar mereka.Namun, para murid sekte itu telah menyebar ke berbagai arah, membuat Yao Chen kesulitan untuk mengejar mereka semua sendirian. Dia sadar bahwa dirinya membutuhkan bantuan.Dengan cepat, Yao Chen memutuskan untuk meminta Gao Long keluar."Gao Long, aku butuh bantuanmu," ujar Yao Chen dalam pikirannya. "Ada beberapa murid sekte yang kabur. Mereka tahu tentang kekuatan baruku. Bisakah kau memerintahkan hewan-hewan roh di
Zhang Xuan, sang murid senior, sosok yang namanya ada di daftar peringkat nomor 1 di Sekte Bilah Langit, menatap tajam ke arah para penyerang. "Menyerang seorang murid secara keroyokan. Di mana harga diri kalian sebagai kultivator?"Para murid sekte mulai saling pandang dengan ragu."Senior Zhang, tolong jangan ikut campur urusan kami dengan Yao Chen!" pinta salah satu dari mereka.Namun, secara tiba-tiba, bayangan biru melesat cepat ke arah ratusan orang tadi. Dalam sekejap, puluhan murid sekte terpental ke berbagai arah, terkena serangan mematikan.Yao Chen terkejut melihat tindakan pemuda yang memiliki aura energi berwarna biru di depannya, pemuda itu begitu gesit menghadapi sisa murid sekte yang masih menyerang. Tanpa kata-kata, Zhang Xuan bergerak dengan efisien, menumpas para penyerang dengan gerakan-gerakan mematikan."Senior Zhang Xuan! Kau keterlaluan!" salah satu murid berseru ketakutan sebelum tumbang.Zhang Xuan, dengan wajah tanpa ekspresi, terus menyerang tanpa henti. Ge
Setelah kepergian Zhang Xuan, Yao Chen tetap duduk bersila, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia terima."Konflik di balik layar, konspirasi para pemimpin sekte, dan posisiku yang pastinya sebagai anomali yang dianggap ancaman. Astaga! Semua ini membuat situasinya jauh lebih rumit dari yang aku bayangkan." Kemudian dia menghela napas.Setelah beberapa saat, Yao Chen bangkit dan mulai memeriksa gulungan-gulungan yang ada di gua tersebut. Matanya terpaku pada sebuah gulungan tua dengan simbol lima elemen di bagian luarnya.Dengan hati-hati, dia membuka gulungan tersebut dan mulai membacanya. Isinya adalah teknik rahasia untuk menggabungkan kelima elemen menjadi satu kekuatan yang lebih besar."Kurasa ini bisa menjadi kunci untuk meningkatkan kekuatan gabungan lima elemenku lebih jauh. Tidak buruk!"Selama beberapa jam berikutnya, Yao Chen tenggelam dalam pembelajaran dan meditasi, berusaha menguasai teknik baru itu dibantu Tasbih Semesta agar lekas menyerap semua intisari
"Yao Chen!" salah satu murid dari kelompok yang lebih besar berteriak. "Ini bukan urusanmu. Pergilah sebelum kami terpaksa menghabisimu juga!"Namun, Yao Chen tetap berdiri tegak, energi dari kelima elemen berputar semakin kuat di sekitarnya. "Sayangnya, aku sudah terlanjur penasaran," ujarnya dengan nada tenang namun mengancam. "Jadi, bagaimana kalau kita bicarakan tentang peta itu?"Salah satu anggota dari kelompok yang lebih kecil, seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang, melangkah maju. "Yao Chen, kami dengar tentang kekuatanmu. Jika kau membantu kami mengalahkan mereka, kami akan membagi informasi tentang peta ini denganmu."Tawaran ini membuat kelompok yang lebih besar marah."Pengkhianat!" teriak salah satu dari mereka. "Kalian akan menyesal telah melawan kehendak para tetua sekte!"Mendengar ini, Yao Chen semakin yakin bahwa peta ini pasti berhubungan dengan konspirasi yang diceritakan Zhang Xuan. Dia memutuskan untuk mengambil risiko."Baiklah," kata Yao Chen kepada k
Setelah perjalanan panjang dan berbahaya, Yao Chen dan kelompoknya akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan peta. Di hadapan mereka berdiri sebuah struktur kuno yang megah, tersembunyi di balik kabut tebal di puncak gunung es."Ini dia," bisik Lin Mei dengan takjub. "Kuil Rahasia Lima Elemen."Mereka melangkah masuk dengan hati-hati. Di dalam kuil, mereka menemukan ruangan luas yang dipenuhi dengan pilar-pilar kristal. Setiap pilar memancarkan energi elemen yang berbeda: merah untuk api, biru untuk air, putih untuk angin, hijau untuk tanah, dan ungu untuk petir.Yao Chen merasakan resonansi kuat dengan energi di sekitarnya. "Ini ... luar biasa," ujarnya, matanya melebar melihat pemandangan di hadapannya.Namun, keajaiban itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Puluhan murid mulai bermunculan, mata mereka berkilat penuh keserakahan melihat fragmen-fragmen elemen yang berkilauan di sekeliling ruangan."Lihat! Fragmen-fragmen elemen murni
Setelah meninggalkan lokasi Kuil Rahasia Lima Elemen, Yao Chen dan kelompoknya bergerak dengan hati-hati melalui pegunungan es. Mereka tahu bahwa berita tentang kehancuran kuil dan hilangnya fragmen-fragmen elemen akan segera menyebar, membuat mereka menjadi target utama para murid yang haus kekuatan.'Sebenarnya, apakah tidak apa-apa kalau aku menyerap fragmen elemen terlalu banyak begini?' tanya Yao Chen pada benaknya.Gao Long yang menyahut, "Bocah, kuberi tau padamu, bahwa semakin banyak kau menyerap fragmen elemen, maka itu semakin baik untuk kekuatan elemenmu. Kau pikir berapa banyak fragmen elemen api yang dulunya aku berhasil dapatkan, hm?" Si naga mulai menyombongkan diri. Saat mereka berjalan, Yao Chen mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Kekuatan lima elemen yang dia serap dari kuil mulai beresonansi dengan energi Qi-nya, memberikannya pemahaman dan kemampuan baru yang belum pernah dia alami sebelumnya."Bagaimana perasaanmu, Yao Chen?" tanya Lin Mei, memperhatikan eks
Saat pertarungan dimulai, Yao Chen dan kelompoknya berusaha melawan serangan Di Yuxian. Namun, kekuatan pemimpin kelompok itu jauh melampaui perkiraan mereka. Dengan satu serangan dahsyat, Di Yuxian berhasil memisahkan Yao Chen dari yang lain, meski tak begitu jauh."Yao Chen!" teriak Lin Mei, berusaha menggapai temannya yang terpental jauh.Zhang Xuan, menyadari situasi genting ini, berteriak, "Lari, Yao Chen! Kami akan menahannya di sini!"Tanpa pilihan lain, Yao Chen bangkit dan mulai berlari, menembus hutan lebat. Di belakangnya, dia bisa mendengar suara pertarungan sengit antara teman-temannya dan Di Yuxian.Yao Chen terus berlari, menggunakan kekuatan angin untuk mempercepat langkahnya. Namun, tak lama kemudian, dia merasakan kehadiran Di Yuxian yang semakin mendekat."Kau tidak bisa lari dariku, Yao Chen!" suara Di Yuxian menggema di seluruh hutan.Yao Chen menggertakkan giginya, berusaha berpikir cepat. Dia belum sepenuhnya menguasai kekuatan barunya, tapi dia tau harus mencob
Pertarungan dimulai dengan ledakan energi yang luar biasa. Yao Chen segera menyadari bahwa situasinya jauh lebih berbahaya dari yang dia kira. Di Yuxian bergerak dengan kecepatan dan kekuatan yang belum pernah dia lihat sebelumnya."Kau terkejut, Yao Chen? Ha ha ha!" Di Yuxian menyeringai, energi Qi-nya berkobar hebat. "Aku telah mencapai Tingkat 8 Awal. Kau tidak punya harapan melawanku!"Yao Chen menggertakkan giginya, mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menangkis serangan beruntun dari Di Yuxian. Sementara itu, Shang Meili melancarkan serangan dari sisi lain, membuat Yao Chen harus membagi perhatiannya.Di tengah pertarungan, Di Yuxian mengeluarkan sebuah medali perunggu kuno. "Lihat ini, Yao Chen. Pusaka Penangkal Api!" Dia mengaktifkan medali tersebut, dan seketika itu juga, serangan api Yao Chen menjadi tidak efektif.Yao Chen mencoba beralih ke serangan berbasis air, namun Di Yuxian kembali mengeluarkan pusaka lain, sebuah kipas giok hijau. "Pusaka Penangkal Air!" teriaknya,
“Aku suka semangatmu!” Sima Honglian memulaskan senyuman ketika membalas Nona Sheng.“Kupastikan kau yang akan kalah setelah ini!” Nona Sheng menatap tajam ke saingannya.Sima Honglian menatapnya dengan ekspresi datar. Tapi sebelum dia menjawab, suara dari tribun menggema di seluruh arena:“Babak ketiga: pertarungan kekuatan elemen.”Yao Chen melipat kedua tangan di depan dada usai berseru menyatakan babak ketiga.Lalu dia menambahkan, “Karena kedua belah pihak telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam alkimia dan pemurnian senjata, maka babak akhir akan menguji inti pertarungan paling murni: penguasaan elemen.”Mata semua orang memandang ke arah panggung baru yang muncul dari bawah tanah arena utama—sebuah medan pertempuran datar dengan ukiran lima elemen besar di tengah: api, air, tanah, angin, dan petir.Desas-desus mulai merebak.“Ini medan elemen ....”“Jika bertarung di sini, kemungkinan Nona Sheng menang jadi besar. Dia memang terkenal sebagai pengendali elemen langit yang s
Tungku Nona Sheng meledak lagi—kali ini tak hanya menghancurkan bahan, tapi juga membuatnya terpelanting ke belakang dan pingsan dengan luka di tangan kirinya.“Meiyu!” teriak cemas Tuan Besar Sheng ke putrinya.Para dayang langsung masuk ke arena, menarik majikan mereka turun panggung.Keheningan menyelimuti arena.Kemudian, suara wasit terdengar lantang:“Pemenangnya … Sima Honglian!”Sorak sorai meledak. Penonton berdiri, memberikan tepuk tangan meriah. Beberapa alkemis muda sampai membungkuk hormat ke arah Sima Honglian.“Aku namai ini … Pedang Jiwa Phoenix!” Sima Honglian menatap pedangnya.Pedang cambuk merah-perak yang dia buat, Pedang Jiwa Phoenix, terbang melayang dan berputar di atas kepalanya, menunjukkan bahwa benda itu memiliki kesadaran spiritual.Kaisar Alkemis sendiri turun ke arena, menatapnya sambil tersenyum tipis.“Dunia ini akhirnya akan berubah,” bisiknya.Dan dari tribun, Yao Chen hanya berdiri diam, menatap istrinya dengan sorot mata lembut dan bangga, sambil m
“Kalau sekedar memurnikan senjata, mana mungkin aku gentar?” Nona Sheng menjawab Sima Honglian.Dia mengganti baju dan tatanan rambutnya lebih sederhana tapi terlihat kuat.“Bagus! Aku suka semangatmu!” balas Sima Honglian sembari mengangguk.Arena alkemis yang semula didominasi oleh tungku obat kini telah berganti menjadi Tempat Pemurnian Senjata, sebuah panggung batu hitam yang berisi tungku logam raksasa setinggi tiga meter.Tungku itu dipenuhi pola ukiran naga dan phoenix yang menyala samar, menandakan bahwa benda ini bukan sekadar alat, melainkan pusaka warisan Sekte Istana Dewa.Suasana arena mendadak lebih hening dari sebelumnya.Semua pihak menahan napas. Perhatian tertuju pada dua sosok yang akan bertarung.Di sisi kiri arena, Nona Sheng berdiri tegak. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya penuh dendam. Dia kini lebih tenang, tak ada lagi teriakan atau tatapan meremehkan seperti sebelumnya. Dia tau ... satu kesalahan lagi bisa membuat reputasinya terkubur selamanya.Dia mematuhi
“Dia … menang .…”“Tidak hanya menang … pilnya lebih sempurna daripada yang pernah dibuat murid alkimia di sekte ini .…”“Pil Jiwa Nirwana … dari seorang manusia benua bawah?!”Suara-suara penonton bergemuruh, tidak percaya.Pihak Sekte Istana Dewa bersorak dengan bangga, sedangkan wajah-wajah dari Sekte Langit Kudus menegang, pucat, dan muram.Kekalahan ini bukan sekadar kalah—mereka dipermalukan. Terlebih, tungku kebanggaan mereka, Tungku Naga Kudus, milik Alkemis Huang … hancur berkeping-keping akibat kelalaian Nona Sheng.Tetua-tetua dari Sekte Langit Kudus menunduk dalam diam. Tak satu pun dari mereka berani bicara. Yang paling mencolok adalah wajah tua Tuan Besar Sheng, yang semakin merah padam menahan amarah.Sementara itu, Nona Sheng terduduk di tanah. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan, dan mata indahnya membelalak tak percaya. Nafasnya terengah. Tangannya gemetar, bukan karena luka, tapi karena … ketakutan.“Bagaimana aku menjelaskan ini pada Guru Huang .…” bisiknya lemah.
“Dia menyanggupinya!” bisik keras para penonton atas ucapan Sima Honglian.Aula Istana Dewa kembali hening, namun ketegangan membubung seperti busur yang ditarik sampai batas. Tantangan sudah diucapkan. Taruhannya lebih tinggi.Pil tingkat delapan—bukan sembarang pil, tapi mahakarya yang hanya bisa dimurnikan oleh alkemis tingkat tinggi dengan pemahaman mendalam tentang hukum elemen dan harmoni energi jiwa.Arena dimurnikan kembali. Dua tungku emas surgawi disiapkan di tengah-tengah panggung melayang. Angin di sekitarnya berhenti, seolah menanti napas para dewa.“Aku akan tetap menggunakan tungkuku sendiri.” Nona Sheng bersikeras.“Gunakan sekehendakmu.” Sima Honglian menjawab.Pihak dari Sekte Istana Dewa mengangguk setuju.Nona Sheng dari Sekte Langit Kudus melangkah anggun ke posisinya. Wajahnya tetap tersenyum percaya diri, rambut ungunya terikat rapi, dan matanya menyapu penonton tanpa gentar. Tapi siapa pun yang cukup jeli akan melihat ujung jarinya sedikit gemetar.Sementara it
“Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus
“Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka