Yao Chen tiba di ngarai dan mengamati pemandangan di depannya dengan seksama. Dinding tebing yang curam menjulang tinggi, dan di salah satu celahnya, sebuah herbal langka yang hampir matang berkilauan di bawah sinar matahari. Matanya menyipit, menghitung jumlah orang dan hewan roh yang bersembunyi di sekitar area itu."Hmm, setidaknya ada lima murid sekte dan tiga hewan roh yang kulihat," gumamnya pelan. "Tapi pasti masih ada lagi yang bersembunyi di luar pandanganku."Dengan hati-hati, Yao Chen bergerak ke posisi yang lebih tersembunyi. Dia menemukan sebuah ceruk kecil di balik bebatuan besar, cukup dalam untuk menyembunyikan tubuhnya namun tetap memberinya pandangan yang jelas ke arah herbal tersebut.'Hm, Bunga Seribu Berkas Cahaya.' Dia mengetahui nama herbal itu dari Tasbih Semesta. "Cukup langka dan bagus untuk dijadikan pil.'Saat dia mengatur posisinya, terdengar suara berbisik dari kejauhan."Kapan kira-kira herbal itu akan matang?" tanya sebuah suara."Mungkin dalam beberapa
Yao Chen mengerutkan kening. "Hebat, satu lagi pesaing yang kuat." Dia mulai pesimis dengan munculnya Singa Gunung Gigi Pedang yang juga sama kuat dengan Macan Kumbang Bulu Perak.Situasi semakin rumit sekarang. Tiga petarung berada di posisi berbahaya di dinding tebing, masing-masing mengincar Bunga Seribu Berkas Cahaya yang masih menunggu di atas."Kalian berdua, menyingkirlah!" Singa Gunung Gigi Pedang menyerang, giginya yang tajam mengincar baik Yao Chen maupun Macan Kumbang Bulu Perak.Yao Chen melompat menghindar, angin membantunya melayang. Sementara itu, Macan Kumbang Bulu Perak menangkis serangan dengan cakarnya yang keras."Ini akan jadi pertarungan tiga arah yang berbahaya," pikir Yao Chen, matanya bergerak cepat mencari strategi baru.Ketiga petarung saling menatap, masing-masing menilai kekuatan lawan dan mencari celah untuk menyerang. Pertarungan untuk memperebutkan Bunga Seribu Berkas Cahaya memasuki babak baru yang lebih intens.Dengan sekali lirik ke bawah, Yao Chen t
Dengan gerakan cepat, Kingkong menghentakkan kakinya. Bongkahan-bongkahan tanah muncul di udara, membentuk pijakan yang mirip dengan milik Singa Gunung."Ayo kita lihat siapa yang lebih mahir bermain di udara," tantang Kingkong, melompat dari satu bongkahan ke bongkahan tanah lainnya.Singa Gunung Gigi Pedang menggeram, "Jangan sombong, monyet!"Kedua makhluk roh itu mulai bertarung di udara, melompat dari satu pijakan ke pijakan lainnya. Suara dentuman keras terdengar setiap kali tinju Kingkong bertemu dengan tebasan cakar Singa Gunung."Tangan Baja!" seru Kingkong, lengannya berubah menjadi logam padat.Dia melancarkan pukulan kuat ke arah Singa Gunung, yang berhasil menghindar pada detik terakhir."Cih, kau punya trik baru rupanya," geram Singa Gunung.Yao Chen, yang masih menghadapi Macan Kumbang Bulu Perak, berteriak, "Bagus, Kingkong! Tahan dia!"Pertarungan di udara semakin sengit. Kingkong Zirah Baja mengombinasikan elemen tanah dan logamnya dengan lihai, menciptakan serangan
"Screeecchh!"Dari langit, sebuah bayangan besar melesat turun dengan kecepatan luar biasa. Yao Chen terkesiap, matanya melebar melihat makhluk yang muncul.Burung raksasa itu memiliki sayap selebar sepuluh meter, berkilau dengan warna pelangi yang berubah-ubah di bawah sinar matahari. Paruhnya yang tajam terbuat dari logam murni, berkilat berbahaya. Ekornya panjang dan anggun, dihiasi bulu-bulu yang tampak seperti pedang tipis yang siap menebas."Sial!" seru Yao Chen dengan kesal. Dia tidak menyangka akan kemunculan mendadak ini.Burung itu menukik, matanya yang bersinar keemasan terfokus pada Bunga Seribu Berkas Cahaya. "Harta ini milikku, manusia kecil!" suaranya menggelegar, menggetarkan udara di sekitarnya.Yao Chen cepat bertindak, "Tidak secepat itu! Dinding Api Naga!"Api keemasan membentuk penghalang di depan bunga, membuat burung raksasa itu terpaksa mengubah arah pada detik-detik terakhir."Berani-beraninya kau menghalangiku!" raung sang burung, terbang melingkar di atas Ya
Garuda Nirwana menyadari bahaya yang mengancam, mulai mengepakkan sayapnya untuk menjauh. "Ini gila! Aku tidak akan terlibat dalam Hukuman Surgawimu!"Namun, sebelum dia bisa terbang lebih jauh, Yao Chen dengan cepat mengulurkan tangannya. "Rantai Samudera!"Aliran air melesat dari tangan Yao Chen, membentuk rantai yang dengan cepat membelit pergelangan kaki Garuda Nirwana."Apa?! Air juga?!" Garuda Nirwana berseru tak percaya. "Berapa banyak elemen yang kau miliki, manusia?!"Yao Chen tersenyum tipis. "Cukup banyak untuk mengejutkanmu."Sementara itu, di kejauhan, pertarungan sengit antara Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang terhenti seketika saat mereka melihat awan hitam pekat berkumpul di atas Yao Chen."Apa itu?" Singa Gunung Gigi Pedang bertanya, matanya melebar melihat pemandangan menakjubkan di langit.Kingkong Zirah Baja mengenali fenomena ini. "Itu Hukuman Surgawi! Apakah untuk Yao Chen? Tapi mustahil!"Yao Chen, menyadari kehadiran Kingkong, berseru, "Kingkong!
Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana saling pandang, kemudian mengangguk lemah."Baiklah, manusia. Kami setuju," ujar Garuda Nirwana dengan suara berat.Hewan roh itu sudah tidak punya pilihan lain. Dia tak rela perjuangannya selama ini dalam dunia kultivasi harus hancur begitu saja oleh Petir Surgawi.Yao Chen tersenyum tipis. "Kalian membuat keputusan yang bijak."Kemudian kedua hewan roh itu menatap bingung ke Yao Chen.Singa Gunung melangkah maju terlebih dahulu. "Apa yang harus kulakukan?"Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai cara membuat kontrak dengan manusia."Cukup tempelkan dahimu padaku," instruksi Yao Chen.Singa Gunung Gigi Pedang menurut, menempelkan dahinya ke dahi Yao Chen. Seketika, cahaya keemasan muncul di antara mereka."Kontrak ... direstui surga," gumam Singa Gunung Gigi Pedang dengan nada takjub.Garuda Nirwana mengikuti, melakukan hal yang sama. Kembali, cahaya keemasan muncul, menandakan kontrak telah terbentuk."Sekarang, kalian akan ama
Yao Chen tersenyum kecil mendengar pertanyaan Kingkong Zirah Baja. Dia paham bahwa Tasbih Semesta memang merupakan pusaka yang sangat istimewa dan jarang ditemui."Itu kunamai Tasbih Semesta," jawab Yao Chen. "Dia merupakan pusaka kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan aku sendiri masih belajar memahami seluruh kemampuannya."Kingkong Zirah Baja mengangguk kagum, sementara Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana yang telah pulih ikut mendengarkan dengan seksama."Dengan kekuatan seperti itu, kau pasti akan menjadi kultivator yang sangat kuat, bocah," komentar Garuda Nirwana.Kini dia sudah paham dari mana Yao Chen mendapatkan kekuatan yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasinya. Tentu saja dari Tasbih Semesta. Bahkan dia yakin ketahanan Yao Chen menerima Petir Surgawi juga dari pusaka tersebut.Yao Chen mengangguk serius. "Ya, tapi kekuatan besar juga membawa tanggung jawab yang besar. Kita harus tetap waspada dan terus berlatih."Kingkong Zirah Baja menampar belakang ke
"Kau berani menghina Yang Mulia ini?!" geram Gao Long pada Garuda Nirwana.Belum sempat Garuda Nirwana merespon, Gao Long sudah mengumpulkan energi murninya untuk diledakkan dan aura naga kuno semesta segera menindas semua hewan iblis di sana."A-apa? Kau ini ...." Garuda Nirwana merasakan lidahnya mendadak kelu. Bahkan dia nyaris mengompol di tempat.Apalagi saat Gao Long memunculkan wujud aslinya meski hanya sebuah hologram transparan, namun itu cukup menutupi langit di atas mereka saat dia menggerakkan tubuhnya hilir-mudik di angkasa, menyebabkan semua hewan roh berlarian ketakutan.Garuda Nirwana, Singa Gunung Gigi Pedang, hingga Kingkong Zirah Baja merasakan lutut mereka sudah selembek agar-agar.Angin kencang bertiup dan langit menggelap. Sosok raksasa dan digdaya Gao Long meraung hingga menggetarkan langit. Meski begitu, hanya hewan roh dan Yao Chen saja yang bisa mendengar dan melihat semua kejadian tersebut."Le-level 5!" Garuda Nirwana meneguk salivanya. Itu sama artinya den
Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny
“Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An