Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 288 - Perebutan Sengit

Share

288 - Perebutan Sengit

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-07-18 12:35:35

Yao Chen tiba di ngarai dan mengamati pemandangan di depannya dengan seksama. Dinding tebing yang curam menjulang tinggi, dan di salah satu celahnya, sebuah herbal langka yang hampir matang berkilauan di bawah sinar matahari. Matanya menyipit, menghitung jumlah orang dan hewan roh yang bersembunyi di sekitar area itu.

"Hmm, setidaknya ada lima murid sekte dan tiga hewan roh yang kulihat," gumamnya pelan. "Tapi pasti masih ada lagi yang bersembunyi di luar pandanganku."

Dengan hati-hati, Yao Chen bergerak ke posisi yang lebih tersembunyi. Dia menemukan sebuah ceruk kecil di balik bebatuan besar, cukup dalam untuk menyembunyikan tubuhnya namun tetap memberinya pandangan yang jelas ke arah herbal tersebut.

'Hm, Bunga Seribu Berkas Cahaya.' Dia mengetahui nama herbal itu dari Tasbih Semesta. "Cukup langka dan bagus untuk dijadikan pil.'

Saat dia mengatur posisinya, terdengar suara berbisik dari kejauhan.

"Kapan kira-kira herbal itu akan matang?" tanya sebuah suara.

"Mungkin dalam beberapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   289 - Keluarnya Kingkong Zirah Baja

    Yao Chen mengerutkan kening. "Hebat, satu lagi pesaing yang kuat." Dia mulai pesimis dengan munculnya Singa Gunung Gigi Pedang yang juga sama kuat dengan Macan Kumbang Bulu Perak.Situasi semakin rumit sekarang. Tiga petarung berada di posisi berbahaya di dinding tebing, masing-masing mengincar Bunga Seribu Berkas Cahaya yang masih menunggu di atas."Kalian berdua, menyingkirlah!" Singa Gunung Gigi Pedang menyerang, giginya yang tajam mengincar baik Yao Chen maupun Macan Kumbang Bulu Perak.Yao Chen melompat menghindar, angin membantunya melayang. Sementara itu, Macan Kumbang Bulu Perak menangkis serangan dengan cakarnya yang keras."Ini akan jadi pertarungan tiga arah yang berbahaya," pikir Yao Chen, matanya bergerak cepat mencari strategi baru.Ketiga petarung saling menatap, masing-masing menilai kekuatan lawan dan mencari celah untuk menyerang. Pertarungan untuk memperebutkan Bunga Seribu Berkas Cahaya memasuki babak baru yang lebih intens.Dengan sekali lirik ke bawah, Yao Chen t

    Last Updated : 2024-07-18
  • Pendekar Tanpa Wajah   290 - 2 Versus 2

    Dengan gerakan cepat, Kingkong menghentakkan kakinya. Bongkahan-bongkahan tanah muncul di udara, membentuk pijakan yang mirip dengan milik Singa Gunung."Ayo kita lihat siapa yang lebih mahir bermain di udara," tantang Kingkong, melompat dari satu bongkahan ke bongkahan tanah lainnya.Singa Gunung Gigi Pedang menggeram, "Jangan sombong, monyet!"Kedua makhluk roh itu mulai bertarung di udara, melompat dari satu pijakan ke pijakan lainnya. Suara dentuman keras terdengar setiap kali tinju Kingkong bertemu dengan tebasan cakar Singa Gunung."Tangan Baja!" seru Kingkong, lengannya berubah menjadi logam padat.Dia melancarkan pukulan kuat ke arah Singa Gunung, yang berhasil menghindar pada detik terakhir."Cih, kau punya trik baru rupanya," geram Singa Gunung.Yao Chen, yang masih menghadapi Macan Kumbang Bulu Perak, berteriak, "Bagus, Kingkong! Tahan dia!"Pertarungan di udara semakin sengit. Kingkong Zirah Baja mengombinasikan elemen tanah dan logamnya dengan lihai, menciptakan serangan

    Last Updated : 2024-07-18
  • Pendekar Tanpa Wajah   291 - Garuda Nirwana

    "Screeecchh!"Dari langit, sebuah bayangan besar melesat turun dengan kecepatan luar biasa. Yao Chen terkesiap, matanya melebar melihat makhluk yang muncul.Burung raksasa itu memiliki sayap selebar sepuluh meter, berkilau dengan warna pelangi yang berubah-ubah di bawah sinar matahari. Paruhnya yang tajam terbuat dari logam murni, berkilat berbahaya. Ekornya panjang dan anggun, dihiasi bulu-bulu yang tampak seperti pedang tipis yang siap menebas."Sial!" seru Yao Chen dengan kesal. Dia tidak menyangka akan kemunculan mendadak ini.Burung itu menukik, matanya yang bersinar keemasan terfokus pada Bunga Seribu Berkas Cahaya. "Harta ini milikku, manusia kecil!" suaranya menggelegar, menggetarkan udara di sekitarnya.Yao Chen cepat bertindak, "Tidak secepat itu! Dinding Api Naga!"Api keemasan membentuk penghalang di depan bunga, membuat burung raksasa itu terpaksa mengubah arah pada detik-detik terakhir."Berani-beraninya kau menghalangiku!" raung sang burung, terbang melingkar di atas Ya

    Last Updated : 2024-07-19
  • Pendekar Tanpa Wajah   292 - Berempat 'Menikmati' Hukuman Surgawi

    Garuda Nirwana menyadari bahaya yang mengancam, mulai mengepakkan sayapnya untuk menjauh. "Ini gila! Aku tidak akan terlibat dalam Hukuman Surgawimu!"Namun, sebelum dia bisa terbang lebih jauh, Yao Chen dengan cepat mengulurkan tangannya. "Rantai Samudera!"Aliran air melesat dari tangan Yao Chen, membentuk rantai yang dengan cepat membelit pergelangan kaki Garuda Nirwana."Apa?! Air juga?!" Garuda Nirwana berseru tak percaya. "Berapa banyak elemen yang kau miliki, manusia?!"Yao Chen tersenyum tipis. "Cukup banyak untuk mengejutkanmu."Sementara itu, di kejauhan, pertarungan sengit antara Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang terhenti seketika saat mereka melihat awan hitam pekat berkumpul di atas Yao Chen."Apa itu?" Singa Gunung Gigi Pedang bertanya, matanya melebar melihat pemandangan menakjubkan di langit.Kingkong Zirah Baja mengenali fenomena ini. "Itu Hukuman Surgawi! Apakah untuk Yao Chen? Tapi mustahil!"Yao Chen, menyadari kehadiran Kingkong, berseru, "Kingkong!

    Last Updated : 2024-07-19
  • Pendekar Tanpa Wajah   293 - Ranah Lanjutan: Kultivasi Tingkat 6

    Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana saling pandang, kemudian mengangguk lemah."Baiklah, manusia. Kami setuju," ujar Garuda Nirwana dengan suara berat.Hewan roh itu sudah tidak punya pilihan lain. Dia tak rela perjuangannya selama ini dalam dunia kultivasi harus hancur begitu saja oleh Petir Surgawi.Yao Chen tersenyum tipis. "Kalian membuat keputusan yang bijak."Kemudian kedua hewan roh itu menatap bingung ke Yao Chen.Singa Gunung melangkah maju terlebih dahulu. "Apa yang harus kulakukan?"Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai cara membuat kontrak dengan manusia."Cukup tempelkan dahimu padaku," instruksi Yao Chen.Singa Gunung Gigi Pedang menurut, menempelkan dahinya ke dahi Yao Chen. Seketika, cahaya keemasan muncul di antara mereka."Kontrak ... direstui surga," gumam Singa Gunung Gigi Pedang dengan nada takjub.Garuda Nirwana mengikuti, melakukan hal yang sama. Kembali, cahaya keemasan muncul, menandakan kontrak telah terbentuk."Sekarang, kalian akan ama

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   294 - Mengundang Bencana untuk Diri Sendiri

    Yao Chen tersenyum kecil mendengar pertanyaan Kingkong Zirah Baja. Dia paham bahwa Tasbih Semesta memang merupakan pusaka yang sangat istimewa dan jarang ditemui."Itu kunamai Tasbih Semesta," jawab Yao Chen. "Dia merupakan pusaka kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan aku sendiri masih belajar memahami seluruh kemampuannya."Kingkong Zirah Baja mengangguk kagum, sementara Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana yang telah pulih ikut mendengarkan dengan seksama."Dengan kekuatan seperti itu, kau pasti akan menjadi kultivator yang sangat kuat, bocah," komentar Garuda Nirwana.Kini dia sudah paham dari mana Yao Chen mendapatkan kekuatan yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasinya. Tentu saja dari Tasbih Semesta. Bahkan dia yakin ketahanan Yao Chen menerima Petir Surgawi juga dari pusaka tersebut.Yao Chen mengangguk serius. "Ya, tapi kekuatan besar juga membawa tanggung jawab yang besar. Kita harus tetap waspada dan terus berlatih."Kingkong Zirah Baja menampar belakang ke

    Last Updated : 2024-07-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   295 - Memutilasi Garuda Nirwana

    "Kau berani menghina Yang Mulia ini?!" geram Gao Long pada Garuda Nirwana.Belum sempat Garuda Nirwana merespon, Gao Long sudah mengumpulkan energi murninya untuk diledakkan dan aura naga kuno semesta segera menindas semua hewan iblis di sana."A-apa? Kau ini ...." Garuda Nirwana merasakan lidahnya mendadak kelu. Bahkan dia nyaris mengompol di tempat.Apalagi saat Gao Long memunculkan wujud aslinya meski hanya sebuah hologram transparan, namun itu cukup menutupi langit di atas mereka saat dia menggerakkan tubuhnya hilir-mudik di angkasa, menyebabkan semua hewan roh berlarian ketakutan.Garuda Nirwana, Singa Gunung Gigi Pedang, hingga Kingkong Zirah Baja merasakan lutut mereka sudah selembek agar-agar.Angin kencang bertiup dan langit menggelap. Sosok raksasa dan digdaya Gao Long meraung hingga menggetarkan langit. Meski begitu, hanya hewan roh dan Yao Chen saja yang bisa mendengar dan melihat semua kejadian tersebut."Le-level 5!" Garuda Nirwana meneguk salivanya. Itu sama artinya den

    Last Updated : 2024-07-23
  • Pendekar Tanpa Wajah   296 - Sayap yang Sangat Bernutrisi

    Keheningan yang mencekam menyelimuti area itu saat Gao Long mulai membakar sayap Garuda Nirwana menggunakan apinya yang dia atur sedemikian rupa. Untung saja Yao Chen selalu membawa bumbu bubuk beserta garam di cincin ruangnya.Aroma daging panggang memenuhi udara, membuat perut mereka bergemuruh meski pikiran mereka dipenuhi rasa bersalah. Sayap itu tergolong besar sehingga meski sudah dibagi-bagi, tetap saja porsinya berlimpah. "Makanlah," perintah Gao Long, menyodorkan potongan sayap yang sudah matang kepada Yao Chen.Dengan tangan gemetar, Yao Chen menerima potongan sayap sebesar paha sapi. Dia menatap Garuda Nirwana dengan pandangan meminta maaf sebelum menggigit daging itu."Maafkan aku," bisik Yao Chen pelan. Dia merasa gagal sebagai master. Tapi mau bagaimana lagi jika itu berkaitan dengan Gao Long?Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang juga mulai menyantap bagian mereka dengan berat hati. Garuda Nirwana hanya bisa memalingkan wajahnya, tidak sanggup melihat teman-

    Last Updated : 2024-07-23

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   545 - Bara yang Belum Padam

    Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   544 - Keheningan Setelah Badai

    Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status