Dengan gerakan cepat, Kingkong menghentakkan kakinya. Bongkahan-bongkahan tanah muncul di udara, membentuk pijakan yang mirip dengan milik Singa Gunung."Ayo kita lihat siapa yang lebih mahir bermain di udara," tantang Kingkong, melompat dari satu bongkahan ke bongkahan tanah lainnya.Singa Gunung Gigi Pedang menggeram, "Jangan sombong, monyet!"Kedua makhluk roh itu mulai bertarung di udara, melompat dari satu pijakan ke pijakan lainnya. Suara dentuman keras terdengar setiap kali tinju Kingkong bertemu dengan tebasan cakar Singa Gunung."Tangan Baja!" seru Kingkong, lengannya berubah menjadi logam padat.Dia melancarkan pukulan kuat ke arah Singa Gunung, yang berhasil menghindar pada detik terakhir."Cih, kau punya trik baru rupanya," geram Singa Gunung.Yao Chen, yang masih menghadapi Macan Kumbang Bulu Perak, berteriak, "Bagus, Kingkong! Tahan dia!"Pertarungan di udara semakin sengit. Kingkong Zirah Baja mengombinasikan elemen tanah dan logamnya dengan lihai, menciptakan serangan
"Screeecchh!"Dari langit, sebuah bayangan besar melesat turun dengan kecepatan luar biasa. Yao Chen terkesiap, matanya melebar melihat makhluk yang muncul.Burung raksasa itu memiliki sayap selebar sepuluh meter, berkilau dengan warna pelangi yang berubah-ubah di bawah sinar matahari. Paruhnya yang tajam terbuat dari logam murni, berkilat berbahaya. Ekornya panjang dan anggun, dihiasi bulu-bulu yang tampak seperti pedang tipis yang siap menebas."Sial!" seru Yao Chen dengan kesal. Dia tidak menyangka akan kemunculan mendadak ini.Burung itu menukik, matanya yang bersinar keemasan terfokus pada Bunga Seribu Berkas Cahaya. "Harta ini milikku, manusia kecil!" suaranya menggelegar, menggetarkan udara di sekitarnya.Yao Chen cepat bertindak, "Tidak secepat itu! Dinding Api Naga!"Api keemasan membentuk penghalang di depan bunga, membuat burung raksasa itu terpaksa mengubah arah pada detik-detik terakhir."Berani-beraninya kau menghalangiku!" raung sang burung, terbang melingkar di atas Ya
Garuda Nirwana menyadari bahaya yang mengancam, mulai mengepakkan sayapnya untuk menjauh. "Ini gila! Aku tidak akan terlibat dalam Hukuman Surgawimu!"Namun, sebelum dia bisa terbang lebih jauh, Yao Chen dengan cepat mengulurkan tangannya. "Rantai Samudera!"Aliran air melesat dari tangan Yao Chen, membentuk rantai yang dengan cepat membelit pergelangan kaki Garuda Nirwana."Apa?! Air juga?!" Garuda Nirwana berseru tak percaya. "Berapa banyak elemen yang kau miliki, manusia?!"Yao Chen tersenyum tipis. "Cukup banyak untuk mengejutkanmu."Sementara itu, di kejauhan, pertarungan sengit antara Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang terhenti seketika saat mereka melihat awan hitam pekat berkumpul di atas Yao Chen."Apa itu?" Singa Gunung Gigi Pedang bertanya, matanya melebar melihat pemandangan menakjubkan di langit.Kingkong Zirah Baja mengenali fenomena ini. "Itu Hukuman Surgawi! Apakah untuk Yao Chen? Tapi mustahil!"Yao Chen, menyadari kehadiran Kingkong, berseru, "Kingkong!
Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana saling pandang, kemudian mengangguk lemah."Baiklah, manusia. Kami setuju," ujar Garuda Nirwana dengan suara berat.Hewan roh itu sudah tidak punya pilihan lain. Dia tak rela perjuangannya selama ini dalam dunia kultivasi harus hancur begitu saja oleh Petir Surgawi.Yao Chen tersenyum tipis. "Kalian membuat keputusan yang bijak."Kemudian kedua hewan roh itu menatap bingung ke Yao Chen.Singa Gunung melangkah maju terlebih dahulu. "Apa yang harus kulakukan?"Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai cara membuat kontrak dengan manusia."Cukup tempelkan dahimu padaku," instruksi Yao Chen.Singa Gunung Gigi Pedang menurut, menempelkan dahinya ke dahi Yao Chen. Seketika, cahaya keemasan muncul di antara mereka."Kontrak ... direstui surga," gumam Singa Gunung Gigi Pedang dengan nada takjub.Garuda Nirwana mengikuti, melakukan hal yang sama. Kembali, cahaya keemasan muncul, menandakan kontrak telah terbentuk."Sekarang, kalian akan ama
Yao Chen tersenyum kecil mendengar pertanyaan Kingkong Zirah Baja. Dia paham bahwa Tasbih Semesta memang merupakan pusaka yang sangat istimewa dan jarang ditemui."Itu kunamai Tasbih Semesta," jawab Yao Chen. "Dia merupakan pusaka kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan aku sendiri masih belajar memahami seluruh kemampuannya."Kingkong Zirah Baja mengangguk kagum, sementara Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana yang telah pulih ikut mendengarkan dengan seksama."Dengan kekuatan seperti itu, kau pasti akan menjadi kultivator yang sangat kuat, bocah," komentar Garuda Nirwana.Kini dia sudah paham dari mana Yao Chen mendapatkan kekuatan yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasinya. Tentu saja dari Tasbih Semesta. Bahkan dia yakin ketahanan Yao Chen menerima Petir Surgawi juga dari pusaka tersebut.Yao Chen mengangguk serius. "Ya, tapi kekuatan besar juga membawa tanggung jawab yang besar. Kita harus tetap waspada dan terus berlatih."Kingkong Zirah Baja menampar belakang ke
"Kau berani menghina Yang Mulia ini?!" geram Gao Long pada Garuda Nirwana.Belum sempat Garuda Nirwana merespon, Gao Long sudah mengumpulkan energi murninya untuk diledakkan dan aura naga kuno semesta segera menindas semua hewan iblis di sana."A-apa? Kau ini ...." Garuda Nirwana merasakan lidahnya mendadak kelu. Bahkan dia nyaris mengompol di tempat.Apalagi saat Gao Long memunculkan wujud aslinya meski hanya sebuah hologram transparan, namun itu cukup menutupi langit di atas mereka saat dia menggerakkan tubuhnya hilir-mudik di angkasa, menyebabkan semua hewan roh berlarian ketakutan.Garuda Nirwana, Singa Gunung Gigi Pedang, hingga Kingkong Zirah Baja merasakan lutut mereka sudah selembek agar-agar.Angin kencang bertiup dan langit menggelap. Sosok raksasa dan digdaya Gao Long meraung hingga menggetarkan langit. Meski begitu, hanya hewan roh dan Yao Chen saja yang bisa mendengar dan melihat semua kejadian tersebut."Le-level 5!" Garuda Nirwana meneguk salivanya. Itu sama artinya den
Keheningan yang mencekam menyelimuti area itu saat Gao Long mulai membakar sayap Garuda Nirwana menggunakan apinya yang dia atur sedemikian rupa. Untung saja Yao Chen selalu membawa bumbu bubuk beserta garam di cincin ruangnya.Aroma daging panggang memenuhi udara, membuat perut mereka bergemuruh meski pikiran mereka dipenuhi rasa bersalah. Sayap itu tergolong besar sehingga meski sudah dibagi-bagi, tetap saja porsinya berlimpah. "Makanlah," perintah Gao Long, menyodorkan potongan sayap yang sudah matang kepada Yao Chen.Dengan tangan gemetar, Yao Chen menerima potongan sayap sebesar paha sapi. Dia menatap Garuda Nirwana dengan pandangan meminta maaf sebelum menggigit daging itu."Maafkan aku," bisik Yao Chen pelan. Dia merasa gagal sebagai master. Tapi mau bagaimana lagi jika itu berkaitan dengan Gao Long?Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang juga mulai menyantap bagian mereka dengan berat hati. Garuda Nirwana hanya bisa memalingkan wajahnya, tidak sanggup melihat teman-
Yao Chen berdiri, waspada. "Saudara-saudara sekalian, ada yang bisa kubantu?"Pemuda tinggi itu melangkah maju, senyum licik terkembang di wajahnya. "Tentu saja, Saudara Yao. Kami melihat kau baru saja menyelesaikan pemurnian pil tingkat 4 level sempurna. Sungguh prestasi yang mengagumkan!"Tentu saja Yao Chen bukan orang bodoh yang tidak memahami makna ucapan bernada tamak dari rekan murid itu. Dia semakin waspada."Terima kasih," jawab Yao Chen singkat.Mungkin sebaiknya dia pergi saja untuk menghindari hal yang tak dia inginkan. Ketika dia bangkit berdiri, salah satu dari mereka mengadang langkahnya."Jangan terlalu terburu-buru begitu, Yao Chen. Kenapa kita tidak berbincang dulu supaya akrab?" Orang itu berbicara.Mereka saling pandang dan sudah memahami keinginan pemimpin kelompok tanpa perlu kata-kata. "Nah, Yao Chen, sebagai sesama murid sekte, bukankah seharusnya kita saling mendukung?" lanjut si pemuda berkumis tebal yang menjadi pemimpin mereka. "Bagaimana kalau kau membagi
“Kakek?” Yao Chen mengernyit. Dia tidak pernah mendengar apapun tentang kakek dari pihak ayahnya. Dengan rasa penasaran, dia keluar dari dimensi jiwanya dan melangkah keluar.Ruang kultivasi tertutup yang dipenuhi aura Qi murni mendadak bergemuruh akibat ledakan di depan pintunya. Dari ruang dimensi jiwanya, Yao Chen membuka mata dan menghela napas berat. Teriakan dari luar terdengar jelas.Pintu ruang kultivasi sudah hancur berantakan. Di tengah serpihan batu, berdiri seorang pria tua dengan rambut putih sepenuhnya, tetapi tubuhnya tetap kekar dan tegap, seolah usia 765 tahun bukan apa-apa baginya. Matanya tajam seperti elang, memancarkan aura yang membuat orang biasa akan bertekuk lutut hanya dengan tatapannya.“Kau pasti Gongsun Yichen, atau lebih tepatnya Tuan Muda Kelima,” suara pria tua itu dalam dan berwibawa.“Siapa Anda?” tanya Yao Chen dengan nada hati-hati, meski dia sudah menduga jawabannya.“Aku adalah Gongsun Weiyan, kakekmu.” Meski dipenuhi amarah, dia masih menjawab pe
“Lian Lian?!”Kalimat itu membuat Yao Chen menoleh sepenuhnya, matanya membelalak.“Benar, wanita tercintamu di benua bawah.” Gongsun Huojun mengangguk.Selama ini, Yao Chen mengetahui dengan jelas bahwa Gongsun Huojun tidak peduli dengan apa pun selain kepentingannya sendiri. Inilah kenapa orang tua itu memaksa Yao Chen mengikuti turnamen tersebut.Tetapi dengan menyebut nama Sima Honglian, wanita yang selalu ada dalam pikirannya, jelas merupakan langkah besar yang diambil sang ayah demi dia bersedia menaruh keseriusan pada turnamen mendatang.“Bagaimana kau bisa melakukan itu?” Yao Chen bertanya, suaranya lebih serius dari sebelumnya.Apakah Gongsun Huojun serius dengan ucapannya? Atau itu hanya sekedar ingin perhatian dirinya saja? Karena selama ini dia masih belum bisa sepenuhnya menerima Gongsun Huojun sebagai ayah kandungnya.“Aku memiliki cara untuk membawanya ke sini,” jawab Gongsun Huojun. “Tentu saja, itu semua tergantung padamu. Jika kau gagal, maka aku tidak punya alasan u
Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.
“Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i
Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h
‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un
“Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d
Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka
Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen