Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 292 - Berempat 'Menikmati' Hukuman Surgawi

Share

292 - Berempat 'Menikmati' Hukuman Surgawi

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Garuda Nirwana menyadari bahaya yang mengancam, mulai mengepakkan sayapnya untuk menjauh. "Ini gila! Aku tidak akan terlibat dalam Hukuman Surgawimu!"

Namun, sebelum dia bisa terbang lebih jauh, Yao Chen dengan cepat mengulurkan tangannya. "Rantai Samudera!"

Aliran air melesat dari tangan Yao Chen, membentuk rantai yang dengan cepat membelit pergelangan kaki Garuda Nirwana.

"Apa?! Air juga?!" Garuda Nirwana berseru tak percaya. "Berapa banyak elemen yang kau miliki, manusia?!"

Yao Chen tersenyum tipis. "Cukup banyak untuk mengejutkanmu."

Sementara itu, di kejauhan, pertarungan sengit antara Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang terhenti seketika saat mereka melihat awan hitam pekat berkumpul di atas Yao Chen.

"Apa itu?" Singa Gunung Gigi Pedang bertanya, matanya melebar melihat pemandangan menakjubkan di langit.

Kingkong Zirah Baja mengenali fenomena ini. "Itu Hukuman Surgawi! Apakah untuk Yao Chen? Tapi mustahil!"

Yao Chen, menyadari kehadiran Kingkong, berseru, "Kingkong!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Junaedi Edi
LAMA BGT UPDATENYA KETIDURAN YA
goodnovel comment avatar
pepen prengky
thanks updatenya thor, ditunggu update selanjutnya. 1 gem meluncur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   293 - Ranah Lanjutan: Kultivasi Tingkat 6

    Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana saling pandang, kemudian mengangguk lemah."Baiklah, manusia. Kami setuju," ujar Garuda Nirwana dengan suara berat.Hewan roh itu sudah tidak punya pilihan lain. Dia tak rela perjuangannya selama ini dalam dunia kultivasi harus hancur begitu saja oleh Petir Surgawi.Yao Chen tersenyum tipis. "Kalian membuat keputusan yang bijak."Kemudian kedua hewan roh itu menatap bingung ke Yao Chen.Singa Gunung melangkah maju terlebih dahulu. "Apa yang harus kulakukan?"Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai cara membuat kontrak dengan manusia."Cukup tempelkan dahimu padaku," instruksi Yao Chen.Singa Gunung Gigi Pedang menurut, menempelkan dahinya ke dahi Yao Chen. Seketika, cahaya keemasan muncul di antara mereka."Kontrak ... direstui surga," gumam Singa Gunung Gigi Pedang dengan nada takjub.Garuda Nirwana mengikuti, melakukan hal yang sama. Kembali, cahaya keemasan muncul, menandakan kontrak telah terbentuk."Sekarang, kalian akan ama

  • Pendekar Tanpa Wajah   294 - Mengundang Bencana untuk Diri Sendiri

    Yao Chen tersenyum kecil mendengar pertanyaan Kingkong Zirah Baja. Dia paham bahwa Tasbih Semesta memang merupakan pusaka yang sangat istimewa dan jarang ditemui."Itu kunamai Tasbih Semesta," jawab Yao Chen. "Dia merupakan pusaka kuno yang memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan aku sendiri masih belajar memahami seluruh kemampuannya."Kingkong Zirah Baja mengangguk kagum, sementara Singa Gunung Gigi Pedang dan Garuda Nirwana yang telah pulih ikut mendengarkan dengan seksama."Dengan kekuatan seperti itu, kau pasti akan menjadi kultivator yang sangat kuat, bocah," komentar Garuda Nirwana.Kini dia sudah paham dari mana Yao Chen mendapatkan kekuatan yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasinya. Tentu saja dari Tasbih Semesta. Bahkan dia yakin ketahanan Yao Chen menerima Petir Surgawi juga dari pusaka tersebut.Yao Chen mengangguk serius. "Ya, tapi kekuatan besar juga membawa tanggung jawab yang besar. Kita harus tetap waspada dan terus berlatih."Kingkong Zirah Baja menampar belakang ke

  • Pendekar Tanpa Wajah   295 - Memutilasi Garuda Nirwana

    "Kau berani menghina Yang Mulia ini?!" geram Gao Long pada Garuda Nirwana.Belum sempat Garuda Nirwana merespon, Gao Long sudah mengumpulkan energi murninya untuk diledakkan dan aura naga kuno semesta segera menindas semua hewan iblis di sana."A-apa? Kau ini ...." Garuda Nirwana merasakan lidahnya mendadak kelu. Bahkan dia nyaris mengompol di tempat.Apalagi saat Gao Long memunculkan wujud aslinya meski hanya sebuah hologram transparan, namun itu cukup menutupi langit di atas mereka saat dia menggerakkan tubuhnya hilir-mudik di angkasa, menyebabkan semua hewan roh berlarian ketakutan.Garuda Nirwana, Singa Gunung Gigi Pedang, hingga Kingkong Zirah Baja merasakan lutut mereka sudah selembek agar-agar.Angin kencang bertiup dan langit menggelap. Sosok raksasa dan digdaya Gao Long meraung hingga menggetarkan langit. Meski begitu, hanya hewan roh dan Yao Chen saja yang bisa mendengar dan melihat semua kejadian tersebut."Le-level 5!" Garuda Nirwana meneguk salivanya. Itu sama artinya den

  • Pendekar Tanpa Wajah   296 - Sayap yang Sangat Bernutrisi

    Keheningan yang mencekam menyelimuti area itu saat Gao Long mulai membakar sayap Garuda Nirwana menggunakan apinya yang dia atur sedemikian rupa. Untung saja Yao Chen selalu membawa bumbu bubuk beserta garam di cincin ruangnya.Aroma daging panggang memenuhi udara, membuat perut mereka bergemuruh meski pikiran mereka dipenuhi rasa bersalah. Sayap itu tergolong besar sehingga meski sudah dibagi-bagi, tetap saja porsinya berlimpah. "Makanlah," perintah Gao Long, menyodorkan potongan sayap yang sudah matang kepada Yao Chen.Dengan tangan gemetar, Yao Chen menerima potongan sayap sebesar paha sapi. Dia menatap Garuda Nirwana dengan pandangan meminta maaf sebelum menggigit daging itu."Maafkan aku," bisik Yao Chen pelan. Dia merasa gagal sebagai master. Tapi mau bagaimana lagi jika itu berkaitan dengan Gao Long?Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang juga mulai menyantap bagian mereka dengan berat hati. Garuda Nirwana hanya bisa memalingkan wajahnya, tidak sanggup melihat teman-

  • Pendekar Tanpa Wajah   297 - Perampok Pil Ingin Merasakan Pil Pahitnya Sendiri

    Yao Chen berdiri, waspada. "Saudara-saudara sekalian, ada yang bisa kubantu?"Pemuda tinggi itu melangkah maju, senyum licik terkembang di wajahnya. "Tentu saja, Saudara Yao. Kami melihat kau baru saja menyelesaikan pemurnian pil tingkat 4 level sempurna. Sungguh prestasi yang mengagumkan!"Tentu saja Yao Chen bukan orang bodoh yang tidak memahami makna ucapan bernada tamak dari rekan murid itu. Dia semakin waspada."Terima kasih," jawab Yao Chen singkat.Mungkin sebaiknya dia pergi saja untuk menghindari hal yang tak dia inginkan. Ketika dia bangkit berdiri, salah satu dari mereka mengadang langkahnya."Jangan terlalu terburu-buru begitu, Yao Chen. Kenapa kita tidak berbincang dulu supaya akrab?" Orang itu berbicara.Mereka saling pandang dan sudah memahami keinginan pemimpin kelompok tanpa perlu kata-kata. "Nah, Yao Chen, sebagai sesama murid sekte, bukankah seharusnya kita saling mendukung?" lanjut si pemuda berkumis tebal yang menjadi pemimpin mereka. "Bagaimana kalau kau membagi

  • Pendekar Tanpa Wajah   298 - Mendekati Bahaya

    "Kumpulan laknat!" teriak Yao Chen, marah. Dia tau dia takkan terkena efek dari racun di belati yang menancap di tubuhnya karena ada Tasbih Semesta. Kemarahannya bangkit dikarenakan sikap tak tau diri mereka yang baru saja diampuni.Si kumis tebal tertawa sinis. "Kau pikir kami akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah mempermalukan kami?"Yao Chen menghela napas berat. Dia tahu bahwa situasi ini telah mencapai titik tanpa kembali. Dengan berat hati, dia mengambil keputusan tegas."Kalian tidak memberiku pilihan lain," kata Yao Chen sembari mengedarkan kekuatan Tasbih Semesta untuk menetralkan racun.Dalam sekejap, pertarungan kembali pecah. Kali ini, Yao Chen tidak menahan diri. Dia melesat ke arah si kumis tebal, pedangnya berkilat dalam cahaya redup gua."Pemotong Jiwa!" teriak Yao Chen.Pedangnya menembus pertahanan si kumis tebal, mengakhiri hidupnya seketika."Krrghh!" Si kumis tebal merasakan setengah tenggorokannya sudah tertebas, darah mencuat bagaikan air mancur. Ketiga r

  • Pendekar Tanpa Wajah   299 - Pengkhianatan yang Terlalu Dini

    'Senior keparat!' umpat Yao Chen dalam hatinya. 'Jadi kau ingin aku melawan hewan sekuat itu?'Yao Chen dan Yan Fei masih bersembunyi di balik rerimbunan tepi danau, mengamati naga banjir yang mengapung di tengah air. Di antara lilitan tubuh naga itu, Yao Chen melihat kilatan biru terang, tentunya itu sebuah fragmen yang dipenuhi aura kekuatan elemen air."Itu targetnya," bisik Yan Fei, matanya terfokus pada fragmen tersebut. "Kita harus mendapatkannya."Ingin sekali Yao Chen mundur dan mengulang waktu sehingga dia bisa menolak permintaan Yan Fei. Namun, harga dirinya mencegahnya memikirkan itu. Dengan cepat dia merasakan ketegangan di udara. "Jadi, apa rencananya, Senior?"Yan Fei menoleh ke arah Yao Chen, senyum tipis terbentuk di bibirnya. "Kau akan memancing naga itu, mengalihkan perhatiannya. Aku akan mencari celah untuk merebut fragmen air itu. Setelah aku mendapatkannya, aku pasti akan membantumu menghadapi naga itu."Meskipun ragu, Yao Chen mengangguk setuju. Ini sudah merupa

  • Pendekar Tanpa Wajah   300 - Persekutuan Tak Terduga

    Sebuah tembakan air bagaikan meriam memuntahkan isinya pun melesat keluar dari moncong naga, begitu kuat hingga membelah permukaan danau. Yao Chen hampir tidak punya waktu untuk bereaksi."Perisai Api Petir!" Yao Chen berteriak, menggabungkan kekuatan pedang dan cambuknya untuk membentuk perisai.Tembakan meriam air itu menghantam perisai Yao Chen dengan dahsyat. Kekuatannya begitu besar hingga mendorong Yao Chen ke belakang cukup jauh, menciptakan ombak besar di danau."Sungguh kekuatan yang mengerikan," gumam Yao Chen, merasakan lengannya gemetar akibat menahan serangan.Naga banjir tidak memberi Yao Chen kesempatan untuk bernafas. Dia kembali menembakkan meriam air, kali ini dalam bentuk peluru-peluru air yang melesat cepat."Tak bisa semudah itu, tuan naga!" Yao Chen berseru, tubuhnya berputar dengan lincah menghindari peluru-peluru air itu.Beberapa peluru berhasil dia potong dengan pedangnya, menciptakan uap panas yang mengepul di udara. Namun, satu peluru lolos dari pertahanann

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

DMCA.com Protection Status