Keheningan yang mencekam menyelimuti area itu saat Gao Long mulai membakar sayap Garuda Nirwana menggunakan apinya yang dia atur sedemikian rupa. Untung saja Yao Chen selalu membawa bumbu bubuk beserta garam di cincin ruangnya.Aroma daging panggang memenuhi udara, membuat perut mereka bergemuruh meski pikiran mereka dipenuhi rasa bersalah. Sayap itu tergolong besar sehingga meski sudah dibagi-bagi, tetap saja porsinya berlimpah. "Makanlah," perintah Gao Long, menyodorkan potongan sayap yang sudah matang kepada Yao Chen.Dengan tangan gemetar, Yao Chen menerima potongan sayap sebesar paha sapi. Dia menatap Garuda Nirwana dengan pandangan meminta maaf sebelum menggigit daging itu."Maafkan aku," bisik Yao Chen pelan. Dia merasa gagal sebagai master. Tapi mau bagaimana lagi jika itu berkaitan dengan Gao Long?Kingkong Zirah Baja dan Singa Gunung Gigi Pedang juga mulai menyantap bagian mereka dengan berat hati. Garuda Nirwana hanya bisa memalingkan wajahnya, tidak sanggup melihat teman-
Yao Chen berdiri, waspada. "Saudara-saudara sekalian, ada yang bisa kubantu?"Pemuda tinggi itu melangkah maju, senyum licik terkembang di wajahnya. "Tentu saja, Saudara Yao. Kami melihat kau baru saja menyelesaikan pemurnian pil tingkat 4 level sempurna. Sungguh prestasi yang mengagumkan!"Tentu saja Yao Chen bukan orang bodoh yang tidak memahami makna ucapan bernada tamak dari rekan murid itu. Dia semakin waspada."Terima kasih," jawab Yao Chen singkat.Mungkin sebaiknya dia pergi saja untuk menghindari hal yang tak dia inginkan. Ketika dia bangkit berdiri, salah satu dari mereka mengadang langkahnya."Jangan terlalu terburu-buru begitu, Yao Chen. Kenapa kita tidak berbincang dulu supaya akrab?" Orang itu berbicara.Mereka saling pandang dan sudah memahami keinginan pemimpin kelompok tanpa perlu kata-kata. "Nah, Yao Chen, sebagai sesama murid sekte, bukankah seharusnya kita saling mendukung?" lanjut si pemuda berkumis tebal yang menjadi pemimpin mereka. "Bagaimana kalau kau membagi
"Kumpulan laknat!" teriak Yao Chen, marah. Dia tau dia takkan terkena efek dari racun di belati yang menancap di tubuhnya karena ada Tasbih Semesta. Kemarahannya bangkit dikarenakan sikap tak tau diri mereka yang baru saja diampuni.Si kumis tebal tertawa sinis. "Kau pikir kami akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah mempermalukan kami?"Yao Chen menghela napas berat. Dia tahu bahwa situasi ini telah mencapai titik tanpa kembali. Dengan berat hati, dia mengambil keputusan tegas."Kalian tidak memberiku pilihan lain," kata Yao Chen sembari mengedarkan kekuatan Tasbih Semesta untuk menetralkan racun.Dalam sekejap, pertarungan kembali pecah. Kali ini, Yao Chen tidak menahan diri. Dia melesat ke arah si kumis tebal, pedangnya berkilat dalam cahaya redup gua."Pemotong Jiwa!" teriak Yao Chen.Pedangnya menembus pertahanan si kumis tebal, mengakhiri hidupnya seketika."Krrghh!" Si kumis tebal merasakan setengah tenggorokannya sudah tertebas, darah mencuat bagaikan air mancur. Ketiga r
'Senior keparat!' umpat Yao Chen dalam hatinya. 'Jadi kau ingin aku melawan hewan sekuat itu?'Yao Chen dan Yan Fei masih bersembunyi di balik rerimbunan tepi danau, mengamati naga banjir yang mengapung di tengah air. Di antara lilitan tubuh naga itu, Yao Chen melihat kilatan biru terang, tentunya itu sebuah fragmen yang dipenuhi aura kekuatan elemen air."Itu targetnya," bisik Yan Fei, matanya terfokus pada fragmen tersebut. "Kita harus mendapatkannya."Ingin sekali Yao Chen mundur dan mengulang waktu sehingga dia bisa menolak permintaan Yan Fei. Namun, harga dirinya mencegahnya memikirkan itu. Dengan cepat dia merasakan ketegangan di udara. "Jadi, apa rencananya, Senior?"Yan Fei menoleh ke arah Yao Chen, senyum tipis terbentuk di bibirnya. "Kau akan memancing naga itu, mengalihkan perhatiannya. Aku akan mencari celah untuk merebut fragmen air itu. Setelah aku mendapatkannya, aku pasti akan membantumu menghadapi naga itu."Meskipun ragu, Yao Chen mengangguk setuju. Ini sudah merupa
Sebuah tembakan air bagaikan meriam memuntahkan isinya pun melesat keluar dari moncong naga, begitu kuat hingga membelah permukaan danau. Yao Chen hampir tidak punya waktu untuk bereaksi."Perisai Api Petir!" Yao Chen berteriak, menggabungkan kekuatan pedang dan cambuknya untuk membentuk perisai.Tembakan meriam air itu menghantam perisai Yao Chen dengan dahsyat. Kekuatannya begitu besar hingga mendorong Yao Chen ke belakang cukup jauh, menciptakan ombak besar di danau."Sungguh kekuatan yang mengerikan," gumam Yao Chen, merasakan lengannya gemetar akibat menahan serangan.Naga banjir tidak memberi Yao Chen kesempatan untuk bernafas. Dia kembali menembakkan meriam air, kali ini dalam bentuk peluru-peluru air yang melesat cepat."Tak bisa semudah itu, tuan naga!" Yao Chen berseru, tubuhnya berputar dengan lincah menghindari peluru-peluru air itu.Beberapa peluru berhasil dia potong dengan pedangnya, menciptakan uap panas yang mengepul di udara. Namun, satu peluru lolos dari pertahanann
Yao Chen melesat maju, pedang apinya terayun dengan cepat ke arah Yan Fei. Namun, seniornya itu dengan mudah menangkis serangan tersebut menggunakan perisai air."Terlalu lemah, junior!" ejek Yan Fei, sebelum melancarkan serangan balik berupa tombak-tombak air yang melesat ke arah Yao Chen.Yao Chen berguling ke samping, menghindari serangan itu. "Kingkong, serang dari kiri!" teriaknya.Kingkong Zirah Baja mengaum dan menyerang Yan Fei dari sisi kiri. Namun, Yan Fei berhasil menahan pukulan kuat itu dengan dinding air tebal."Kalian tidak mengerti," Yan Fei berkata sambil tertawa. "Kekuatan fragmen ini tak tertandingi!"Sementara itu, naga banjir yang melemah berusaha bangkit. "Aku ... aku masih bisa bertarung," desisnya lemah.Yao Chen mengangguk pada naga itu. "Kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya."Yan Fei menggelengkan kepalanya. "Kalian bertiga melawanku? Tetap saja tidak akan cukup!"Dengan gerakan tangannya, Yan Fei menciptakan gelombang air raksasa yang menerjang ke ar
Karena sudah tersudut begini, maka Yao Chen tak punya pilihan selain mengeluarkan api murni dia.Swoosshh!Api murni langsung melahap jimat peledakan di tangan Yan Fei, sekaligus melahap Yan Fei itu sendiri."Arghh! Sialan, kau, Yao Chen! Terkutuk kau! Arghh!" jerit Yan Fei sebelum dia berubah menjadi abu.Namun, rupanya fragmen air yang di dalam tubuh Yan Fei tidak terlahap api murni. Sepertinya Tasbih Semesta mengetahui bahwa Yao Chen tak ingin fragmen air itu musnah."Tuan Naga, ini fragmenmu." Yao Chen meraih benda yang berkilauan dengan pijar warna biru terang ke naga banjir.Tidak terkira bersuka citanya naga banjir. Tapi dia dengan cepat teringat sesuatu."Ini ... aku sudah tidak berhak atas benda ini lagi." Naga banjir menggeleng, urung menerima fragmen air di tangan Yao Chen.Heran dengan penolakan naga banjir, Yao Chen bertanya, "Kenapa? Bukankah kau membutuhkan ini?"Naga banjir menghela napas sejenak.Lalu dia bicara, "Tadinya aku memang berharap bisa mendapatkannya lagi,
"Gao Long, kenapa marah dan melotot selebar itu padaku? Kau tak takut bola matamu menggelinding keluar?" goda Yao Chen dengan sikap tanpa rasa bersalah.Gao Long sudah hendak menyemburkan kata-katanya, tapi Yao Chen sudah lebih dahulu berbicara lagi."Aku tak akan menerima dia menjadi hewan terkontrakku kalau dia terlalu bersopan-santun padaku seperti tadi." Yao Chen memberikan alasannya.Kini mata Gao Long memicing dengan dahi berkerut karena herannya. Naga banjir pun demikian."Dengar, naga banjir, kau tak perlu memanggilku dengan sebutan setinggi tadi. Cukup panggil aku Yao Chen, aku sudah puas. Dan di sini aku ingin mengajakmu sebagai patner, bukan majikan dan budak. Kita bisa bertumbuh bersama nantinya. Kalau kau mau, maka aku bersedia menerimamu." Ini penjelasan Yao Chen selengkapnya.Mendengar apa yang dituturkan Yao Chen, naga banjir termangu sejenak, tidak menyangka di dunia ini ada manusia semacam Yao Chen.Padahal, bagaimana selama ini manusia memperlakukan hewan roh? Jikal