Pertandingan selanjutnya, Zhuge Ling menantang orang satu regunya. Kali ini dari Sekte Matahari Merah. “Aku yakin dia menang.” Yao Chen berbicara dengan Gao Long. “Ya, meski tingkat kultivasi lawannya satu tingkat minor di atas dia, aku juga yakin dia menang.” Gao Long setuju. Seperti yang diprediksi Yao Chen, Zhuge Ling memang menang meski lawan memberikan perlawanan yang alot dan sulit, tapi gadis itu tetap memenangkan pertarungan. “Bagaimana lukamu?” tanya Sima Honglian ketika Zhuge Ling kembali ke tribun. Tadi di arena, Zhuge Ling sempat mendapatkan luka tebas di lengannya. “Tidak ada masalah, Master.” Zhuge Ling menyahut. “Yao Chen, kau masih punya pil luka?” tanya Sima Honglian sambil menyentuh bahu Yao Chen dari belakang. Mau tak mau, Yao Chen menoleh ke belakang dan mendapati wajah tersenyum Sima Honglian. “Ya, Master. Ada.” Yao Chen pun memberikan pil yang sama dengan yang dia berikan ke Hu Gao sebelumnya ke Zhuge Ling. “Terima kasih.” Zhuge Ling menerima dengan waja
“Mati saja bocah lemah sepertimu!” Wan Yao tertawa sambil mengetatkan cekikannya. Satu tangan dia diangkat sambil bersiap menghancurkan kepala Hu Gao.“Kak Hu Gao!” Yao Chen berteriak kencang sambil bangkit dari bangkunya. Dia hendak pergi ke arena.Namun, belum sempat Yao Chen melaksanakan itu, Feng Yuan sudah lebih dahulu melesat ke arena.Plak! Plak!Kepalan tangan Wan Yao yang hendak meremukkan kepala Hu Gao segera ditampar Feng Yuan hingga Hu Gao terlepas dari cengkeramannya dan lekas ditangkap Feng Yuan.Du Buiheng tak tinggal diam saja dan ikut maju ke arena. “Feng Yuan! Apa-apaan tindakanmu itu?!” teriaknya sengit.“Menurutmu apa? Aku sedang berbaik hati dengan mecegah murid sektemu melakukan pelanggaran di arena dan kau masih melotot padaku?!” Feng Yuan memeluk Hu Gao dengan satu tangan. “Harusnya kau berterima kasih padaku!”Sikap tubuh Feng Yuan gagah ketika dia melayang di langit, tak gentar berhadapan dengan Du Buiheng yang melayang di depannya.“Tapi dia tidak bermaksud
‘Putaran ketiga akhirnya datang!’ Yao Chen menggumam sambil mengepalkan kedua tangan.Putaran ketiga, lagi-lagi bukan sebuah masalah bagi Yao Chen untuk mengalahkan lawannya meski lawan berada beberapa tingkat minor di atasnya.“Kenapa bocah bertopeng itu masih saja berhasil memenangkan pertarungan?” Seorang murid Sekte Matahari Merah berteriak kesal.“Seseorang, tak adakah yang bisa menghentikan si Tingkat 3 itu? Aku tak sudi jika bocah aneh seperti dia justru menang!” Kawannya berseru.Banyak dari murid Sekte Matahari Merah yang berteriak kesal gara-gara Yao Chen berhasil menundukkan lawannya dengan mudah.Namun, murid dari Sekte Bilah Langit juga tak tinggal diam.“Memangnya kenapa kalau dia lebih hebat dari teman kalian yang Tingkat 5 atau 6? Apa dia salah kalau teman kalian yang payah?” balas Li Yaren dengan berani ke tribun Sekte Matahari Merah di samping.Ucapan Li Yaren mendapatkan dukungan dari lainnya.Hanya saja, semua lekas dihentikan oleh Feng Yuan dan Wang Lihui sebelum
“He he he … Yao Chen, sekarang kau ada dalam genggaman tanganku!” Su Tingnam terkekeh sembari menyeringai.Yao Chen tidak memberikan respon kata-kata melainkan sibuk mengumpulkan energi Qi dia di tangan.Namun, ketika dia melihat Su Tingnam mengeluarkan Senjata Level Bumi tingkat tinggi, maka tak ada alasan bagi Yao Chen menyimpan pedangnya lebih lama.“Pedang Merah Semesta!” Yao Chen menamai pedangnya demikian.Pedang buatannya sendiri itu pun muncul di tangan kanan Yao Chen.“Huh! Hari ini kau harus mati, Yao Chen!” teriak Su Tingnam sembari melesat ke Yao Chen.Yao Chen tidak pasif begitu saja. Dia memunculkan Qi pedang yang menyelimuti Pedang Merah Semesta.Tak hanya itu, dia juga menggunakan Teknik Langkah Hantu yang semakin baik kecepatannya seiring meningkatnya kultivasi dia.“Haargh!” Sembari mengayunkan pedang merahnya, Yao Chen melesat bagaikan kilatan listrik.Dang! Trang!Kedua pedang saling berbenturan dengan ganas di arena, memercikkan bunga api ke sekeliling mereka.Waj
“Krrhhkk!” Su Tingnam terus menggertakkan giginya sembari berusaha menahan serangan pedang Yao Chen yang tidak berjeda memukul dan menghantam.Kaki Su Tingnam perlahan-lahan mulai terus bergerak terseret ke belakang akibat dari desakan Yao Chen.“Wah, itu tidak masuk akal! Tingkat 6 Menengah bisa terus terdorong ke belakang oleh si Tingkat 3 Puncak!” seru seorang penonton dari Sekte Bulan Mistik.“Sepertinya dia memang kuda hitam dari Sekte Bilah Langit.” Kawannya menimpali.Mata Sima Honglian berbinar senang menyaksikan pertandingan di arena.“Aku tau Yao Chen tak akan mengecewakan.” Sima Honglian tak melupakan senyumnya ketika mengatakan itu.Namun, tentu saja Su Tingnam tidak akan membiarkan dirinya menjadi bahan cemoohan orang banyak. Dia mengerahkan energi Qi dia untuk mengerahkan ratusan jarum es yang keluar dari lingkaran aura kultivasi di belakang punggungnya.Swosh! Swosh! Swosh!Mau tak mau, Yao Chen terpaksa melesat mundur dan melepaskan pedang merahnya agar dia bisa mengge
“Bocah terkutuk!” seru Su Tingnam ketika dia terkejut dengan pergerakan Yao Chen ke arahnya.Terpaksa Su Tingnam menggerakkan pedang es dia dan itu mengakibatkan Ksatria Es mulai melemah dan bisa dilahap Naga Api dengan lebih leluasa.“He he ….” Yao Chen justru menimpali dengan kekehan santai ketika dia menghantamkan pedangnya ke Su Tingnam.Sementara, banyak penonton yang terus berdiskusi panas mengenai Yao Chen.“Itu … sebenarnya kultivasi apa yang dijalani bocah aneh itu? Kenapa dia bisa tetap bergerak bebas ketika sedang mengendalikan naga Qi dia?” Banyak penonton yang terheran-heran mengenai ini.Dang!Pedang Su Tingnam menangkis pedang Yao Chen, namun angin energinya tetap saja memiliki dampak kepada pemuda keluarga Su tersebut.“Kalian lihat?” Penonton lain berseru, “Bahkan meski Su Tingnam berhasil menangkis pedang Yao Chen, tapi Su Tingnam tetap terkena angin energi Qi dari pedang merah itu.”Semua orang di sekitarnya mengangguk setuju. Mata tajam mereka tidak mungkin menipu
“Berjalan-jalan?” Yao Chen mengulang ucapan Li Yaren menggunakan nada tanya.Menganggap itu sebuah tawaran yang tidak buruk, maka Yao Chen pun mengangguk. Kedua pemuda itu pun izin pada Feng Yuan yang merupakan pembimbing mereka.“Berhati-hatilah kalian berdua.” Feng Yuan hanya bisa memberikan nasehat tersebut.Kemudian, kedua pemuda itu melesat keluar dari lapangan luas tersebut untuk sekedar mencari angin segar di lingkungan Sekte Matahari Merah. Karena tidak boleh mengusik peserta kompetisi di area sekte, maka Yao Chen dan Li Yaren tentu saja akan aman-aman saja.“Yao Chen, pergilah carikan aku senjata untuk kulahap.” Dari dalam tubuhnya, Gao Long bersuara.Karena Yao Chen tidak bisa mengabaikan keinginan Gao Long yang sudah banyak memberikan bantuan padanya, maka dia mengajak Li Yaren mencari semacam Rumah Harta Karun di area Sekte Dalam Sekte Matahari Merah.“Di sini.” Seorang murid membantu mereka ke tempat membeli barang-barang penting seperti senjata dan ramuan.Setelah menguc
Menghela napas pelan, Yao Chen berkata ke Li Yaren. “Kak Li, bisakah kita pergi ke pasar terdekat? Aku ingin mencari pedang atau senjata lainnya.”Demi mendengar permintaan Yao Chen, Li Yaren benar-benar tidak lagi tertawa dan memandang heran.“Adik Yao! Kau masih kekurangan setelah meludeskan benda-benda di rak koridor tadi?” tanya Li Yaren dengan kedua alis terangkat tinggi-tinggi.Tak ingin menjelaskan alasan sebenarnya, Yao Chen cukup menganggukkan kepala saja.“Ayo kalau begitu. Aku juga ingin jalan-jalan lebih jauh dari ini.” Li Yaren tersenyum. “Kau siap dengan segala konsekuensinya?”Yao Chen menatap Li Yaren. Benaknya mulai menerka-nerka maksud perkataan Li Yaren. ‘Apakah dia memaksudkan mengenai perlindungan kami di sekte ini?’“Aku siap, Kak!” Yao Chen percaya diri dia takkan kenapa-kenapa bila nekat keluar dari lingkungan Sekte Matahari Merah.Dengan begitu, dia dan Li Yaren tidak lagi akan dilindungi oleh aturan yang bisa melindungi keselamatan mereka karena telah keluar
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"
"Bersiap saja kalian berpindah alam!" Senyum seringaian Yao Chen semakin lebar. Angin kencang bertiup liar saat aura gelap yang menguar dari tubuh Yao Chen semakin menggila. Tanah di sekitarnya merekah, retakan hitam menyebar bagaikan jaring laba-laba. Tubuhnya masih dikelilingi energi hitam pekat dari mode Asura Gelap, dan matanya bersinar merah darah, penuh kegilaan.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri di udara, jubah emas mereka berkibar.“Kau benar-benar sudah melewati batas, Yao Chen,” ujar Gongsun Huojun, ekspresinya tetap tenang, tapi auranya membumbung tinggi, menekan seluruh area.“Kalian pikir bisa menghentikanku?” Yao Chen menyeringai, lalu mengangkat tangan kanannya ke langit. Petir hitam menggelegar di atasnya, berkumpul membentuk pusaran energi yang mencekam.Dalam sekejap, dia mengayunkan tangannya ke bawah.BRUUUUM!!!Gelombang petir hitam menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat! Puluhan bangunan pasar malam hancur berkeping-keping, dan tanah bergetar heb
Pria itu menyeringai. “Di dunia ini, kekuatan yang menentukan segalanya, bukan tempat atau keadaan.”Tanpa aba-aba, salah satu anggota sekte melesat dengan kecepatan tinggi, tinjunya mengarah langsung ke wajah Yao Chen!Dhaarrr!Yao Chen mengangkat lengannya dengan santai dan menahan pukulan itu. Angin ledakan dari benturan itu menghancurkan kios-kios di sekitar mereka. Lalu, dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke perut lawannya.Bruakk!Pria itu terpental menghantam tembok batu, retakan besar terbentuk di sekelilingnya sebelum dia jatuh tersungkur.“Kurang ajar!”Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Yang satu menggunakan pedang panjang berwarna ungu, sementara yang lain menghunus tombak dengan ujung berkilauan energi petir.Klang!Pedang itu berkelebat dengan kecepatan luar biasa, tetapi Yao Chen menghindarinya dengan langkah gesit.Tombak petir menyambar ke arahnya, tapi dengan telapak tangan kosong, Yao Chen menghantam tombak itu de
Gongsun Huojun menggeram, urat-urat di lehernya menegang. “Kau pikir masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan ancamanmu? Kau tak mengerti betapa rumitnya politik antar sekte!”Yao Chen tertawa dingin. “Aku tak peduli dengan politik kalian. Aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai. Jika itu masalah bagi kalian, maka aku akan pergi. Aku tak berutang apa pun pada Tanah Suci!”Mata Gongsun Huojun berkedip tajam, tetapi sebelum dia bisa berbicara lagi, suara berat bergema dari luar aula.“Keberanianmu patut dipuji, bocah.”Semua mata beralih ke pintu. Seorang pria paruh baya dengan jubah biru gelap yang dihiasi pola emas memasuki ruangan dengan langkah mantap. Di belakangnya, beberapa tetua Sekte Langit Kudus mengikutinya dengan ekspresi dingin.Tuan Besar Sheng telah tiba. Dia diantar dua penjaga menuju ke aula.Tatapannya mengunci pada Yao Chen dengan intensitas yang membuat udara seolah bergetar. “Jadi, kau yang menolak perjodohan dengan putriku?”Yao Chen tak mundur selangkah