Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 111 - Hu Gao Dalam Bahaya

Share

111 - Hu Gao Dalam Bahaya

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pertandingan selanjutnya, Zhuge Ling menantang orang satu regunya. Kali ini dari Sekte Matahari Merah.

“Aku yakin dia menang.” Yao Chen berbicara dengan Gao Long.

“Ya, meski tingkat kultivasi lawannya satu tingkat minor di atas dia, aku juga yakin dia menang.” Gao Long setuju.

Seperti yang diprediksi Yao Chen, Zhuge Ling memang menang meski lawan memberikan perlawanan yang alot dan sulit, tapi gadis itu tetap memenangkan pertarungan.

“Bagaimana lukamu?” tanya Sima Honglian ketika Zhuge Ling kembali ke tribun.

Tadi di arena, Zhuge Ling sempat mendapatkan luka tebas di lengannya.

“Tidak ada masalah, Master.” Zhuge Ling menyahut.

“Yao Chen, kau masih punya pil luka?” tanya Sima Honglian sambil menyentuh bahu Yao Chen dari belakang.

Mau tak mau, Yao Chen menoleh ke belakang dan mendapati wajah tersenyum Sima Honglian.

“Ya, Master. Ada.” Yao Chen pun memberikan pil yang sama dengan yang dia berikan ke Hu Gao sebelumnya ke Zhuge Ling.

“Terima kasih.” Zhuge Ling menerima dengan waja
Gauche Diablo

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Mohon dimaafkan kalau otor ada salah ke kalian semua. Utk yg lagi mudik atau sedang di perjalanan, stay safe selalu yak! En jangan lupa kasi Yao Chen berlian yg banyak biar dia makin semangat gelutnya ;'))

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anisa Salsabila P.
yh ampun ... hugao jgn matiiiii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   112 - Hasil Putaran Kedua

    “Mati saja bocah lemah sepertimu!” Wan Yao tertawa sambil mengetatkan cekikannya. Satu tangan dia diangkat sambil bersiap menghancurkan kepala Hu Gao.“Kak Hu Gao!” Yao Chen berteriak kencang sambil bangkit dari bangkunya. Dia hendak pergi ke arena.Namun, belum sempat Yao Chen melaksanakan itu, Feng Yuan sudah lebih dahulu melesat ke arena.Plak! Plak!Kepalan tangan Wan Yao yang hendak meremukkan kepala Hu Gao segera ditampar Feng Yuan hingga Hu Gao terlepas dari cengkeramannya dan lekas ditangkap Feng Yuan.Du Buiheng tak tinggal diam saja dan ikut maju ke arena. “Feng Yuan! Apa-apaan tindakanmu itu?!” teriaknya sengit.“Menurutmu apa? Aku sedang berbaik hati dengan mecegah murid sektemu melakukan pelanggaran di arena dan kau masih melotot padaku?!” Feng Yuan memeluk Hu Gao dengan satu tangan. “Harusnya kau berterima kasih padaku!”Sikap tubuh Feng Yuan gagah ketika dia melayang di langit, tak gentar berhadapan dengan Du Buiheng yang melayang di depannya.“Tapi dia tidak bermaksud

  • Pendekar Tanpa Wajah   113 - Putaran Keempat, Tantangan dari Su Tingnam

    ‘Putaran ketiga akhirnya datang!’ Yao Chen menggumam sambil mengepalkan kedua tangan.Putaran ketiga, lagi-lagi bukan sebuah masalah bagi Yao Chen untuk mengalahkan lawannya meski lawan berada beberapa tingkat minor di atasnya.“Kenapa bocah bertopeng itu masih saja berhasil memenangkan pertarungan?” Seorang murid Sekte Matahari Merah berteriak kesal.“Seseorang, tak adakah yang bisa menghentikan si Tingkat 3 itu? Aku tak sudi jika bocah aneh seperti dia justru menang!” Kawannya berseru.Banyak dari murid Sekte Matahari Merah yang berteriak kesal gara-gara Yao Chen berhasil menundukkan lawannya dengan mudah.Namun, murid dari Sekte Bilah Langit juga tak tinggal diam.“Memangnya kenapa kalau dia lebih hebat dari teman kalian yang Tingkat 5 atau 6? Apa dia salah kalau teman kalian yang payah?” balas Li Yaren dengan berani ke tribun Sekte Matahari Merah di samping.Ucapan Li Yaren mendapatkan dukungan dari lainnya.Hanya saja, semua lekas dihentikan oleh Feng Yuan dan Wang Lihui sebelum

  • Pendekar Tanpa Wajah   114 - Su Tingnam Kewalahan

    “He he he … Yao Chen, sekarang kau ada dalam genggaman tanganku!” Su Tingnam terkekeh sembari menyeringai.Yao Chen tidak memberikan respon kata-kata melainkan sibuk mengumpulkan energi Qi dia di tangan.Namun, ketika dia melihat Su Tingnam mengeluarkan Senjata Level Bumi tingkat tinggi, maka tak ada alasan bagi Yao Chen menyimpan pedangnya lebih lama.“Pedang Merah Semesta!” Yao Chen menamai pedangnya demikian.Pedang buatannya sendiri itu pun muncul di tangan kanan Yao Chen.“Huh! Hari ini kau harus mati, Yao Chen!” teriak Su Tingnam sembari melesat ke Yao Chen.Yao Chen tidak pasif begitu saja. Dia memunculkan Qi pedang yang menyelimuti Pedang Merah Semesta.Tak hanya itu, dia juga menggunakan Teknik Langkah Hantu yang semakin baik kecepatannya seiring meningkatnya kultivasi dia.“Haargh!” Sembari mengayunkan pedang merahnya, Yao Chen melesat bagaikan kilatan listrik.Dang! Trang!Kedua pedang saling berbenturan dengan ganas di arena, memercikkan bunga api ke sekeliling mereka.Waj

  • Pendekar Tanpa Wajah   115 - Spotlight yang Tercuri, Yao Chen Mencengangkan Banyak Penonton

    “Krrhhkk!” Su Tingnam terus menggertakkan giginya sembari berusaha menahan serangan pedang Yao Chen yang tidak berjeda memukul dan menghantam.Kaki Su Tingnam perlahan-lahan mulai terus bergerak terseret ke belakang akibat dari desakan Yao Chen.“Wah, itu tidak masuk akal! Tingkat 6 Menengah bisa terus terdorong ke belakang oleh si Tingkat 3 Puncak!” seru seorang penonton dari Sekte Bulan Mistik.“Sepertinya dia memang kuda hitam dari Sekte Bilah Langit.” Kawannya menimpali.Mata Sima Honglian berbinar senang menyaksikan pertandingan di arena.“Aku tau Yao Chen tak akan mengecewakan.” Sima Honglian tak melupakan senyumnya ketika mengatakan itu.Namun, tentu saja Su Tingnam tidak akan membiarkan dirinya menjadi bahan cemoohan orang banyak. Dia mengerahkan energi Qi dia untuk mengerahkan ratusan jarum es yang keluar dari lingkaran aura kultivasi di belakang punggungnya.Swosh! Swosh! Swosh!Mau tak mau, Yao Chen terpaksa melesat mundur dan melepaskan pedang merahnya agar dia bisa mengge

  • Pendekar Tanpa Wajah   116 - Pukulan Keras pada Yao Chen

    “Bocah terkutuk!” seru Su Tingnam ketika dia terkejut dengan pergerakan Yao Chen ke arahnya.Terpaksa Su Tingnam menggerakkan pedang es dia dan itu mengakibatkan Ksatria Es mulai melemah dan bisa dilahap Naga Api dengan lebih leluasa.“He he ….” Yao Chen justru menimpali dengan kekehan santai ketika dia menghantamkan pedangnya ke Su Tingnam.Sementara, banyak penonton yang terus berdiskusi panas mengenai Yao Chen.“Itu … sebenarnya kultivasi apa yang dijalani bocah aneh itu? Kenapa dia bisa tetap bergerak bebas ketika sedang mengendalikan naga Qi dia?” Banyak penonton yang terheran-heran mengenai ini.Dang!Pedang Su Tingnam menangkis pedang Yao Chen, namun angin energinya tetap saja memiliki dampak kepada pemuda keluarga Su tersebut.“Kalian lihat?” Penonton lain berseru, “Bahkan meski Su Tingnam berhasil menangkis pedang Yao Chen, tapi Su Tingnam tetap terkena angin energi Qi dari pedang merah itu.”Semua orang di sekitarnya mengangguk setuju. Mata tajam mereka tidak mungkin menipu

  • Pendekar Tanpa Wajah   117 - Menampar Manajer Arogan

    “Berjalan-jalan?” Yao Chen mengulang ucapan Li Yaren menggunakan nada tanya.Menganggap itu sebuah tawaran yang tidak buruk, maka Yao Chen pun mengangguk. Kedua pemuda itu pun izin pada Feng Yuan yang merupakan pembimbing mereka.“Berhati-hatilah kalian berdua.” Feng Yuan hanya bisa memberikan nasehat tersebut.Kemudian, kedua pemuda itu melesat keluar dari lapangan luas tersebut untuk sekedar mencari angin segar di lingkungan Sekte Matahari Merah. Karena tidak boleh mengusik peserta kompetisi di area sekte, maka Yao Chen dan Li Yaren tentu saja akan aman-aman saja.“Yao Chen, pergilah carikan aku senjata untuk kulahap.” Dari dalam tubuhnya, Gao Long bersuara.Karena Yao Chen tidak bisa mengabaikan keinginan Gao Long yang sudah banyak memberikan bantuan padanya, maka dia mengajak Li Yaren mencari semacam Rumah Harta Karun di area Sekte Dalam Sekte Matahari Merah.“Di sini.” Seorang murid membantu mereka ke tempat membeli barang-barang penting seperti senjata dan ramuan.Setelah menguc

  • Pendekar Tanpa Wajah   118 - Membalaskan Hu Gao

    Menghela napas pelan, Yao Chen berkata ke Li Yaren. “Kak Li, bisakah kita pergi ke pasar terdekat? Aku ingin mencari pedang atau senjata lainnya.”Demi mendengar permintaan Yao Chen, Li Yaren benar-benar tidak lagi tertawa dan memandang heran.“Adik Yao! Kau masih kekurangan setelah meludeskan benda-benda di rak koridor tadi?” tanya Li Yaren dengan kedua alis terangkat tinggi-tinggi.Tak ingin menjelaskan alasan sebenarnya, Yao Chen cukup menganggukkan kepala saja.“Ayo kalau begitu. Aku juga ingin jalan-jalan lebih jauh dari ini.” Li Yaren tersenyum. “Kau siap dengan segala konsekuensinya?”Yao Chen menatap Li Yaren. Benaknya mulai menerka-nerka maksud perkataan Li Yaren. ‘Apakah dia memaksudkan mengenai perlindungan kami di sekte ini?’“Aku siap, Kak!” Yao Chen percaya diri dia takkan kenapa-kenapa bila nekat keluar dari lingkungan Sekte Matahari Merah.Dengan begitu, dia dan Li Yaren tidak lagi akan dilindungi oleh aturan yang bisa melindungi keselamatan mereka karena telah keluar

  • Pendekar Tanpa Wajah   119 - Dia Seorang Monster

    “He heh! Kau yakin ingin kabur?” Li Yaren terkekeh dengan seringaian aneh.Hal mengejutkan yang terjadi kemudian, mendadak saja tanah di bawah pemuda yang hendak kabur tadi bergolak sebelum akhirnya melonjak membentuk kotak padat yang mengepung pemuda itu dari berbagai sisi.“Argh!” Belum sempat si pemuda merespon menggunakan ilmu kultivasinya, penjara tanah itu sangat cepat berubah ukuran dan mendesak pemuda di dalamnya, lalu ….Craass!Darah menyembur keluar dari sela-sela tanah yang meremas tubuh pemuda tadi.“Hah?” Kedua kawan lainnya menatap linglung atas apa yang terjadi.Namun, Li Yaren tidak membuang waktu dan melakukan hal sama pada mereka berdua.“Arrghh!”“Arrrghh! Tidaaakk!”Craass! Splaasshh!Darah muncrat dari sela-sela tanah yang memadat meremas tubuh mereka tanpa ampun.Melihat itu, Yao Chen merasakan punggungnya menjadi dingin, bulu kuduk meremang di tengkuknya.‘I—itu … kekuatan macam apa itu?’ batinnya sambil bergidik ketakutan. ‘Metode yang cepat dan kejam, tapi ef

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   498 - Dunia Seribu

    ‘Ini … ke mana ini?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.Dia seperti meluncur di air terjun, tapi mendaratnya bukanlah di tempat awal dia dibawa Bai Yuan.“Oh tidak! Apakah ini adalah Dunia Seribu?” Putri Suci bergumam lirih ketika kakinya sudah menapak di tanah di tempat antah berantah.Lingkungan di sana memang sama asri dan hijaunya seperti yang ada di alam Istana Dewa, hanya saja terasa berbeda.Yao Chen menoleh ke samping. “Dunia Seribu?” Dia belum mengetahui seluk-beluk di Istana Dewa.Bahkan dia tidak mengira akan ‘tergelincir’ ke dunia yang berbeda hanya karena terbang di dekat air terjun.Putri Suci mengangguk. “Konon jika kita tidak sengaja masuk ke alam yang serupa seperti Istana Dewa, itu artinya kita sedang berada di Dunia Seribu.”Meski manggut-manggut, Yao Chen masih bingung dan dia tetap mempertanyakan apa yang dia belum paham, “Lalu, Dunia Seribu, itu dunia macam apa?”Sambil mengobrol, mereka berjalan menyusuri tempat di sekitar.“Dunia Seribu merupakan dunia khusus, du

  • Pendekar Tanpa Wajah   497 - Rasa Penasaran Mendera Hati

    “Dia … ada garis keturunan di Kaisar Manusia?” Yao Chen kini mulai pening memikirkannya.Kenapa cobaan cinta begitu berat untuknya yang seorang amatir asmara? Dia ingin setia saja pada Sima Honglian, tapi kenapa banyak pihak yang tak ingin dia setia?“Bocah! Kalau memang dia memiliki darah keturunan bocah Kaisar Manusia ini, maka dia memang layak kamu perjuangkan!” Ditambah Gao Long yang ikut memanasi suasana.Yao Chen memijit pelipis, berpikir keras mengenai itu.Karena enggan memikirkan hal Putri Suci, maka Yao Chen memilih untuk berbicara mengenai hal lainnya.“Gao Long, kamu kenapa menginginkan pedang bobrok yang kemarin itu?” tanyanya.Gao Long terbang berputar di atas Yao Chen sambil dia berkata, “Bocah, kamu tidak tau apa-apa mengenai itu. Pedang yang kau katakan bobrok itu sebenarnya memiliki jiwa pedang.”Usai mengatakan demikian, Gao Long terkekeh dengan wajah mencurigakan.Yao Chen langsung saja curiga. “Jangan katakan jiwa pedangnya … seekor naga?”Setelah itu, Gao Long te

  • Pendekar Tanpa Wajah   496 - Putri Suci

    ‘Jadi dia adalah Putri Suci?’ Yao Chen memekik di hatinya.Matanya memindai Putri Suci dari atas hingga bawah. Wanita muda berpenampilan ala gadis 17 tahun.Putri Suci Istana Dewa bagaikan lukisan yang dilahirkan oleh kuas para dewa. Sosoknya yang anggun terlihat bagai bunga lotus yang mekar di atas kolam suci - begitu murni dan mempesona tanpa setitik noda.“Salam untuk Tuan Muda,” ucap Putri Suci sambil menatap sekejap pada Yao Chen sambil menekuk lututnya sedikit dengan gaya anggun seraya menundukkan pandangan.Sepasang matanya yang jernih mengingatkan Yao Chen pada bintang-bintang di langit malam musim gugur, berkilau dengan cahaya lembut yang menenangkan jiwa. Alisnya melengkung bagai bulan sabit tipis, menyempurnakan wajahnya yang oval bagai jade putih.“Ah! Salam untuk Putri Suci!” Yao Chen tersadar dan segera membalas salam itu sambil memberikan salam sojanya.Kulit Putri Suci seputih salju pertama di musim dingin, dengan rona merah alami di pipi yang mengingatkan pada kelopak

  • Pendekar Tanpa Wajah   495 - Hati Berdarah Bai Yuan

    “Sudah, cepat serahkan barangnya ke Tuan Muda kami!” Bai Yuan berkata dengan suara rendah dan terkesan tak sabar.Wajar jika dia merasakan hatinya berdarah-darah, karena keluarga besarnya di rumah membutuhkan uang itu untuk kebutuhan mereka.Hanya karena memandang Yao Chen adalah anak paling dinantikan Gongsun Huojun, maka Bai Yuan menahan rasa pedih di hatinya.“Terima kasih, Tuan Muda! Anda sungguh cerdas dengan berbelanja di kios ini.” Manajer kios menyambar kantong kulit dari Bai Yuan dan malah menoleh ke Yao Chen untuk bicara. “Barang-barang kami bermutu tinggi dan tidak akan mengecewakan. Anda bisa melihat-lihat dulu barang lainnya.”“Tidak perlu!” Bai Yuan terpaksa mengatakan demikian. Uang yang dibawanya terbatas, tak boleh sampai malu di kios seperti ini hanya karena tidak sanggup membayar. “Tidak perlu, terima kasih.”Yao Chen melirik Bai Yuan. Dia bisa berempati dengan apa yang dirasakan Bai Yuan. Tergambar jelas keengganan pengawalnya itu ketika menyodorkan batu kristal ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   494 - Barang Antik di Benua Atas Harganya Tidak Masuk Otak!

    “120 kristal tinggi setara dengan 10.000 kristal rendah?” Yao Chen mengulang sembari membelalakkan mata, kehilangan wibawa ketenangan ala tuan muda yang dia tunjukkan.Maka, bukankah dia membutuhkan 1.200.000 batu kristal rendah jika memang ingin membeli pedang itu?Lantas, dia dengan cepat menghitung berapa kekayaan dia saat ini.‘Aku cuma punya …. 27 ribu batu kristal rendah! Manajer sialan ini hendak memerasku? Memangnya harga pedang bobrok itu harus setinggi itu?! Orang-orang di benua atas sudah gila!’ maki Yao Chen dalam benaknya. ‘Padahal dengan hartaku sebanyak itu, aku tergolong orang kaya di benua rendah!’Bai Yuan melirik Yao Chen yang terlihat susah dan ragu. Hatinya meratap, seakan tau apa yang akan terjadi.“Terimalah ini.” Bai Yuan sedikit tak rela ketika dia mengeluarkan kantong kecil dari kulit ke manajer kios.Manajer kios tersenyum lebar menerima kantong kulit tersebut. Dia sudah bisa mendeteksi adanya 120 batu kristal tinggi di dalamnya. Tak kurang dan tak lebih!Ya

  • Pendekar Tanpa Wajah   493 - Privilege Tampan

    ‘Nona Besar Sheng? Sekte Langit Kudus? Aku tak paham dengan itu semua!’ Yao Chen berpikir.Alih-alih dia bertanya, Yao Chen justru berkata, “Pernikahan merupakan hal yang harus disepakati kedua belah pihak yang saling mencintai. Aku dan kamu adalah orang asing, bagaimana mungkin aku menikahi orang yang tidak aku kenal?”Ketika Nona Besar Sheng hendak bicara, Bai Yuan sudah lebih dahulu mengucapkan, “Nona Besar Sheng, mengenai pernikahan, akan kami diskusikan dulu dengan ketua kami. Mohon Anda bersabar menunggu jawabannya.”Bai Yuan membungkuk sambil bersoja ke Nona Besar Sheng. Wanita dengan harga diri setinggi itu pasti tak suka dipermalukan di depan umum. Tak heran dia menuntut pernikahan dari Yao Chen.‘Bukankah biasanya wanita dari klan Sheng, apabila mereka ditolak atau tidak menginginkan pernikahan dengan pria yang menyentuh mereka, tentunya mereka akan langsung membunuh pria tersebut. Tapi … tidak demikian dengan Tuan Muda Chen!’ pikir Bai Yuan.Bahkan Bai Yuan mulai memiliki a

  • Pendekar Tanpa Wajah   492 - Harus Menikahi sebagai Tanggung Jawab Moral

    “Apa maksudmu?” Yao Chen menyeru disertai raut muka bingung.Wanita itu kesal dengan jawaban Yao Chen dan justru memukul dada Yao Chen.Namun, Yao Chen lebih sigap dan bertahan dengan menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu terpental mundur dan ditahan Bai Yuan dari belakang.“Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?” tanya Bai Yuan.Meski ucapan itu cukup pelan dari Bai Yuan, tapi rupanya masih terdengar jelas oleh si wanita dan juga beberapa lawannya tadi.Mata mereka membelalak singkat, menyiratkan keterkejutan. Bai Yuan adalah sosok ternama di kota Seribu Dewa. Dia dikenal sebagai tangan kanan Gongsun Huojun paling kuat. Meski tingkat kultivasinya hanya di Tingkat 15, tapi banyak yang meyakini lebih dari itu. Bahkan dia dirumorkan setara kuatnya dengan Gongsun Huojun itu sendiri.Kalau Bai Yuan sampai memanggil seorang pemuda dengan sebutan Tuan Muda, maka apa lagi selain pemuda itu merupakan keturunan keluarga Gongsun yang berharga. Warga Istana Dewa yang sangat dilindungi.“Aku tida

  • Pendekar Tanpa Wajah   491 - Sudah Menyentuh Terlalu Banyak

    “Itu tergantung kemampuanmu!” balas Yao Chen sambil mempersiapkan dirinya.Dalam sekejap, Yao Chen sudah bertarung melawan 10 orang sekaligus. Masing-masing dari mereka berada di Tingkat 10 dan Tingkat 11. Cukup merepotkan karena jumlahnya.“Ha ha! Dia hanya di Tingkat 8!” ejek salah satunya.“Tidak kusangka, Istana Dewa menyimpan murid sampah seperti dia!” balas kawannya.“Mungkin dia hanya tukang kuda di sana, tapi tetap saja dia harus mati di tanganku karena berasal dari Tanah Suci!” pekik yang tadi.Yao Chen menggunakan hukum kekuatan ruang beserta Teknik Langkah Hantu untuk menghindari serangan mereka sekaligus memberikan pukulan menggunakan api Gao Long yang disinkronisasikan dengan kekuatan elemen lainnya.“Arghh!”“Tidak!”“Urghh!”Secara bergantian, para penyerangnya tumbang, berjatuhan di tanah dan dalam keadaan menyedihkan. Mereka tidak mengira, bocah Tingkat 8 bisa mengurus mereka bersepuluh yang tingkat kultivasinya jauh di atas Yao Chen.Kenyataan macam apa ini?!Mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   490 - Kau Adalah Alasannya

    “Adik Keenam?” Yao Chen memanggil Nona Muda Yifei yang masih diam tanpa kata.Hanya tubuh gadis itu yang bergetar akibat menahan sesuatu. Yao Chen meyakini yang coba ditahan Nona Muda Yifei adalah emosi.Dengan tangan terkepal erat di atas meja, Nona Muda Yifei menatap Yao Chen sambil bicara, “Aku sama sekali tidak mengetahui mengenai apa yang kau tanyakan. Yang kutau hanyalah ayah tega membunuh kakakku yang masih 10 tahun dengan pukulan kejinya sehingga kakakku tak bertahan dan mati di depan mataku!”Air mata mulai meleleh jatuh di pipi Nona Muda Yifei. Bahkan dia sudah tidak lagi menggunakan panggilan hormatnya ke Yao Chen. Benar-benar sudah membuka wajah aslinya?Bibir Nona Muda Yifei bergetar sambil terus mengucurkan air mata yang tak bisa dibendung. “Dan kau adalah penyebab utamanya.”Mendengar penuturan Nona Muda Yifei, Yao Chen termangu diam. Mana pernah dia mengira bahwa dirinya merupakan alasan bagi Gongsun Huojun membunuh ketiga keturunannya sendiri! Memangnya apa kesalahan

DMCA.com Protection Status