“Sial!” Su Tingnam memukul meja di depannya ketika dia menerima laporan bahwa Yao Chen memenangkan semua pertarungan putaran terakhir yang sudah ada. “Apakah tak ada satu pun orang yang becus mengurus dia?”Mata Su Tingnam melotot ke arah pengikutnya. Murid-murid di depannya semua menundukkan kepala. Dia meneriaki mereka tanpa ingat bahwa dirinya juga terus dikalahkan Yao Chen sebelum ini.Tapi siapa yang berani mengucapkan protes pada Su Tingnam? Latar belakang keluarganya saja sudah membuat orang bergidik.Di tribun, Yao Chen selesai menyaksikan kehebatan Li Yaren dan beberapa murid senior Sekte Bilah Langit yang memenangkan putaran kelima.“Yao Chen, sebentar lagi giliranmu menantang Su Tingnam. Apa kau sudah bersiap?” Ximen Hugeng menoleh ke Yao Chen di dekatnya.“Sudah, Guru.” Yao Chen menyahut sambil mengangguk.Kepala Ximen Hugeng mengangguk-angguk.Tak berapa lama, Yao Chen kembali naik ke arena dan menyeru, “Yao Chen dari Sekte Bilah Langit menantang Su Tingnam dari Sekte Mat
“Hmph!” Yao Chen bergumam keras sembari memukulkan cambuknya ke arah Su Tingnam.Dikarenakan kejutan keluarnya cambuk di tangan Yao Chen, menyebabkan perhatian Su Tingnam terganggu sejenak.“Hah?!” Su Tingnam menyeru.Ini mengakibatkan Su Tingnam harus lekas menghindari pukulan cambuk itu. Maka pedang esnya lekas memblokir energi dari cambuk.“Hmph!” Yao Chen menggunakan kesempatan untuk menusukkan pedangnya dan itu lekas ditahan Su Tingnam.Namun, dengan cepat Yao Chen mengganti dengan serangan menggunakan cambuknya sehingga Su Tingnam harus lekas mengalihkan fokus ke cambuk.Yao Chen terus mengkolaborasikan serangan pedangnya dengan cambuk agar Su Tingnam kewalahan. Dengan ini, dia menjadi tau bahwa lawannya tidak memiliki senjata lainnya kecuali pedang es saja.Di antara penonton, ada yang berteriak, “Hei, kau bocah topeng tengik! Kau curang! Kenapa menyerang Tuan Muda Su dengan dua senjata?!”Sudah jelas dia pengikut Su Tingnam. Segera saja teriakannya diikuti makian empat musuh l
“Du Buiheng, lekas buka formasinya!” Sima Honglian berseru sambil terbang ke arena.Tak hanya dia, di belakangnya menyusul semua guru pendamping Sekte Bilah Langit.“Jangan! Tidak bisa begitu!” Du Buiheng lekas menyeru untuk mencegah Sima Honglian kembali membuka paksa formasinya. “Kalau dibuka sekarang, hawa panas dan dingin dari dalam akan menyembur keluar dan bisa melukai banyak murid di sini!”Sima Honglian dan yang lainnya tertegun. Mereka tidak memperkirakan itu karena hanya terfokus pada keselamatan Yao Chen saja.“Kalian, sebaiknya tenang dan bersabar.” Salah satu tetua Sekte Matahari Merah terbang mendekat ke mereka. “Tak boleh gegabah asal membuka formasi. Taruhannya adalah nyawa para murid dari berbagai sekte. Kalian tak ingin dianggap pendosa, bukan?”Sima Honglian mendelik marah mendengar ucapan tetua itu.“Tapi murid kami di dalam sana mengalami ketidakadilan!” Sima Honglian sudah kehilangan kesabarannya.“Apakah ini tujuan Sekte Matahari Merah menggunakan formasi? Untuk
"Jangan! Jangaaann!" jeritan putus asa terdengar dari dalam arena. Itu suara Su Tingnam.Seketika, semua elemen es di dalam arena menghilang dan kabut tebal masih belum bubar.“Hmph!” Yao Chen sudah mendapatkan suntikan kekuatan lagi dari Gao Long, sehingga kesadarannya pulih.Melesat cepat ke Su Tingnam yang kaget, dia memukul pedang Tingkat Langit di tangan Su Tingnam menjadi serpihan menggunakan Api Murninya.“Du Buiheng, buka formasinya!” teriak salah satu tetua Sekte Matahari Merah karena curiga dengan apa yang terjadi di dalam arena.Itu karena yang berteriak histeris adalah Su Tingnam, bukan Yao Chen.“Gao Long!” teriak Yao Chen sambil meninju perut Su Tingnam hingga lawannya roboh dan dia bisa menduduki tubuh Su Tingnam yang sudah tak berdaya.Gao Long paham keinginan Yao Chen dan memberikan suntikan apinya. Yao Chen sudah menyimpan kembali Api Murninya dan kabut mulai menipis.“Da—dantianku!” Su Tingnam bisa merasakan dantian dia mulai retak dan bisa hancur jika Yao Chen memu
“Bocah itu, sepertinya berbeda.” Seorang murid senior Sekte Bilah Langit menatap Li Yaren yang sedang bersiap di arena.Dia tidak salah, karena saat ini Li Yaren dipenuhi dengan emosi yang bergolak di hatinya ketika mengingat betapa Yao Chen dilukai separah itu oleh tetua Sekte Matahari Merah.“Huh! Pesolek sepertimu, hanya perlu aku kebiri saja!” Lawannya berteriak sebelum dia meraung sambil menyemburkan aura Qi-nya.Disertai tatapan dingin, Li Yaren membuka kipas kertas lipatnya. Ada kilatan dingin di matanya saat menatap lawan.Dengan ledakan aura Qi warna hijau, Li Yaren mengibaskan kipasnya yang lekas membawa energi elemen angin.“Ufh!” Lawannya lekas menangkis energi Qi angin menggunakan pedangnya.Namun, dia tidak sempat menghindari beberapa tebasan Qi angin Li Yaren yang mengenai tubuhnya.Qi angin Li Yaren menguarkan energi tajam ketika menyayat beberapa bagian tubuh lawan.“Argh! Sialan!” Lawan berseru kesal. “Huh! Kau hanya beruntung!”Lawan segera menyerbu kembali ke Li Ya
“Apa kau bilang? Aku lemah?” Wu Hao emosi mendengar ejekan Zhang Xuan.Namun, pada detik berikutnya, tombak berbilah panjang di tangan Zhang Xuan membentuk tekanan udara yang sangat kuat sebelum akhirnya meledakkan auranya ke arah Wu Hao."Harh!" Wu Hao memblokir serangan itu sekuat tenaga meski akhirnya lengan bajunya tercabik-cabik dan tangannya sangat kesakitan. Bahkan kedua pedangnya hampir terlepas dari tangan.Zhang Xuan tak berhenti dan menggerakkan tombaknya ke depan. Ketika tombak itu bergetar cukup kencang, hal tersebut menciptakan gelombang Qi petir menyerbu Wu Hao bagaikan ombak ganas."Bajingan!" seru Wu Hao dengan raungan murka ketika dia merasakan kedua tangannya harus menahan sakit lebih banyak ketika disengat sangat keras oleh gelombang petir yang bergulung-gulung datang padanya.Saking kuatnya ombak petir yang menggulung Wu Hao, pemuda itu tak kuat lagi dan terpental sejauh belasan meter ke belakang dan muntah darah.Wu Hao segera berdiri kembali dan menebaskan Qi pe
“Sampai saat ini sudah ada 10 kemenangan di pihak kita, Guru.” Li Yaren memberikan jawaban ke Ximen Hugeng. “Hanya tinggal menunggu pertandingan Senior Luo Xiang.”Ximen Hugeng mengangguk-anggukkan kepala.Sementara itu, Yao Chen yang sudah dibaringkan dan menunggu pemulihan, jiwanya sedang berada di ruang dimensi jiwa.“Bocah, kau terluka parah dan hampir saja nyawamu melayang.” Suara Gao Long bergema di sana.Yao Chen membuka matanya. Sembari tetap duduk bersila dan melayang di dimensi tersebut, dia menatap ke manik transparan tempat embrio Gao Long bersemayam.“Tetua sialan itu! Dia sengaja memukulku sangat keras dan berharap aku mati! Untung saja Tasbih Semesta melindungi aku sehingga nyawaku masih terselamatkan.” Yao Chen geram.Masih teringat olehnya rasa sakit pukulan itu, hingga beberapa organ dalamnya bergetar dan nyaris berpindah dari tempatnya akibat kerasnya pukulan itu.“Jangan khawatir, bocah. Nanti akan ada masanya kau bisa membalas pada si sialan itu.” Gao Long memberi
“Aku senang skeali sudah naik ke Tingkat 4!” Yao Chen berseru gembira di ruang dimensi jiwa. “Rasanya lega, karena selama ini aku terus saja diremehkan hanya karena tingkatku.”Senyum Yao Chen belum pudar ketika dia merasa bangga pada dirinya sendiri atas pencapaian kultivasinya.“Apakah selama ini kau tertekan karena ejekan mereka mengenai tingkatmu, bocah?” tanya Gao Long dengan suara bergema di ruang dimensi jiwa.“Tentu saja karena aku masih manusia yang memiliki emosi dan perasaan. Sebagai lelaki, tentu saja aku tak nyaman jika diremehkan dan direndahkan.” Yao Chen sambil menatap ke manik tempat embrio Gao Long berada.Pikirannya mendadak saja kembali ke Bumi Indonesia, tempatnya dulu hidup. Ada rasa rindu pada ayah dan ibunya, bertanya-tanya apakah dia di dunia yang itu baik-baik saja atau dinyatakan mati?“Bocah, biar aku beritau padamu, tak perlu kau terganggu dengan ucapan-ucapan mereka mengenai tingkatmu. Yang terpenting adalah kekuatanmu. Cukup bungkam mereka dengan kemampu
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"
"Bersiap saja kalian berpindah alam!" Senyum seringaian Yao Chen semakin lebar. Angin kencang bertiup liar saat aura gelap yang menguar dari tubuh Yao Chen semakin menggila. Tanah di sekitarnya merekah, retakan hitam menyebar bagaikan jaring laba-laba. Tubuhnya masih dikelilingi energi hitam pekat dari mode Asura Gelap, dan matanya bersinar merah darah, penuh kegilaan.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri di udara, jubah emas mereka berkibar.“Kau benar-benar sudah melewati batas, Yao Chen,” ujar Gongsun Huojun, ekspresinya tetap tenang, tapi auranya membumbung tinggi, menekan seluruh area.“Kalian pikir bisa menghentikanku?” Yao Chen menyeringai, lalu mengangkat tangan kanannya ke langit. Petir hitam menggelegar di atasnya, berkumpul membentuk pusaran energi yang mencekam.Dalam sekejap, dia mengayunkan tangannya ke bawah.BRUUUUM!!!Gelombang petir hitam menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat! Puluhan bangunan pasar malam hancur berkeping-keping, dan tanah bergetar heb
Pria itu menyeringai. “Di dunia ini, kekuatan yang menentukan segalanya, bukan tempat atau keadaan.”Tanpa aba-aba, salah satu anggota sekte melesat dengan kecepatan tinggi, tinjunya mengarah langsung ke wajah Yao Chen!Dhaarrr!Yao Chen mengangkat lengannya dengan santai dan menahan pukulan itu. Angin ledakan dari benturan itu menghancurkan kios-kios di sekitar mereka. Lalu, dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke perut lawannya.Bruakk!Pria itu terpental menghantam tembok batu, retakan besar terbentuk di sekelilingnya sebelum dia jatuh tersungkur.“Kurang ajar!”Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Yang satu menggunakan pedang panjang berwarna ungu, sementara yang lain menghunus tombak dengan ujung berkilauan energi petir.Klang!Pedang itu berkelebat dengan kecepatan luar biasa, tetapi Yao Chen menghindarinya dengan langkah gesit.Tombak petir menyambar ke arahnya, tapi dengan telapak tangan kosong, Yao Chen menghantam tombak itu de
Gongsun Huojun menggeram, urat-urat di lehernya menegang. “Kau pikir masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan ancamanmu? Kau tak mengerti betapa rumitnya politik antar sekte!”Yao Chen tertawa dingin. “Aku tak peduli dengan politik kalian. Aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai. Jika itu masalah bagi kalian, maka aku akan pergi. Aku tak berutang apa pun pada Tanah Suci!”Mata Gongsun Huojun berkedip tajam, tetapi sebelum dia bisa berbicara lagi, suara berat bergema dari luar aula.“Keberanianmu patut dipuji, bocah.”Semua mata beralih ke pintu. Seorang pria paruh baya dengan jubah biru gelap yang dihiasi pola emas memasuki ruangan dengan langkah mantap. Di belakangnya, beberapa tetua Sekte Langit Kudus mengikutinya dengan ekspresi dingin.Tuan Besar Sheng telah tiba. Dia diantar dua penjaga menuju ke aula.Tatapannya mengunci pada Yao Chen dengan intensitas yang membuat udara seolah bergetar. “Jadi, kau yang menolak perjodohan dengan putriku?”Yao Chen tak mundur selangkah
"Jadi ...." Kalimat Yao Chen menggantung sambil dia menatap ayahnya. Gongsun Huojun menatap Yao Chen dengan penuh pertimbangan. Wajahnya serius, tetapi tidak ada tanda kemarahan seperti sebelumnya.Setelah beberapa saat hening yang menegangkan, akhirnya dia menghela napas berat. "Baiklah. Jika kau menginginkan Sima Honglian sebagai istri pertamamu, maka aku tidak akan menghalangi."Yao Chen terkejut sesaat, tidak menyangka Gongsun Huojun akan mengalah secepat itu. Namun, sebelum dia bisa berbicara, suara Gongsun Huojun kembali menggema di ruangan."Tapi dengarkan baik-baik, Chen’er. Kau bukan lagi seorang kultivator biasa. Kau adalah pemilik Tubuh Asura. Itu berarti kau akan membawa nama besar Sekte Istana Suci ke puncak kejayaan. Karena itu, ada tanggung jawab yang harus kau emban." Nada suaranya tajam, menekan seperti petir yang menggelegar."Putri Suci akan menjadi istri keduamu, dan Nona Besar Sheng akan menjadi istri ketigamu. Ini sudah kuputuskan. Tidak ada perubahan!" Mata Gon