“Aku senang skeali sudah naik ke Tingkat 4!” Yao Chen berseru gembira di ruang dimensi jiwa. “Rasanya lega, karena selama ini aku terus saja diremehkan hanya karena tingkatku.”Senyum Yao Chen belum pudar ketika dia merasa bangga pada dirinya sendiri atas pencapaian kultivasinya.“Apakah selama ini kau tertekan karena ejekan mereka mengenai tingkatmu, bocah?” tanya Gao Long dengan suara bergema di ruang dimensi jiwa.“Tentu saja karena aku masih manusia yang memiliki emosi dan perasaan. Sebagai lelaki, tentu saja aku tak nyaman jika diremehkan dan direndahkan.” Yao Chen sambil menatap ke manik tempat embrio Gao Long berada.Pikirannya mendadak saja kembali ke Bumi Indonesia, tempatnya dulu hidup. Ada rasa rindu pada ayah dan ibunya, bertanya-tanya apakah dia di dunia yang itu baik-baik saja atau dinyatakan mati?“Bocah, biar aku beritau padamu, tak perlu kau terganggu dengan ucapan-ucapan mereka mengenai tingkatmu. Yang terpenting adalah kekuatanmu. Cukup bungkam mereka dengan kemampu
“Kau ingin semua hukum di semesta menjadi milikmu, bocah?” Gao Long bertanya balik. “Apakah itu memungkinkan?” Yao Chen malah memberi pertanyaan lagi. Terdengar suara tawa membahana Gao Long memenuhi ruang dimensi jiwa. “Ha ha ha! Bocah, ambisimu sungguh tak tertahankan.” Lalu dia tertawa lagi. Yao Chen jadi bingung dan ada rasa malu terselip di benaknya. “Apakah aku terlalu … serakah kalau begitu?” Suara Yao Chen pelan dan menunjukkan keraguan saat mengatakan itu. “Ho ho ho … tidak. Aku justru senang kau memiliki antusiasme menginginkan semua hukum semesta untuk kau kuasai.” Gao Long kemudian berdehem setelah menyudahi tawanya. “Tapi kukatakan padamu, bocah, hanya hukum yang cocok bagi seseorang saja yang bisa digapai, maka semakin banyak memiliki hukum bukan merupakan hal baik. Butuh kekuatan sangat besar untuk bisa mendapatkan semua hukum. Ibaratnya, jangan menelan yang tidak muat di perutmu.” Meski begitu, masih menjadi pikiran di kepala Yao Chen. Dia mendapatkan Tasbih Seme
“Tidak, kau tidak melewatkannya. Babak ketiga dimulai besok pagi.” Zhuge Ling lekas memberikan jawaban agar Yao Chen tenang. “Tapi Yao Chen, memangnya kau sudah bisa bertarung?”Ada sirat kekhawatiran di mata Zhuge Ling.“Tentu saja sudah bisa. Aku sudah sembuh sepenuhnya, jangan khawatir.” Dari balik topengnya, Yao Chen tersenyum.Mendadak saja, dia merasa Zhuge Ling sangat manis, apalagi jika sedang tersipu malu dengan rona semburat kemerahan di kulit seputih porselen indahnya. Menjadikan dia ingin menggoda gadis itu lebih banyak.“Wah, Saudara Yao! Kau sudah siuman!” Hu Gao masuk bersama Li Yaren.“Adik Yao, akhirnya kau bangun juga. Aku sudah lelah menangisimu.” Li Yaren mendekat disertai wajah jenakanya.“Pembual. Lelah menangis apanya? Sejak tadi kau sibuk menggoda murid wanita.” Hu Gao menepuk dada Li Yaren dengan punggung tangan.Yao Chen terkekeh. Memiliki teman yang baik dan perhatian di dunia asing memang sangat melegakan.* * *“Babak ketiga adalah babak terakhir!” Du Buih
‘Baiklah! Nantinya aku akan jadikan dunia rahasia Sekte Bilah Langit menjadi kuburan bagimu, Di Yuxian! Tunggu saja!’ Yao Chen mengepalkan tinjunya di samping tubuh.Baru saja mereka berjalan sekitar 50 meter, mendadak sudah ada hewan roh mengadang sambil menyeringaikan taringnya dengan sikap ganas.“Musang Ekor Api.” Li Yaren berkata pelan.Di depan mereka ada musang hitam sebesar anjing German Sheperd. Hewan roh itu berada di Level 1 Menengah.Yao Chen bersiap dengan pedang di tangannya. “Kak Li, kau atau aku?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari musang di depannya.“Kau saja.” Li Yaren terlihat tidak begitu tertarik membunuh musang roh tersebut. “Kalau kau sudah kewalahan, barulah aku yang akan turun tangan.”Setelah mengatakan itu, Li Yaren mundur jauh ke belakang.Maka, Yao Chen memang harus menghadapi musang roh itu sendirian. Namun, itu sama sekali bukan masalah baginya. Hanya butuh tak lebih dari 5 menit baginya untuk membunuh musang itu dan mendapatkan kristal inti hewa
“Rupanya begitu.” Yao Chen sekarang paham.Mereka sengaja dimasukkan ke dunia rahasia yang tak bisa dilihat dari luar hanya untuk bisa menargetkan dirinya.Yang membuat Yao Chen tercengang, memangnya seberapa tinggi kuasa Su Tingnam di Sekte Matahari Merah hingga petinggi di sekte itu tunduk pada keinginannya membalas Yao Chen?“Sekte Matahari Merah ternyata hanya sebatas ini saja harga dirinya. Sama sekali tak ada integritasnya.” Yao Chen mengejek.Kekecewaan dan emosinya membangkitkan niat membunuh yang begitu kental, berkumpul pekat di seluruh tubuh Yao Chen. Basis kultivasinya memang hanya di Tingkat 4, tapi dia tidak gentar sama sekali dengan pendekar yang berada pada 2 hingga 3 mayor tingkat di atasnya.“Hyaaakkhh! Kucincang mulut lancangmu yang menghina Sekte Matahari Merah!” Pemuda yang paling depan segera melesat ke Yao Chen sambil membawa golok besarnya.Yao Chen segera meledakkan auranya dan tanpa ragu sedikitpun melesat ke lawan di depannya.Setelah dia merundukkan kepala
“Hm ….” Yao Chen sudah menggenggam erat pedang merah di tangannya, sedangkan cambuk disimpan kembali. ‘Ada 17 orang yang datang untukku.’ Dia sudah menghitung jumlah orang yang ada di depannya di jarak 10 meter.Lalu, dengan menggunakan Teknik Langkah Hantu, Yao Chen menerjang ke rombongan itu. Gerakannya begitu cepat hingga tidak disadari lawan-lawannya yang masih bersantai sambil berjalan.Ketika mereka melihat Yao Chen sudah berubah menjadi kelebatan cahaya, itu sudah terlambat.Crass! Crasss! Crasss!Bilah pedang merah Yao Chen sudah meneteskan darah ketika dia selesai dan muncul di belakang rombongan itu."Arrghhh!" Salah satu dari mereka berteriak kaget melihat darah mengucur keluar bagai air mancur dari leher terpenggal kawan-kawannya.Ada 7 orang yang sudah tergeletak menjadi mayat saat ini. Kejadiannya begitu cepat.Rekan mereka lainnya terbelalak melihat apa yang terjadi. Dari adegan itu saja, sudah tergambar jelas seberapa cepat Yao Chen bisa bergerak setelah naik tingkat.
“Hmph!” Yao Chen selesai membantai semua orang di dalam penjara tanah buatan Li Yaren.Merasakan itu, Li Yaren pun membuka penjara tersebut dan Yao Chen bergegas keluar dari sana.Namun, disebabkan menggunakan api murni, tidak diperlukan penghilangan jejak mayat karena semuanya sudah menjadi abu yang tertiup angin. Bahkan jiwa spiritual mereka juga menghilang.“He he … Adik Yao, apimu sungguh luar biasa.” Li Yaren berkata sambil terkekeh penuh arti.Dikarenakan ucapan Li Yaren, Yao Chen segera waspada, keningnya berkerut. Apakah Li Yaren mengetahui apa yang terjadi di dalam penjara tanah tadi? Apakah Li Yaren menyadari bahwa api yang digunakan bukan api Gao Long seperti biasanya?“Bocah, tentu saja dia mengetahui semua yang terjadi di dalam penjara tadi,” sambar Gao Long dengan kalimatnya, “Apa kau lupa bahwa dia bisa merasakan kehadiran orang dari getaran tanah yang disentuhnya?”Astaga, benar juga! Yao Chen terlupa akan itu!Karena tak ingin menyimpan harimau di sampingnya, Yao Chen
“Lebah Merah Pemakan Daging?” pekik Yao Chen setelah dia mengenali ribuan lebah yang berdegung ke arahnya.Penampilan lebah roh itu sebesar ibu jari kaki manusia dewasa, berwarna merah kehitaman dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya. Di bagian depan ada sepasang capit besar yang digunakan untuk merobek daging mangsanya.“Kalian ingin menyerangku, hm?” Yao Chen mengaktifkan api Gao Long dan menyemburkannya ke ratusan lebah terdepan.Swoosshh!Api Gao Long yang dikeluarkan Yao Chen segera berhembus menerjang kawanan lebah roh yang berada di level 1 Menengah.‘Mereka memang tergolong lemah, tapi jika jumlahnya ribuan, bukankah rasanya seperti sedang bertarung dengan ribuan kultivator Tingkat 3 dan Tingkat 4? Itu sangat merepotkan.’ Yao Chen membatin.Ratusan lebah paling depan langsung berubah menjadi abu setelah disentuh api dari telapak tangan Yao Chen.Meski begitu, kawanan lebah lainnya tidak mundur dan justru seakan marah karena kawan mereka dihabisi Yao Chen.“Kalian terlalu k
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"
"Bersiap saja kalian berpindah alam!" Senyum seringaian Yao Chen semakin lebar. Angin kencang bertiup liar saat aura gelap yang menguar dari tubuh Yao Chen semakin menggila. Tanah di sekitarnya merekah, retakan hitam menyebar bagaikan jaring laba-laba. Tubuhnya masih dikelilingi energi hitam pekat dari mode Asura Gelap, dan matanya bersinar merah darah, penuh kegilaan.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri di udara, jubah emas mereka berkibar.“Kau benar-benar sudah melewati batas, Yao Chen,” ujar Gongsun Huojun, ekspresinya tetap tenang, tapi auranya membumbung tinggi, menekan seluruh area.“Kalian pikir bisa menghentikanku?” Yao Chen menyeringai, lalu mengangkat tangan kanannya ke langit. Petir hitam menggelegar di atasnya, berkumpul membentuk pusaran energi yang mencekam.Dalam sekejap, dia mengayunkan tangannya ke bawah.BRUUUUM!!!Gelombang petir hitam menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat! Puluhan bangunan pasar malam hancur berkeping-keping, dan tanah bergetar heb
Pria itu menyeringai. “Di dunia ini, kekuatan yang menentukan segalanya, bukan tempat atau keadaan.”Tanpa aba-aba, salah satu anggota sekte melesat dengan kecepatan tinggi, tinjunya mengarah langsung ke wajah Yao Chen!Dhaarrr!Yao Chen mengangkat lengannya dengan santai dan menahan pukulan itu. Angin ledakan dari benturan itu menghancurkan kios-kios di sekitar mereka. Lalu, dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke perut lawannya.Bruakk!Pria itu terpental menghantam tembok batu, retakan besar terbentuk di sekelilingnya sebelum dia jatuh tersungkur.“Kurang ajar!”Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Yang satu menggunakan pedang panjang berwarna ungu, sementara yang lain menghunus tombak dengan ujung berkilauan energi petir.Klang!Pedang itu berkelebat dengan kecepatan luar biasa, tetapi Yao Chen menghindarinya dengan langkah gesit.Tombak petir menyambar ke arahnya, tapi dengan telapak tangan kosong, Yao Chen menghantam tombak itu de
Gongsun Huojun menggeram, urat-urat di lehernya menegang. “Kau pikir masalah ini bisa diselesaikan hanya dengan ancamanmu? Kau tak mengerti betapa rumitnya politik antar sekte!”Yao Chen tertawa dingin. “Aku tak peduli dengan politik kalian. Aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai. Jika itu masalah bagi kalian, maka aku akan pergi. Aku tak berutang apa pun pada Tanah Suci!”Mata Gongsun Huojun berkedip tajam, tetapi sebelum dia bisa berbicara lagi, suara berat bergema dari luar aula.“Keberanianmu patut dipuji, bocah.”Semua mata beralih ke pintu. Seorang pria paruh baya dengan jubah biru gelap yang dihiasi pola emas memasuki ruangan dengan langkah mantap. Di belakangnya, beberapa tetua Sekte Langit Kudus mengikutinya dengan ekspresi dingin.Tuan Besar Sheng telah tiba. Dia diantar dua penjaga menuju ke aula.Tatapannya mengunci pada Yao Chen dengan intensitas yang membuat udara seolah bergetar. “Jadi, kau yang menolak perjodohan dengan putriku?”Yao Chen tak mundur selangkah
"Jadi ...." Kalimat Yao Chen menggantung sambil dia menatap ayahnya. Gongsun Huojun menatap Yao Chen dengan penuh pertimbangan. Wajahnya serius, tetapi tidak ada tanda kemarahan seperti sebelumnya.Setelah beberapa saat hening yang menegangkan, akhirnya dia menghela napas berat. "Baiklah. Jika kau menginginkan Sima Honglian sebagai istri pertamamu, maka aku tidak akan menghalangi."Yao Chen terkejut sesaat, tidak menyangka Gongsun Huojun akan mengalah secepat itu. Namun, sebelum dia bisa berbicara, suara Gongsun Huojun kembali menggema di ruangan."Tapi dengarkan baik-baik, Chen’er. Kau bukan lagi seorang kultivator biasa. Kau adalah pemilik Tubuh Asura. Itu berarti kau akan membawa nama besar Sekte Istana Suci ke puncak kejayaan. Karena itu, ada tanggung jawab yang harus kau emban." Nada suaranya tajam, menekan seperti petir yang menggelegar."Putri Suci akan menjadi istri keduamu, dan Nona Besar Sheng akan menjadi istri ketigamu. Ini sudah kuputuskan. Tidak ada perubahan!" Mata Gon