“Apa kau bilang? Aku lemah?” Wu Hao emosi mendengar ejekan Zhang Xuan.Namun, pada detik berikutnya, tombak berbilah panjang di tangan Zhang Xuan membentuk tekanan udara yang sangat kuat sebelum akhirnya meledakkan auranya ke arah Wu Hao."Harh!" Wu Hao memblokir serangan itu sekuat tenaga meski akhirnya lengan bajunya tercabik-cabik dan tangannya sangat kesakitan. Bahkan kedua pedangnya hampir terlepas dari tangan.Zhang Xuan tak berhenti dan menggerakkan tombaknya ke depan. Ketika tombak itu bergetar cukup kencang, hal tersebut menciptakan gelombang Qi petir menyerbu Wu Hao bagaikan ombak ganas."Bajingan!" seru Wu Hao dengan raungan murka ketika dia merasakan kedua tangannya harus menahan sakit lebih banyak ketika disengat sangat keras oleh gelombang petir yang bergulung-gulung datang padanya.Saking kuatnya ombak petir yang menggulung Wu Hao, pemuda itu tak kuat lagi dan terpental sejauh belasan meter ke belakang dan muntah darah.Wu Hao segera berdiri kembali dan menebaskan Qi pe
“Sampai saat ini sudah ada 10 kemenangan di pihak kita, Guru.” Li Yaren memberikan jawaban ke Ximen Hugeng. “Hanya tinggal menunggu pertandingan Senior Luo Xiang.”Ximen Hugeng mengangguk-anggukkan kepala.Sementara itu, Yao Chen yang sudah dibaringkan dan menunggu pemulihan, jiwanya sedang berada di ruang dimensi jiwa.“Bocah, kau terluka parah dan hampir saja nyawamu melayang.” Suara Gao Long bergema di sana.Yao Chen membuka matanya. Sembari tetap duduk bersila dan melayang di dimensi tersebut, dia menatap ke manik transparan tempat embrio Gao Long bersemayam.“Tetua sialan itu! Dia sengaja memukulku sangat keras dan berharap aku mati! Untung saja Tasbih Semesta melindungi aku sehingga nyawaku masih terselamatkan.” Yao Chen geram.Masih teringat olehnya rasa sakit pukulan itu, hingga beberapa organ dalamnya bergetar dan nyaris berpindah dari tempatnya akibat kerasnya pukulan itu.“Jangan khawatir, bocah. Nanti akan ada masanya kau bisa membalas pada si sialan itu.” Gao Long memberi
“Aku senang skeali sudah naik ke Tingkat 4!” Yao Chen berseru gembira di ruang dimensi jiwa. “Rasanya lega, karena selama ini aku terus saja diremehkan hanya karena tingkatku.”Senyum Yao Chen belum pudar ketika dia merasa bangga pada dirinya sendiri atas pencapaian kultivasinya.“Apakah selama ini kau tertekan karena ejekan mereka mengenai tingkatmu, bocah?” tanya Gao Long dengan suara bergema di ruang dimensi jiwa.“Tentu saja karena aku masih manusia yang memiliki emosi dan perasaan. Sebagai lelaki, tentu saja aku tak nyaman jika diremehkan dan direndahkan.” Yao Chen sambil menatap ke manik tempat embrio Gao Long berada.Pikirannya mendadak saja kembali ke Bumi Indonesia, tempatnya dulu hidup. Ada rasa rindu pada ayah dan ibunya, bertanya-tanya apakah dia di dunia yang itu baik-baik saja atau dinyatakan mati?“Bocah, biar aku beritau padamu, tak perlu kau terganggu dengan ucapan-ucapan mereka mengenai tingkatmu. Yang terpenting adalah kekuatanmu. Cukup bungkam mereka dengan kemampu
“Kau ingin semua hukum di semesta menjadi milikmu, bocah?” Gao Long bertanya balik. “Apakah itu memungkinkan?” Yao Chen malah memberi pertanyaan lagi. Terdengar suara tawa membahana Gao Long memenuhi ruang dimensi jiwa. “Ha ha ha! Bocah, ambisimu sungguh tak tertahankan.” Lalu dia tertawa lagi. Yao Chen jadi bingung dan ada rasa malu terselip di benaknya. “Apakah aku terlalu … serakah kalau begitu?” Suara Yao Chen pelan dan menunjukkan keraguan saat mengatakan itu. “Ho ho ho … tidak. Aku justru senang kau memiliki antusiasme menginginkan semua hukum semesta untuk kau kuasai.” Gao Long kemudian berdehem setelah menyudahi tawanya. “Tapi kukatakan padamu, bocah, hanya hukum yang cocok bagi seseorang saja yang bisa digapai, maka semakin banyak memiliki hukum bukan merupakan hal baik. Butuh kekuatan sangat besar untuk bisa mendapatkan semua hukum. Ibaratnya, jangan menelan yang tidak muat di perutmu.” Meski begitu, masih menjadi pikiran di kepala Yao Chen. Dia mendapatkan Tasbih Seme
“Tidak, kau tidak melewatkannya. Babak ketiga dimulai besok pagi.” Zhuge Ling lekas memberikan jawaban agar Yao Chen tenang. “Tapi Yao Chen, memangnya kau sudah bisa bertarung?”Ada sirat kekhawatiran di mata Zhuge Ling.“Tentu saja sudah bisa. Aku sudah sembuh sepenuhnya, jangan khawatir.” Dari balik topengnya, Yao Chen tersenyum.Mendadak saja, dia merasa Zhuge Ling sangat manis, apalagi jika sedang tersipu malu dengan rona semburat kemerahan di kulit seputih porselen indahnya. Menjadikan dia ingin menggoda gadis itu lebih banyak.“Wah, Saudara Yao! Kau sudah siuman!” Hu Gao masuk bersama Li Yaren.“Adik Yao, akhirnya kau bangun juga. Aku sudah lelah menangisimu.” Li Yaren mendekat disertai wajah jenakanya.“Pembual. Lelah menangis apanya? Sejak tadi kau sibuk menggoda murid wanita.” Hu Gao menepuk dada Li Yaren dengan punggung tangan.Yao Chen terkekeh. Memiliki teman yang baik dan perhatian di dunia asing memang sangat melegakan.* * *“Babak ketiga adalah babak terakhir!” Du Buih
‘Baiklah! Nantinya aku akan jadikan dunia rahasia Sekte Bilah Langit menjadi kuburan bagimu, Di Yuxian! Tunggu saja!’ Yao Chen mengepalkan tinjunya di samping tubuh.Baru saja mereka berjalan sekitar 50 meter, mendadak sudah ada hewan roh mengadang sambil menyeringaikan taringnya dengan sikap ganas.“Musang Ekor Api.” Li Yaren berkata pelan.Di depan mereka ada musang hitam sebesar anjing German Sheperd. Hewan roh itu berada di Level 1 Menengah.Yao Chen bersiap dengan pedang di tangannya. “Kak Li, kau atau aku?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari musang di depannya.“Kau saja.” Li Yaren terlihat tidak begitu tertarik membunuh musang roh tersebut. “Kalau kau sudah kewalahan, barulah aku yang akan turun tangan.”Setelah mengatakan itu, Li Yaren mundur jauh ke belakang.Maka, Yao Chen memang harus menghadapi musang roh itu sendirian. Namun, itu sama sekali bukan masalah baginya. Hanya butuh tak lebih dari 5 menit baginya untuk membunuh musang itu dan mendapatkan kristal inti hewa
“Rupanya begitu.” Yao Chen sekarang paham.Mereka sengaja dimasukkan ke dunia rahasia yang tak bisa dilihat dari luar hanya untuk bisa menargetkan dirinya.Yang membuat Yao Chen tercengang, memangnya seberapa tinggi kuasa Su Tingnam di Sekte Matahari Merah hingga petinggi di sekte itu tunduk pada keinginannya membalas Yao Chen?“Sekte Matahari Merah ternyata hanya sebatas ini saja harga dirinya. Sama sekali tak ada integritasnya.” Yao Chen mengejek.Kekecewaan dan emosinya membangkitkan niat membunuh yang begitu kental, berkumpul pekat di seluruh tubuh Yao Chen. Basis kultivasinya memang hanya di Tingkat 4, tapi dia tidak gentar sama sekali dengan pendekar yang berada pada 2 hingga 3 mayor tingkat di atasnya.“Hyaaakkhh! Kucincang mulut lancangmu yang menghina Sekte Matahari Merah!” Pemuda yang paling depan segera melesat ke Yao Chen sambil membawa golok besarnya.Yao Chen segera meledakkan auranya dan tanpa ragu sedikitpun melesat ke lawan di depannya.Setelah dia merundukkan kepala
“Hm ….” Yao Chen sudah menggenggam erat pedang merah di tangannya, sedangkan cambuk disimpan kembali. ‘Ada 17 orang yang datang untukku.’ Dia sudah menghitung jumlah orang yang ada di depannya di jarak 10 meter.Lalu, dengan menggunakan Teknik Langkah Hantu, Yao Chen menerjang ke rombongan itu. Gerakannya begitu cepat hingga tidak disadari lawan-lawannya yang masih bersantai sambil berjalan.Ketika mereka melihat Yao Chen sudah berubah menjadi kelebatan cahaya, itu sudah terlambat.Crass! Crasss! Crasss!Bilah pedang merah Yao Chen sudah meneteskan darah ketika dia selesai dan muncul di belakang rombongan itu."Arrghhh!" Salah satu dari mereka berteriak kaget melihat darah mengucur keluar bagai air mancur dari leher terpenggal kawan-kawannya.Ada 7 orang yang sudah tergeletak menjadi mayat saat ini. Kejadiannya begitu cepat.Rekan mereka lainnya terbelalak melihat apa yang terjadi. Dari adegan itu saja, sudah tergambar jelas seberapa cepat Yao Chen bisa bergerak setelah naik tingkat.
Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.
“Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i
Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h
‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un
“Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d
Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka
Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen
“Tusuk? Dengan Pedang Keseimbangan?” Yao Chen terkejut dengan perintah sosok Kaisar Manusia.Sudah tentu ini menyebabkan Yao Chen membelalakkan mata lebar-lebar. Dia harus menusuk Putri Suci di bagian depan dantian?“Ya, tusuk dia dengan pedangku beserta energi pusakamu.” Suara Kaisar Manusia bergema di kepala Yao Chen.Ini cukup membuat Yao Chen gamang.“Ta-tapi, Tuan Kaisar, bukankah dia keturunanmu sendiri? Kenapa harus ditusuk?” Yao Chen masih tak percaya dengan perintah yang diberikan padanya.“Bocah, sudahlah! Kalau dia menyuruhmu menusuk, ya tusuk saja!” Gao Long menyeru dari ruang dimensi jiwa dengan suara tak sabarannya.Kalau dua entitas besar seperti Kaisar Manusia dan Naga Kuno Gao Long sudah sama-sama berucap akan satu hal yang kompak, maka apa yang perlu diragukan Yao Chen.Hanya saja … menusuk?“Baiklah!” Menyingkirkan semua keraguannya, Yao Chen berseru sambil semakin menyalurkan energi emas Tasbih Mutiara untuk melingkupi seluruh badan Pedang Keseimbangan dari pangkal
“Anda yakin aku harus menggunakan Pedang Keseimbangan?” tanya Yao Chen secara telepati ke sosok Kaisar Manusia.“Ya, gunakan saja Pedang Keseimbangan untuk melawannya.” Sosok Kaisar Manusia terus mendorong Yao Chen untuk menurutinya.Karena sudah seperti itu, maka Yao Chen tidak lagi perlu ragu. Lagi pula, dia ada di alam lain yang tak ada orang bisa melihat kecuali Putri Suci saja. Itu pun Putri Suci seperti bukan dirinya sendiri.‘Pedang Keseimbangan!’ Yao Chen berseru di benaknya.Kemudian, dari perutnya, keluarlah pedang besar berwarna keperakan. Yao Chen harus menggunakan kedua tangannya untuk bisa memegangnya dengan benar dan stabil.Ada energi dari Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa yang melingkupi Pedang Keseimbangan. Energi itu memancarkan cahaya keperakan yang cukup menyilaukan.“Bagus! Memang begitu seharusnya, bocah!” Gao Long ikut bicara, menyemangati Yao Chen.Yao Chen segera saja menyalurkan energi emas dari Tasbih Semesta yang sudah terintegrasi dengan Pedang Keseimbangan