“He heh! Kau yakin ingin kabur?” Li Yaren terkekeh dengan seringaian aneh.Hal mengejutkan yang terjadi kemudian, mendadak saja tanah di bawah pemuda yang hendak kabur tadi bergolak sebelum akhirnya melonjak membentuk kotak padat yang mengepung pemuda itu dari berbagai sisi.“Argh!” Belum sempat si pemuda merespon menggunakan ilmu kultivasinya, penjara tanah itu sangat cepat berubah ukuran dan mendesak pemuda di dalamnya, lalu ….Craass!Darah menyembur keluar dari sela-sela tanah yang meremas tubuh pemuda tadi.“Hah?” Kedua kawan lainnya menatap linglung atas apa yang terjadi.Namun, Li Yaren tidak membuang waktu dan melakukan hal sama pada mereka berdua.“Arrghh!”“Arrrghh! Tidaaakk!”Craass! Splaasshh!Darah muncrat dari sela-sela tanah yang memadat meremas tubuh mereka tanpa ampun.Melihat itu, Yao Chen merasakan punggungnya menjadi dingin, bulu kuduk meremang di tengkuknya.‘I—itu … kekuatan macam apa itu?’ batinnya sambil bergidik ketakutan. ‘Metode yang cepat dan kejam, tapi ef
“Sial!” Su Tingnam memukul meja di depannya ketika dia menerima laporan bahwa Yao Chen memenangkan semua pertarungan putaran terakhir yang sudah ada. “Apakah tak ada satu pun orang yang becus mengurus dia?”Mata Su Tingnam melotot ke arah pengikutnya. Murid-murid di depannya semua menundukkan kepala. Dia meneriaki mereka tanpa ingat bahwa dirinya juga terus dikalahkan Yao Chen sebelum ini.Tapi siapa yang berani mengucapkan protes pada Su Tingnam? Latar belakang keluarganya saja sudah membuat orang bergidik.Di tribun, Yao Chen selesai menyaksikan kehebatan Li Yaren dan beberapa murid senior Sekte Bilah Langit yang memenangkan putaran kelima.“Yao Chen, sebentar lagi giliranmu menantang Su Tingnam. Apa kau sudah bersiap?” Ximen Hugeng menoleh ke Yao Chen di dekatnya.“Sudah, Guru.” Yao Chen menyahut sambil mengangguk.Kepala Ximen Hugeng mengangguk-angguk.Tak berapa lama, Yao Chen kembali naik ke arena dan menyeru, “Yao Chen dari Sekte Bilah Langit menantang Su Tingnam dari Sekte Mat
“Hmph!” Yao Chen bergumam keras sembari memukulkan cambuknya ke arah Su Tingnam.Dikarenakan kejutan keluarnya cambuk di tangan Yao Chen, menyebabkan perhatian Su Tingnam terganggu sejenak.“Hah?!” Su Tingnam menyeru.Ini mengakibatkan Su Tingnam harus lekas menghindari pukulan cambuk itu. Maka pedang esnya lekas memblokir energi dari cambuk.“Hmph!” Yao Chen menggunakan kesempatan untuk menusukkan pedangnya dan itu lekas ditahan Su Tingnam.Namun, dengan cepat Yao Chen mengganti dengan serangan menggunakan cambuknya sehingga Su Tingnam harus lekas mengalihkan fokus ke cambuk.Yao Chen terus mengkolaborasikan serangan pedangnya dengan cambuk agar Su Tingnam kewalahan. Dengan ini, dia menjadi tau bahwa lawannya tidak memiliki senjata lainnya kecuali pedang es saja.Di antara penonton, ada yang berteriak, “Hei, kau bocah topeng tengik! Kau curang! Kenapa menyerang Tuan Muda Su dengan dua senjata?!”Sudah jelas dia pengikut Su Tingnam. Segera saja teriakannya diikuti makian empat musuh l
“Du Buiheng, lekas buka formasinya!” Sima Honglian berseru sambil terbang ke arena.Tak hanya dia, di belakangnya menyusul semua guru pendamping Sekte Bilah Langit.“Jangan! Tidak bisa begitu!” Du Buiheng lekas menyeru untuk mencegah Sima Honglian kembali membuka paksa formasinya. “Kalau dibuka sekarang, hawa panas dan dingin dari dalam akan menyembur keluar dan bisa melukai banyak murid di sini!”Sima Honglian dan yang lainnya tertegun. Mereka tidak memperkirakan itu karena hanya terfokus pada keselamatan Yao Chen saja.“Kalian, sebaiknya tenang dan bersabar.” Salah satu tetua Sekte Matahari Merah terbang mendekat ke mereka. “Tak boleh gegabah asal membuka formasi. Taruhannya adalah nyawa para murid dari berbagai sekte. Kalian tak ingin dianggap pendosa, bukan?”Sima Honglian mendelik marah mendengar ucapan tetua itu.“Tapi murid kami di dalam sana mengalami ketidakadilan!” Sima Honglian sudah kehilangan kesabarannya.“Apakah ini tujuan Sekte Matahari Merah menggunakan formasi? Untuk
"Jangan! Jangaaann!" jeritan putus asa terdengar dari dalam arena. Itu suara Su Tingnam.Seketika, semua elemen es di dalam arena menghilang dan kabut tebal masih belum bubar.“Hmph!” Yao Chen sudah mendapatkan suntikan kekuatan lagi dari Gao Long, sehingga kesadarannya pulih.Melesat cepat ke Su Tingnam yang kaget, dia memukul pedang Tingkat Langit di tangan Su Tingnam menjadi serpihan menggunakan Api Murninya.“Du Buiheng, buka formasinya!” teriak salah satu tetua Sekte Matahari Merah karena curiga dengan apa yang terjadi di dalam arena.Itu karena yang berteriak histeris adalah Su Tingnam, bukan Yao Chen.“Gao Long!” teriak Yao Chen sambil meninju perut Su Tingnam hingga lawannya roboh dan dia bisa menduduki tubuh Su Tingnam yang sudah tak berdaya.Gao Long paham keinginan Yao Chen dan memberikan suntikan apinya. Yao Chen sudah menyimpan kembali Api Murninya dan kabut mulai menipis.“Da—dantianku!” Su Tingnam bisa merasakan dantian dia mulai retak dan bisa hancur jika Yao Chen memu
“Bocah itu, sepertinya berbeda.” Seorang murid senior Sekte Bilah Langit menatap Li Yaren yang sedang bersiap di arena.Dia tidak salah, karena saat ini Li Yaren dipenuhi dengan emosi yang bergolak di hatinya ketika mengingat betapa Yao Chen dilukai separah itu oleh tetua Sekte Matahari Merah.“Huh! Pesolek sepertimu, hanya perlu aku kebiri saja!” Lawannya berteriak sebelum dia meraung sambil menyemburkan aura Qi-nya.Disertai tatapan dingin, Li Yaren membuka kipas kertas lipatnya. Ada kilatan dingin di matanya saat menatap lawan.Dengan ledakan aura Qi warna hijau, Li Yaren mengibaskan kipasnya yang lekas membawa energi elemen angin.“Ufh!” Lawannya lekas menangkis energi Qi angin menggunakan pedangnya.Namun, dia tidak sempat menghindari beberapa tebasan Qi angin Li Yaren yang mengenai tubuhnya.Qi angin Li Yaren menguarkan energi tajam ketika menyayat beberapa bagian tubuh lawan.“Argh! Sialan!” Lawan berseru kesal. “Huh! Kau hanya beruntung!”Lawan segera menyerbu kembali ke Li Ya
“Apa kau bilang? Aku lemah?” Wu Hao emosi mendengar ejekan Zhang Xuan.Namun, pada detik berikutnya, tombak berbilah panjang di tangan Zhang Xuan membentuk tekanan udara yang sangat kuat sebelum akhirnya meledakkan auranya ke arah Wu Hao."Harh!" Wu Hao memblokir serangan itu sekuat tenaga meski akhirnya lengan bajunya tercabik-cabik dan tangannya sangat kesakitan. Bahkan kedua pedangnya hampir terlepas dari tangan.Zhang Xuan tak berhenti dan menggerakkan tombaknya ke depan. Ketika tombak itu bergetar cukup kencang, hal tersebut menciptakan gelombang Qi petir menyerbu Wu Hao bagaikan ombak ganas."Bajingan!" seru Wu Hao dengan raungan murka ketika dia merasakan kedua tangannya harus menahan sakit lebih banyak ketika disengat sangat keras oleh gelombang petir yang bergulung-gulung datang padanya.Saking kuatnya ombak petir yang menggulung Wu Hao, pemuda itu tak kuat lagi dan terpental sejauh belasan meter ke belakang dan muntah darah.Wu Hao segera berdiri kembali dan menebaskan Qi pe
“Sampai saat ini sudah ada 10 kemenangan di pihak kita, Guru.” Li Yaren memberikan jawaban ke Ximen Hugeng. “Hanya tinggal menunggu pertandingan Senior Luo Xiang.”Ximen Hugeng mengangguk-anggukkan kepala.Sementara itu, Yao Chen yang sudah dibaringkan dan menunggu pemulihan, jiwanya sedang berada di ruang dimensi jiwa.“Bocah, kau terluka parah dan hampir saja nyawamu melayang.” Suara Gao Long bergema di sana.Yao Chen membuka matanya. Sembari tetap duduk bersila dan melayang di dimensi tersebut, dia menatap ke manik transparan tempat embrio Gao Long bersemayam.“Tetua sialan itu! Dia sengaja memukulku sangat keras dan berharap aku mati! Untung saja Tasbih Semesta melindungi aku sehingga nyawaku masih terselamatkan.” Yao Chen geram.Masih teringat olehnya rasa sakit pukulan itu, hingga beberapa organ dalamnya bergetar dan nyaris berpindah dari tempatnya akibat kerasnya pukulan itu.“Jangan khawatir, bocah. Nanti akan ada masanya kau bisa membalas pada si sialan itu.” Gao Long memberi
‘Bagus! Akhirnya aku bisa cepat menarik perhatian istana Phoenix!’ serunya penuh kegirangan di hati.Yao Chen tau, ini adalah kesempatan emasnya untuk masuk lebih dalam ke jantung kerajaan.Dia menerima tantangan itu dengan senyum penuh percaya diri. “Tentu saja, Yang Mulia. Aku hanya butuh tempat yang tenang dan beberapa bahan dasar.”Maka, Yao Chen mengikuti Hong Yufan masuk ke lingkungan istana kerajaan. Dia tetap bersikap bersahaja agar tidak menimbulkan kecurigaan. Hingga akhirnya dia tiba di sebuah istana kecil yang dia yakini sebagai tempat hunian pribadi Hong Yufan.Hong Yufan melambaikan tangannya, memerintahkan pengawalnya untuk membawakan bahan-bahan alkimia seperti yang diminta Yao Chen.“Kau akan kubawa ke aula khusus dan akan ada beberapa temanku yang akan ikut menyaksikanmu membuat pil.” Hong Yufan memutuskan.“Sesuai yang Yang Mulai inginkan.” Yao Chen membungkuk agar Hong Yufan senang dengan sikap patuhnya.Dalam waktu singkat, semua yang Yao Chen butuhkan telah disia
“Baiklah! Saya mengandalkan Anda.” Yao Chen mengangguk.Itu lebih dari cukup. Setidaknya, dia sudah menemukan cara untuk masuk tanpa harus menerobos secara paksa.“Ikut aku!” Orang itu berkata dan memimpin jalan.Dengan langkah ringan, Yao Chen akhirnya menapakkan kakinya di wilayah bangsa Phoenix.Wilayah ini terbentang luas dengan hutan-hutan yang dipenuhi pepohonan merah keemasan, sementara langitnya selalu bersinar dengan cahaya lembut seperti fajar abadi.Kerajaan Phoenix adalah bangsa siluman burung, dipimpin oleh ras Phoenix yang memiliki darah keturunan murni.Kaisar Manusia di dalam tubuh Yao Chen berbicara, "Bocah Yao, kusarankan kamu untuk bersabar dulu mengenai istrimu. Aku yakin bangsa Phoenix bukan tipe yang gegabah. Istrimu pasti masih baik-baik saja."Menjawab sosok Kaisar Manusia, Yao Chen meminta saran."Karena kamu adalah alkemis, maka pancing perhatian pihak kerajaan dengan pilmu. Bangsa siluman sangat menyukai pil yang bagus, sama seperti manusia. Bahkan mereka re
‘Semoga ayah mertua tidak mengecewakan kepercayaanku,’ harap Yao Chen.Sebesar itu rasa percaya Yao Chen pada ayah mertuanya hingga dia membiarkan Sima Ye mengetahui rahasia terbesarnya.Setelah Sima Ye aman di dalam ruang dimensi jiwa, Yao Chen melompat ke belakang, menghunus pedang merahnya yang langsung memancarkan cahaya merah menyilaukan. Dengan satu ayunan, gelombang energi tajam memotong udara, menciptakan jurang di tanah dan meluluhlantakkan beberapa musuh sekaligus.Namun, para siluman tidak menyerah begitu saja. Mereka menyerang dengan formasi yang lebih teratur, mengurung Yao Chen dari berbagai arah.Yao Chen terus mengerahkan tekniknya, menyemburkan api merah dari pedang untuk menghalau musuh yang mencoba menyerang dari belakang.Yao Chen menghela napas. "Kurang ajar! Aku tidak punya waktu untuk ini."Tubuhnya mulai berubah. Api merah keunguan beserta pendar cahaya emas menyelimuti kulitnya, membentuk lapisan pelindung yang tampak seperti baju perang. Otot-ototnya membesar
Yao Chen mengepalkan tinjunya. "Baiklah!" Dia menggunakan kesempatan itu untuk pergi bersama Sima Ye, keluar dari kepungan.Dengan satu langkah besar, tubuhnya melesat seperti kilat, meninggalkan arena. Tujuannya jelas—Wilayah Siluman, tempat Sima Honglian ditawan.Sementara itu, pertarungan sengit di belakangnya semakin membara. Ledakan demi ledakan mengguncang tanah, suara benturan memenuhi udara.Penonton yang tidak berkepentingan langsung menyingkir dari area tersebut. Mereka menjadikan pertempuran klan Gongsun dan klan Sheng sebagai topik bahasan yang panas!Namun, Yao Chen tidak menoleh dan tidak peduli apa pun. Satu-satunya yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah menyelamatkan istrinya dari cengkeraman Kerajaan Phoenix.Perjalanan menuju Wilayah Siluman baru saja dimulai.‘Aku yakin ini bukanlah sesuatu yang mudah. Tapi bagiku, tidak ada yang lebih penting dari Lian Lian. Bahkan jika aku harus menantang dunia, aku akan melakukannya demi wanita yang kucintai!’Kali ini, Yao
‘Lian Lian, tunggu aku!’ seru Yao Chen di batinnya.Yao Chen melesat dengan mantap, membawa Sima Ye yang masih terluka ke luar arena. Amarahnya belum mereda, api Asura masih berkobar di tubuhnya, dan niatnya untuk menyelamatkan Sima Honglian tak tergoyahkan.Namun, sebelum mereka benar-benar bisa pergi, suara berat dan penuh tekanan menggema di udara."Berhenti di situ, bocah!" Salah satu tetua kuat dari keluarga Sheng berdiri tegap dengan aura yang menekan. "Kau pikir bisa begitu saja meninggalkan pertunangan ini tanpa konsekuensi?! Kau telah menginjak harga diri keluarga Sheng!"Setelah itu, ada banyak murid klan Sheng yang menghadang Yao Chen dan Sima Ye. Mereka mengepung keduanya.Tatapan Yao Chen tetap tajam. "Harga diri keluargamu bukan urusanku! Yang menjadi urusanku adalah istriku yang sedang dalam bahaya!""Istrimu?!" Nona Besar Sheng akhirnya angkat bicara, wajahnya yang cantik kini penuh amarah. "Jadi bagimu, aku ini apa?! Boneka yang bisa kau abaikan sesukamu?! Kau memilih
“Minggir!” geram Yao Chen.Dia menatap tajam ke arah Tuan Besar Sheng yang berdiri menghadang jalannya.Mata pria tua itu berkilat penuh amarah, dan napasnya memburu seiring hawa tekanan yang mulai dia pancarkan.Namun, Yao Chen tidak gentar sedikit pun."Tuan Sheng, aku tidak punya waktu untuk membahas ini. Aku harus menyelamatkan istriku!" kata Yao Chen dengan nada dingin dan tegas."Istrimu?" Tuan Besar Sheng menggeram. "Jangan lupa, kau sudah berjanji akan menikahi putriku! Apa kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah mempermalukannya di hadapan semua orang?!"Nona Besar Sheng, seorang wanita cantik dengan pakaian sutra berwarna putih gading, melangkah maju dengan ekspresi tersinggung. "Gongsun Yichen, selama ini aku telah menunggumu dengan penuh harapan! Aku pikir kau adalah pria yang bertanggung jawab, tetapi sekarang kau ingin membuangku demi wanita itu?"Ada nada cemburu di suara Nona Besar Sheng. Dia sudah cukup kesal mengenai Yao Chen dan Putri Suci, dan kin
“Apa yang kau katakan?!” Yao Chen tersentak, rasa panik dan amarah berkelebat di matanya. “Lian Lian ada di benua atas? Bagaimana mungkin?!”Sima Ye menatap Yao Chen dengan sorot penuh rasa bersalah. “Aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci sekarang. Tapi aku mohon, kau harus segera menolongnya!”Mendengar nama Sima Honglian, seluruh perhatian di arena langsung terpusat pada percakapan mereka.Gongsun Huojun, yang sedari tadi berdiri di sisi arena, memasang ekspresi kaku. Dia melangkah mendekat, mencoba menenangkan Yao Chen yang jelas-jelas hampir kehilangan kendali.“Chen’er, kau tidak bisa gegabah. Wilayah siluman adalah tempat yang berbahaya, apalagi Kerajaan Phoenix. Butuh banyak persiapan sebelum ke sana,” kata Gongsun Huojun dengan nada bijak.Namun, Yao Chen menatapnya tajam, matanya menyala penuh kemarahan. “Apa maksudmu aku tidak bisa gegabah? Istriku dalam bahaya! Bagaimana dia bisa berada di sini, di benua atas, tanpa sepengetahuanku? Apa ini ada hubungannya denganmu?!”
“Ke-kekuatan Hukum Kematian!” Semua orang terkejut, termasuk Gongsun Weiyan. Sedangkan Gongsun Huojun hanya tersenyum samar karena sudah mengetahui pencapaian lanjut dari Tubuh Asura Yao Chen.Dengan satu gerakan tangan, Yao Chen menciptakan naga api ungu besar yang langsung bertabrakan dengan naga es milik Zhenhai. Benturan antara dua elemen tersebut menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang arena.Penonton harus melindungi diri dengan penghalang energi masing-masing, sementara beberapa tetua Klan Sheng mendirikan formasi pertahanan untuk melindungi struktur arena.“Inikah kekuatan Tubuh Asura?” Sheng Zhenhai menggertakkan giginya, sedikit terkejut dengan kekuatan destruktif Yao Chen.Hukum Kehidupan dia merupakan lawan dari Hukum Kematian Yao Chen.Namun, dia tidak menyerah. Tubuh Kaisar Utaranya mulai memancarkan hukum kehidupan yang lebih kuat, membuat auranya semakin murni. Dia menyerang Yao Chen dengan teknik kombinasi es dan energi kehidupan, menciptakan dunia mini di mana s
"Silakan!" Yao Chen menanggapi.Maka mereka pun mulai bertarung. Sheng Zhenhai langsung menggunakan kekuatan besar saat menyerang Yao Chen.Namun, Yao Chen tak kalah kuat dan bisa menahan serangan itu. Penonton terkesima. Anak muda yang kultivasinya hanya di tingkat 8, mampu mengimbangi lawan di tingkat 15.“Gongsun Yichen,” kata Zhenhai sambil mengangkat tombak listriknya usai mundur sejenak setelah gagal menaklukkan Yao Chen. “Aku akui kau kuat. Tapi aku tidak akan menyerah!”Pertarungan selanjutnya berlangsung sengit. Serangan angin dan petir Zhenhai membuat arena dipenuhi dengan kilatan-kilatan cahaya yang menakutkan.Namun, Yao Chen tetap tenang. Dengan teknik kombinasinya, dia berhasil menyeimbangkan kekuatan lawannya.Pada akhirnya, Yao Chen mengeluarkan teknik puncaknya: Asura Flame Dance, sebuah serangan yang memadukan api murni dan energi Asura."Lihat! Dia sudah mulai menggunakan tubuh Asuranya!" Penonton saling berteriak tertahan.Gelombang api berbentuk naga melesat ke ar