Share

Pendekar Spirit Naga
Pendekar Spirit Naga
Penulis: Cici aremanita

Hidup Kembali

Chen adalah pembunuh bayaran di zaman modern Cina yang terkenal membunuh tanpa pandang siapa yang harus di bunuh, Chen yang mendapat tugas membunuh Detektif ternama dijebak oleh rekannya dan mati terkena ledakan tepat di mana targetnya berada.

Chen tiba tiba membuka matanya dan merasa sangat terkejut, Chen terdiam sejenak karena yakin dirinya sudah mati tapi sekaran dirinya masih hidup.

"Aku dimana, kenapa di sini berbeda dengan di wilayah ku dan kenapa aku memakai baju kuno seperti ini," ucap Chen yang terlihat kebingungan.

Chen sambil berjalan terus memperhatikan sekelilingnya yang hanya hutan belantara tidak ada satupun rumah disana, Chen yang mulai merasa kelelahan setelah berjalan seharian tanpa makan dan minum langsung beristirahat di bawah pohon besar.

"Ahhhhhh, kepala ku terasa sangat sakit apa yang sebenarnya terjadi padaku," ucap Chen sambil terus memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa kesakitan.

"Apa ini," ucap Chen yang tiba-tiba mengingat beberapa kejadian masa lalu dari tubuh yang di gunakannya saat ini.

Chen baru sadar kalau yang digunakannya saat ini bukan tubuhnya sebelumnya yang berarti dirinya hidup kembali, dan pantas saja dirinya yang sekarang mudah lelah hanya karena tidak makan dan minum.

"Ternyata begitu," ucap Chen yang menganggukkan kepalanya.

Banyak sedikitnya Chen sudah mengerti apa yang sedang terjadi padanya, Pemilik tubuh sebelumnya bernama Chen nama yang sama dengannya, dan nama Liu sendiri di ambil dari nama keluarganya.

Pemuda yang sangat lemah dan kaku semasa hidupnya selalu ditindas semua orang termasuk keluarganya, bahkan keluarganya sampai mengusirnya dan melepas nama Liu dari miliknya.

"Kamu yang tenang di alam sana, karena aku yang memakai tubuh mu saat ini aku berjanji akan membalas semua penghinaan yang di berikan untuk mu," ucap Chen mengepalkan tangan nya.

Chen mencoba melatih kekuatan yang di milikinya di kehidupannya yang dulu tapi tidak berhasil sama sekali, Chen tidak tahu apa yang salah kenapa semua tidak bisa padahal dirinya yakin semua gerakan masih dihafalnya.

"Tubuh ini terlalu lemah, sampai kapan pun aku tidak bisa menggunakan kekuatan ku sebelumnya," dalam hati Chen.

Chen mulai merasa kecewa dan putus asa, Chen berpikir jika seperti terus dirinya akan mati untuk ke dua kalinya cepat atau lambat.

Duuuuuuuuuuuuuuaaaarr....

Suara ledakan yang sangat dahsyat terdengar sangat keras hingga membuat tanah bergetar.

Chen yang merasa penasaran dengan suara ledakan itu bergegas mengikuti asal suara ledakan, Chen menghentikan langkahnya sambil melihat ke arah sebuah pedang yang bersinar terang berwarna biru yang terus bergetar.

Chen memberanikan diri berjalan mendekati dan mencoba mencabut pedang di depannya, Chen sedikit terkejut hanya dengan satu tarikan pedang itu terlepas dari tancapannya.

"Hahahahaha." terdengar suara tawa tanpa wujud.

"Siapa kamu tunjukan dirimu!" ucap Chen.

Chen memutar badannya sambil mencari asal suara tawa yang terus menggema, suara itu terdengar sangat dekat tapi Chen sendiri tidak bisa menemukannya.

"Hentikan kamu membuat kepala ku merasa pusing wahai manusia," ucap suara dari dalam pedang.

Chen menuruti suara itu yang langsung berhenti berputar, Chen masih diam dan memperhatikan pedang yang saat ini ada di tangannya.

"Hei anak muda, Karena kamu yang berhasil mencabut ku akan ku abdikan kehidupan ku padamu."

"Maksud mu kamu roh yang berada di dalam pedang ini," ucap Chen sambil memutar kembali pedangnya.

"Bocah sudah ku bilang jangan kamu putar lagi, sekarang kepala ku terasa sangat pusing," ucap suara pedang itu yang terus menggerutu.

Chen mencoba menenangkan diri sambil meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi dan suara dari pedang itu menjelaskan keadaan semuanya, suara dari pedang menjelaskan asal usulnya dan kenapa Chen bisa menemukannya.

"Anak muda karena aku sudah menjadi milikmu semua kemampuan ku akan ku ajarkan pada mu," ucap suara dari dalam pedang.

"Kalau begitu bagus, tubuh ini lemah bahkan aku saha tidak bisa melakukan apapun seperti sebelumnya," sahut Chen.

Chen berdiri bersiap berlatih dengan roh pedang miliknya, bagi Chen semakin cepat dirinya menjadi kuat semakin cepat dirinya bisa keluar dari dalam hutan.

"Tidak semudah itu kamu menggunakan ku, kamu harus menjadikanku hidup dan mati mu mulai sekarang, dan semua ada cara dasarnya," ucap roh pedang.

"Baik semua akan ku pertaruhkan hidup dan mati ku untuk mu, sekarang bagaimana cara dasarnya," sahut Chen.

"Berikan darah mu pada mata pedang ku, dan langkahi sebanyak tiga kali."

" Hanya itu saja," ucap Chen.

"Lakukan saja apa yang ku minta," sahut suara roh pedang Chen.

Chen melakukan apa yang di minta roh pedangnya, tidak lama cahaya biru perlahan menghilang dari pedang itu dan muncul sosok asap berwarna putih di depannya.

"Kamu siapa?" ucap Chen sambil mundur perlahan.

"Kamu tenang dulu, aku roh yang berada di dalam pedang karena kamu sudah bersatu pada ku aku bisa melihat dunia luar kembali walau masih belum sempurna."

"Jadi pedang ini sudah tidak berguna," Chen melempar pedangnya.

"Ambil itu sekarang dan akan ku buka segel mu."

Chen mengambil pedangnya kembali lalu duduk bersila, Chen yang duduk bersila tiba tiba merasa badannya terbakar hingga ke dalam tulangnya.

"Tahan jangan kamu buka mata mu atau kita akan mulai dari awal lagi," ucap suara roh pedang Chen.

Chen berusaha sekuat tenaga menahan hawa panas yang terbakar di dalam tubuhnya, tiba-tiba saja Chen merasa tubuhnya kembali seperti semula dengan perbedaan sedikit terjadi di tubuhnya.

"Coba kamu keluarkan jurus apa yang kamu bisa," ucap suara roh pedang Chen.

Chen tidak menjawab dia hanya melatih kembali bela diri yang dimilikinya dulu, jurus yang dikatakan roh pedangnya Chen bahkan tidak mengerti maksudnya.

"Akhirnya aku sudah bisa," Chen bernafas lega.

"Dengan gerakan mu itu hanya sekali tendang kamu pasti sudah terlempar jauh, kamu harus banyak berlatih lagi,"ucap roh pedang.

"Kalau begitu aku harus memanggil mu apa sekarang, tidak mungkin aku hanya memanggil mu roh pedangkan," sahut Chen.

"Panggil saja aku Mon lebih bagus lagi kalau di depannya di tambah guru jadi guru Mon. "

"Mimpi saja," sahut Chen.

Chen membawa pedang yang baru di dapatnya sambil terus berjalan mencari jalan keluar dari hutan belantara tempatnya sekarang, Chen yang berjalan dua hari dua malam tidak juga menemukan jalan keluarnya merasa sangat lapar, sudah dua hari dirinya hanya memakan buah yang ada di hutan itu.

"Kenapa kita tidak bisa keluar dari hutan ini," ucap Chen.

Chen yang mulai merasa kelelahan langsung berbaring di atas bebatuan kecil.

"Anak muda ini bukan hutan biasa, hutan ini bernama hutan ilusi, Hutan ini mampu membuat orang mudah masuk ke dalam namun sulit untuk keluar."

"Jadi maksudmu aku tidak bisa keluar lagi selamanya," sahut Chen.

"Aku tidak bilang begitu, aku bisa membawa mu keluar, " ucap Mon roh pedang Chen.

Chen langsung terduduk sambil menatap asap putih di sebelahnya.

"Kenapa kamu tidak bilang dari awal," ucap Chen yang merasa sangat kesal.

"Anak muda kekuatan mu tidak ada bagaimana aku bisa menunjukan jalan pada mu," sahut Mon.

"Kenapa harus memakai kekuatan ku, bukannya kamu sangat kuat kenapa tidak kamu saja," ucap Chen.

"Dari pada kamu banyak bertanya lebih baik kamu fokus dengan tenaga dalam tubuh mu, gerakan mu sebelumnya cukup bagus tapi tampa tenaga dalam semuanya percuma saja, " ucap roh pedang Chen.

"Tidak bisa, aku tidak memiliki tenaga dalam," sahut Chen.

"Setiap tubuh pasti memilikinya, hanya saja tenaga dalam mu di segel dan sudah ku buka sebelumnya," ucap Mon.

"Lagi lagi kamu tidak mengatakannya dari awal," sahut Chen yang merasa semakin kesal.

Chen memfokuskan semua tenaga dalamnya sambil menutup matanya, walau berbeda dengan caranya berlatih di kehidupan sebelumnya Chen tetaplah seorang jenius yang dapat mengerti semua dengan cepat.

"Jangan berhenti sebelum berwarna hitam," suara roh pedang masuk dalam fikirannya.

Benar saja pertama hanya garis putih yang mengalir di dalam tubuhnya, tiba tiba warna putih mulai berubah menjadi kuning samar dan merah tapi tidak juga berwarna hitam.

"Tunggu saja, jangan buka mata mu," suara roh pedang masuk lagi dalam fikirannya.

Sudah cukup lama warna hitam akhirnya mengalir di dalam tubuhnya, Chen merasa pergerakan warna hitam sangat lambat berbeda dari warna sebelumnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status