Chen adalah pembunuh bayaran di zaman modern Cina yang terkenal membunuh tanpa pandang siapa yang harus di bunuh, Chen yang mendapat tugas membunuh Detektif ternama dijebak oleh rekannya dan mati terkena ledakan tepat di mana targetnya berada.
Chen tiba tiba membuka matanya dan merasa sangat terkejut, Chen terdiam sejenak karena yakin dirinya sudah mati tapi sekaran dirinya masih hidup."Aku dimana, kenapa di sini berbeda dengan di wilayah ku dan kenapa aku memakai baju kuno seperti ini," ucap Chen yang terlihat kebingungan.Chen sambil berjalan terus memperhatikan sekelilingnya yang hanya hutan belantara tidak ada satupun rumah disana, Chen yang mulai merasa kelelahan setelah berjalan seharian tanpa makan dan minum langsung beristirahat di bawah pohon besar."Ahhhhhh, kepala ku terasa sangat sakit apa yang sebenarnya terjadi padaku," ucap Chen sambil terus memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa kesakitan."Apa ini," ucap Chen yang tiba-tiba mengingat beberapa kejadian masa lalu dari tubuh yang di gunakannya saat ini.Chen baru sadar kalau yang digunakannya saat ini bukan tubuhnya sebelumnya yang berarti dirinya hidup kembali, dan pantas saja dirinya yang sekarang mudah lelah hanya karena tidak makan dan minum."Ternyata begitu," ucap Chen yang menganggukkan kepalanya.Banyak sedikitnya Chen sudah mengerti apa yang sedang terjadi padanya, Pemilik tubuh sebelumnya bernama Chen nama yang sama dengannya, dan nama Liu sendiri di ambil dari nama keluarganya.Pemuda yang sangat lemah dan kaku semasa hidupnya selalu ditindas semua orang termasuk keluarganya, bahkan keluarganya sampai mengusirnya dan melepas nama Liu dari miliknya."Kamu yang tenang di alam sana, karena aku yang memakai tubuh mu saat ini aku berjanji akan membalas semua penghinaan yang di berikan untuk mu," ucap Chen mengepalkan tangan nya.Chen mencoba melatih kekuatan yang di milikinya di kehidupannya yang dulu tapi tidak berhasil sama sekali, Chen tidak tahu apa yang salah kenapa semua tidak bisa padahal dirinya yakin semua gerakan masih dihafalnya."Tubuh ini terlalu lemah, sampai kapan pun aku tidak bisa menggunakan kekuatan ku sebelumnya," dalam hati Chen.Chen mulai merasa kecewa dan putus asa, Chen berpikir jika seperti terus dirinya akan mati untuk ke dua kalinya cepat atau lambat.Duuuuuuuuuuuuuuaaaarr....Suara ledakan yang sangat dahsyat terdengar sangat keras hingga membuat tanah bergetar.Chen yang merasa penasaran dengan suara ledakan itu bergegas mengikuti asal suara ledakan, Chen menghentikan langkahnya sambil melihat ke arah sebuah pedang yang bersinar terang berwarna biru yang terus bergetar.Chen memberanikan diri berjalan mendekati dan mencoba mencabut pedang di depannya, Chen sedikit terkejut hanya dengan satu tarikan pedang itu terlepas dari tancapannya."Hahahahaha." terdengar suara tawa tanpa wujud."Siapa kamu tunjukan dirimu!" ucap Chen.Chen memutar badannya sambil mencari asal suara tawa yang terus menggema, suara itu terdengar sangat dekat tapi Chen sendiri tidak bisa menemukannya."Hentikan kamu membuat kepala ku merasa pusing wahai manusia," ucap suara dari dalam pedang.Chen menuruti suara itu yang langsung berhenti berputar, Chen masih diam dan memperhatikan pedang yang saat ini ada di tangannya."Hei anak muda, Karena kamu yang berhasil mencabut ku akan ku abdikan kehidupan ku padamu.""Maksud mu kamu roh yang berada di dalam pedang ini," ucap Chen sambil memutar kembali pedangnya."Bocah sudah ku bilang jangan kamu putar lagi, sekarang kepala ku terasa sangat pusing," ucap suara pedang itu yang terus menggerutu.Chen mencoba menenangkan diri sambil meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi dan suara dari pedang itu menjelaskan keadaan semuanya, suara dari pedang menjelaskan asal usulnya dan kenapa Chen bisa menemukannya."Anak muda karena aku sudah menjadi milikmu semua kemampuan ku akan ku ajarkan pada mu," ucap suara dari dalam pedang."Kalau begitu bagus, tubuh ini lemah bahkan aku saha tidak bisa melakukan apapun seperti sebelumnya," sahut Chen.Chen berdiri bersiap berlatih dengan roh pedang miliknya, bagi Chen semakin cepat dirinya menjadi kuat semakin cepat dirinya bisa keluar dari dalam hutan."Tidak semudah itu kamu menggunakan ku, kamu harus menjadikanku hidup dan mati mu mulai sekarang, dan semua ada cara dasarnya," ucap roh pedang."Baik semua akan ku pertaruhkan hidup dan mati ku untuk mu, sekarang bagaimana cara dasarnya," sahut Chen."Berikan darah mu pada mata pedang ku, dan langkahi sebanyak tiga kali."" Hanya itu saja," ucap Chen."Lakukan saja apa yang ku minta," sahut suara roh pedang Chen.Chen melakukan apa yang di minta roh pedangnya, tidak lama cahaya biru perlahan menghilang dari pedang itu dan muncul sosok asap berwarna putih di depannya."Kamu siapa?" ucap Chen sambil mundur perlahan."Kamu tenang dulu, aku roh yang berada di dalam pedang karena kamu sudah bersatu pada ku aku bisa melihat dunia luar kembali walau masih belum sempurna.""Jadi pedang ini sudah tidak berguna," Chen melempar pedangnya."Ambil itu sekarang dan akan ku buka segel mu."Chen mengambil pedangnya kembali lalu duduk bersila, Chen yang duduk bersila tiba tiba merasa badannya terbakar hingga ke dalam tulangnya."Tahan jangan kamu buka mata mu atau kita akan mulai dari awal lagi," ucap suara roh pedang Chen.Chen berusaha sekuat tenaga menahan hawa panas yang terbakar di dalam tubuhnya, tiba-tiba saja Chen merasa tubuhnya kembali seperti semula dengan perbedaan sedikit terjadi di tubuhnya."Coba kamu keluarkan jurus apa yang kamu bisa," ucap suara roh pedang Chen.Chen tidak menjawab dia hanya melatih kembali bela diri yang dimilikinya dulu, jurus yang dikatakan roh pedangnya Chen bahkan tidak mengerti maksudnya."Akhirnya aku sudah bisa," Chen bernafas lega."Dengan gerakan mu itu hanya sekali tendang kamu pasti sudah terlempar jauh, kamu harus banyak berlatih lagi,"ucap roh pedang."Kalau begitu aku harus memanggil mu apa sekarang, tidak mungkin aku hanya memanggil mu roh pedangkan," sahut Chen."Panggil saja aku Mon lebih bagus lagi kalau di depannya di tambah guru jadi guru Mon. ""Mimpi saja," sahut Chen.Chen membawa pedang yang baru di dapatnya sambil terus berjalan mencari jalan keluar dari hutan belantara tempatnya sekarang, Chen yang berjalan dua hari dua malam tidak juga menemukan jalan keluarnya merasa sangat lapar, sudah dua hari dirinya hanya memakan buah yang ada di hutan itu."Kenapa kita tidak bisa keluar dari hutan ini," ucap Chen.Chen yang mulai merasa kelelahan langsung berbaring di atas bebatuan kecil."Anak muda ini bukan hutan biasa, hutan ini bernama hutan ilusi, Hutan ini mampu membuat orang mudah masuk ke dalam namun sulit untuk keluar.""Jadi maksudmu aku tidak bisa keluar lagi selamanya," sahut Chen."Aku tidak bilang begitu, aku bisa membawa mu keluar, " ucap Mon roh pedang Chen.Chen langsung terduduk sambil menatap asap putih di sebelahnya."Kenapa kamu tidak bilang dari awal," ucap Chen yang merasa sangat kesal."Anak muda kekuatan mu tidak ada bagaimana aku bisa menunjukan jalan pada mu," sahut Mon."Kenapa harus memakai kekuatan ku, bukannya kamu sangat kuat kenapa tidak kamu saja," ucap Chen."Dari pada kamu banyak bertanya lebih baik kamu fokus dengan tenaga dalam tubuh mu, gerakan mu sebelumnya cukup bagus tapi tampa tenaga dalam semuanya percuma saja, " ucap roh pedang Chen."Tidak bisa, aku tidak memiliki tenaga dalam," sahut Chen."Setiap tubuh pasti memilikinya, hanya saja tenaga dalam mu di segel dan sudah ku buka sebelumnya," ucap Mon."Lagi lagi kamu tidak mengatakannya dari awal," sahut Chen yang merasa semakin kesal.Chen memfokuskan semua tenaga dalamnya sambil menutup matanya, walau berbeda dengan caranya berlatih di kehidupan sebelumnya Chen tetaplah seorang jenius yang dapat mengerti semua dengan cepat."Jangan berhenti sebelum berwarna hitam," suara roh pedang masuk dalam fikirannya.Benar saja pertama hanya garis putih yang mengalir di dalam tubuhnya, tiba tiba warna putih mulai berubah menjadi kuning samar dan merah tapi tidak juga berwarna hitam."Tunggu saja, jangan buka mata mu," suara roh pedang masuk lagi dalam fikirannya.Sudah cukup lama warna hitam akhirnya mengalir di dalam tubuhnya, Chen merasa pergerakan warna hitam sangat lambat berbeda dari warna sebelumnya.Setelah menunggu lebih lama akhirnya garis berwarna hitam itu mengalir ke seluruh tubuhnya, Chen yang membuka matanya merasa ada yang berbeda dari sebelumnya, dia masih duduk di tempat yang sama dengan pohon di sekitarnya yang semakin menjulang tinggi dan rimbun."Akhirnya kamu berhasil juga," ucap asap putih keluar dari pedangnya."Sudah berapa lama aku berlatih?" tanya Chen."Tidak lama hanya sekitar dua minggu lebih," jawab Mon."Hahhh."Chen yang merasa sangat terkejut tidak percaya apa benar dia hanya duduk selama dua minggu."Tidak usah bingung, coba kamu gunakan kekuatan mu," ucap Mon.Chen mengayunkan pedangnya dari jauh dan membuat beberapa pohon langsung tumbang di depannya, Chen yang merasa kurang puas memakai pedang langsung melatih seni bela dirinya seperti di kehidupan sebelumnya."Hahaha," teriak Chen sambil mengerakan kaki dan tangannya.Chen menggelengkan kepala dirinya tidak menyangka ternyata dia jauh lebih hebat dari sebelumnya."Sekarang bagaimana cara kita keluar
Para murid perguruan Langit biru terus memandangi Chen yang berjalan berdampingan dengan Xieu Mei dan ketua Xu lin, semua murid berpikir keras kenapa Chen bisa sangat dekat dengan kedua wanita cantik di perguruan mereka."Siapa dia kenapa dia bisa datang bersama ketua Xu lin?" tanya seorang murid pada temannya."Mungkin dia anak murid pilihan ketua Xu Lin sendiri, beruntung sekali dia," sahut temannya.Chen yang mendengarkan beberapa murid sedang membicarakan dirinya hanya tersenyum sinis pada mereka sambil terus berjalan.Ketua Xu Ling yang merasa kelelahan dan ingin beristirahat sejenak di kediamannya langsung menyuruh Xieu Mei mengantarkan Chen ke pondok latihan miliknya.Bruuuuuuuuuuuuuaaak....Dobrakan pintu yang sangat kuat membuat pintu kamar Xu Lin hancur berkeping keping.Dari luar seorang pria tua masuk ke dalam kamar Xu Lin dan terlihat sangat marah besar."Xu Lin, apa yang sudah kamu lakukan. kenapa kamu membawa orang luar masuk ke dalam perguruan langit biru tanpa meminta
Chen terus berjalan ke arah yang perlawanan dari awal dia datang ke perguruan Langit biru, di pertengahan perjalanannya Chen baru menyadari kalau dia akan melewati wilayah keluarga pemilik tubuh sebelumnya, ingatan menyakitkan dari pemilik tubuh sebelumnya terus berputar di kepalanya saat ini.Suara kereta kuda di sertai puluhan pengawal di depannya membuat jalan menjadi sangat ramai, Chen yang penasaran mencoba melihat siapa sebenarnya yang sedang lewat, Chen tidak menyangka yang lewat adalah orang yang terus menyakiti pemilik tubuh sebelumnya."Beri jalan, putri Liu Yan akan segera lewat!" teriak beberapa pengawal.Para pengawal sibuk menjauhkan para warga ke pinggir dengan paksa bahkan sampai banyak warga yang terjatuh, padahal para warga hanya melihat kenapa harus sampai di dorong hingga terjatuh pikirnya.Chen yang melihatnya merasa kesal, tanpa berpikir Chen dengan sengaja berhenti tepat di depan kereta kuda membuat para pengawal terkejut."Siapa yang berani menghalagi jalan ku!
Chen berlari secepat mungkin agar tidak tertangkap kelompok pembunuh bayaran yang di kirim Liu Yan, walau dirinya sudah bisa sedikit beladiri melawan banyak pembunuh bayaran akan membuatnya kesulitan, apalagi dirinya juga baru bisa menguasai beladiri."Aku terlalu lemah, melawan tingkat emas saja aku tidak bisa. Apa seumur hidup ku hanya bisa bergantung sama pedang mu Mon," ucap Chen memarahi dirinya sendiri."Tingkat emas lebih tinggi dari tingkat perak tahap akhir wajar saja kalau kamu kalah, Di depan sana ada hutan mari kita kesana, jangan menyalahkan diri sendiri," sahut Mon."Kenapa kita ke hutan? " tanya Chen"Ikuti saja aku," jawab Mon santai.Chen berjalan terus mengikuti Mon hingga masuk ke dalam hutan, setelah memasuki hutan Chen bisa merasakan ada yang berbeda di hutan yang dipijaknya saat ini."Hutan ini terlihat aneh kenapa sangat sunyi tidak terdengar suara hewan di sini," ucap Chen sambil menggaruk kepalanya.Mon yang berjalan di depan Chen tiba tiba menghilang tanpa me
Chen keluar dari hutan setelah memastikan tidak ada pembunuh bayaran Liu Yan mengejarnya, Chen yang merasa badannya sedikit lelah memutuskan mencari penginapan untuk beristirahat, untungnya ketua Xu Lin memberikan beberapa koin emas padanya sebelum dirinya pergi. "Aku mau pesan kamar," ucap Chen. "Baik ini kunci kamar nya, kalau ada yang di butuhkan silahkan beritahu kami," ucap pelayan sambil memberikan Chen kunci kamar. "Pelayan! aku ingin kamar yang di pakai pemuda itu!" Teriak pria arogan. "Tapi tuan kamarnya... ." pelayan penginapan tidak melanjutkan perkataannya. Anak buah pria itu memegangi tangan pelayan itu sambil bersiap ingin menghajarnya. "Kamu mau ini bukan," ucap Chen yang langsung menaruh kuncinya di pedangnya. Wheeeeeeeeeeeeeeees. Chen langsung Mengayunkan pedangnya setelah salah satu anak buah pria arogan itu maju, dirinya sudah membayar lebih dulu dan tentu saja kunci kamar itu menjadi miliknya pikir Chen. "Kamu berani membunuh orang ku!" "Bukan salah ku, k
Chen yang tidak suka dengan perkataan Raja Danga bergegas pergi, kalau Raja Danga juga ingin merebut spirit naga miliknya dirinya tentu saja tidak akan membiarkannya, Chen memilih langsung pergi agar tidak terlibat lebih jauh oleh Raja Danga. Chen yang berjalan keluar dari ruang baca bertemu dengan seseorang, melihat pakaiannya yang tidak berbeda jauh dari pria arogan yang menantangnya Chen yakin kalau orang yang ada di hadapannya saat ini pasti seorang pangeran. "Kenapa hanya diam saja, Seharusnya kamu memberi hormat padaku," ucap Pangeran putra mahkota. "Tapi kenapa aku harus melakukannya, Aku bahkan tidak peduli kamu seorang pangeran atau bukan," sahut Chen sambil terus berjalan pergi. Mendengar ucapan Chen sang pangeran putra mahkota merasa sangat kesal, Baru kali ini dirinya merasa dikit remehkan seperti itu apalagi yang meremehkannya hanya rakyat biasa. Wheeeeeeeeeeeeeesss.... Sebuah belati berukiran elang hampir saja menancap di leher Chen jika dia tidak menghindar, Chen
Chen yang berjalan pergi meninggalkan kota bisa merasakan kalau saat ini dirinya sedang diikuti, Mon bisa melihat kalau yang saat ini mengikuti Chen adalah pembunuh bayaran suruhan Pangeran putra mahkota, Mon meminta Chen pergi lebih cepat sebelum mereka menyusul. "Kamu berhenti di sana!" Teriak salah satu pembunuh bayaran. Chen yang baru saja menghentikan langkahnya memutar badannya menatap lima pembunuh bayaran yang sudah bersiap menyerangnya, melihat Chen yang hanya diam para pembunuh bayaran mengira Chen saat ini pasti takut dengan mereka. Whhhhhuuuuuuuuuuuuuussss. Chen memang baru memulai kultivasi setelah dirinya berpindah ke tubuh lain, tapi di kehidupan sebelumnya dirinya juga pembunuh bayaran Chen tahu bagaimana harus menyerang lebih dulu sebelum lawan menyerang. Satu serangan Chen berhasil melukai salah satu anggota pembunuh bayaran, saat ini mereka tidak percaya kalau ada orang yang berhasil melukai mereka. "Dia sangat lincah ternyata, tapi kita lebih banyak dar
Chen yang berlari tanpa henti merasa kelelahan memutuskan beristirahat sejenak, Chen berpikir dirinya sudah berlari cukup jauh dan sekelompak orang tadi tidak mungkin mengejarnya. Chen bersandar beristirahat di bawah pohon besar sambil mengelus anak serigalanya, sama seperti dirinya anak serigala itu tidak memiliki siapapun saat ini. "Kasihan kamu masih kecil sudah tidak memiliki orang tua, mulai sekarang anggap saja aku seperti keluarga mu," ucap Chen. Serigala kecil itu tiba tiba menatap Chen dengan wajah penuh kesedihan, serigala yang masih menatap Chen langsung menjilati tangannya. "Tidak perlu bersedih sekarang kamu adalah keluarga ku kita akan menjadi kuat bersama dan membalas mereka yang sudah menghancurkan kehidupan kita," ucap Chen yang langsung berdiri dengan semangat. Chen yang mengelus bulu halus anak serigala tiba-tiba terpikirkan sesuatu, anak serigala kecil yang ada di pangkuannya saat ini masih belum memiliki nama, sebagai keluarga baru dirinya harus memberik
Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, Chen yang melihat siapa yang datang hanya menatapnya dari awal Chen sudah curiga pada pria yang mengantarnya naik ke setiap tingkatan. "Tidak ku sangka aku terlalu meremehkan mu, aku mengira kamu sudah mati di tangan mereka," ucap sang pria."Aku sudah menduganya dari awal," sahut Chen "Baguslah kalau kamu bisa menduganya, Sekarang berikan semua isi di dalam peti mati itu, termasuk kotak yang kamu sembunyikan di dalam baju mu," ucap sang pria."Kenapa aku harus memberikannya pada mu, aku yang membukanya tentu saja ini menjadi mili ku," sahut Chen.Walau sebenarnya Chen sama sekali tidak tertarik dengan yang ada di dalam peti Chen langsung mengambil semuanya dan menyimpannya masuk ke dalam kantong ruang miliknya, Chen berpikir mending dia memilikinya sendiri daripada memberikan kepada orang yang ingin memanfaatkannya."Aku sudah berada di sini lebih dari lima belas tahun dan tidak bisa membukanya, atas dasar apa kamu yang
Kedua ketua lainnya terkejut melihat saudari mereka yang saat ini terduduk sambil terus berteriak, ketua Nie Ang bisa melihat kalau saat ini tangan Nie Ya terbakar.Mereka tidak tahu apa yang dilakukan Chen, kenapa jarum milik Nie Ya bisa terbakar api seperti itu."Apa yang kamu lakukan pada saudari ku!" teriak Nie Ang yang terlihat sangat marah."Aku hanya mengembalikan miliknya," ucap Chen dengan sangat santai."Kita habisi saja dia, berani sekali mencari masalah dengan kita," sahut Nie Eng.Nie Ang menghampiri Chen dengan tatapan membunuh dan mengarahkan pedangnya ke leher Chen, melihat pedang yang tepat ada di lehernya Chen sama sekali tidak takut, Chen yang malah tersenyum membuat Nie Ang semakin kesal padanya."Aku sebenarnya tidak ingin membunuh mu dengan tanganku, tapi kamu yang memaksa ku melakukannya, anggap saja kamu sedang tidak beruntung saat ini," ucap Nie Ang."Sombong sekali, bunuh saja jangan banyak bicara," sahut Chen menghilang ke belakang."Akan ku turuti permintaa
Melihat sang pria yang sangat meremehkannya Chen hanya menyunggingkan bibir dan berjalan melewatinya, Chen melangkah menuruni tingkatan hingga ke tingkat dasar pertama.Chen sendiri sebenarnya sejak tadi sudah merasa sangat kesal karena sang misterius terus memintanya mencari peti kecil yang ada di bagian bawah menara cahaya."Tunggu dulu." Pria yang meremehkan Chen masih terus mengikutinya, Chen ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan sang pria yang mengikutinya seketika Chen menghentikan langkahnya."Kenapa lagi?""Kamu sudah sampai ke tingkat sembilan untuk apa lagi kamu ke tingkat dasar pertama?" ucap sang pria yang berdiri di samping Chen."Apa yang salah jika aku ke tingkat dasar pertama, bahkan aku akan memasuki tingkat dasar inti," Jawab Chen dengan santai nya."Hahahahaha," Pria di depan Chen tiba-tiba tertawa sangat keras.Chen tidak memperdulikannya dan langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti, ternyata percuma saja dirinya menghentikan langkah pikir Chen yang kesal
Chen mengambil kitab di sampingnya yang tersisa satu, Chen langsung membuka kitab tinju pembelah lautan dan kembali menutup matanya.Tepat setelah menutup mata Chen merasa kakinya terendam di dalam air yang tidak terlalu dalam, Chen yang membuka matanya melihat lurus ke depan.Luasnya lautan dan semilir angin sejuk membuat Chen terdiam, air laut seperti memanggilnya untuk merenangi lautan di depannya hingga ke ujung."Kamu tidak akan bisa mencari ujung dari lautan, kembali saja anak muda." Suara seorang pria dari belakang Chen membuatnya langsung memutar badannya, Chen menatap pria paruh baya yang berdiri hanya beberapa langkah di depannya saat ini."Dari mana kamu mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya?" tanya Chen."Aku mengetahuinya karena aku kepingan roh yang tinggal sangat lama di sini, kamu bukan orang pertama yang datang kemari," ucap sang pria."Jadi apakah anda pemilik jurus tinju pembelah lautan?" tanya Chen lagi."Aku bukan pemilik jurus itu, aku sama seperti mu yang hanya
Chen yang melihat sang wanita menghilang terdiam, karena dirinya seseorang harus menghilang untuk selamanya."Kenapa kamu begitu bodoh, apa kamu ingin menyalahkan diri mu sendiri, karena kamu sudah berhasil dia juga sudah menyelesaikan kewajibannya," Suara tanpa wujud yang tiba tiba terdengar."Aku tahu itu," sahut Chen."Wanita itu hanya kepingan roh yang memiliki ke dua jurus yang kini kamu kuasai dia sudah meninggal sejak lama, berkat mu dia mungkin sudah bisa reinkarnasi," ucap suara yang kembali terdengar."Sudah aku bilang aku tahu itu," Sahut Chen."Ternyata kamu bukan manusia yang tidak bear perasaan," ucap Sang suara.Chen dari awal mengetahui kalau wanita yang menghilang adalah roh, dirinya hanya sedikit merasa bersalah walau memang benar berkat dirinya roh wanita itu sudah tenang."Haaaah, aku tidak boleh seperti ini, hanya tinggal dua jurus lagi aku harus semangat," dalam hati Chen.Chen langsung duduk dan membuka kitab Tinju para dewa, Chen kembali menutup matanya seperti
"Hahahaha, Ternyata masih belum bisa," ucap suara tanpa wujud yang tiba-tiba kembali terdengar. "Tidak bisa karena ini memang mustahil," sahut Chen. "Aku sudah mengatakannya tidak ada yang mustahil, buang kayu itu. Terus genggam tangan mu seperti kamu menggenggam gagang pedang mu, tutup mata mu dan bersatu lah dengan Sekitar mu, lakukan seperti itu," ucap suara tanpa wujud. Chen menuruti suara yang di dengarnya, Chen menggenggam seperti memegang pedang miliknya dan perlahan Chen menutup matanya merasakan hembusan angin yang menyejukkan badan nya. "Jurus Pedang tanpa wujud!" Teriak Chen dengan keras. Kreeekk, braaaaak... Perlahan pohon di depannya patah dan terbagi menjadi beberapa bagian, Chen tidak percaya dirinya bisa menebas pohon tanpa Menggunakan apapun. Chen mengulangi gerakan yang sama tapi kali ini dirinya menggunakan ranting kayu, tepat Setelah selesai bersiap Chen berteriak Sambil mengayunkan ranting kayu di tangannya. Wheeeeeeeeeessss. Braaaaaaaaaaaaak.
Chen beristirahat sejenak sebelum membuka kembali kitab selanjutnya, Chen berpikir dirinya terlalu keras sudah sepantasnya dirinya beristirahat walau sebentar, dirinya sudah menguasai 5 jurus sekaligus tanpa henti tubuhnya juga masih tubuh manusia yang bisa merasa lelah."Bagaimana bisa kamu menguasai dengan cepat kalau kamu hanya bermalas malasan seperti itu," suara tanpa wujud kembali terdengar."Bukankah itu terserah pada ku, aku sudah menguasai lima jurus apa yang salah jika beristirahat," ucap Chen."Kamu tidak bisa menunda lagi ,waktu mu tidak banyak kamu harus cepat menguasai jurus sisanya dan cepat dapatkan kotak itu untuk ku," sahut suara tanpa wujud."Memangnya seperti apa kotak itu sampai kamu sangat membutuhkannya," ucap Chen."Lakukan saja tugas mu," sahut suara tanpa wujud.Walau kesal Chen tetap mengambil dan membuka jurus kitab pertahanan Bintang, Chen kembali menutup matanya seperti sebelumnya.Perlahan Chen kembali membuka matanya, Chen langsung memperhatikan sekelil
Chen tidak membuang waktu langsung mengambil kitab selanjutnya, di bukanya kitab Sisik naga dan Chen kembali menutup matanya.Saat membuka mata betapa terkejutnya Chen menyadari dirinya berbaring di atas kepingan sisik emas yang sangat banyak.Chen mengambil satu sisik yang cukup besar dan memperhatikannya dengan teliti, sisik yang dipegangnya saat ini benar-benar emas asli lalu bagaimana bisa dirinya terbaring di atasnya pikirnya. Karena merasa itu bukan miliknya Chen menaruh kembali sisik emas yang dipegangnya dan bangkit berdiri, Chen lebih menyukai barang yang benar-benar miliknya daripada mengambil barang yang bukan miliknya sama sekali."Itu milik mu, bagaimana bisa kamu melupakan milik mu sendiri," bisik suara di telinga Chen."Milik ku, Itu tidak mungkin, karena aku tidak memiliki sisik emas seperti itu," ucap Chen."Itu hasil kerja keras mu, bagaimana bisa kamu meninggalkannya disini, Ambillah dan bawalah pergi," sahut suara yang kembali berbisik di telinga Chen."Aku tidak
Setelah menyadari dikedua tangannya terdapat gambar bunga panas di seluruh tubuh Chen menghilang, Chen yang tidak ingin membuang waktu langsung mengambil kitab lainnya, kitab yang bertuliskan Tulang batu dibukanya dan kembali menutup matanya.Auuuuuuuuuu.Chen terkejut mendengar suara auman serigala seperti berada di dekatnya, Chen yang baru membuka matanya bergegas bangkit mencari asal suara hewan yang di dengarnya.Mata Chen tertuju pada serigala besar yang seperti mengerti kehadirannya, Serigala mata emas terlihat tidak senang dengan kehadirannya.Auuuuuuuuuuuuu.Chen tidak menyangka dirinya melihat Serigala lain selain Chi, apalagi Serigala yang ada di depannya sangat berbeda karena mata emasnya."Anak muda nyalimu besar juga ingin mempelajari jurus milik ku," Serigala besar menatap Chen dengan tajam."Setiap jurus dibuat memang untuk dikuasai," sahut Chen dengan lantang."Hahahahaha, aku suka apa yang kamu katakan, tapi perlu kamu tahu selama ini tidak ada yang berhasil menguasai