Chen yang melihat sang wanita menghilang terdiam, karena dirinya seseorang harus menghilang untuk selamanya."Kenapa kamu begitu bodoh, apa kamu ingin menyalahkan diri mu sendiri, karena kamu sudah berhasil dia juga sudah menyelesaikan kewajibannya," Suara tanpa wujud yang tiba tiba terdengar."Aku tahu itu," sahut Chen."Wanita itu hanya kepingan roh yang memiliki ke dua jurus yang kini kamu kuasai dia sudah meninggal sejak lama, berkat mu dia mungkin sudah bisa reinkarnasi," ucap suara yang kembali terdengar."Sudah aku bilang aku tahu itu," Sahut Chen."Ternyata kamu bukan manusia yang tidak bear perasaan," ucap Sang suara.Chen dari awal mengetahui kalau wanita yang menghilang adalah roh, dirinya hanya sedikit merasa bersalah walau memang benar berkat dirinya roh wanita itu sudah tenang."Haaaah, aku tidak boleh seperti ini, hanya tinggal dua jurus lagi aku harus semangat," dalam hati Chen.Chen langsung duduk dan membuka kitab Tinju para dewa, Chen kembali menutup matanya seperti
Chen mengambil kitab di sampingnya yang tersisa satu, Chen langsung membuka kitab tinju pembelah lautan dan kembali menutup matanya.Tepat setelah menutup mata Chen merasa kakinya terendam di dalam air yang tidak terlalu dalam, Chen yang membuka matanya melihat lurus ke depan.Luasnya lautan dan semilir angin sejuk membuat Chen terdiam, air laut seperti memanggilnya untuk merenangi lautan di depannya hingga ke ujung."Kamu tidak akan bisa mencari ujung dari lautan, kembali saja anak muda." Suara seorang pria dari belakang Chen membuatnya langsung memutar badannya, Chen menatap pria paruh baya yang berdiri hanya beberapa langkah di depannya saat ini."Dari mana kamu mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya?" tanya Chen."Aku mengetahuinya karena aku kepingan roh yang tinggal sangat lama di sini, kamu bukan orang pertama yang datang kemari," ucap sang pria."Jadi apakah anda pemilik jurus tinju pembelah lautan?" tanya Chen lagi."Aku bukan pemilik jurus itu, aku sama seperti mu yang hanya
Melihat sang pria yang sangat meremehkannya Chen hanya menyunggingkan bibir dan berjalan melewatinya, Chen melangkah menuruni tingkatan hingga ke tingkat dasar pertama.Chen sendiri sebenarnya sejak tadi sudah merasa sangat kesal karena sang misterius terus memintanya mencari peti kecil yang ada di bagian bawah menara cahaya."Tunggu dulu." Pria yang meremehkan Chen masih terus mengikutinya, Chen ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan sang pria yang mengikutinya seketika Chen menghentikan langkahnya."Kenapa lagi?""Kamu sudah sampai ke tingkat sembilan untuk apa lagi kamu ke tingkat dasar pertama?" ucap sang pria yang berdiri di samping Chen."Apa yang salah jika aku ke tingkat dasar pertama, bahkan aku akan memasuki tingkat dasar inti," Jawab Chen dengan santai nya."Hahahahaha," Pria di depan Chen tiba-tiba tertawa sangat keras.Chen tidak memperdulikannya dan langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti, ternyata percuma saja dirinya menghentikan langkah pikir Chen yang kesal
Kedua ketua lainnya terkejut melihat saudari mereka yang saat ini terduduk sambil terus berteriak, ketua Nie Ang bisa melihat kalau saat ini tangan Nie Ya terbakar.Mereka tidak tahu apa yang dilakukan Chen, kenapa jarum milik Nie Ya bisa terbakar api seperti itu."Apa yang kamu lakukan pada saudari ku!" teriak Nie Ang yang terlihat sangat marah."Aku hanya mengembalikan miliknya," ucap Chen dengan sangat santai."Kita habisi saja dia, berani sekali mencari masalah dengan kita," sahut Nie Eng.Nie Ang menghampiri Chen dengan tatapan membunuh dan mengarahkan pedangnya ke leher Chen, melihat pedang yang tepat ada di lehernya Chen sama sekali tidak takut, Chen yang malah tersenyum membuat Nie Ang semakin kesal padanya."Aku sebenarnya tidak ingin membunuh mu dengan tanganku, tapi kamu yang memaksa ku melakukannya, anggap saja kamu sedang tidak beruntung saat ini," ucap Nie Ang."Sombong sekali, bunuh saja jangan banyak bicara," sahut Chen menghilang ke belakang."Akan ku turuti permintaa
Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, Chen yang melihat siapa yang datang hanya menatapnya dari awal Chen sudah curiga pada pria yang mengantarnya naik ke setiap tingkatan. "Tidak ku sangka aku terlalu meremehkan mu, aku mengira kamu sudah mati di tangan mereka," ucap sang pria."Aku sudah menduganya dari awal," sahut Chen "Baguslah kalau kamu bisa menduganya, Sekarang berikan semua isi di dalam peti mati itu, termasuk kotak yang kamu sembunyikan di dalam baju mu," ucap sang pria."Kenapa aku harus memberikannya pada mu, aku yang membukanya tentu saja ini menjadi mili ku," sahut Chen.Walau sebenarnya Chen sama sekali tidak tertarik dengan yang ada di dalam peti Chen langsung mengambil semuanya dan menyimpannya masuk ke dalam kantong ruang miliknya, Chen berpikir mending dia memilikinya sendiri daripada memberikan kepada orang yang ingin memanfaatkannya."Aku sudah berada di sini lebih dari lima belas tahun dan tidak bisa membukanya, atas dasar apa kamu yang
Chen adalah pembunuh bayaran di zaman modern Cina yang terkenal membunuh tanpa pandang siapa yang harus di bunuh, Chen yang mendapat tugas membunuh Detektif ternama dijebak oleh rekannya dan mati terkena ledakan tepat di mana targetnya berada.Chen tiba tiba membuka matanya dan merasa sangat terkejut, Chen terdiam sejenak karena yakin dirinya sudah mati tapi sekaran dirinya masih hidup."Aku dimana, kenapa di sini berbeda dengan di wilayah ku dan kenapa aku memakai baju kuno seperti ini," ucap Chen yang terlihat kebingungan.Chen sambil berjalan terus memperhatikan sekelilingnya yang hanya hutan belantara tidak ada satupun rumah disana, Chen yang mulai merasa kelelahan setelah berjalan seharian tanpa makan dan minum langsung beristirahat di bawah pohon besar."Ahhhhhh, kepala ku terasa sangat sakit apa yang sebenarnya terjadi padaku," ucap Chen sambil terus memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa kesakitan."Apa ini," ucap Chen yang tiba-tiba mengingat beberapa kejadian masa lalu da
Setelah menunggu lebih lama akhirnya garis berwarna hitam itu mengalir ke seluruh tubuhnya, Chen yang membuka matanya merasa ada yang berbeda dari sebelumnya, dia masih duduk di tempat yang sama dengan pohon di sekitarnya yang semakin menjulang tinggi dan rimbun."Akhirnya kamu berhasil juga," ucap asap putih keluar dari pedangnya."Sudah berapa lama aku berlatih?" tanya Chen."Tidak lama hanya sekitar dua minggu lebih," jawab Mon."Hahhh."Chen yang merasa sangat terkejut tidak percaya apa benar dia hanya duduk selama dua minggu."Tidak usah bingung, coba kamu gunakan kekuatan mu," ucap Mon.Chen mengayunkan pedangnya dari jauh dan membuat beberapa pohon langsung tumbang di depannya, Chen yang merasa kurang puas memakai pedang langsung melatih seni bela dirinya seperti di kehidupan sebelumnya."Hahaha," teriak Chen sambil mengerakan kaki dan tangannya.Chen menggelengkan kepala dirinya tidak menyangka ternyata dia jauh lebih hebat dari sebelumnya."Sekarang bagaimana cara kita keluar
Para murid perguruan Langit biru terus memandangi Chen yang berjalan berdampingan dengan Xieu Mei dan ketua Xu lin, semua murid berpikir keras kenapa Chen bisa sangat dekat dengan kedua wanita cantik di perguruan mereka."Siapa dia kenapa dia bisa datang bersama ketua Xu lin?" tanya seorang murid pada temannya."Mungkin dia anak murid pilihan ketua Xu Lin sendiri, beruntung sekali dia," sahut temannya.Chen yang mendengarkan beberapa murid sedang membicarakan dirinya hanya tersenyum sinis pada mereka sambil terus berjalan.Ketua Xu Ling yang merasa kelelahan dan ingin beristirahat sejenak di kediamannya langsung menyuruh Xieu Mei mengantarkan Chen ke pondok latihan miliknya.Bruuuuuuuuuuuuuaaak....Dobrakan pintu yang sangat kuat membuat pintu kamar Xu Lin hancur berkeping keping.Dari luar seorang pria tua masuk ke dalam kamar Xu Lin dan terlihat sangat marah besar."Xu Lin, apa yang sudah kamu lakukan. kenapa kamu membawa orang luar masuk ke dalam perguruan langit biru tanpa meminta