Setelah menunggu lebih lama akhirnya garis berwarna hitam itu mengalir ke seluruh tubuhnya, Chen yang membuka matanya merasa ada yang berbeda dari sebelumnya, dia masih duduk di tempat yang sama dengan pohon di sekitarnya yang semakin menjulang tinggi dan rimbun.
"Akhirnya kamu berhasil juga," ucap asap putih keluar dari pedangnya."Sudah berapa lama aku berlatih?" tanya Chen."Tidak lama hanya sekitar dua minggu lebih," jawab Mon."Hahhh."Chen yang merasa sangat terkejut tidak percaya apa benar dia hanya duduk selama dua minggu."Tidak usah bingung, coba kamu gunakan kekuatan mu," ucap Mon.Chen mengayunkan pedangnya dari jauh dan membuat beberapa pohon langsung tumbang di depannya, Chen yang merasa kurang puas memakai pedang langsung melatih seni bela dirinya seperti di kehidupan sebelumnya."Hahaha," teriak Chen sambil mengerakan kaki dan tangannya.Chen menggelengkan kepala dirinya tidak menyangka ternyata dia jauh lebih hebat dari sebelumnya."Sekarang bagaimana cara kita keluar dari sini?" tanya Chen."Ayunkan saja pedangmu kearah barat tiga kali," sahut Mon roh pedang Chen.Chen tanpa berpikir langsung mengayunkan pedangnya dan membuat pepohanan di sekitarnya tumbang, Chen terdiam sejenak sambil memperhatikan jalan yang sudah ada di depan matanya."Kenapa kamu membohongiku," ucap Chen yang berjalan sambil terus marah marah."Kalau tidak begitu kamu tidak akan bisa mengeluarkan aura nadi mu," jawab Mon."Apa maksudmu?" tanya Chen."Garis yang berwarna warni itu adalah aura nadi, warna putih aura nadi terendah.""Berarti hitam yang tertinggi?" Tanya Chen lagi."Bukan yang tertinggi berwarna ungu di bawah ungu masih ada hijau, sayangnya kamu masih belum cukup kuat untuk membangkitkannya.""Hah, padahal aku ingin menjadi orang terkuat," Chen merasa kecewa."Kamu harusnya bersyukur sudah mencapai aura nadi berwarna hitam, Aura nadi berwarna hitam kalau kamu bisa mengembangkannya akan bisa membuka aura nadi hijau dan ungu mu dengan sendirinya.""Kalau begitu aku harus terus berlatih," sahut Chen.Roh pedang Chen yang tiba tiba menghilang dan tidak bersuara lagi membuat Chen sedikit kebingungan, Chen mengira terjadi sesuatu pada roh pedangnya karena sudah mengajarkannya."Roh pedang kamu kenapa? Mon jangan menakuti aku," ucap Cen.Chen yang merasa roh pedangnya menjadi aneh dan langsung menghilang tiba-tiba berpikir sesuatu akan terjadi.Wweeeeeeeeeeeessss...Benar saja sebuah pisau hampir saja menancap di leher Chen, di kehidupan sebelumnya Chen sudah sangat seriung hampir mati, serangan seperti saat ini dengan mudah dihindarinya."Sialan siapa yang berani membuat ku hampir mati kedua kalinya," dalam hati Chen."Hahahahaha, lumayan juga bisa menghindar dari pisau berdarah ku," ucap seorang wanita sambil berjalan menghampiri Chen."Kenapa kamu mau membunuh ku?" Chen menatap wanita itu.Wanita itu kembali menyerang Chen dengan pisaunya, Chen yang melihat pisau terbang kembali mengarah padanya dengan sigap langsung menangkis menggunakan pedangnya."Pria tidak tahu diri terima ini!" ucap wanita itu.Wanita itu terus menyerang walau berulang kali serangannya berhasil di tangkis Chen, wanita yang merasa kelelahan akhirnya berhenti dengan sendirinya."Kamu berguru dimana, kenapa aku tidak pernah bertemu dengan mu sebelumnya?" tanya wanita itu."Aku tidak punya guru dan tidak pernah berguru," ucap Chen yang langsung pergi meninggalkan wanita itu."Tunggu, nama ku Xieu Mei nama mu siapa?" tanya wanita itu."Chen."***Berbagai jenis tingkatan tenaga dalam.Pemula: Yang berarti hanya memiliki bakat tapi tidak bisa menggunakannya.Perunggu: Bisa menggunakan kekuatannya tergantung dengan tingkatannya.Perunggu awal: Hanya bisa mengontrol tenaga dalam tapi masih belum bisa menggunakannya.Perunggu akhir: Bisa mengontrol dan menggunakan tenaga dalam tapi masih jauh dari kata sempurna.Perak: Tenaga dalam yang di hasilkan bisa jauh lebih baik dari peringkat perunggu.Perak awal: Tenaga dalam yang di hasil kan dua kali lipat dari Perunggu tahap akhir.Perak akhir: Tenaga dalam yang di hasilkan dua kali lipat dari Tingkat perak tahap awal.Emas: Tenaga dalam yang di hasilkan bisa sepuluh kali lipat dari Tingkat perak tahap akhir.Masih ada tingkat Jendral, Kaisar dan tingkat Langit yang paling tertinggi.Tingkat Jendral terdiri dari tiga tahap.Tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir tenaga dalam yang di hasilkan jauh lebih kuat dari tingkat emas.Tingkat Kaisar memiliki beberapa tahapan tingkatan kaisar.Kaisar tingkat alam bawah sadar yang paling rendah, Kaisar tingkat alam surgawi yang kedua dan Kaisar tingkat penyatuan tiga alam yang paling kuat di antara ketiga tingkatan tahap kaisar.Masih ada lagi tingkat langit tahap satu hingga lima dan tingkat langit tahap semesta yang tertinggi.Selain tingkat langit yang tertinggi, Masih ada satu tingkatan lagi yang sudah menghilang dari ribuan tahun dan tingkatan itu sendiri tidak pernah ada lagi yang mencapai nya.Nama tingkatan ini adalah Menantang Alam.***Chen berjalan mengikuti arah langkah kakinya, tidak perduli siapa dan apa tingkatan orang yang berada di sekitarnya Chen tidak memperdulikannya."Itu bukannya Liu Che," ucap seorang pria sambil menunjuk ke arah Chen."Dia memang Liu Chen sampah yang tidak berguna itu," sahut seorang pria di sampingnya.Dua pemuda itu berjalan menghampiri Chen dengan tatapan penuh kebencian,bSatu dari pemuda itu bernama Liu Eng adik dari Liu Chen yang di lahirkan dari selir pertama, sedangkan pemuda yang di sebelahnya hanya penjilat yang mencoba mencari keuntungan."Sampah kenapa masih berani berkeliaran di kota besar," ucap Liu Eng sambil mendorong Chen hingga hampir terjatuh."Hahahahaha, sampah," sahut pemuda di sebelah Liu Eng.Chen hanya tersenyum sambil mengibaskan pundaknya yang di dorong Li Eng, Chen hanya diam dan menyunggingkan bibirnya sinis menatap keduanya."Aku tidak mengenal mu kenapa kamu mencari masalah dengan ku," ucap Chen.Bruuuuuuuaaakkk...Chen yang merasa kesal langsung menendang Liu Eng hingga membuatnya terlempar ke belakang."Dasar sampah," balas Chen.Chen perlahan melangkah pergi menjauh dari Liu Eng dan temannya sambil tersenyum."Siapa yang berani melukai murid sinar matahari, apa dia sudah bosan hidup!" teriak seorang pria tua salah satu ketua Sinar Matahari.Semua mata tertuju ke arah Chen yang berjalan menjauh, perguruan Sinar Matahari adalah perguruan yang tidak peduli siapa yang benar dan salah muridnya selalu benar dan yang melawannya adalah salah."Berhenti kau anak muda yang sombong!" teriak pria tua itu.Chen yang mendengarnya hanya tersenyum sambil terus berjalan, Pria tua itu yang merasa sangat kesal melihat Chen langsung menyerangnya.Bruuuuuuuuuuuuuaaak...Chen yang mengetahui ketua perguruan sinar matahari menyerangnya langsung menghindar.Tepat setelah Chen menghindar beberapa pohon yang berada di samping Chen tumbang terkena jurus tenaga dalam ketua sinar matahari."Pak tua, murid mu sendiri yang mencari masalah dengan ku apa sekarang para ketua perguruan Sinar matahari terlalu senggang hingga harus turun tangan," ucap Chen dengan santai."Dasar bocah sombong tidak tahu diri terima ini!""Telapak Tangan suci!" teriak pria tua itu.Ketua itu mengeluarkan salah satu jurus perguruan Sinar matahari.Klontang...Jurus yang dahsyat di tangkis dengan satu hempasan pedang oleh Chen, tentu saja Chen yang menangkis dengan pedang karena Mon yang sudah memintanya."Lemah!" ucap Chen sambil tersenyum.Chen berjalan meninggalkan ketua sinar matahari yang semakin kesal padanya."Pukulan tapak Sak.... " ketua itu ingin mengeluarkan jurus pamungkas milik perguruannya."Tunggu dulu ketua Sinar matahari, sebelumnya saya Xu Lin minta maaf kalau anak didik perguruan Langit biru tidak sopan kepada ketua Sinar matahari," ucap seorang wanita sambil menundukan kepalanya."Sialan kenapa anak dari pak tua itu muncul di sini," dalam hati ketua Sinar matahari."Karena ketua Xu Lin putri dari ketua utama perguruan. Langit biru sendiri yang meminta maaf, saya tidak akan perhitungan lagi, aku terpaksa melepaskannya," sahut pria tua itu.Ketua perguruan Sinar matahari dengan perasaan kesal membawa kedua muridnya kembali ke perguruan."Chen," panggil seorang wanita dari belakang Xu Lin."Kamu Xieu Mei yang hampir membunuh ku sebelumnya bukan," ucap Chen."Chen dia guru ku, salah satu pemegang perguruan Langit biru, kamu beri hormat padanya," ucap Xieu Mei."Kenapa aku harus memberi hormat? Aku bukan murid di perguruannya," sahut Chen."Chen lancang sekali kamu berbicara begitu!" teriak Xieu Mei yang langsung mengeluarkan pisaunya."Xieu Mei cukup biar aku yang bicara, aku langsung ke intinya saja aku ingin kamu masuk ke perguruan langit biru," ucap Xu Lin."Kenapa aku harus menurutimu?" sahut Chen."Cukup menarik, tidak ada salahnya di coba dulu bukan," ucap Xu Lin sambil tersenyum"Chen ini kesempatan yang bagus untuk mu mengembangkan aura nadi mu," suara Mon terdengar di telinganya."Bocah tidak perlu kamu cari dari mana asal suara ku, tidak ada yang bisa mendengar ku selain kamu, Kamu turutin saja kata wanita itu," sambung Mon."Baiklah aku ikut tapi sebatas hanya mencoba, setelah itu aku akan langsung pergi," ucap Chen.Xu Lin hanya tersenyum sambil menarik tangan Chen menghilang berpindah memasuki perguruannya.Para murid perguruan Langit biru terus memandangi Chen yang berjalan berdampingan dengan Xieu Mei dan ketua Xu lin, semua murid berpikir keras kenapa Chen bisa sangat dekat dengan kedua wanita cantik di perguruan mereka."Siapa dia kenapa dia bisa datang bersama ketua Xu lin?" tanya seorang murid pada temannya."Mungkin dia anak murid pilihan ketua Xu Lin sendiri, beruntung sekali dia," sahut temannya.Chen yang mendengarkan beberapa murid sedang membicarakan dirinya hanya tersenyum sinis pada mereka sambil terus berjalan.Ketua Xu Ling yang merasa kelelahan dan ingin beristirahat sejenak di kediamannya langsung menyuruh Xieu Mei mengantarkan Chen ke pondok latihan miliknya.Bruuuuuuuuuuuuuaaak....Dobrakan pintu yang sangat kuat membuat pintu kamar Xu Lin hancur berkeping keping.Dari luar seorang pria tua masuk ke dalam kamar Xu Lin dan terlihat sangat marah besar."Xu Lin, apa yang sudah kamu lakukan. kenapa kamu membawa orang luar masuk ke dalam perguruan langit biru tanpa meminta
Chen terus berjalan ke arah yang perlawanan dari awal dia datang ke perguruan Langit biru, di pertengahan perjalanannya Chen baru menyadari kalau dia akan melewati wilayah keluarga pemilik tubuh sebelumnya, ingatan menyakitkan dari pemilik tubuh sebelumnya terus berputar di kepalanya saat ini.Suara kereta kuda di sertai puluhan pengawal di depannya membuat jalan menjadi sangat ramai, Chen yang penasaran mencoba melihat siapa sebenarnya yang sedang lewat, Chen tidak menyangka yang lewat adalah orang yang terus menyakiti pemilik tubuh sebelumnya."Beri jalan, putri Liu Yan akan segera lewat!" teriak beberapa pengawal.Para pengawal sibuk menjauhkan para warga ke pinggir dengan paksa bahkan sampai banyak warga yang terjatuh, padahal para warga hanya melihat kenapa harus sampai di dorong hingga terjatuh pikirnya.Chen yang melihatnya merasa kesal, tanpa berpikir Chen dengan sengaja berhenti tepat di depan kereta kuda membuat para pengawal terkejut."Siapa yang berani menghalagi jalan ku!
Chen berlari secepat mungkin agar tidak tertangkap kelompok pembunuh bayaran yang di kirim Liu Yan, walau dirinya sudah bisa sedikit beladiri melawan banyak pembunuh bayaran akan membuatnya kesulitan, apalagi dirinya juga baru bisa menguasai beladiri."Aku terlalu lemah, melawan tingkat emas saja aku tidak bisa. Apa seumur hidup ku hanya bisa bergantung sama pedang mu Mon," ucap Chen memarahi dirinya sendiri."Tingkat emas lebih tinggi dari tingkat perak tahap akhir wajar saja kalau kamu kalah, Di depan sana ada hutan mari kita kesana, jangan menyalahkan diri sendiri," sahut Mon."Kenapa kita ke hutan? " tanya Chen"Ikuti saja aku," jawab Mon santai.Chen berjalan terus mengikuti Mon hingga masuk ke dalam hutan, setelah memasuki hutan Chen bisa merasakan ada yang berbeda di hutan yang dipijaknya saat ini."Hutan ini terlihat aneh kenapa sangat sunyi tidak terdengar suara hewan di sini," ucap Chen sambil menggaruk kepalanya.Mon yang berjalan di depan Chen tiba tiba menghilang tanpa me
Chen keluar dari hutan setelah memastikan tidak ada pembunuh bayaran Liu Yan mengejarnya, Chen yang merasa badannya sedikit lelah memutuskan mencari penginapan untuk beristirahat, untungnya ketua Xu Lin memberikan beberapa koin emas padanya sebelum dirinya pergi. "Aku mau pesan kamar," ucap Chen. "Baik ini kunci kamar nya, kalau ada yang di butuhkan silahkan beritahu kami," ucap pelayan sambil memberikan Chen kunci kamar. "Pelayan! aku ingin kamar yang di pakai pemuda itu!" Teriak pria arogan. "Tapi tuan kamarnya... ." pelayan penginapan tidak melanjutkan perkataannya. Anak buah pria itu memegangi tangan pelayan itu sambil bersiap ingin menghajarnya. "Kamu mau ini bukan," ucap Chen yang langsung menaruh kuncinya di pedangnya. Wheeeeeeeeeeeeeeees. Chen langsung Mengayunkan pedangnya setelah salah satu anak buah pria arogan itu maju, dirinya sudah membayar lebih dulu dan tentu saja kunci kamar itu menjadi miliknya pikir Chen. "Kamu berani membunuh orang ku!" "Bukan salah ku, k
Chen yang tidak suka dengan perkataan Raja Danga bergegas pergi, kalau Raja Danga juga ingin merebut spirit naga miliknya dirinya tentu saja tidak akan membiarkannya, Chen memilih langsung pergi agar tidak terlibat lebih jauh oleh Raja Danga. Chen yang berjalan keluar dari ruang baca bertemu dengan seseorang, melihat pakaiannya yang tidak berbeda jauh dari pria arogan yang menantangnya Chen yakin kalau orang yang ada di hadapannya saat ini pasti seorang pangeran. "Kenapa hanya diam saja, Seharusnya kamu memberi hormat padaku," ucap Pangeran putra mahkota. "Tapi kenapa aku harus melakukannya, Aku bahkan tidak peduli kamu seorang pangeran atau bukan," sahut Chen sambil terus berjalan pergi. Mendengar ucapan Chen sang pangeran putra mahkota merasa sangat kesal, Baru kali ini dirinya merasa dikit remehkan seperti itu apalagi yang meremehkannya hanya rakyat biasa. Wheeeeeeeeeeeeeesss.... Sebuah belati berukiran elang hampir saja menancap di leher Chen jika dia tidak menghindar, Chen
Chen yang berjalan pergi meninggalkan kota bisa merasakan kalau saat ini dirinya sedang diikuti, Mon bisa melihat kalau yang saat ini mengikuti Chen adalah pembunuh bayaran suruhan Pangeran putra mahkota, Mon meminta Chen pergi lebih cepat sebelum mereka menyusul. "Kamu berhenti di sana!" Teriak salah satu pembunuh bayaran. Chen yang baru saja menghentikan langkahnya memutar badannya menatap lima pembunuh bayaran yang sudah bersiap menyerangnya, melihat Chen yang hanya diam para pembunuh bayaran mengira Chen saat ini pasti takut dengan mereka. Whhhhhuuuuuuuuuuuuuussss. Chen memang baru memulai kultivasi setelah dirinya berpindah ke tubuh lain, tapi di kehidupan sebelumnya dirinya juga pembunuh bayaran Chen tahu bagaimana harus menyerang lebih dulu sebelum lawan menyerang. Satu serangan Chen berhasil melukai salah satu anggota pembunuh bayaran, saat ini mereka tidak percaya kalau ada orang yang berhasil melukai mereka. "Dia sangat lincah ternyata, tapi kita lebih banyak dar
Chen yang berlari tanpa henti merasa kelelahan memutuskan beristirahat sejenak, Chen berpikir dirinya sudah berlari cukup jauh dan sekelompak orang tadi tidak mungkin mengejarnya. Chen bersandar beristirahat di bawah pohon besar sambil mengelus anak serigalanya, sama seperti dirinya anak serigala itu tidak memiliki siapapun saat ini. "Kasihan kamu masih kecil sudah tidak memiliki orang tua, mulai sekarang anggap saja aku seperti keluarga mu," ucap Chen. Serigala kecil itu tiba tiba menatap Chen dengan wajah penuh kesedihan, serigala yang masih menatap Chen langsung menjilati tangannya. "Tidak perlu bersedih sekarang kamu adalah keluarga ku kita akan menjadi kuat bersama dan membalas mereka yang sudah menghancurkan kehidupan kita," ucap Chen yang langsung berdiri dengan semangat. Chen yang mengelus bulu halus anak serigala tiba-tiba terpikirkan sesuatu, anak serigala kecil yang ada di pangkuannya saat ini masih belum memiliki nama, sebagai keluarga baru dirinya harus memberik
Chen sama sekali tidak mengerti Bagaimana bisa matanya tiba-tiba terasa sangat sakit seperti itu, padahal matanya baik-baik saja setelah cahaya masuk ke matanya rasa sakit seperti diserang ribuan serangga tidak bisa ditahan oleh Chen.Melihat lawannya yang tidak jadi mengeluarkan susunan pembantai Chen hanya menggelengkan kepalanya, Chen mengira mereka tidak jadi melakukan susunan pembantaian karena kasihan padanya yang kesakitan."Mata iblis," ucap Mon."Apa itu mata iblis?" sahut Chen."Mata iblis itu jurus," ucap Mon."Tapi bukankah aku tidak mempelajari jurus apapun akhir-akhir ini, dan tadi aku hanya beristirahat saja," sahut Chen."Anggap saja kamu sedang beruntung," sahut Mon."Tapi sekarang kamu akan dalam masalah besar, wanita yang kamu buat hampir mati tadi salah satu anak emas perguruan Tanah Darah," ucap Mon."Semua sudah terlanjur, lagian mereka duluan yang menyerang ku," sahut Chen dengan santai.Setelah pulang keenam murid perguruan Tanah Darah mendapatkan hukuman karen
Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar dari arah belakangnya, Chen yang melihat siapa yang datang hanya menatapnya dari awal Chen sudah curiga pada pria yang mengantarnya naik ke setiap tingkatan. "Tidak ku sangka aku terlalu meremehkan mu, aku mengira kamu sudah mati di tangan mereka," ucap sang pria."Aku sudah menduganya dari awal," sahut Chen "Baguslah kalau kamu bisa menduganya, Sekarang berikan semua isi di dalam peti mati itu, termasuk kotak yang kamu sembunyikan di dalam baju mu," ucap sang pria."Kenapa aku harus memberikannya pada mu, aku yang membukanya tentu saja ini menjadi mili ku," sahut Chen.Walau sebenarnya Chen sama sekali tidak tertarik dengan yang ada di dalam peti Chen langsung mengambil semuanya dan menyimpannya masuk ke dalam kantong ruang miliknya, Chen berpikir mending dia memilikinya sendiri daripada memberikan kepada orang yang ingin memanfaatkannya."Aku sudah berada di sini lebih dari lima belas tahun dan tidak bisa membukanya, atas dasar apa kamu yang
Kedua ketua lainnya terkejut melihat saudari mereka yang saat ini terduduk sambil terus berteriak, ketua Nie Ang bisa melihat kalau saat ini tangan Nie Ya terbakar.Mereka tidak tahu apa yang dilakukan Chen, kenapa jarum milik Nie Ya bisa terbakar api seperti itu."Apa yang kamu lakukan pada saudari ku!" teriak Nie Ang yang terlihat sangat marah."Aku hanya mengembalikan miliknya," ucap Chen dengan sangat santai."Kita habisi saja dia, berani sekali mencari masalah dengan kita," sahut Nie Eng.Nie Ang menghampiri Chen dengan tatapan membunuh dan mengarahkan pedangnya ke leher Chen, melihat pedang yang tepat ada di lehernya Chen sama sekali tidak takut, Chen yang malah tersenyum membuat Nie Ang semakin kesal padanya."Aku sebenarnya tidak ingin membunuh mu dengan tanganku, tapi kamu yang memaksa ku melakukannya, anggap saja kamu sedang tidak beruntung saat ini," ucap Nie Ang."Sombong sekali, bunuh saja jangan banyak bicara," sahut Chen menghilang ke belakang."Akan ku turuti permintaa
Melihat sang pria yang sangat meremehkannya Chen hanya menyunggingkan bibir dan berjalan melewatinya, Chen melangkah menuruni tingkatan hingga ke tingkat dasar pertama.Chen sendiri sebenarnya sejak tadi sudah merasa sangat kesal karena sang misterius terus memintanya mencari peti kecil yang ada di bagian bawah menara cahaya."Tunggu dulu." Pria yang meremehkan Chen masih terus mengikutinya, Chen ingin tahu apa lagi yang akan dikatakan sang pria yang mengikutinya seketika Chen menghentikan langkahnya."Kenapa lagi?""Kamu sudah sampai ke tingkat sembilan untuk apa lagi kamu ke tingkat dasar pertama?" ucap sang pria yang berdiri di samping Chen."Apa yang salah jika aku ke tingkat dasar pertama, bahkan aku akan memasuki tingkat dasar inti," Jawab Chen dengan santai nya."Hahahahaha," Pria di depan Chen tiba-tiba tertawa sangat keras.Chen tidak memperdulikannya dan langsung melanjutkan langkahnya yang terhenti, ternyata percuma saja dirinya menghentikan langkah pikir Chen yang kesal
Chen mengambil kitab di sampingnya yang tersisa satu, Chen langsung membuka kitab tinju pembelah lautan dan kembali menutup matanya.Tepat setelah menutup mata Chen merasa kakinya terendam di dalam air yang tidak terlalu dalam, Chen yang membuka matanya melihat lurus ke depan.Luasnya lautan dan semilir angin sejuk membuat Chen terdiam, air laut seperti memanggilnya untuk merenangi lautan di depannya hingga ke ujung."Kamu tidak akan bisa mencari ujung dari lautan, kembali saja anak muda." Suara seorang pria dari belakang Chen membuatnya langsung memutar badannya, Chen menatap pria paruh baya yang berdiri hanya beberapa langkah di depannya saat ini."Dari mana kamu mengetahuinya? Siapa kamu sebenarnya?" tanya Chen."Aku mengetahuinya karena aku kepingan roh yang tinggal sangat lama di sini, kamu bukan orang pertama yang datang kemari," ucap sang pria."Jadi apakah anda pemilik jurus tinju pembelah lautan?" tanya Chen lagi."Aku bukan pemilik jurus itu, aku sama seperti mu yang hanya
Chen yang melihat sang wanita menghilang terdiam, karena dirinya seseorang harus menghilang untuk selamanya."Kenapa kamu begitu bodoh, apa kamu ingin menyalahkan diri mu sendiri, karena kamu sudah berhasil dia juga sudah menyelesaikan kewajibannya," Suara tanpa wujud yang tiba tiba terdengar."Aku tahu itu," sahut Chen."Wanita itu hanya kepingan roh yang memiliki ke dua jurus yang kini kamu kuasai dia sudah meninggal sejak lama, berkat mu dia mungkin sudah bisa reinkarnasi," ucap suara yang kembali terdengar."Sudah aku bilang aku tahu itu," Sahut Chen."Ternyata kamu bukan manusia yang tidak bear perasaan," ucap Sang suara.Chen dari awal mengetahui kalau wanita yang menghilang adalah roh, dirinya hanya sedikit merasa bersalah walau memang benar berkat dirinya roh wanita itu sudah tenang."Haaaah, aku tidak boleh seperti ini, hanya tinggal dua jurus lagi aku harus semangat," dalam hati Chen.Chen langsung duduk dan membuka kitab Tinju para dewa, Chen kembali menutup matanya seperti
"Hahahaha, Ternyata masih belum bisa," ucap suara tanpa wujud yang tiba-tiba kembali terdengar. "Tidak bisa karena ini memang mustahil," sahut Chen. "Aku sudah mengatakannya tidak ada yang mustahil, buang kayu itu. Terus genggam tangan mu seperti kamu menggenggam gagang pedang mu, tutup mata mu dan bersatu lah dengan Sekitar mu, lakukan seperti itu," ucap suara tanpa wujud. Chen menuruti suara yang di dengarnya, Chen menggenggam seperti memegang pedang miliknya dan perlahan Chen menutup matanya merasakan hembusan angin yang menyejukkan badan nya. "Jurus Pedang tanpa wujud!" Teriak Chen dengan keras. Kreeekk, braaaaak... Perlahan pohon di depannya patah dan terbagi menjadi beberapa bagian, Chen tidak percaya dirinya bisa menebas pohon tanpa Menggunakan apapun. Chen mengulangi gerakan yang sama tapi kali ini dirinya menggunakan ranting kayu, tepat Setelah selesai bersiap Chen berteriak Sambil mengayunkan ranting kayu di tangannya. Wheeeeeeeeeessss. Braaaaaaaaaaaaak.
Chen beristirahat sejenak sebelum membuka kembali kitab selanjutnya, Chen berpikir dirinya terlalu keras sudah sepantasnya dirinya beristirahat walau sebentar, dirinya sudah menguasai 5 jurus sekaligus tanpa henti tubuhnya juga masih tubuh manusia yang bisa merasa lelah."Bagaimana bisa kamu menguasai dengan cepat kalau kamu hanya bermalas malasan seperti itu," suara tanpa wujud kembali terdengar."Bukankah itu terserah pada ku, aku sudah menguasai lima jurus apa yang salah jika beristirahat," ucap Chen."Kamu tidak bisa menunda lagi ,waktu mu tidak banyak kamu harus cepat menguasai jurus sisanya dan cepat dapatkan kotak itu untuk ku," sahut suara tanpa wujud."Memangnya seperti apa kotak itu sampai kamu sangat membutuhkannya," ucap Chen."Lakukan saja tugas mu," sahut suara tanpa wujud.Walau kesal Chen tetap mengambil dan membuka jurus kitab pertahanan Bintang, Chen kembali menutup matanya seperti sebelumnya.Perlahan Chen kembali membuka matanya, Chen langsung memperhatikan sekelil
Chen tidak membuang waktu langsung mengambil kitab selanjutnya, di bukanya kitab Sisik naga dan Chen kembali menutup matanya.Saat membuka mata betapa terkejutnya Chen menyadari dirinya berbaring di atas kepingan sisik emas yang sangat banyak.Chen mengambil satu sisik yang cukup besar dan memperhatikannya dengan teliti, sisik yang dipegangnya saat ini benar-benar emas asli lalu bagaimana bisa dirinya terbaring di atasnya pikirnya. Karena merasa itu bukan miliknya Chen menaruh kembali sisik emas yang dipegangnya dan bangkit berdiri, Chen lebih menyukai barang yang benar-benar miliknya daripada mengambil barang yang bukan miliknya sama sekali."Itu milik mu, bagaimana bisa kamu melupakan milik mu sendiri," bisik suara di telinga Chen."Milik ku, Itu tidak mungkin, karena aku tidak memiliki sisik emas seperti itu," ucap Chen."Itu hasil kerja keras mu, bagaimana bisa kamu meninggalkannya disini, Ambillah dan bawalah pergi," sahut suara yang kembali berbisik di telinga Chen."Aku tidak
Setelah menyadari dikedua tangannya terdapat gambar bunga panas di seluruh tubuh Chen menghilang, Chen yang tidak ingin membuang waktu langsung mengambil kitab lainnya, kitab yang bertuliskan Tulang batu dibukanya dan kembali menutup matanya.Auuuuuuuuuu.Chen terkejut mendengar suara auman serigala seperti berada di dekatnya, Chen yang baru membuka matanya bergegas bangkit mencari asal suara hewan yang di dengarnya.Mata Chen tertuju pada serigala besar yang seperti mengerti kehadirannya, Serigala mata emas terlihat tidak senang dengan kehadirannya.Auuuuuuuuuuuuu.Chen tidak menyangka dirinya melihat Serigala lain selain Chi, apalagi Serigala yang ada di depannya sangat berbeda karena mata emasnya."Anak muda nyalimu besar juga ingin mempelajari jurus milik ku," Serigala besar menatap Chen dengan tajam."Setiap jurus dibuat memang untuk dikuasai," sahut Chen dengan lantang."Hahahahaha, aku suka apa yang kamu katakan, tapi perlu kamu tahu selama ini tidak ada yang berhasil menguasai