Share

Tingkat Pelatihan

Setelah menunggu lebih lama akhirnya garis berwarna hitam itu mengalir ke seluruh tubuhnya, Chen yang membuka matanya merasa ada yang berbeda dari sebelumnya, dia masih duduk di tempat yang sama dengan pohon di sekitarnya yang semakin menjulang tinggi dan rimbun.

"Akhirnya kamu berhasil juga," ucap asap putih keluar dari pedangnya.

"Sudah berapa lama aku berlatih?" tanya Chen.

"Tidak lama hanya sekitar dua minggu lebih," jawab Mon.

"Hahhh."

Chen yang merasa sangat terkejut tidak percaya apa benar dia hanya duduk selama dua minggu.

"Tidak usah bingung, coba kamu gunakan kekuatan mu," ucap Mon.

Chen mengayunkan pedangnya dari jauh dan membuat beberapa pohon langsung tumbang di depannya, Chen yang merasa kurang puas memakai pedang langsung melatih seni bela dirinya seperti di kehidupan sebelumnya.

"Hahaha," teriak Chen sambil mengerakan kaki dan tangannya.

Chen menggelengkan kepala dirinya tidak menyangka ternyata dia jauh lebih hebat dari sebelumnya.

"Sekarang bagaimana cara kita keluar dari sini?" tanya Chen.

"Ayunkan saja pedangmu kearah barat tiga kali," sahut Mon roh pedang Chen.

Chen tanpa berpikir langsung mengayunkan pedangnya dan membuat pepohanan di sekitarnya tumbang, Chen terdiam sejenak sambil memperhatikan jalan yang sudah ada di depan matanya.

"Kenapa kamu membohongiku," ucap Chen yang berjalan sambil terus marah marah.

"Kalau tidak begitu kamu tidak akan bisa mengeluarkan aura nadi mu," jawab Mon.

"Apa maksudmu?" tanya Chen.

"Garis yang berwarna warni itu adalah aura nadi, warna putih aura nadi terendah."

"Berarti hitam yang tertinggi?" Tanya Chen lagi.

"Bukan yang tertinggi berwarna ungu di bawah ungu masih ada hijau, sayangnya kamu masih belum cukup kuat untuk membangkitkannya."

"Hah, padahal aku ingin menjadi orang terkuat," Chen merasa kecewa.

"Kamu harusnya bersyukur sudah mencapai aura nadi berwarna hitam, Aura nadi berwarna hitam kalau kamu bisa mengembangkannya akan bisa membuka aura nadi hijau dan ungu mu dengan sendirinya."

"Kalau begitu aku harus terus berlatih," sahut Chen.

Roh pedang Chen yang tiba tiba menghilang dan tidak bersuara lagi membuat Chen sedikit kebingungan, Chen mengira terjadi sesuatu pada roh pedangnya karena sudah mengajarkannya.

"Roh pedang kamu kenapa? Mon jangan menakuti aku," ucap Cen.

Chen yang merasa roh pedangnya menjadi aneh dan langsung menghilang tiba-tiba berpikir sesuatu akan terjadi.

Wweeeeeeeeeeeessss...

Benar saja sebuah pisau hampir saja menancap di leher Chen, di kehidupan sebelumnya Chen sudah sangat seriung hampir mati, serangan seperti saat ini dengan mudah dihindarinya.

"Sialan siapa yang berani membuat ku hampir mati kedua kalinya," dalam hati Chen.

"Hahahahaha, lumayan juga bisa menghindar dari pisau berdarah ku," ucap seorang wanita sambil berjalan menghampiri Chen.

"Kenapa kamu mau membunuh ku?" Chen menatap wanita itu.

Wanita itu kembali menyerang Chen dengan pisaunya, Chen yang melihat pisau terbang kembali mengarah padanya dengan sigap langsung menangkis menggunakan pedangnya.

"Pria tidak tahu diri terima ini!" ucap wanita itu.

Wanita itu terus menyerang walau berulang kali serangannya berhasil di tangkis Chen, wanita yang merasa kelelahan akhirnya berhenti dengan sendirinya.

"Kamu berguru dimana, kenapa aku tidak pernah bertemu dengan mu sebelumnya?" tanya wanita itu.

"Aku tidak punya guru dan tidak pernah berguru," ucap Chen yang langsung pergi meninggalkan wanita itu.

"Tunggu, nama ku Xieu Mei nama mu siapa?" tanya wanita itu.

"Chen."

***

Berbagai jenis tingkatan tenaga dalam.

Pemula: Yang berarti hanya memiliki bakat tapi tidak bisa menggunakannya.

Perunggu: Bisa menggunakan kekuatannya tergantung dengan tingkatannya.

Perunggu awal: Hanya bisa mengontrol tenaga dalam tapi masih belum bisa menggunakannya.

Perunggu akhir: Bisa mengontrol dan menggunakan tenaga dalam tapi masih jauh dari kata sempurna.

Perak: Tenaga dalam yang di hasilkan bisa jauh lebih baik dari peringkat perunggu.

Perak awal: Tenaga dalam yang di hasil kan dua kali lipat dari Perunggu tahap akhir.

Perak akhir: Tenaga dalam yang di hasilkan dua kali lipat dari Tingkat perak tahap awal.

Emas: Tenaga dalam yang di hasilkan bisa sepuluh kali lipat dari Tingkat perak tahap akhir.

Masih ada tingkat Jendral, Kaisar dan tingkat Langit yang paling tertinggi.

Tingkat Jendral terdiri dari tiga tahap.

Tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir tenaga dalam yang di hasilkan jauh lebih kuat dari tingkat emas.

Tingkat Kaisar memiliki beberapa tahapan tingkatan kaisar.

Kaisar tingkat alam bawah sadar yang paling rendah, Kaisar tingkat alam surgawi yang kedua dan Kaisar tingkat penyatuan tiga alam yang paling kuat di antara ketiga tingkatan tahap kaisar.

Masih ada lagi tingkat langit tahap satu hingga lima dan tingkat langit tahap semesta yang tertinggi.

Selain tingkat langit yang tertinggi, Masih ada satu tingkatan lagi yang sudah menghilang dari ribuan tahun dan tingkatan itu sendiri tidak pernah ada lagi yang mencapai nya.

Nama tingkatan ini adalah Menantang Alam.

***

Chen berjalan mengikuti arah langkah kakinya, tidak perduli siapa dan apa tingkatan orang yang berada di sekitarnya Chen tidak memperdulikannya.

"Itu bukannya Liu Che," ucap seorang pria sambil menunjuk ke arah Chen.

"Dia memang Liu Chen sampah yang tidak berguna itu," sahut seorang pria di sampingnya.

Dua pemuda itu berjalan menghampiri Chen dengan tatapan penuh kebencian,bSatu dari pemuda itu bernama Liu Eng adik dari Liu Chen yang di lahirkan dari selir pertama, sedangkan pemuda yang di sebelahnya hanya penjilat yang mencoba mencari keuntungan.

"Sampah kenapa masih berani berkeliaran di kota besar," ucap Liu Eng sambil mendorong Chen hingga hampir terjatuh.

"Hahahahaha, sampah," sahut pemuda di sebelah Liu Eng.

Chen hanya tersenyum sambil mengibaskan pundaknya yang di dorong Li Eng, Chen hanya diam dan menyunggingkan bibirnya sinis menatap keduanya.

"Aku tidak mengenal mu kenapa kamu mencari masalah dengan ku," ucap Chen.

Bruuuuuuuaaakkk...

Chen yang merasa kesal langsung menendang Liu Eng hingga membuatnya terlempar ke belakang.

"Dasar sampah," balas Chen.

Chen perlahan melangkah pergi menjauh dari Liu Eng dan temannya sambil tersenyum.

"Siapa yang berani melukai murid sinar matahari, apa dia sudah bosan hidup!" teriak seorang pria tua salah satu ketua Sinar Matahari.

Semua mata tertuju ke arah Chen yang berjalan menjauh, perguruan Sinar Matahari adalah perguruan yang tidak peduli siapa yang benar dan salah muridnya selalu benar dan yang melawannya adalah salah.

"Berhenti kau anak muda yang sombong!" teriak pria tua itu.

Chen yang mendengarnya hanya tersenyum sambil terus berjalan, Pria tua itu yang merasa sangat kesal melihat Chen langsung menyerangnya.

Bruuuuuuuuuuuuuaaak...

Chen yang mengetahui ketua perguruan sinar matahari menyerangnya langsung menghindar.

Tepat setelah Chen menghindar beberapa pohon yang berada di samping Chen tumbang terkena jurus tenaga dalam ketua sinar matahari.

"Pak tua, murid mu sendiri yang mencari masalah dengan ku apa sekarang para ketua perguruan Sinar matahari terlalu senggang hingga harus turun tangan," ucap Chen dengan santai.

"Dasar bocah sombong tidak tahu diri terima ini!"

"Telapak Tangan suci!" teriak pria tua itu.

Ketua itu mengeluarkan salah satu jurus perguruan Sinar matahari.

Klontang...

Jurus yang dahsyat di tangkis dengan satu hempasan pedang oleh Chen, tentu saja Chen yang menangkis dengan pedang karena Mon yang sudah memintanya.

"Lemah!" ucap Chen sambil tersenyum.

Chen berjalan meninggalkan ketua sinar matahari yang semakin kesal padanya.

"Pukulan tapak Sak.... " ketua itu ingin mengeluarkan jurus pamungkas milik perguruannya.

"Tunggu dulu ketua Sinar matahari, sebelumnya saya Xu Lin minta maaf kalau anak didik perguruan Langit biru tidak sopan kepada ketua Sinar matahari," ucap seorang wanita sambil menundukan kepalanya.

"Sialan kenapa anak dari pak tua itu muncul di sini," dalam hati ketua Sinar matahari.

"Karena ketua Xu Lin putri dari ketua utama perguruan. Langit biru sendiri yang meminta maaf, saya tidak akan perhitungan lagi, aku terpaksa melepaskannya," sahut pria tua itu.

Ketua perguruan Sinar matahari dengan perasaan kesal membawa kedua muridnya kembali ke perguruan.

"Chen," panggil seorang wanita dari belakang Xu Lin.

"Kamu Xieu Mei yang hampir membunuh ku sebelumnya bukan," ucap Chen.

"Chen dia guru ku, salah satu pemegang perguruan Langit biru, kamu beri hormat padanya," ucap Xieu Mei.

"Kenapa aku harus memberi hormat? Aku bukan murid di perguruannya," sahut Chen.

"Chen lancang sekali kamu berbicara begitu!" teriak Xieu Mei yang langsung mengeluarkan pisaunya.

"Xieu Mei cukup biar aku yang bicara, aku langsung ke intinya saja aku ingin kamu masuk ke perguruan langit biru," ucap Xu Lin.

"Kenapa aku harus menurutimu?" sahut Chen.

"Cukup menarik, tidak ada salahnya di coba dulu bukan," ucap Xu Lin sambil tersenyum

"Chen ini kesempatan yang bagus untuk mu mengembangkan aura nadi mu," suara Mon terdengar di telinganya.

"Bocah tidak perlu kamu cari dari mana asal suara ku, tidak ada yang bisa mendengar ku selain kamu, Kamu turutin saja kata wanita itu," sambung Mon.

"Baiklah aku ikut tapi sebatas hanya mencoba, setelah itu aku akan langsung pergi," ucap Chen.

Xu Lin hanya tersenyum sambil menarik tangan Chen menghilang berpindah memasuki perguruannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status