Chen berlari secepat mungkin agar tidak tertangkap kelompok pembunuh bayaran yang di kirim Liu Yan, walau dirinya sudah bisa sedikit beladiri melawan banyak pembunuh bayaran akan membuatnya kesulitan, apalagi dirinya juga baru bisa menguasai beladiri.
"Aku terlalu lemah, melawan tingkat emas saja aku tidak bisa. Apa seumur hidup ku hanya bisa bergantung sama pedang mu Mon," ucap Chen memarahi dirinya sendiri."Tingkat emas lebih tinggi dari tingkat perak tahap akhir wajar saja kalau kamu kalah, Di depan sana ada hutan mari kita kesana, jangan menyalahkan diri sendiri," sahut Mon."Kenapa kita ke hutan? " tanya Chen"Ikuti saja aku," jawab Mon santai.Chen berjalan terus mengikuti Mon hingga masuk ke dalam hutan, setelah memasuki hutan Chen bisa merasakan ada yang berbeda di hutan yang dipijaknya saat ini."Hutan ini terlihat aneh kenapa sangat sunyi tidak terdengar suara hewan di sini," ucap Chen sambil menggaruk kepalanya.Mon yang berjalan di depan Chen tiba tiba menghilang tanpa memberitahu Chen apa yang ada tidak jauh di depannya, Chen terus melanjutkan perjalanan semakin masuk ke dalam hutan karena mengira Mon hanya kembali masuk ke dalam pedangnya.Chen terkejut melihat seekor macan kumbang bermata tiga yang sedang tertidur, tanpa banyak berpikir Chen menutup mulutnya agar tidak bersuara dan tidak membangunkan hewan buas di depannyaKleteek.Suara ranting kayu yang patah di injak Chen membuat macan bermata tiga itu terbangun, Chen yang tidak mengetahui macan bermata tiga sudah terbangun kembali melanjutkan perjalanannya dengan sangat pelan dan hati hati.Hoooooeeerrrr.Suara aneh berada tepat di belakang Chen, Chen dengan tangan yang terus gemetar memberanikan diri melihat ke belakangnya.Chen yang melihat macan bermata tiga terus menatapnya langsung kembali menghadap ke depan dan berusaha untuk tenang, Chen menyiapkan salah satu jurus andalan yang dia bawa dari zamannya saat dalam bahaya."Jurus langkah seribu!" teriak Chen.Chen langsung berlari tanpa melihat ke belakang, lompatan yang tinggi melangkahi dirinya, Macan bermata tiga yang di belakangnya sekarang berada tepat di depannya."Aku tidak mungkin terus berlari, hanya dengan beberapa lompatan dia sudah bisa mengejar ku," dalam hati Chen.Chen berusaha berpikir bagaimana dia bisa selamat dari hewan buas di depannya itu.Hoooooeeerrrr "Suara macan bermata tiga membuat Chen tidak bisa berpikir, walau merasa sedikit takut Chen berusaha berpikir dengan tenang.Chen mengeluarkan pedangnya dan langsung mengayunkan pedangnya ke arah macan bermata tiga berulang kali, Macan bermata tiga dengan mudah menghindari setiap ayunan pedang Chen.Chen berpikir andai dirinya sekuat saat dikehidupan sebelumnya mengahadapi macan di depannya pasti mudah, tapi sekarang bahkan setiap serangannya tidak berhasil melukai sang macan.Macan bermata tiga yang melihat Chen tidak kuat lagi mengayunkan pedangnya kembali berjalan mendekatinya, sang macan menjulurkan lidahnya dan bersiap menerkam Chen yang masih berusaha mengayunkan pedang.HooooooooooeeeeerrTiba tiba aura yang sangat menakutakan keluar dari tubuh Chen, beberapa menit kemudian Chen melihat macan bermata tiga sudah mati di depannya, luka cakaran terdapat di badan macan bermata tiga."Siapa yang bisa menghabisi monster ini, pasti hebat sekali dia," ucap Chen sambil menggelengkan kepalanya."Kamu tidak tau siapa yang menghabisinya," Mon keluar dari pedangnya."Siapa?" tanya Chen penasaran."Kamu," jawab Mon santai"Kamu jangan bercanda aku mana bisa menghabisinya, tadi aku sudah mencobanya tapi macan bermata tiga ini sangat lihai menghindar dan aku hampir saja menyerah," ucap Chen sambil terus tertawa."Spiritual naga mu yang membantu, walau hanya di tahap awal spiritual mu sudah begitu kuat," sahut Mon.Chen terdiam dia masih tidak percaya yang di katakan oleh Mon, mana mungkin dirinya berhasil mengeluarkan spirit Naga yang ada di tubuhnya."Tunggu apa lagi cepat serap inti hati macan bermata tiga itu, inti hati spiritual bisa membantu spiritual mu menaiki tingkatan," ucap Mon.Chen langsung mengambil inti hati itu macan bermata tiga dan menyerapnya, butuh waktu dua hari untuk Chen menyelesaikan penyerapan yang baru pertama kali dilakukannya.Setelah dua hari dua malam Chen akhirnya berhasil menyerap inti hati spiritual macan bermata tiga, tidak ada perubahan yang dirasakannya walau sudah menyerap inti spiritual sang macan."Mon macan bermata tiga level berapa?" tanya Chen."Kalau menurut ku mungkin masih di level tiga," jawab Mon"Apa!" Chen merasa terkejut, Chen tidak menyangka hewan spiritual level tiga saja sudah sehebat itu."Kamu beruntung memiliki spirit naga, walau kemarin spiritual mu hanya berada ditahap awal sudah mampu menghabisi spiritual level tiga," sahut Mon."Kalau begitu spirit naga ku apa sudah meningkat sekarang, karena setelah aku menyerap inti macan bermata tiga aku tidak merasakan sesuatu," ucap Chen."Tidak sama sekali, level tiga itu hanya sebagai pembuka tidak berpengaruh dengan spirit naga mu," sahut Mon lagi.Chen langsung merasa lemas dia yang sudah hampir mati melawan spirit level tiga ternyata hanya sebagai pembuka saja, Chen berpikir kalau dirinya tahu lebih baik inti spiritual macan bermata tiga lebih baik untuk dirinya sendiri saja."Selanjutnya kamu harus bisa menghabisi level empat ke atas, tapi untuk saat ini kamu jangan mencari yang di atas level delapan aku berani menjamin kamu tidak sanggup mengalahkan nya," ucap Mon."Sialan kamu merendahkan ku, kamu tunggu dan lihat saja nanti," sahut Chen yang merasa kesal dengan perkataan Mon."Kenyataannya memang seperti itu, buktinya hingga saat ini saja kamu masih belum bisa mengeluarkan spirit mu dengan sengaja," ucap Mon."Bagaimana caranya mengeluarkan dengan sengaja, bukannya kekuatan spirit ku akan keluar di saat aku dalam bahaya saja," sahut Chen."Teruslah berlatih, fokuskan pikiran mu lihatlah ke bagian dalam tubuh mu dan cobalah berbicara dengan nya," ucap Mon dengan serius."Spirit apa bisa bicara?" tanya Chen yang merasa heran."Coba saja kalau tidak percaya," jawab Mon.Chen memfokuskan pikirannya dan perlahan masuk ke lautan spiritual tempat spirit naga nya berada, baru saja tiba Chen mendengar spiritnya yang saat ini tengah mengeluh."Kenapa aku spiritual paling kuat, harus berada di tubuh manusia lemah seperti ini," ucap spirit naga yang berada di dalam tubuh Chen.Chen hanya diam sambil terus mendengarkan sosok naga di depannya, Chen berjalan mendekatinya dan berdiri tidak jauh di depannya."Jadi maksudmu aku ini lemah," ucap Chen."Manusia lemah untuk apa kamu ke sini, pergilah," sahut naga itu sambil menatap Chen dengan tajam."Kenapa, ini tubuh ku terserahku mau tetap ada di sini atau keluar," ucap Chen dengan santai."Berlagak sombong, melawan tingkat emas saja tidak mampu," ucap spirit naga sambil membuang muka."Naga sialan aku masih di tingkat perak wajar saja kalau aku kalah, tunggu jika aku kuat tingkat yang lebih tinggi juga akan aku kalahkan," sahut Chen."Leluhur ku kenapa kau menyatukan ku dengan pemuda tidak berguna ini," ucap naga itu yang terus mengeluh tidak mempedulikan yang dikatakan Chen.Chen merasa sangat kesal bahkan spiritnya saja menganggap dirinya tidak berguna, Chen mengepalkan tangannya dan bertekad untuk membuktikan."Kalau begitu akan ku buktikan kalau aku sangat berguna dasar naga sialan," ucap Chen dengan kesal dan langsung keluar.Chen duduk bersila mencoba melatih tenaga dalamnya, Chen berpikir kenapa aura nadinya hanya terus berputar putar di satu titik.Chen masih mencoba terus bertahan dilihatnya aura nadinya yang mulai berjalan kembali, kali ini besar aura nadinya tiga kali lipat dari sebelumnya.Chen perlahan membuka matanya di lihatnya dia tidak lagi sendiri sekarang, pembunuh bayaran suruhan Liu Yan kembali datang ingin membunuhnya."Ternyata kalian lagi," ucap Chen yang langsung berdiri.Chen memperhatikan enam orang yang sudah mencapai tingkat emas yang terus mengelilinginya, Chen berpikir sepertinya agar tidak dianggap lemah dirinya harus membuktikan dengan cara melawan para pembunuh bayaran di depannya." lKali ini kamu tidak bisa lolos lagi," ucap salah satu pembunuhan bayaran itu.Chen hanya menatap mereka sambil tersenyum.Whhhhhhhessss....Serangan seperti sebelumnya kembali menyerang Chen, Chen yang bisa melihat serangan salah satu pembunuhan bayaran itu berhasil menghindarinya."Ada kemajuan kamu sekarang," ucap pembunuh bayaran yang menyerangnya.Chen memfokuskan pikirannya untuk memanggil spiritnya, cara agar tidak di pandang rendah Mon dirinya harus berhasil mengeluarkan spiritnya."Kenapa dia, apa dia sudah menyerah?" tanya salah satu pembunuhan bayaran pada temannya.Pembunuh bayaran itu merasa kebingungan melihat Chen yang menutup matanya dan hanya terdiam, Chen tiba tiba kembali membuka matanya, aura hitam keluar dari badannya dan sesosok naga berada tepat di atasnya.Beberapa pembunuh bayaran yang menatap Chen satu persatu mundur perlahan lahan, semua terkejut karena lawan yang tidak berguna malah memiliki spirit naga."Sial spiritualnya naga, kita bisa habis sekarang," ucap salah satu pembunuh bayaran itu."Tidak usah takut spiritualnya masih berada di tingkat awal dia tidak berbahaya, dia hanya ingin menakuti kita," sahut salah satu pembunuh bayaran yang berbadan paling besar."Serang semua!" teriak salah satu pembunuh bayaran itu.Arrrrggggghhh....Spiritual Chen yang tidak ingin membuang waktu langsung memakan pembunuh bayaran yang berada di depannya, Chen merasa tidak percaya spiritual naganya langsung memakan pembunuh bayaran yang sudah di tingkat emas."Kenapa kamu melihat ku seperti itu," ucap spritual naga Chen."Bukannya kamu hanya makan inti hati hewan spiritual, kenapa kamu memakan pembunuh bayaran tingkat emas itu?" sahut Chen."Tidak apa manusia semakin tinggi tingkatnya maka akan semakin lezat," ucap spiritual naga Chen.Naga itu yang merasa tugasnya sudah selesai kembali masuk ke dalam tubuh Chen, sebenarnya sang naga tidak ingin keluar membantu Chen tapi karena Chen suda berusaha dirinya akan sedikit menghargainya.Chen keluar dari hutan setelah memastikan tidak ada pembunuh bayaran Liu Yan mengejarnya, Chen yang merasa badannya sedikit lelah memutuskan mencari penginapan untuk beristirahat, untungnya ketua Xu Lin memberikan beberapa koin emas padanya sebelum dirinya pergi. "Aku mau pesan kamar," ucap Chen. "Baik ini kunci kamar nya, kalau ada yang di butuhkan silahkan beritahu kami," ucap pelayan sambil memberikan Chen kunci kamar. "Pelayan! aku ingin kamar yang di pakai pemuda itu!" Teriak pria arogan. "Tapi tuan kamarnya... ." pelayan penginapan tidak melanjutkan perkataannya. Anak buah pria itu memegangi tangan pelayan itu sambil bersiap ingin menghajarnya. "Kamu mau ini bukan," ucap Chen yang langsung menaruh kuncinya di pedangnya. Wheeeeeeeeeeeeeeees. Chen langsung Mengayunkan pedangnya setelah salah satu anak buah pria arogan itu maju, dirinya sudah membayar lebih dulu dan tentu saja kunci kamar itu menjadi miliknya pikir Chen. "Kamu berani membunuh orang ku!" "Bukan salah ku, k
Chen yang tidak suka dengan perkataan Raja Danga bergegas pergi, kalau Raja Danga juga ingin merebut spirit naga miliknya dirinya tentu saja tidak akan membiarkannya, Chen memilih langsung pergi agar tidak terlibat lebih jauh oleh Raja Danga. Chen yang berjalan keluar dari ruang baca bertemu dengan seseorang, melihat pakaiannya yang tidak berbeda jauh dari pria arogan yang menantangnya Chen yakin kalau orang yang ada di hadapannya saat ini pasti seorang pangeran. "Kenapa hanya diam saja, Seharusnya kamu memberi hormat padaku," ucap Pangeran putra mahkota. "Tapi kenapa aku harus melakukannya, Aku bahkan tidak peduli kamu seorang pangeran atau bukan," sahut Chen sambil terus berjalan pergi. Mendengar ucapan Chen sang pangeran putra mahkota merasa sangat kesal, Baru kali ini dirinya merasa dikit remehkan seperti itu apalagi yang meremehkannya hanya rakyat biasa. Wheeeeeeeeeeeeeesss.... Sebuah belati berukiran elang hampir saja menancap di leher Chen jika dia tidak menghindar, Chen
Chen yang berjalan pergi meninggalkan kota bisa merasakan kalau saat ini dirinya sedang diikuti, Mon bisa melihat kalau yang saat ini mengikuti Chen adalah pembunuh bayaran suruhan Pangeran putra mahkota, Mon meminta Chen pergi lebih cepat sebelum mereka menyusul. "Kamu berhenti di sana!" Teriak salah satu pembunuh bayaran. Chen yang baru saja menghentikan langkahnya memutar badannya menatap lima pembunuh bayaran yang sudah bersiap menyerangnya, melihat Chen yang hanya diam para pembunuh bayaran mengira Chen saat ini pasti takut dengan mereka. Whhhhhuuuuuuuuuuuuuussss. Chen memang baru memulai kultivasi setelah dirinya berpindah ke tubuh lain, tapi di kehidupan sebelumnya dirinya juga pembunuh bayaran Chen tahu bagaimana harus menyerang lebih dulu sebelum lawan menyerang. Satu serangan Chen berhasil melukai salah satu anggota pembunuh bayaran, saat ini mereka tidak percaya kalau ada orang yang berhasil melukai mereka. "Dia sangat lincah ternyata, tapi kita lebih banyak dar
Chen yang berlari tanpa henti merasa kelelahan memutuskan beristirahat sejenak, Chen berpikir dirinya sudah berlari cukup jauh dan sekelompak orang tadi tidak mungkin mengejarnya. Chen bersandar beristirahat di bawah pohon besar sambil mengelus anak serigalanya, sama seperti dirinya anak serigala itu tidak memiliki siapapun saat ini. "Kasihan kamu masih kecil sudah tidak memiliki orang tua, mulai sekarang anggap saja aku seperti keluarga mu," ucap Chen. Serigala kecil itu tiba tiba menatap Chen dengan wajah penuh kesedihan, serigala yang masih menatap Chen langsung menjilati tangannya. "Tidak perlu bersedih sekarang kamu adalah keluarga ku kita akan menjadi kuat bersama dan membalas mereka yang sudah menghancurkan kehidupan kita," ucap Chen yang langsung berdiri dengan semangat. Chen yang mengelus bulu halus anak serigala tiba-tiba terpikirkan sesuatu, anak serigala kecil yang ada di pangkuannya saat ini masih belum memiliki nama, sebagai keluarga baru dirinya harus memberik
Chen sama sekali tidak mengerti Bagaimana bisa matanya tiba-tiba terasa sangat sakit seperti itu, padahal matanya baik-baik saja setelah cahaya masuk ke matanya rasa sakit seperti diserang ribuan serangga tidak bisa ditahan oleh Chen.Melihat lawannya yang tidak jadi mengeluarkan susunan pembantai Chen hanya menggelengkan kepalanya, Chen mengira mereka tidak jadi melakukan susunan pembantaian karena kasihan padanya yang kesakitan."Mata iblis," ucap Mon."Apa itu mata iblis?" sahut Chen."Mata iblis itu jurus," ucap Mon."Tapi bukankah aku tidak mempelajari jurus apapun akhir-akhir ini, dan tadi aku hanya beristirahat saja," sahut Chen."Anggap saja kamu sedang beruntung," sahut Mon."Tapi sekarang kamu akan dalam masalah besar, wanita yang kamu buat hampir mati tadi salah satu anak emas perguruan Tanah Darah," ucap Mon."Semua sudah terlanjur, lagian mereka duluan yang menyerang ku," sahut Chen dengan santai.Setelah pulang keenam murid perguruan Tanah Darah mendapatkan hukuman karen
Chen memperhatikan gerbang besar bertuliskan Perguruan Tanah Darah, karena dirinya berasal dari mas depan Chen merasa kebingungan kenapa nama-nama perguruan berbeda dengan nama perguruan biasa yang ada di dunianya.Melihat Chen yang tiba-tiba menghentikan langkahnya pria tua mengira Chen masih ragu, Pria tua benar-benar tidak berniat menyakiti Chen karena memang tulus mengundang ke perguruannya."Tenang saja kami tidak akan mencelakai mu," ucap pria tua menepuk pundak Chen.Chen melangkah masuk ke dalam perguruan Tanah Darah dan memperhatikan sekitarnya, dua perguruan yang sudah dimasukinya tidak memiliki perbedaan semua hanya melatih kekuatan bela diri."Ambil ini," ucap pria tua memberikan baju salah satu muridnya ke Chen yang bajunya sobek.Chen mengambil baju pemberian pria tua dan langsung memakainya, tentu saja dirinya tidak akan mengucapkan terima kasih karena saat ini dirinya belum tahu Apa rencana pria tua itu.Len yang memperhatikan Chen merasa sangat kesal dan semakin membe
Chi menghentikan langkahnya setelah jauh meninggalkan perguruan tanah darah, Chi membaringkan tubuh Chen yang terlihat sangat lemas, Chen yang masih bisa bergerak perlahan mengambil pil penyembuh yang diberikan ketua Xu Lin sebelum dirinya pergi.Setelah menelan pil Chen kembali beristirahat, Chen yang duduk bersandar langsung perlahan menutup matanya.Tidak tahu sudah berapa lama dirinya tertidur Chen kembali membuka matanya, Chen menatap langit yang sudah gelap."Tuan, bagaimana keadaanmu?" tanya Chi."Aku sudah jauh lebih baik," ucap Chen."Kamu ternyata bisa bicara, kenapa tidak bicara dari awal?" tanya Chen."Maaf tuan Chi tidak bermaksud menyembunyikan sesuatu dari tuan, aku hanya berjaga jaga," sahut Chi."Itu bagus, waspada memang diperlukan," ucap Chen."Tuan sangat baik pada ku, Chi berjanji tidak akan menyembunyikan apapun lagi," sahut Chi."Tidak perlu sampai seperti itu, aku sendiri manusia yang mungkin melakukan kesalahan, jadi kamu harus tetap berjaga-jaga walau itu pad
Chen yang kehilangan kesadarannya berusaha Di sadarkan oleh Mon, Mon terus berulang kali memanggil namanya dan memintanya tetap sadar, jika Chen terus kehilangan kesadarannya bisa saja dirinya tidak akan kembali menjadi dirinya sendiri selamanya."Haaah, bagaimana cara menyadarkan nya," ucap Mon yang sudah menyerah."Tuan, aku baik baik saja."Mendengar Chi yang berbicara walau dengan suara lirih Chen masih bisa mendengarnya, Chen melepaskan tangannya dari ekor sang siluman dan kembali ke arah Chi."Chi, kamu terluka," ucap Chen yang terlihat sangat panik."Hanya luka kecil, tuan tidak perlu sampai seperti itu," sahut Chi.Siluman ular bisa melihat kalau Chen sangat tulus menyayangi serigala kecil miliknya, siluman ular menjadi yakin kalau Chen bukan salah satu dari manusia serakah yang ingin mengambil telur spiritual miliknya."Berikan ini, ini bisa menyembuhkannya, sepertinya aku salah karena menganggap semua manusia sama," ucap siluman ular.Chen menatap tajam siluman ular yang be