Share

Masuk Hutan

Chen berlari secepat mungkin agar tidak tertangkap kelompok pembunuh bayaran yang di kirim Liu Yan, walau dirinya sudah bisa sedikit beladiri melawan banyak pembunuh bayaran akan membuatnya kesulitan, apalagi dirinya juga baru bisa menguasai beladiri.

"Aku terlalu lemah, melawan tingkat emas saja aku tidak bisa. Apa seumur hidup ku hanya bisa bergantung sama pedang mu Mon," ucap Chen memarahi dirinya sendiri.

"Tingkat emas lebih tinggi dari tingkat perak tahap akhir wajar saja kalau kamu kalah, Di depan sana ada hutan mari kita kesana, jangan menyalahkan diri sendiri," sahut Mon.

"Kenapa kita ke hutan? " tanya Chen

"Ikuti saja aku," jawab Mon santai.

Chen berjalan terus mengikuti Mon hingga masuk ke dalam hutan, setelah memasuki hutan Chen bisa merasakan ada yang berbeda di hutan yang dipijaknya saat ini.

"Hutan ini terlihat aneh kenapa sangat sunyi tidak terdengar suara hewan di sini," ucap Chen sambil menggaruk kepalanya.

Mon yang berjalan di depan Chen tiba tiba menghilang tanpa memberitahu Chen apa yang ada tidak jauh di depannya, Chen terus melanjutkan perjalanan semakin masuk ke dalam hutan karena mengira Mon hanya kembali masuk ke dalam pedangnya.

Chen terkejut melihat seekor macan kumbang bermata tiga yang sedang tertidur, tanpa banyak berpikir Chen menutup mulutnya agar tidak bersuara dan tidak membangunkan hewan buas di depannya

Kleteek.

Suara ranting kayu yang patah di injak Chen membuat macan bermata tiga itu terbangun, Chen yang tidak mengetahui macan bermata tiga sudah terbangun kembali melanjutkan perjalanannya dengan sangat pelan dan hati hati.

Hoooooeeerrrr.

Suara aneh berada tepat di belakang Chen, Chen dengan tangan yang terus gemetar memberanikan diri melihat ke belakangnya.

Chen yang melihat macan bermata tiga terus menatapnya langsung kembali menghadap ke depan dan berusaha untuk tenang, Chen menyiapkan salah satu jurus andalan yang dia bawa dari zamannya saat dalam bahaya.

"Jurus langkah seribu!" teriak Chen.

Chen langsung berlari tanpa melihat ke belakang, lompatan yang tinggi melangkahi dirinya, Macan bermata tiga yang di belakangnya sekarang berada tepat di depannya.

"Aku tidak mungkin terus berlari, hanya dengan beberapa lompatan dia sudah bisa mengejar ku," dalam hati Chen.

Chen berusaha berpikir bagaimana dia bisa selamat dari hewan buas di depannya itu.

Hoooooeeerrrr "

Suara macan bermata tiga membuat Chen tidak bisa berpikir, walau merasa sedikit takut Chen berusaha berpikir dengan tenang.

Chen mengeluarkan pedangnya dan langsung mengayunkan pedangnya ke arah macan bermata tiga berulang kali, Macan bermata tiga dengan mudah menghindari setiap ayunan pedang Chen.

Chen berpikir andai dirinya sekuat saat dikehidupan sebelumnya mengahadapi macan di depannya pasti mudah, tapi sekarang bahkan setiap serangannya tidak berhasil melukai sang macan.

Macan bermata tiga yang melihat Chen tidak kuat lagi mengayunkan pedangnya kembali berjalan mendekatinya, sang macan menjulurkan lidahnya dan bersiap menerkam Chen yang masih berusaha mengayunkan pedang.

Hooooooooooeeeeerr

Tiba tiba aura yang sangat menakutakan keluar dari tubuh Chen, beberapa menit kemudian Chen melihat macan bermata tiga sudah mati di depannya, luka cakaran terdapat di badan macan bermata tiga.

"Siapa yang bisa menghabisi monster ini, pasti hebat sekali dia," ucap Chen sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu tidak tau siapa yang menghabisinya," Mon keluar dari pedangnya.

"Siapa?" tanya Chen penasaran.

"Kamu," jawab Mon santai

"Kamu jangan bercanda aku mana bisa menghabisinya, tadi aku sudah mencobanya tapi macan bermata tiga ini sangat lihai menghindar dan aku hampir saja menyerah," ucap Chen sambil terus tertawa.

"Spiritual naga mu yang membantu, walau hanya di tahap awal spiritual mu sudah begitu kuat," sahut Mon.

Chen terdiam dia masih tidak percaya yang di katakan oleh Mon, mana mungkin dirinya berhasil mengeluarkan spirit Naga yang ada di tubuhnya.

"Tunggu apa lagi cepat serap inti hati macan bermata tiga itu, inti hati spiritual bisa membantu spiritual mu menaiki tingkatan," ucap Mon.

Chen langsung mengambil inti hati itu macan bermata tiga dan menyerapnya, butuh waktu dua hari untuk Chen menyelesaikan penyerapan yang baru pertama kali dilakukannya.

Setelah dua hari dua malam Chen akhirnya berhasil menyerap inti hati spiritual macan bermata tiga, tidak ada perubahan yang dirasakannya walau sudah menyerap inti spiritual sang macan.

"Mon macan bermata tiga level berapa?" tanya Chen.

"Kalau menurut ku mungkin masih di level tiga," jawab Mon

"Apa!" Chen merasa terkejut, Chen tidak menyangka hewan spiritual level tiga saja sudah sehebat itu.

"Kamu beruntung memiliki spirit naga, walau kemarin spiritual mu hanya berada ditahap awal sudah mampu menghabisi spiritual level tiga," sahut Mon.

"Kalau begitu spirit naga ku apa sudah meningkat sekarang, karena setelah aku menyerap inti macan bermata tiga aku tidak merasakan sesuatu," ucap Chen.

"Tidak sama sekali, level tiga itu hanya sebagai pembuka tidak berpengaruh dengan spirit naga mu," sahut Mon lagi.

Chen langsung merasa lemas dia yang sudah hampir mati melawan spirit level tiga ternyata hanya sebagai pembuka saja, Chen berpikir kalau dirinya tahu lebih baik inti spiritual macan bermata tiga lebih baik untuk dirinya sendiri saja.

"Selanjutnya kamu harus bisa menghabisi level empat ke atas, tapi untuk saat ini kamu jangan mencari yang di atas level delapan aku berani menjamin kamu tidak sanggup mengalahkan nya," ucap Mon.

"Sialan kamu merendahkan ku, kamu tunggu dan lihat saja nanti," sahut Chen yang merasa kesal dengan perkataan Mon.

"Kenyataannya memang seperti itu, buktinya hingga saat ini saja kamu masih belum bisa mengeluarkan spirit mu dengan sengaja," ucap Mon.

"Bagaimana caranya mengeluarkan dengan sengaja, bukannya kekuatan spirit ku akan keluar di saat aku dalam bahaya saja," sahut Chen.

"Teruslah berlatih, fokuskan pikiran mu lihatlah ke bagian dalam tubuh mu dan cobalah berbicara dengan nya," ucap Mon dengan serius.

"Spirit apa bisa bicara?" tanya Chen yang merasa heran.

"Coba saja kalau tidak percaya," jawab Mon.

Chen memfokuskan pikirannya dan perlahan masuk ke lautan spiritual tempat spirit naga nya berada, baru saja tiba Chen mendengar spiritnya yang saat ini tengah mengeluh.

"Kenapa aku spiritual paling kuat, harus berada di tubuh manusia lemah seperti ini," ucap spirit naga yang berada di dalam tubuh Chen.

Chen hanya diam sambil terus mendengarkan sosok naga di depannya, Chen berjalan mendekatinya dan berdiri tidak jauh di depannya.

"Jadi maksudmu aku ini lemah," ucap Chen.

"Manusia lemah untuk apa kamu ke sini, pergilah," sahut naga itu sambil menatap Chen dengan tajam.

"Kenapa, ini tubuh ku terserahku mau tetap ada di sini atau keluar," ucap Chen dengan santai.

"Berlagak sombong, melawan tingkat emas saja tidak mampu," ucap spirit naga sambil membuang muka.

"Naga sialan aku masih di tingkat perak wajar saja kalau aku kalah, tunggu jika aku kuat tingkat yang lebih tinggi juga akan aku kalahkan," sahut Chen.

"Leluhur ku kenapa kau menyatukan ku dengan pemuda tidak berguna ini," ucap naga itu yang terus mengeluh tidak mempedulikan yang dikatakan Chen.

Chen merasa sangat kesal bahkan spiritnya saja menganggap dirinya tidak berguna, Chen mengepalkan tangannya dan bertekad untuk membuktikan.

"Kalau begitu akan ku buktikan kalau aku sangat berguna dasar naga sialan," ucap Chen dengan kesal dan langsung keluar.

Chen duduk bersila mencoba melatih tenaga dalamnya, Chen berpikir kenapa aura nadinya hanya terus berputar putar di satu titik.

Chen masih mencoba terus bertahan dilihatnya aura nadinya yang mulai berjalan kembali, kali ini besar aura nadinya tiga kali lipat dari sebelumnya.

Chen perlahan membuka matanya di lihatnya dia tidak lagi sendiri sekarang, pembunuh bayaran suruhan Liu Yan kembali datang ingin membunuhnya.

"Ternyata kalian lagi," ucap Chen yang langsung berdiri.

Chen memperhatikan enam orang yang sudah mencapai tingkat emas yang terus mengelilinginya, Chen berpikir sepertinya agar tidak dianggap lemah dirinya harus membuktikan dengan cara melawan para pembunuh bayaran di depannya.

" lKali ini kamu tidak bisa lolos lagi," ucap salah satu pembunuhan bayaran itu.

Chen hanya menatap mereka sambil tersenyum.

Whhhhhhhessss....

Serangan seperti sebelumnya kembali menyerang Chen, Chen yang bisa melihat serangan salah satu pembunuhan bayaran itu berhasil menghindarinya.

"Ada kemajuan kamu sekarang," ucap pembunuh bayaran yang menyerangnya.

Chen memfokuskan pikirannya untuk memanggil spiritnya, cara agar tidak di pandang rendah Mon dirinya harus berhasil mengeluarkan spiritnya.

"Kenapa dia, apa dia sudah menyerah?" tanya salah satu pembunuhan bayaran pada temannya.

Pembunuh bayaran itu merasa kebingungan melihat Chen yang menutup matanya dan hanya terdiam, Chen tiba tiba kembali membuka matanya, aura hitam keluar dari badannya dan sesosok naga berada tepat di atasnya.

Beberapa pembunuh bayaran yang menatap Chen satu persatu mundur perlahan lahan, semua terkejut karena lawan yang tidak berguna malah memiliki spirit naga.

"Sial spiritualnya naga, kita bisa habis sekarang," ucap salah satu pembunuh bayaran itu.

"Tidak usah takut spiritualnya masih berada di tingkat awal dia tidak berbahaya, dia hanya ingin menakuti kita," sahut salah satu pembunuh bayaran yang berbadan paling besar.

"Serang semua!" teriak salah satu pembunuh bayaran itu.

Arrrrggggghhh....

Spiritual Chen yang tidak ingin membuang waktu langsung memakan pembunuh bayaran yang berada di depannya, Chen merasa tidak percaya spiritual naganya langsung memakan pembunuh bayaran yang sudah di tingkat emas.

"Kenapa kamu melihat ku seperti itu," ucap spritual naga Chen.

"Bukannya kamu hanya makan inti hati hewan spiritual, kenapa kamu memakan pembunuh bayaran tingkat emas itu?" sahut Chen.

"Tidak apa manusia semakin tinggi tingkatnya maka akan semakin lezat," ucap spiritual naga Chen.

Naga itu yang merasa tugasnya sudah selesai kembali masuk ke dalam tubuh Chen, sebenarnya sang naga tidak ingin keluar membantu Chen tapi karena Chen suda berusaha dirinya akan sedikit menghargainya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status