Share

Bukan Saudara

Chen terus berjalan ke arah yang perlawanan dari awal dia datang ke perguruan Langit biru, di pertengahan perjalanannya Chen baru menyadari kalau dia akan melewati wilayah keluarga pemilik tubuh sebelumnya, ingatan menyakitkan dari pemilik tubuh sebelumnya terus berputar di kepalanya saat ini.

Suara kereta kuda di sertai puluhan pengawal di depannya membuat jalan menjadi sangat ramai, Chen yang penasaran mencoba melihat siapa sebenarnya yang sedang lewat, Chen tidak menyangka yang lewat adalah orang yang terus menyakiti pemilik tubuh sebelumnya.

"Beri jalan, putri Liu Yan akan segera lewat!" teriak beberapa pengawal.

Para pengawal sibuk menjauhkan para warga ke pinggir dengan paksa bahkan sampai banyak warga yang terjatuh, padahal para warga hanya melihat kenapa harus sampai di dorong hingga terjatuh pikirnya.

Chen yang melihatnya merasa kesal, tanpa berpikir Chen dengan sengaja berhenti tepat di depan kereta kuda membuat para pengawal terkejut.

"Siapa yang berani menghalagi jalan ku!" ucap putri Liu Yan sambil turun dari keretanya dan terlihat sangat marah.

Beberapa pengawal mengepung Chen hingga membuatnya terpojok, beberapa pengawal membuka jalan untuk Liu Yan yang berjalan mendekati Chen sambil membawa cambuknya.

"Kakak," ucap Liu Yan.

Liu Yan merasa tidak percaya kalau Chen ternyata masih hidup, Liu Yan yang melihat Chen langsung memeluknya sambil terus menangis.

"Pantas saja terlihat tidak asing, ternyata dia Liu Chen yang tidak berguna itu," bisik para warga.

"Kenapa dia kembali lagi bukannya dia sudah di usir," Sahut lainnya.

Chen hanya diam mendengarkan semua warga yang membicarakan dirinya, Chen melepaskan pelukan Liu Yan sambil mendorongnya.

Liu Yan adik kandung Chen satu ayah satu ibu hanya saja dari kecil dia sudah sangat berbakat dan menjadi ke banggaan keluarga Liu berbeda jauh dari Chen, Liu Yan sangat di sayang kedua orangtua nya membuat sikapnya juga sama dengan orang orang yang membanci Chen.

"Putri keluarga Liu kenapa menangis di pelukan ku, tidak baik di lihat banyak warga," Chen mencoba mundur beberapa langkah.

"Kakak aku ini adik mu, adik kandung mu kenapa kamu bicara seperti itu," ucap Liu Yan sambil terus menangis.

"Siapa kakak mu? Aku di sini hanya sekedar lewat saja aku tidak memiliki keluarga di sini," sahut Chen.

Para warga yang melihat saling berbisik membicarakan Chen, bagi mereka memang benar Chen bukan lagi anggota keluarga Liu sekarang karena sudah di usir.

"Kakak kenapa berbicara seperti itu, ku kira kakak tidak akan menganggap serius yang di katakan ayah," ucap Liu Yan.

"Maksudmu aku tidak menganggapnya serius karena aku memang sampah yang pantas di perlakukan seperti itu," sahut Chen sambil menatap tajam ke arah Liu Yan.

"Kamu berbeda dari kakak ku yang dulu, kakak ku yang dulu hanya sampah yang penurut dia tidak akan berani menjawab ku tapi kamu... ." ucap Liu Yan dengan sangat kesal.

"Akhirnya terbuka juga sifat asli mu, dari awal aku sudah tau sebenarnya aku di usir dari rumah juga karena mu," ucap Chen sambil tersenyum.

"Tidak ada bukti kakak jangan asal menuduh ku," Liu Yan menangis dan berlutut di depan Chen.

"Cara mu ini tidak mempan pada ku, karena aku bukan lagi Liu Chen aku juga tidak berniat memiliki saudari seperti mu," ucap Chen.

Chen yang tidak ingin memainkan drama bersama Liu Yan langsung meninggalkannya yang masih berlutut, Liu Yan merasa kalau Chen yang sekarang sudah berbeda.

Liu Yan yang tidak ingin suatu saat Shen kembali ke keluarga Liu langsung menyuruh pengawal tingkat perak tahap awal untuk membunuh kakaknya, Liu Yan tau kalau kakak nya tidak akan menang melawan pengawalnya walau hanya tingkat perak tahap awal.

"Masalah akan segera datang," Mon berbisik di telinga Chen.

"Aku sudah bisa menduganya, dia pasti tidak akan diam saja," sahut Chen.

Tidak lama tiga pengawal tingkat perak tahap awal mengelilingi Chen sambil mengarahkan senjata mereka, tiga pengawal terlihat sangat memandang Chen rendah karena mereka tahu Chen tidak bisa berkultivasi dan tidak bisa beladiri.

"Hempaskan pedang mu mereka sudah pasti akan mati," Mon kembali berbisik.

"Tidak perlu, kalau hanya mengandalkan pedang tidak ada seni bela dirinya," sahut Chen.

Chen memasang kuda kudanya bersiap menerima serangan para pengawal Liu Yan, melihat Chen yang berlagak ketiganya langsung menyerang secara bersamaan.

Bruuuuuuuaaakk.

Ketiga pengawal yang di kirim Liu Yan terlempar dengan sekali tendangan, ketiganya yang terjatuh saling menatap satu sama lain dengan penuh kebingungan.

"Lemah begini, masih di angkat menjadi pengawal," ucap Chen sambil tersenyum.

Chen melanjutkan perjalanannya sambil menghela nafas, Chen merasa tidak senang harus melewati gerbang ke dua sebelum keluar dari wilayah keluarga Liu.

Liu Yan merasa sangat kaget, dia masih tidak percaya kalau Liu Chen bisa bela diri bahkan memiliki tenaga dalam.

"Aku harus cari cara secepatnya agar dia mati, sebelum ada yang mengetahui kalau dia sudah memiliki tenaga dalam," dalam hati Liu Yan.

Liu Yan yang tidak ingin menunggu lama langsung menyuruh pembunuh bayaran tingkat emas untuk menghabisi kakak kandungnya, tidak peduli bagaimanapun caranya kakaknya itu harus mati pikirnya.

Liu Yan yang tidak ingin gagal langsung mengirim tiga pembunuh bayaran tingkat emas, kali ini dirinya yakin kakaknya tidak akan bisa lolos lagi.

" Di depan ada yang menghadang," Mon berusaha memperingati Chen.

Dengan santai Chen terus berjalan tidak mendengarkan perkataan Mon, tiga pembunuh bayaran menghadang tepat di depannya sama persis seperti yang dikatakan Mon.

Whheeeesss.

Bruuuuuuuuuuaaaak.

Chen terlempar dengan satu kali pukulan, Chen tidak melihat kapan dia diserang langkah dari ketiga pembunuh bayaran itu sangat cepat.

"Tuan putri menyuruh kita menghabisinya, sampah tidak berguna seperti dia kenapa harus bertiga aku sendiri sanggup membunuhnya," ucap pembunuh bayaran satu.

"Aku juga tidak mengerti yang putri Liu Yan pikirkan," ucap pembunuh bayaran dua.

"Terlalu banyak bicara, cepat habisi dia masih ada yang harus aku kerjakan," sahut pembunuh bayaran tiga.

Melihat ketiganya yang berbicara sendiri Chen perlahan bangkit berdiri, ketiganya memang lebih kuat darinya salah dirinya yang menganggap mereka sama seperti pengawal sebelumnya.

"Sialan aku meremehkan mereka," dalam hati Chen.

"Kalau begitu tidak ada cara lagi," sambung Chen.

Chen langsung mengayunkan pedang di tangannya ke arah ketiga pembunuh bayaran itu, jika hanya melawan dengan tangan kosong dirinya pasti kalah pikirnya.

Whhheeeesss...

Seperti tanpa bayangan ketiga pembunuh bayaran di depannya langsung menghilang, Chen yang melihatnya kebingungan dan merasa sangat kesal karena tidak melihat mayat ketiganya.

"Cih, kemana mereka? apa mungkin mereka kabur," dalam hati Chen.

"Cepat kabur, para pembunuh bayaran tadi membawa kelompoknya!" Mon kembali memperingati Chen.

"Kali ini aku akan mendengarkan mu," sahut Chen sambil berlari.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status