Chen yang tidak suka dengan perkataan Raja Danga bergegas pergi, kalau Raja Danga juga ingin merebut spirit naga miliknya dirinya tentu saja tidak akan membiarkannya, Chen memilih langsung pergi agar tidak terlibat lebih jauh oleh Raja Danga. Chen yang berjalan keluar dari ruang baca bertemu dengan seseorang, melihat pakaiannya yang tidak berbeda jauh dari pria arogan yang menantangnya Chen yakin kalau orang yang ada di hadapannya saat ini pasti seorang pangeran. "Kenapa hanya diam saja, Seharusnya kamu memberi hormat padaku," ucap Pangeran putra mahkota. "Tapi kenapa aku harus melakukannya, Aku bahkan tidak peduli kamu seorang pangeran atau bukan," sahut Chen sambil terus berjalan pergi. Mendengar ucapan Chen sang pangeran putra mahkota merasa sangat kesal, Baru kali ini dirinya merasa dikit remehkan seperti itu apalagi yang meremehkannya hanya rakyat biasa. Wheeeeeeeeeeeeeesss.... Sebuah belati berukiran elang hampir saja menancap di leher Chen jika dia tidak menghindar, Chen
Chen yang berjalan pergi meninggalkan kota bisa merasakan kalau saat ini dirinya sedang diikuti, Mon bisa melihat kalau yang saat ini mengikuti Chen adalah pembunuh bayaran suruhan Pangeran putra mahkota, Mon meminta Chen pergi lebih cepat sebelum mereka menyusul. "Kamu berhenti di sana!" Teriak salah satu pembunuh bayaran. Chen yang baru saja menghentikan langkahnya memutar badannya menatap lima pembunuh bayaran yang sudah bersiap menyerangnya, melihat Chen yang hanya diam para pembunuh bayaran mengira Chen saat ini pasti takut dengan mereka. Whhhhhuuuuuuuuuuuuuussss. Chen memang baru memulai kultivasi setelah dirinya berpindah ke tubuh lain, tapi di kehidupan sebelumnya dirinya juga pembunuh bayaran Chen tahu bagaimana harus menyerang lebih dulu sebelum lawan menyerang. Satu serangan Chen berhasil melukai salah satu anggota pembunuh bayaran, saat ini mereka tidak percaya kalau ada orang yang berhasil melukai mereka. "Dia sangat lincah ternyata, tapi kita lebih banyak dar
Chen yang berlari tanpa henti merasa kelelahan memutuskan beristirahat sejenak, Chen berpikir dirinya sudah berlari cukup jauh dan sekelompak orang tadi tidak mungkin mengejarnya. Chen bersandar beristirahat di bawah pohon besar sambil mengelus anak serigalanya, sama seperti dirinya anak serigala itu tidak memiliki siapapun saat ini. "Kasihan kamu masih kecil sudah tidak memiliki orang tua, mulai sekarang anggap saja aku seperti keluarga mu," ucap Chen. Serigala kecil itu tiba tiba menatap Chen dengan wajah penuh kesedihan, serigala yang masih menatap Chen langsung menjilati tangannya. "Tidak perlu bersedih sekarang kamu adalah keluarga ku kita akan menjadi kuat bersama dan membalas mereka yang sudah menghancurkan kehidupan kita," ucap Chen yang langsung berdiri dengan semangat. Chen yang mengelus bulu halus anak serigala tiba-tiba terpikirkan sesuatu, anak serigala kecil yang ada di pangkuannya saat ini masih belum memiliki nama, sebagai keluarga baru dirinya harus memberik
Chen sama sekali tidak mengerti Bagaimana bisa matanya tiba-tiba terasa sangat sakit seperti itu, padahal matanya baik-baik saja setelah cahaya masuk ke matanya rasa sakit seperti diserang ribuan serangga tidak bisa ditahan oleh Chen.Melihat lawannya yang tidak jadi mengeluarkan susunan pembantai Chen hanya menggelengkan kepalanya, Chen mengira mereka tidak jadi melakukan susunan pembantaian karena kasihan padanya yang kesakitan."Mata iblis," ucap Mon."Apa itu mata iblis?" sahut Chen."Mata iblis itu jurus," ucap Mon."Tapi bukankah aku tidak mempelajari jurus apapun akhir-akhir ini, dan tadi aku hanya beristirahat saja," sahut Chen."Anggap saja kamu sedang beruntung," sahut Mon."Tapi sekarang kamu akan dalam masalah besar, wanita yang kamu buat hampir mati tadi salah satu anak emas perguruan Tanah Darah," ucap Mon."Semua sudah terlanjur, lagian mereka duluan yang menyerang ku," sahut Chen dengan santai.Setelah pulang keenam murid perguruan Tanah Darah mendapatkan hukuman karen
Chen memperhatikan gerbang besar bertuliskan Perguruan Tanah Darah, karena dirinya berasal dari mas depan Chen merasa kebingungan kenapa nama-nama perguruan berbeda dengan nama perguruan biasa yang ada di dunianya.Melihat Chen yang tiba-tiba menghentikan langkahnya pria tua mengira Chen masih ragu, Pria tua benar-benar tidak berniat menyakiti Chen karena memang tulus mengundang ke perguruannya."Tenang saja kami tidak akan mencelakai mu," ucap pria tua menepuk pundak Chen.Chen melangkah masuk ke dalam perguruan Tanah Darah dan memperhatikan sekitarnya, dua perguruan yang sudah dimasukinya tidak memiliki perbedaan semua hanya melatih kekuatan bela diri."Ambil ini," ucap pria tua memberikan baju salah satu muridnya ke Chen yang bajunya sobek.Chen mengambil baju pemberian pria tua dan langsung memakainya, tentu saja dirinya tidak akan mengucapkan terima kasih karena saat ini dirinya belum tahu Apa rencana pria tua itu.Len yang memperhatikan Chen merasa sangat kesal dan semakin membe
Chi menghentikan langkahnya setelah jauh meninggalkan perguruan tanah darah, Chi membaringkan tubuh Chen yang terlihat sangat lemas, Chen yang masih bisa bergerak perlahan mengambil pil penyembuh yang diberikan ketua Xu Lin sebelum dirinya pergi.Setelah menelan pil Chen kembali beristirahat, Chen yang duduk bersandar langsung perlahan menutup matanya.Tidak tahu sudah berapa lama dirinya tertidur Chen kembali membuka matanya, Chen menatap langit yang sudah gelap."Tuan, bagaimana keadaanmu?" tanya Chi."Aku sudah jauh lebih baik," ucap Chen."Kamu ternyata bisa bicara, kenapa tidak bicara dari awal?" tanya Chen."Maaf tuan Chi tidak bermaksud menyembunyikan sesuatu dari tuan, aku hanya berjaga jaga," sahut Chi."Itu bagus, waspada memang diperlukan," ucap Chen."Tuan sangat baik pada ku, Chi berjanji tidak akan menyembunyikan apapun lagi," sahut Chi."Tidak perlu sampai seperti itu, aku sendiri manusia yang mungkin melakukan kesalahan, jadi kamu harus tetap berjaga-jaga walau itu pad
Chen yang kehilangan kesadarannya berusaha Di sadarkan oleh Mon, Mon terus berulang kali memanggil namanya dan memintanya tetap sadar, jika Chen terus kehilangan kesadarannya bisa saja dirinya tidak akan kembali menjadi dirinya sendiri selamanya."Haaah, bagaimana cara menyadarkan nya," ucap Mon yang sudah menyerah."Tuan, aku baik baik saja."Mendengar Chi yang berbicara walau dengan suara lirih Chen masih bisa mendengarnya, Chen melepaskan tangannya dari ekor sang siluman dan kembali ke arah Chi."Chi, kamu terluka," ucap Chen yang terlihat sangat panik."Hanya luka kecil, tuan tidak perlu sampai seperti itu," sahut Chi.Siluman ular bisa melihat kalau Chen sangat tulus menyayangi serigala kecil miliknya, siluman ular menjadi yakin kalau Chen bukan salah satu dari manusia serakah yang ingin mengambil telur spiritual miliknya."Berikan ini, ini bisa menyembuhkannya, sepertinya aku salah karena menganggap semua manusia sama," ucap siluman ular.Chen menatap tajam siluman ular yang be
Chen masih memperhatikan sekelilingnya, Chen ingin tahu siapa sebenarnya orang yang mempermainkannya, kenapa sampai saat ini orang itu tidak mau menampakkan diri walau dirinya tahu orang itu berada di sekitarnya."Aku sudah mengatakannya aku tahu kamu ada di sekitar sini, cepat kembalikan milikku aku akan meminta maaf karena menggunakan tempatmu," ucap Chen."Aku melakukannya bukan karena kamu menggunakan tempatku," ucap wanita tua"Sebenarnya kamu siapa? Kenapa mengambil milikku," tanya Chen merasa penasaran."Aku hanya pemilik rumah yang saat ini kamu gunakan tanpa izin, aku hanya sedang mengerjaimu saja karena saat ini tidak ada kerjaan," ucap wanita tua."Kalau begitu di mana pedang dan serigala ku? Aku tidak mengatakannya Aku meminta maaf karena menggunakan rumahmu tapi aku tidak suka orang lain menyentuh milik ku," sahut Chen."Kamu tenang saja pedang dan serigala mu ada pada ku nanti pasti akan ku kembalikan pada mu," sahut wanita tua itu."Kenapa harus nanti?" tanya Chen."Ten