Home / Fantasi / Pendekar Serigala Putih / Teka Teki Chandika

Share

Teka Teki Chandika

Author: Bebby
last update Last Updated: 2022-07-19 01:32:37

Setelah memastikan Kirana sudah tidur dengan dijaga peri hutan dan serigala putih, Syakia kembali melakukan perjalanan ke bangunan kosong tempat Keluarga Kalandra semula berada. Sekarang dia lebih mudah memasuki rumah ini karena tidak ada lagi pengaruh sihir hitam yang kuat seperti sebelumnya.

Tanpa dia sadari ada sosok mata merah yang terus mengikutinya sejak dia keluar dari Hutan Serigala Putih. Begitu lihainya sosok ini mengikutinya tanpa dia menyadari apa-apa menunjukkan hebatnya sosok bermata merah menyala di kegelapan ini.

“Penyihir Hitam Saraswati ini sangat kuat ... beruntung dia mau mengikuti saranku untuk menunggu diriku menemukan Kitab serigala Putih untuknya. Kalau tidak, aku sendiri tidak sanggup melawan kekuatan sihirnya," pikirnya.

Syakia berusaha mengingat-ingat pesan Chandika saat dia terakhir melihat pendekar ini. “Bunga Sakura ... Tuan Chandika pernah mengatakan kalau setelah Kirana berumur 5 tahun dan mereka sudah tidak ada, cari bunga sakura ... tapi aku harus cari kemana bunga ini?”

Suasana dalam rumah ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Pasangan tengkorak yang dia jumpai sebelumnya sudah tidak ada. Rumah ini seakan sudah ditinggal penghuninya bertahun-tahun. “Kemana ya Tuan Chandika? Semoga kalian semua baik-baik saja di suatu tempat yang masih belum aku ketahui. Aku akan merawat anakmu, Tuan Chandika, dan aku tidak akan berhenti mencari keberadaan kalian hidup atau mati. Aku harus mengetahuinya agar Kirana bisa konsentrasi mempelajari ilmu silat. Tapi aku kan tidak bisa silat. Duh! Harus cari kemana kitab silat ini Tuan Chandika? Tolong bantu aku kali ini. Tidak mungkin kan Kirana mempelajari ilmu silat dari perguruan lain, karena hanya ilmu silat Keluarga Kalandra yang bisa mengalahkan Pendekar Iblis ini."

Tanpa putus asa Syakia terus mencari keberadaan kitab silat yang pernah dipesan Chandika agar dicari keberadaannya.

Sebilah pedang yang tergantung di dinding sepertinya luput dari pencarian Saraswati saat dia mengeledah rumah ini. Syakia tahu pedang ini adalah pedang pusaka keluarga Kalandra yang juga sering dibawa Chandika saat bertarung. Pedang ini adalah Pedang Dewa yang dimiliki Bhadrika Kalandra di masa jayanya sebagai Pendekar Pedang Dewa.

“Kenapa Tuan Chandika tidak membawa pergi pedang pusakanya ya? Ada kejadian apa sehingga mereka begitu terburu-buru meninggalkan rumah ini? Atau memang mereka sudah mati?”

Syakia segera mengamankan pedang pusaka ini untuk diwariskan kepada Kirana kelak.

Setelah mencari ke seluruh pelosok rumah, Syakia juga menemukan Pedang Api milik Ardiyanti, ibundanya Kirana yang disembunyikan di belakang lemari besar yang tidak sempat digeser oleh Saraswati.. “Lebih baik aku amankan dahulu senjata mereka sebelum penyihir hitam ini kembali lagi untuk memeriksa rumah ini," pikirnya.

Syakia hampir putus asa mencari tahu keberadaan kitab silat dengan mengikuti pesan dari Chandika sampai dia melihat satu lukisan yang tergantung di sudut kamar Chandika.

Lukisan ini sudah kotor terkena debu dan jelaga, tapi Syakia masih bisa melihat lukisan ini. Ternyata itu lukisan bunga sakura yang sedang bermekaran di musim semi. “Jangan-jangan ini bunga sakura yang dimaksud Tuan Chandika. Bukan bunga sakura yang sebenarnya," pikir Syakia.

Penyihir putih ini kemudian menggeledah lukisan ini. Tidak ada ruang rahasia di tembok di balik lukisan. Juga tidak ada petunjuk apapun apalagi kitab silat yang disembunyikan di lukisan ini. Rasa frustrasi mulai menyerang diri Syakia.

Permainan teka-teki dari Chandika sungguh membuatnya pusing. “Jika bukan di dalam lukisan, jadi dimana ya kitab silat ini? Apa kitab silat ini belum sempat ditulis oleh Tuan Chandika?” pikir Syakia.

Hujan turun dengan derasnya saat Syakia berada di dalam rumah Keluarga Kalandra. Rumah yang lama tidak dihuni ini mulai bocor. Tetesan air yang bocor dari atap menetes ke lukisan bunga sakura ini membuat lukisan ini luntur tersapu air bocoran ini.

Syakia yang bermaksud membuang lukisan ini melihat ada kejanggalan dalam lukisan ini. Lukisan bunga sakura yang luntur hilang tergantikan oleh sebuah lukisan di baliknya yang menggambarkan ruangan rahasia di dalam rumah ini.

“Ini lukisan kamar Tuan Chandika ... kenapa ditimpa oleh lukisan bunga sakura?. Lagian tinta lukisan ini hebat, tidak bisa luntur oleh basahnya air tetesan ini,' ujar Syakia.

Syakia melihat lukisan lemari rak buku yang bergeser terbuka ke samping di kamar Chandika. Sama persis dengan lemari yang sekarang dilihatnya. “Pasti ada tuas untuk mengerakkan lemari buku ini," gumam Syakia sambil menyelipkan tangannya di antara buku-buku di lemari buku ini. Tersentuh olehnya semacam tuas kecil yang terselip di antara buku-buku di rak buku ini. Begitu ditarik, terbuka sebuah ruangan kosong di belakang lemari buku ini sebelumnya saat lemari ini bergeser.

Syakia agak ragu untuk memasuki ruangan yang cukup gelap ini, namun rasa penasaran untuk mengetahui apa yang ada di dalam ruangan rahasia ini membuatnya menciptakan penerangan api dengan sihirnya.

Ruangan ini ternyata berisi banyak sekali harta Keluarga Kalandra. Ada koin emas yang beratus-ratus ribu jumlahnya, juga beberapa uang emas yang berbentuk seperti kapal kecil yang merupakan alat tukar yang sah di Bumi Nusantara ini.

“Banyak sekali harta ini..Tapi bukan ini yang kucari. Bolehlah aku bawa sedikit harta karun ini untuk bekal perjalanan menuju Pulau Es. Dengan harta sebanyak ini aku bisa membeli kapal yang bagus yang bisa membawa kami berlayar kemana saja beserta nahkodanya," pikir Syakia.

“Kemana ya kitab silat yang ditulis Tuan Chandika?” gerutunya sendiri karena hanya melihat banyak harta saja di ruangan rahasia ini.

Penyihir Putih ini terus berjalan menuju sisi lain ruangan ini. Tampak banyak alat bantu untuk berlatih silat yang sepertinya sering digunakan Chandika.

“Aku yang sudah tinggal lama bersama keluarga ini baru tahu ada ruangan rahasia seperti ini di rumah besar Tuan Chandika," katanya dalam hati.

Kitab silat yang dicari Syakia ternyata ada di ujung ruangan rahasia ini. Kitab ini tergeletak begitu saja di atas meja kerja Chandika. Sepertinya pendekar ini menyelesaikannya dengan terburu-buru sampai lupa menyimpan Kitab Silat ini. Tertulis di atasnya KITAB JURUS SERIGALA PUTIH. 

“Benar ini Kitab yang dimaksud Tuan Chandika saat itu. Tapi kenapa dia terburu-buru sekali menyelesaikannya. Apa ini ada hubungannya dengan menghilangnya seluruh Keluarga Kalandra secara misterius ini?”

"Kitab ini yang sedang dicari penyihir hitam Saraswati. Bahaya sekali kalau kitab ini jatuh ke tangannya," gumam Syakia.

“Ada baiknya aku segera mencari tempat yang sepi untuk melatih Kirana ilmu silat ini agar kelak dia bisa menguasainya," pikir Syakia.

Syakia memang tidak pernah habis pikir dengan kejadian ini. Kenapa baru sekian lamanya ada penyihir hitam yang mencari Kitab Serigala Putih ini. Apa hubungannya kitab ini dengan kebangkitan Pendekar Iblis yang disebut-sebut sebagai junjungan mereka?

Berhasilkah Syakia mencari tempat yang diinginkannya sebelum Saraswati memergokinya?

Siapa mata merah yang terus mengikutinya ini? Apakah serigala hitam milik Saraswati?

Dalam kekhawatiran, perempuan itu mencoba tenang dan melakukan yang terbaik meskipun teka-teki begitu besar meminta untuk dipecahkan secepatnya.

Related chapters

  • Pendekar Serigala Putih   Melarikan Diri

    Setelah mendapatkan Kitab Serigala Putih yang dicarinya, Syakia juga mengambil banyak koin emas dan uang emas yang mudah diambilnya. Tujuannya hanya satu, membeli kapal yang besar untuk berlayar dari satu pulau kecil ke pulau kecil lainnya yang tersebar di Bumi Nusantara ini. Mungkin dia bisa juga menjelajahi Benua Kahuripan dan Benua Kanuragan nantinya jika Kirana sudah bisa untuk menjaga dirinya sendiri dari mara bahaya.Saat hendak keluar dari ruangan rahasia ini dia mendengar suara yang tidak asing lagi baginya. “Kamu yakin kalau penyihir putih tadi datang lagi ke sini?” tanya Saraswati kepada serigala hitamnya.Saraswati terus memeriksa bangunan kosong ini tapi dia tidak menemukan apa-apa. Beruntung tadi Syakia memutuskan untuk menutup kembali lemari buku ini melalui tuas di dalam ruangan rahasia ini. “Besok saja kita ke sini lagi ... hari juga sudah malam. Kalau perlu besok kita ke Hutan Serigala Putih untuk memaksa penyihir putih ini memberitahukan kita tentang apa yang dic

    Last Updated : 2022-07-20
  • Pendekar Serigala Putih   Bahaya di Samudra Nusantara

    Kapal besar dengan bendera Kota Bahari dan nama Naga Terbang yang terukir di sisi samping kapal megah ini melaju dengan kecepatan tinggi menuju samudra luas. Pelabuhan Bahari merupakan pelabuhan terakhir yang bisa disandari kapal karena jalur utara semuanya terdiri dari batu karang tajam yang tidak bisa dilalui kapal apapun. Jalur teraman menuju Pulau Es adalah melalui Laut Putih yang memisahkan Bumi Nusantara dengan Pulau Es jauh di utara, dengan pelabuhan yang berada di Kota Es.Naga Terbang harus melewati samudra luas Nusantara karena tidak bisa menyusuri laut di sekeliling Bumi Nusantara yang penuh karang dan batu terjal yang tajam yang bisa merobek lambung kapal dalam sekejab saja. Setelah melewati Samudra Nusantara ini, kapal baru bisa memutari Pulau Es untuk bersandar di sisi utara pulau ini.Kirana bermain kejar-kejaran dengan Uwais di atas geladak, sementara Syakia tampak menikmati pemandangan laut di depannya. Ikan sejenis lumba-lumba tapi memiliki moncong seperti hiu tamp

    Last Updated : 2022-07-21
  • Pendekar Serigala Putih   Bantuan Tidak Terduga

    Kapal makin keras diguncang oleh makhluk yang belum kelihatan wujudnya ini. Ombak yang besar yang sepertinya ditimbulkan oleh makhluk ini beberapa kali menerjang kapal besar ini. Beruntung kapten kapal yang disewa Syakia ini sangat mahir mengendalikan kapal besar ini sehingga tidak terbalik diterjang gelombang ombak yang besar dan tinggi.Syakia yang masih berusaha mengingat mantera sihir ini dibuat tidak konsentrasi oleh terjangan ombak dan guncangan kapal yang membuatnya tidak bisa stabil untuk berpijak di geladak kapal.“Kenapa aku tidak bisa mengingat satupun sihir kuno untuk menjinakkan makhluk purba ini ya?” pikir Syakia.Kapal besar ini akhirnya bisa menjauh dari sergapan Draken ini dengan kecepatan tinggi. Beruntung bagi Syakia, kapal yang dijual di Kota Bahari ini ternyata masih baru, baik kapal maupun mesinnya sehingga sangat kencang lajunya.Di kejauhan masih terlihat gelombang ombak yang tak henti-hentinya mengejar mereka. “Makhluk ini tidak menyerah rupanya! Kalau begini

    Last Updated : 2022-07-22
  • Pendekar Serigala Putih   Pendekar Pulau Es

    Pulau Es merupakan pulau yang memiliki otoritas pemerintahan tersendiri yang tidak terikat oleh peraturan-peraturan di Bumi Nusantara. Pulau ini terletak di ujung utara Bumi Nusantara yang bisa dicapai melalui Kota Es jika melalui jalur darat Bumi Nusantara.Jalur Laut Putih merupakan jalur yang paling aman untuk menuju ke Pulau Es. Laut Putih memisahkan Bumi Nusantara dengan Pulau Es yang terus diselimuti es abadi sepanjang masa. Bahkan beberapa bagian pulau tidak bisa disandari kapal karena penuh dengan lautan es. Hanya sisi selatan dan sisi utara Pulau Es saja yang bisa disandari kapal. Pelabuhan Kota Es juga tidak sebesar pelabuhan di kota Bahari, karena pelabuhan ini hanya menyediakan kapal kecil untuk wisatawan Bumi Nusantara yang hendak berjalan-jalan ke Pulau Es.Kota Es yang merupakan tempat persinggahan terakhir sebelum menuju ke Pulau Es juga merupakan wilayah yang padat penduduk. Hal ini sangat aneh karena Kota Es bukan tempat hunian yang nyaman karena kota ini juga selalu

    Last Updated : 2022-07-23
  • Pendekar Serigala Putih   Pendekar Tapak Es

    Kediaman Baskara Kalandra sangat indah dipandang mata. Bangunan yang luas dan megah ini berhiaskan ukiran-ukiran naga dan serigala yang menunjukkan asal usul leluhurnya. Keluarga Kalandra walaupun jarang bertemu sangat menjunjung tinggi dan menghormati leluhur mereka.“Selamat datang ke rumahku yang sederhana ini Nona Syakia," sambut Baskara.Baskara Kalandra merupakan seorang pria yang berumur sekitar 30 an tapi masih tampak sangat muda di bawah usianya yang sebenarnya. Perawakannya tegap tapi menyimpan kewibawaan yang besar.“Bagaimana kabar kakakku Chandika? Masih terus membela kebenaran sebagai Pendekar Serigala Putih?” tanya Baskara.“Gadis kecil ini siapa Nona Syakia?” tanyanya lagi saat melihat Kirana masuk bersama serigala putihnya, Uwais.“Tuan Baskara tidak tahu sama sekali ya, kalau kakak Tuan telah menghilang lama sekali? Aku membawa anak gadisnya Kirana saat semua ini terjadi," ujar Syakia.“Apaaa! Chandika menghilang?" tanya Baskara yang langsung bangun dari tempat dudu

    Last Updated : 2022-07-24
  • Pendekar Serigala Putih   Menuju Pulau Peri

    Pulau Peri terletak sedikit ke arah utara Pulau Es. Sebenarnya pulau ini bukanlah habitat asli peri hutan yang sebenarnya. Namun banyaknya peri hutan yang melarikan diri ke pulau ini saat terjadi kekacauan masa lalu membuat pulau ini dinamakan sesuai penghuninya. Hanya pulau ini yang dibiarkan kosong karena pulau ini sangat berbahaya dengan gunung berapinya yang selalu aktif tanpa henti.Pulau ini jarang sekali dikunjungi penduduk Bumi Nusantara karena memang tidak ada yang indah di pulau ini kecuali hutannya. Keadaan pulau ini seakan tidak memiliki kehidupan sama sekali yang membuat orang tidak berminat, bahkan hanya untuk sekedar singgah di pulau tidak berpenghuni ini.Keadaan pulau ini sekarang juga seperti tidak terurus dan sudah lama ditinggalkan penghuninya. Hanya kesunyian yang terasa di pulau ini. Tapi benarkah pulau ini sudah tidak berpenghuni? Apa yang sebenarnya terjadi di pulau ini?*****Syakia merasa lega sudah berhasil keluar dari Pulau Es. Dia curiga dengan tingkah laku

    Last Updated : 2022-07-24
  • Pendekar Serigala Putih   Keanehan di Pulau Peri

    Pulau Peri tampak menyeramkan padahal hari masih sore saat perahu yang membawa Syakia mendarat di pantai pulau ini. Suasana agak berkabut padahal matahari masih menyinari pulau ini. “Aneh sekali .. kenapa ada kabut dingin di tengah matahari terik ya?” pikir Syakia yang merasakan dinginnya udara pulau ini.Hawa dingin yang menusuk tulang tidak membuat gentar Syakia. “Aku ini penyihir ... aku tahu ini mungkin hanya permainan penyihir yang berada di Pulau Peri ini!" tekad penyihir putih ini meneruskan langkahnya untuk menyelidiki pulau ini. Syakia yang merasakan keanehan di Pulau Peri ini mulai memasang pelindung sihir di sekitar Kirana untuk melindungi gadis kecil ini dari ancaman bahaya yang mungkin terjadi pada dirinya. “Kirana ... jangan jauh-jauh ya dari Bibi," kata Syakia yang menggenggam erat tangan gadis kecil ini agar dia senantiasa tahu putri kecil Chandika ini selalu aman berada di dekatnya.Aryata dan Bharata berjalan duluan untuk memeriksa keadaan di depan. Jalan yang terh

    Last Updated : 2022-07-25
  • Pendekar Serigala Putih   Riwayat Pendekar Iblis

    Pendekar Iblis merupakan sosok yang sangat menakutkan bagi penghuni Bumi Nusantara di masa lampau, maupun penghuni Bumi Nusantara di masa sekarang, saat kebangkitan Pendekar Iblis ini sudah dekat.Syakia yang mengetahui riwayat Pendekar Iblis menceritakan sesuatu yang tidak diketahui oleh khalayak luas yaitu kalau Pendekar Iblis sebenarnya adalah seorang wanita yang selalu berpakaian seperti pria, sehingga tidak ada yang mengenalinya sebagai wanita. Suaranya juga dibuat berat agar tidak ada yang mengenalinya. Wajah Pendekar Iblis juga selalu ditutupi kain atau terkadang memakai topi caping untuk penyamarannya.“Saat itu manusia penghuni semesta ini sangat mengagungkan pria, jadi dibuatlah cerita turun temurun kalau Pendekar Iblis itu adalah putra Dewa Iblis agar kekalahan Pendekar Iblis ini lebih bermakna alih-alih kalau Pendekar Iblis ini adalah wanita yang bisa membuat malu Tiga Keluarga Besar saat itu!” jelas Syakia.“Kamu tahu darimana cerita yang sebenarnya ini?” tanya Thetis lag

    Last Updated : 2022-07-25

Latest chapter

  • Pendekar Serigala Putih   54. Akhir Pendekar Iblis

    Kirana melanjutkan perjalanannya ke Benua Kahuripan untuk mencari lokasi Pendekar Iblis yang masih lemah agar tidak bangkit lagi nantinya dengan kekuatan yang besar.Berbekal kemampuan Tapak Pendekar penyihir, sudah cukup bagi Kirana untuk menantang Pendekar Iblis yang sedang menyusun kekuatannya untuk bangkit kembali.Hanya tertinggal Saraswati dan Pendekar Iblis di benua ini setelah semua penyihir hitam berhasil ditaklukan oleh Syakia, si Penyihir Putih.Kedatangan Kirana langsung disambut dengan pukulan jarak jauh yang berhsil dihindari Pendekar Serigala Putih ini dengan mudah."Siapa yang berani memasuki wilayah ini?" tanya Saraswati yang berpakaian serba hitam."Aku datang membuat perhitungan dengan Pendekar Iblis! Suruh dia keluar sekarang juga!" seru Kirana."Cuih! Hanya cecunguk kecil berani mencari kami! Kamu cari mati!" sahut Saraswati yang menganggap remeh Kirana."Bilang padanya kalau Pendekar Serigala Putih datang untuk membuat perhitungan dengannya!" seru Kirana lagi den

  • Pendekar Serigala Putih   53. Kirana Jatuh Cinta?

    "Maaf!" Tiba-tiba Kirana menjauh dari wajah Adesyawara dengan wajah bersemu merah merona. "Kenapa minta maaf? Apa kamu melakukaan kesalahan?" tanya Adesyawara sambil tersenyum. Baru pertama kalinya Kirana melakukan ciuman dengan seorang pria. Tentu saja ada perasaan tegang, takut, malu, dan berbagai perasaan lainnya. Kirana yang biasanya tegas, kini tertunduk malu dan tubuhnya masih gemetar. "Apa aku sedemikian menakutkan, sehingga kamu sampai gemetaran begitu?" tanya Adesyawara dengan lembut. "Tidak! Kamu tidak menakutkan! Hanya saja, aku baru pertama kalinya merasakan sensasi yang tadi kurasakan sehingga membuatku takut!" ujar Kirana. "Bukan aku sombong ... tapi itu tandanya kamu sedang jatuh cinta, Kirana!" seru Raja Adesyawara. "Jatuh cinta? Padamu? Kok bisa?" tanya Kirana penuh keheranan. Giliran Raja Adesyawara yang bingung dengan gadis di hadapannya. Gadis mana saja akan langsung mengikuti dirinya apabila mengetahui kalau dia adalah Raja Bumi Nusantara, tapi tidak dem

  • Pendekar Serigala Putih   52. Bangsawan Raja

    Kirana lebih terkejut lagi saat semua orang di penginapan membungkuk ke arah Adesyawara. "Siapa sebenarnya dirimu? Kenapa mereka semua menaruh hormat padamu? Apa kamu ini bangsawan dari Kota Es?" tanya Kirana penasaran. "Hahaha ... banyak sekali pertanyaanmu! Sudah kubilang kalau aku ini bukan siapa-siapa! Mungkin saja mereka menaruh hormat padamu karena seorang gadis menyelamatkan seorang pria yang tidak berdaya!" elak Adesyawara. "Jangan berbohong lagi! Siapa sebenarnya dirimu? Aku melihat banyak pengawal yang mengikuti kita sampai ke penginapan ini! Hanya Raja yang memiliki kekuasaan sebesar itu! Bangsawan juga tidak dikawal seketat ini!" jelas Kirana. Plook! Plook! Plook! "Kamu sungguh cerdas, Kirana! Aku tidak akan sembunyi-sembunyi lagi darimu! Aku ini Raja Adesyawara yang memimpin Bumi Nusantara ini!" jelas pria bangsawan ini. "Raja Bumi Nusantara? Kamu serius?" tanya Kirana. "Kamu tidak pernah mendengar tentang Raja di Bumi Nusantara?" tanya Adesyawara. "Tidak! Aku ti

  • Pendekar Serigala Putih   51. Keindahan Kota Es

    Kirana memutuskan untuk jalan-jalan ke Kota Es yang letaknya tidak jauh dari Pulau Es, sebelum dia mulai pencarian Ruh Api dan menaklukan beberapa pimpinan persilatan yang tidak memimpin dengan baik dan benar.Untuk pimpinan persilatan yang memimpin dengan baik dan benar, Kirana hanya menjalin kerja sama agar bisa membantunya menghadapi pasukan Dewa Iblis yang pastinya akan membantu Pendekar Iblis menguasai Bumi Nusantara."Aku hendak jalan-jalan ke Kota Es, kalian siapkan kapal penyeberangan untuk ke kota ini!" perintah Kirana kepada Bimantara dan Ekaputri."Pimpinan hendak dikawal atau ditemani oleh kami?" tanya Bimantara."Tidak perlu! Aku hanya ingin jalan-jalan sendiri!" sahut Kirana."Baiklah, Pimpinan! Aku akan tugaskan pendekar yang biasa menyeberangkan kapal ke Kota Es untuk mmebawa pimpinan ke sana!" ujar Bimantara."Baiklah! Aku segera menuju ke sana! Sediakan kereta luncur untuk menuju ke dermaga, tempat kapal penyeberangan ini merapat!"Kapal yang tersedia sangat mewah.K

  • Pendekar Serigala Putih   50. Pemimpin Baru Pulau Es

    Kirana sangat menikmati kekuasaannya di Pulau Es ini.Semua Pendekar Pulau Es bersumpah setia padanya."Kami, Para Pendekar Pulau Es mulai hari ini dan seterusnya bersumpah akan mematuhi perintah Pendekar Kirana sebagai pimpinan baru Pulau Es!""Terima kasih atas kesetiaan kalian! Aku tidak akan lama memimpin Pulau Es ini! Aku akan memilih wakil yang pantas untuk memimpin Pulau Es ini sementara aku menaklukan beberapa pimpinan lagi!" seru kirana."Hidup Pemimpin!!!"Teriakan keras membahana dari ratusan Pendekar Pulau Es menandai era baru kepemimpinan di pulau es ini.Beberapa murid perguruan memang sudah muak dengan kelakuan pimpinan lama mereka yang selalu melakukan perbuatan bejat dengan gadis-gadis yang masih muda."Aku akan mengadakan turnamen kecil untuk memilih wakil yang berbakat! Apa kalian bersedia mengikuti pertandingan ini?" ujar Kirana."Siap, Pimpinan!!!"Teriakan serempak sudah cukup untuk Kirana."Untuk sementara aku akan memilih dua wakil yaitu satu pria dan satu wani

  • Pendekar Serigala Putih   49. Kirana vs Baskara

    "Apa yang bisa kamu lakukan, gadis cantik? Kemampuanmu masih seujung jengkal jariku! Jangan kotori tubuhmu dengan luka akibat pertarungan! Kamu cukup menemaniku satu atau dua malam maka aku akan memberikan banyak koin emas padamu!" ujar Baskara."Dasar pria mesum! Tadinya aku menghormatimu karena kamu pamanku, dan juga kamu Pendekar Tapak Es yang sangat terkenal ... tapi sekarang rasa hormatku sudah sirna!' seru Kirana."Cuih! Kamu bisa apa! Gadis seperti dirimu hanya cocok untuk teman tidur saja, tidak ada yang lain!" hina Baskara lagi."Pulau Es tidak pantas dipimpin oleh laki-laki bejat seperti dirimu, Paman!" seru Kirana balik menghina Baskara."Kamu masih memanggilku, Paman! Apa kamu hendak menemani pamanmu ini di tempat tidur?' kata Baskara dengan nada genitnya.Kirana benar-benar merasa jijik dengan pamannya yang sudah tertolong lagi! pamannya memanfaatkan kekuasaannya untuk meniduri gadis-gadis cantik di Pulau Es."Pendekar Membelah Air!"Kirana mulai mengeluarkan jurus Super

  • Pendekar Serigala Putih   48. Kembali Ke Pulau Es

    Kirana memutuskan untuk berpetualang mencari keberadaan orang tuanya sekaligus mempelajari beberapa ilmu bela diri tambahan untuk pertarungan yang biasa-biasa saja agar dia tidak dikenali. Uwais ditipkan sementara kepada Chakra, karena membawa Serigala Putih pada saat ini akan membahayakan keselamatannya. Pengikut Pendekar Iblis bertebaran di mana-mana mencari bocah berusia 5 tahun yang bersama serigala putih raksasa. Penyihir hitam yang menyerangnya di Gunung Langit sudah dihilangkan ingatannya oleh Syakia mengenai dirinya yang sudah dewasa, agar Pendekar Iblis tidak mencarinya. "Kamu benar-benar akan pergi, Kitrana?" tanya Chakra yang merasa kesepian ditinggalkan Kirana yang sudah dianggapnya sebagai anaknya. "Aku tidak pergi lama, paman! Kan Uwais aku tinggalin di sini! Jadi aku pasti kembali lagi!" ujar Kirana. "Kamu hati-hati di luaran sana, karena sangat berbahaya mengarungi dunia persilatan yang kejam ini!" pesan Chakra. "Pasti, pamanku yang baik hati!" seru Kirana sambil

  • Pendekar Serigala Putih   47. Pendekar Kirana

    Syakia sangat terharu melihat gadis kecil 5 tahun ini telah tumbuh menjadi gadis dewasa dan menguasai ilmu Foniks, Serigala Putih, dan Super Sakti sekaligus."Bibi!" teriak Kirana yang langsung memeluk Syakia layaknya bocah berusia 5 tahun."Hei ... hei ... kamu sudah besar Kirana!" sahut Syakia yang tidak kuasa menahan pelukan Kirana yang tiba-tiba."Maaf, Bi!" serunya."Tidak apa-apa! Bibi senang bertemu denganmu!" ujar Syakia."Kamu kok bisa jadi pendekar yang hebat seperti itu, Syakia?" tanya Pendekar Super Sakti."Panjang ceritanya ... aku beruntung bertemu Master Bela Diri dan Penyihir yang sudah menghilang lama. Jadi, di sinilah aku berada!"ujar Syakia."Maksudmu Pendekar Penyihir yang terkenal itu? Bukannya dia hanya dongeng saja?" tanya Chakra Sanjaya penasaran."Ternyata Pendekar Penyihir itu ada dan bukan dongeng semata."Chakra Sanjaya terkejut mendengar penuturan Syakia ini.“Kamu benar-benar bertemu dengan Pendekar Penyihir ini? Setahuku dia hanya legenda saja di dunia p

  • Pendekar Serigala Putih   46. Pendekar Penyihir

    Syakia Menur berdiri di hadapan penyihir hitam ini dengan wajah yang menyeramkan dan penuh dendam.“Kalian semua ini hanya bisa merusak saja! Kalian tidak malu untuk melenyapkan bocah 6 tahun? Benar-benar berhati iblis!” ujar Syakia.“Penyihir putih, ini bukan urusanmu! Minggir maka kamu akan kubiarkan hidup!” ujar Ghania dengan sombongnya.Ghania tidak menyadari kalau dia sekarang berhadapan dengan Pendekar Penyihir yang sudah lama punah dari Dunia Penyihir, dan hanya menjadi legenda saja.Pendekar Penyihir Adhisti Bhuvi bahkan pernah mengalahkan Dewa Iblis dan mengurungnya selama-lamanya di Dunia Iblis, hanya dengan Jurus Tapak Penyihir."Hahaha ... lebih baik kalian menyingkir sekarang penyihir busuk! Kalian tidak malu menjadi penyihir hanya untuk melayani Pendekar Iblis yang sesat!" ujar Syakia."Diam kamu, penyihir putih sialan! Kami tidak takut denganmu!" seru Ghania."Aku peringatkan sekali lagi, segera menyingkir atau kalian akan menyesal nantinya!" ancam Syakia."Biar aku yan

DMCA.com Protection Status