Share

Prahara di alas roban

Sementara itu di bagian barat hutan alas roban, terdapat sebuah area yang dikelilingi oleh pagar bambu. Didalamnya terdapat beberapa bangunan yang bila dilihat dari jauh mirip sebuah padepokan. Disitulah komplotan Warok Karta bercokol.

Warok Karta yang mendapatkan laporan tentang kematian Warok Druga, Terkejut dan langsung menggelar rapat dengan anak buahnya.

"Pemuda laknat itu tak bisa dibiarkan. Kita harus mencari dan membasmi nya. Bila tidak..ia akan merongrong terus kegiatan kita..." Berkata warok karta dengan lantang. Lalu sura yang baru saja datang dari markas Warok Bandar jati menyahut.

"Aku sudah berbicara dengan warok bandar jati. Mereka pun berencana demikian kang.."

"Apa mereka sudah bergerak..?" Tanya Warok Karta

"Belum Kang. Tampaknya malam ini mereka akan melakukan perampokan di luar kademangan ini.." Jawab Sura

"Hmm..kakang bandar masih saja sempat merampok...padahal kita harus segera bergerak mencarinya. Sudah berapa kali perampokan kita di gagalkan oleh jaka warangan.." Warok karta mendengus rada kecewa dengan masa bodohnya Warok Bandar

"Yah..kakang bandar jati sekarang sudah lambat dalam bertindak. Tidak seperti dulu lagi...." Sura Membalas sambil menciumi sesuatu di udaea

"Benar...sura..hahahahaha.."

Entah mengapa tiba-tiba saja Warok Karta tertawa. padahal sura tak sedang melawak.

"Eh..kakang karta kenapa..??" Tanya Sura keheranan. Namun ia puh mulai merasakan sendiri ada keanehan pada dirinya. Seperti urat syaranya mengajaknya untuk tertawa

"Tak ada apa-apa hahahahhaa..." Jawab Warok Karta sambil terus tertawa

"Loh kakang karta kenapa kau tertawa terus hahahahhaha" Mulailah Sura tak bisa mengontrol urat syarafnya se akan hatinya sedang gembira tapi entah apa yang menyebabkannya.

"Ah kau juga tertawa sura hahahhahaha..."

Lalu anak buah warok karta yang ikut rapat itu pun ikut tertawa semua.

"Hahahahhahahahhahahahhahhaha"

"Hahha..ada apa ini sura..mengapa kita jadi tertawa terus hahahahhaha.."

"Ya..kang karta.. sepertinya ada yang tidak beres hahahahhaha"

Kemudian sesisi padepokan itu pun tertawa..."hahahahhahahahhaa".

Sementara itu jaka warangan yang berada di atas sebuah pohon pun ikut tertawa.

"Behahhahaha. Rasakan ramuan kecubungku yang ku tebar di udara ini. Kalian akan tertawa sampai besok pagi..behahahaha. kuharap urat syaraf kalian tak ada yang putus esok pagi.. behahahaha.."

Jaka pun berkelebat dari pohon ke pohon untuk keluar dari area padepokan. Namun salah seorang anak buah warok karta ternyata ada yang melihat dan langsung menarik busur panahnya.

"Wussss..."

"Ada penyusuuupp..hahaha..ada penyusupp hahahha". Salah satu anak buah Warok karta berteriak sambil tertawa

Warok karta pun keluar dan langsung berteriak.

"SERAANG HAHAHHAHA.."

Maka mereka pun segera menarik busur panah masing-masing. Dan..

"Wusss..wusss..wusss..wusss"

Puluhan anak panah melesat ke arah jaka warangan. Ia pun terkejut dan bertindak cepat dengan mengeluarkan jurus ular lanang sapi, tubuh nya meliuk-liuk di atas pohon menghindari puluhan anak panah yang melesat cepat.

Warok karta terkejut melihat cara jaka warangan menghindar. Tubuhnya lentur seperti ular yang meliuk-liuk. Tak ada satu anak panah pun yang mengenai tubuhnya.

"Kurang ajar...hahahha..kau pasti jaka warangan..hahaha..!!! Bentak Warok Karta sambil terpingkal-pingkal

"Aha...ada penggemar beratku disini. Bagaimana kabarmu Warok Karta. Apa kau sehat-sehat saja...?"

"Bangsat kau jaka...hahaha. apa yang telah kau lakukan kepada kami..hahahha".

"Aha..kalian pasti sedang gembira ria sekarang merayakan hasil rampokan kalian yang berjumlah besar. Nah nikmatilah gembira yang berkepanjangan hingga esok pagi..behahha".

"Esok pagi?? Yang benar saja kau ahhaahha..seraaanggg hahaha".

Maka mereka pun mengejar sambil membidik jaka warangan yang berkelebat di pepohonan.

"Wusss..wuss..wusss".

Namun memang jaka sangat lah lincah dan lentur bagai ular. Tak ada satupun anak panah yang menancap di tubuhnya. Padahal mereka terus melepas anak panahnya sambil tertawa. Dan disaat jaka telah berada dipohon yang paling pinggir. Ia pun melesat bagai ular tampar angin. Dan menghilang di rimbun nya pepohonan.

"Dia lepas..kalian bodoh hahahha..bodoh semua hahha..kita akan tertawa semua sampai pagi hahaha..bangsat kau jaka hahhaaha".

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status