Share

Gayatri

Penulis: Bobby deck
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mereka membubarkan diri. Jaka warangan langsung menghadap ki demang antasena di dalam rumahnya.

"Bagaimana ki demang..apa kau telah mempersiapkan alat pertempuran yang ku minta..?"

"Kau tenang saja jaka..kademangan ini mempunyai pandai besi yang handal. Semuanya sudah kusiapkan. Pedang. Perisai kayu. Panahan. Semuanya telah tersedia..." jaka pun menganggukkan kepalanya.

"Bagus ki demang. Besok aku akan kembali lagi. Aku pergi dulu.."

"Tunggu dulu jaka. Mengapa kau selalu terburu-buru dan tak pernah mau menerima tawaranku untuk sekedar makan dan minum disini..?"

"Sudah ku bilang..aku tak mau merepotkanmu..sampai besok ki demang..."

Lalu jaka pun bangkit dan melangkah keluar. Namun ketika dia sudah di ambang pintu..tiba-tiba saja ada seorang gadis muda yang berwajah kemayu menghalangi jaka warangan yang ingin keluar.

"Maaf..kang jaka. Kumohon kali ini kakang bersudi untuk sekedar makan dan minum disini..."

"Ohh..mungkin lain kali gayatri. Aku ada keperluan mendadak hari ini. Permisi..." namun gadis itu masih menghalangi..

"Maaf kang aku memaksa.."

Lalu jaka pun menoleh ke ki demang.

"Kumohon jaka. Sekali ini saja kau bersudi menerima permintaan anak ku. Sudah 4 hari dia memasak untukmu namun kau selalu pergi begitu saja tanpa sedikit pun mencicipinya..." jaka pun menghela nafasnya sejenak.

"Hmm. maaf aku tak pernah memintanya ki demang. Nah gayatri..sebaiknya kau tak usah memasak lagi untuk ku. Aku permisi dulu.."

Namun gayatri bersikeras tak mau bergerak dari depan pintu. Inilah yang ditakutkan jaka warangan. Ia tak mau berurusan dengan wanita. Ia lebih suka bekerja tanpa ada urusan tetek bengek yang lain. Ia harus fokus pada pekerjaannya.

"Maaf ki demang..kalau anakmu masih menghalangi. Terpaksa aku menotoknya.."

Namun inilah yang ditunggu gayatri. Setidaknya ia tahu apa yang akan terjadi setelah itu.

"Gayatri sudahlah nak. Biarkan jaka pergi. Mungkin ia ada keperluan penting di luar.."

"Tidak ayah. Aku tak akan membiarkannya. Capek-cape aku memasak tapi orang yang di harap menyantapnya malah tak pernah menggubris. Aku tak akan bergerak dari sini sampai kang jaka mau me....."

Tiba-tiba satu totokan mendarat telak di keningnya dan langsung membuatnya kaku lalu limbung. Jaka pun dengan sigap memeluk tubuh gayatri yang ingin jatuh.. Hingga mereka pun saling memandang. Inilah yang ditunggu gayatri.

Hal ini membuat jaka terbuai oleh wajah kemayu nan cantik gayatri. Gayatri pun tersenyum dikala melihat mata jaka yang tak berkedip memandangnya.

"Alamak..kenapa jadi begini yah?? Ko dalam hatiku jadi ada serr..serrnya melihat gadis ini...aduhh..kacau ini urusannya.."

Lalu dengan cepat, tubuh gayatri pun langsung ia rebahkan di bangku.

"Aku minta maaf ki demang. Gayatri tak lama akan lepas dari totokanku. Aku pergi dulu.."

"Heyy jaka tunggu.."

"Apalagi ki demang?

"Biasa..sebatang saja cukuplah.."

"Behahaha".

Lalu jaka merogoh kantung nya dan melempar sebatang rokok ke ki demang.

"Terima kasih jaka.."

Karena para pengawal kini sudah mengenal jaka warangan. Maka sekarang jaka tak perlu berkelebat menghindari mereka lagi. Bahkan beberapa pengawal ada yang menawarkan untuk singgah di pos gerbang untuk sekedar minun kopi.

Namun jaka dengan sopan menolaknya. Karena memang ia ingin segera beranjak dari situ. kemudian seperti biasa ia menyalakan rokoknya dan kembali berdendang.

"aku ingin kesini..aku ingin gayatri. ingin hah..siall...kenapa jadi nyebutin nama dia yah.. Ah brengsek betul kecantikan nya membuat ku terbuai. Dasar bidadari laknat...aku jadi tak bisa berhenti membayangkan nya. Kampret.."

##########

"Brakkkk"

Warok bandar jati menggebrak meja hingga hancur berantakan. Sontak anak buah nya di ruangan itu pun terkejut

"Bangsat...Jaka warangan semakin membuatku naik pitam saja. Kini dua anak buah terbaikku telah di bantai pula. Kalian semua manusia-manusia tak becus. Jaka warangan hanya satu orang..mengapa tak ada satupun dari kalian yang bisa membereskannya..?"

Ruangan rapat itu pun mencekam. Bahkan warok karta yang telah hadir disitu hanya bisa membisu. Dua orang yang dibunuh jaka warangan memang anak buah yang di segani di komplotan warok bandar jati.

"Kakang bandar. Yang kita hadapi memang orang yang licik kang. dia tak berani menyerang langsung. Tapi dia memang menggerogoti kita perlahan-lahan." Warok karta berucap.

"Kau benar karta. Jaka warangan memang licik. Kita harus berbuat sesuatu untuk memancingnya kesini.."

"Aku punya rencana kakang..." warok bandar jati pun mengerutkan keningnya

"katakan apa rencanamu karta..."

Lalu warok karta membisiki warok bandar jati.

"Hmmm..rencana yang brutal karta. Tapi ini akan memancing jaka warangan. Kita lakukan rencana itu malam ini. Siapkan pasukan karta.."

"Siap kang.."

Maka warok karta segera mengumpulkan anak buahnya untuk diberikan pengarahan. Begitu pula warok bandar. Sore itu mereka telah bersiap-siap untuk sebuah penyerangan.

Sementara itu di sebuah kedai yang kemarin porak poranda. Jaka warangan tengah berbincang ria sambil makan dengan pemilik kedai.

"Ah..terima kasih jaka. Berkat kau, aku masih bisa meneruskan usahaku ini. Kedua orang yang kau bunuh itu memang anak buah warok bandar jati yang terkenal kejam di desa kami. Tak ada seorang pun yang berani melawan.."

"Yahh...lumayan lah ki. Hasil penjualan dari gelang emas yang mereka pakai. Behahaha. Seharusnya aku tak membunuh mereka. Tapi ilmu yang mereka miliki memang dahsyat. Terpaksa aku melawan dengan jurus pamungkasku..."

Dikala mereka tengah asyik ngobrol tiba-tiba terdengar kentongan ditabuh dalam nada genting. Lalu suara kentungan itu susul menyusul dan saling menyahut. Hingga malam itu suasana menjadi hingar bingar oleh suara kentongan.

Jaka warangan pun langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi. Dan terkejut lah ia dikala melihat kobaran api dari kejauhan. Asap membumbung tinggi hingga kelangit. Tampaknya ada kebakaran besar di desa jantilan.

Maka ia pun langsung melesat dengan ilmu peringan tubuhnya ke arah kebakaran itu. Setelah sampai jaka pun makin terkejut. Karena kebakaran itu sudah melebar hampir satu desa. Yah desa jantilan telah menjadi lautan api.

Tampak orang-orang yang masih selamat berlarian kesana kemari. Dan sebagian lagi mencoba kembali kerumah untuk menyelamatkan keluarganya, namun di tahan oleh tetangga nya karena api yang sudah melahap rumah itu. Teriakan histeris warga jantilan berkumandang di malam yang mengenaskan. Jaka pun memberhentikan salah satu warga desa untuk bertanya.

"Hey..kang apa yang terjadi.?"

"Warok bandar menyerang desa kami kisanak. Mereka menjarah lalu membakar seluruh desa ini. Hampir sebagian warga desa mati terbakar didalam rumah mereka.

Maka jaka warangan pun tersulut emosinya. Ia tak menyangka dengan kekejaman yang dilakukan warok bandar. entah mungkin puluhan keluarga mati mengenaskan malam ini.

Api yang membakar dengan cepat menjalar kemana-mana. Warga desa tak sanggup memadamkanya hingga mereka hanya bisa pasrah melihat rumah mereka hangus terbakar.

"Kurang ajar..aku harus membalas perbuatan mereka..."

Bab terkait

  • Pendekar Semprul   Kesedihan

    Malam itu menjadi malam yang mengenaskan bagi warga desa jantilan. banyak dari mereka yang kehilangan harta dan keluarga. rasa pilu dan duka meliputi seluruh warga kademangan. Ki Antasena yang baru saja datang untuk melihat peristiwa kejam itu pun bersedih. Ia tak menyangka bahwa komplotan Warok sudah bertindak sejauh ini kejamnya. Dalam hatinya ia berpikir untuk segera bergerak. kalau perlu mengumpulkan seluruh warga kademangan untuk membasmi sarang rampok itu. Namun Jaka Warangan yang berada disampingnya berpikiran lain. Ia tak mau lagi banyak korban berjatuhan. Ia tetap pada rencanya untuk melatih warga yang memang akan di latih untuk bertempur. "Tapi Jaka, bila kita diam saja dan membiarkan kejadian ini mereka akan makin beringas. Kita harus menyerang mereka secepatnya. kupikir Warga Kademangan sudah tak tahan lagi. Dan mereka pasti tersulut amarahnya." Ujar Ki Demang menegaskan Walau dalam hati Jaka Warangan pun merasakan hal yang sama. Tapi ia tetap harus berpikiran jerni

  • Pendekar Semprul   Warok Druga

    Seorang pemuda dengan pakaian pendekar berwarna hitam sedang menikmati sore hari sambil berjalan kaki dengan menghisap rokok kaung. Rambutnya yang panjang riap-riapan terhembus angin sore. Kulitnya coklat dengan wajah yang tampan tapi rada aneh karena gayanya yang mirip bocah. Persis di pinggir sungai yang jernih memang ada jalan setapak yang di samping nya pun terdapat taman dengan bunga berwarna-warni. Sementara di seberang sungai terdapat pepohonan yang menjulang tinggi. Dengan santai pemuda itu berjalan dan menghisap rokok sambil bernyanyi riang. Selagi ia asyik bernyanyi. Tiba-tiba di depan nya tampak ular bandotan sawah yang sangat beracun keluar dari semak belukar dan meliuk-liuk menuju sungai. "Ahaaa...halo teman. Kau mau kemana...?" Anehnya pemuda itu bukannya menjauh tapi malah menghampiri dan gila nya lagi menangkapnya "happp..." Tanpa ragu ia pun menangkap ekor ular itu. Jelas saja ular itu berontak dan langsung menggigit tangan pemuda. Tapi pemuda itu malah

  • Pendekar Semprul   Prahara di kademangan

    Jaka warangan melepas kuda-kuda nya. Lalu melangkah menghampiri mayat warok druga. Setelah mendekat ia pun menggelengkan kepalanya. "Warok..warok..seharusnya kau bertobat. Malah kau mencariku pula. Hadehhh..sekarang kau mati percuma. Coba kau bayangkan kelakuan anak buahmu itu warok. Sudahlah merampok. Membunuh. Memperkosa. Dosa kok diborong. Jelaslah ku bantai semua...ah sudahlah. Malah aku ngobrol sama mayat. Mending aku cari ular kobra.." Setelah memeriksa mayat sang warok sejenak. Pemuda itu pun kembali melangkahkan kakinya menuju entah kemana. Sementara itu dua orang yang menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan tampak terkejut dan kecewa dengan kematian warok druga. Mereka adalah para perampok yang berasal dari hutan alas roban. Sengaja mereka bersembunyi agar bisa menyaksikan lalu melaporkan hasil pertarungan itu ke warok tertinggi di alas roban. Sepak terjang Jaka warangan memang menjadi buah bibir di kalangan perampok alas roban. Sudah banyak korban berjatuhan karena

  • Pendekar Semprul   Penawaran

    "Aku pun bukan manusia konyol yang ingin menyerang sarang penyamun sendirian. Tentu aku hanya akan jadi bulan-bulanan penyamun itu.."Lalu seorang pemuda berpakaian hitam dan berambut gondrong masuk dengan santainya sambil menyalakan rokok lalu duduk di bangku."Pas..puss..pas..puss" tak lama ruangan itu pun penuh dengan asap rokok. Ki Jagabaya yang memang belum pernah terpapar asap rokok pun langsung terbatuk."Ohokk..ohokk..wuohokk..pemuda kurang ajar. Bagaimana kau bisa masuk kesini hah??" Bentak Ki Jagabaya"Ah..para pengawalmu memang kurang terlatih...tapi tenang saja. Mereka tak apa-apa. Aku tak melukai mereka.." Jawab pemuda itu santai sambil menyilangkan tangannyaKaruan saja ini membuat Ki Demang menjadi berang. Ada 20 pengawal yang menjaga rumahnya yang besar, namun pemuda ini dengan mudahnya bisa masuk. Namun disaat Ki Demang berdiri dan ingin membentaknya. Sang pengawal tiba-tiba menahan Ki Demang dan langsung membisikinya."Ki Demang..aku rasa ciri-ciri pemuda ini sama se

  • Pendekar Semprul   Perencanaan

    Ki demang pun senang mendengarnya. Namun ia masih ragu dengan kata-kata jaka warangan."Jaka..aku akui kemampuan mu yang mumpuni. Tapi bagaimana cara kau melakukannya..?"Jaka warangan menghela nafasnya sejenak lalu menjawab."Begini ki demang. Aku telah memantau markas mereka. Dan jumlah mereka memang sangat banyak. Di sebelah selatan alas roban..aku telah melumpuhkan anak buahnya dan dedengkotnya yaitu warok druga. Tinggal di bagian barat dan utara saja yang akan kita serang.."Jaka warangan berhenti sebentar untuk mengatur nafas lalu melanjutkan."Nah aku minta kau untuk mengumpulkan warga yang mau ikut dalam pasukanmu. Kita butuh 100 orang.."Terkejutlah ki demang mendengar jumlah yang diminta jaka warangan."Apa aku tak salah dengar jaka?. Memang berapa jumlah komplotan warok bandar jati..?" Tanya Ki Demang keheranan"Sudah ku bilang tadi Ki Demang. Aku telah memantau nya. Dan jumlah mereka memang tak main-main. Di sebelah barat yang dipimpin warok karta saja berjumlah lebih dari

  • Pendekar Semprul   Prahara di alas roban

    Sementara itu di bagian barat hutan alas roban, terdapat sebuah area yang dikelilingi oleh pagar bambu. Didalamnya terdapat beberapa bangunan yang bila dilihat dari jauh mirip sebuah padepokan. Disitulah komplotan Warok Karta bercokol.Warok Karta yang mendapatkan laporan tentang kematian Warok Druga, Terkejut dan langsung menggelar rapat dengan anak buahnya."Pemuda laknat itu tak bisa dibiarkan. Kita harus mencari dan membasmi nya. Bila tidak..ia akan merongrong terus kegiatan kita..." Berkata warok karta dengan lantang. Lalu sura yang baru saja datang dari markas Warok Bandar jati menyahut."Aku sudah berbicara dengan warok bandar jati. Mereka pun berencana demikian kang..""Apa mereka sudah bergerak..?" Tanya Warok Karta"Belum Kang. Tampaknya malam ini mereka akan melakukan perampokan di luar kademangan ini.." Jawab Sura"Hmm..kakang bandar masih saja sempat merampok...padahal kita harus segera bergerak mencarinya. Sudah berapa kali perampokan kita di gagalkan oleh jaka warangan.

  • Pendekar Semprul   Dua Bedebah

    Sementara itu tak jauh dari markas warok karta, seseorang tampak keheranan dengan apa yang di dengarnya. Ia mendengar suara orang tertawa tapi ada juga yang sepertinya tawa itu sudah melemas. hingga ia pun penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi "Ada pesta apa di markas warok karta rupanya...? Hmmm..aku harus memeriksanya.." Orang itu pun kembali melangkahkan kakinya menuju markas Warok Karta. Setelah sampai terkejutlah ia ketika melihat anak buah Warok Karta yang sudah terguling-guling di tanah sambil tertawa. Bahkan beberapa sudah ada yang pingsan. "Hmm..aku pikir mereka sedang pesta. Ternyata telah terjadi bencana disini.." Ia pun menghirup sesuatu yang mencurigakan. Tak lama ia pun ingin tertawa. Tapi karena ia punya ketahanan bathin yang kuat, Dia bisa menguasai dirinya "Kau telah lengah Karta. Seseorang telah menyerangmu dengan racun kecubung yang dicampur dengan ramuan lain..hmmmm.." gumamnya dalam hati. Ia pun segera mencari Warok Karta. Dan ia menemukan nya dal

  • Pendekar Semprul   Pertempuran

    Piring dan gelas melayang dari atas meja. Lalu orang yang kekar itu dengan cepat menendangnya satu persatu."prak prak prak" "Wuss..wuss..wuss" Alat makanan itu pun langsung meluncur deras ke arah Jaka Warangan. Namun dengan sigap ia melompat sambil menendang semua piring dan gelas yang meluncur tersebut. "Prang .prang...prang.." Pecahan piring dan gelas pun berhamburan terhantam kaki jaka warangan. "Hmm..lumayan juga gerakan mu anak muda. Siapa kau sebenarnya..?" Tanya orang itu sambil bertolak pinggang "Aha..ada yang mau menjadi penggemarku rupanya. Tapi maaf aku sudah menutup pendaftaran..." Kelakar Jaka yang mencoba berjenaka ria untuk menghadapi orang itu "Pemuda gila..!!" Bentak orang itu kesal dengan jawaban main-main Jaka Warangan. Orang yang kekar itu tiba-tiba menendang meja di depan nya dan kembali melayang ke arah jaka. Namun jaka dengan santai nya memutar tubuhnya lalu menendang meja itu. "Brakkk..." Meja tersebut pun hancur berantakan. Dan dengan amarah yang m

Bab terbaru

  • Pendekar Semprul   Kesedihan

    Malam itu menjadi malam yang mengenaskan bagi warga desa jantilan. banyak dari mereka yang kehilangan harta dan keluarga. rasa pilu dan duka meliputi seluruh warga kademangan. Ki Antasena yang baru saja datang untuk melihat peristiwa kejam itu pun bersedih. Ia tak menyangka bahwa komplotan Warok sudah bertindak sejauh ini kejamnya. Dalam hatinya ia berpikir untuk segera bergerak. kalau perlu mengumpulkan seluruh warga kademangan untuk membasmi sarang rampok itu. Namun Jaka Warangan yang berada disampingnya berpikiran lain. Ia tak mau lagi banyak korban berjatuhan. Ia tetap pada rencanya untuk melatih warga yang memang akan di latih untuk bertempur. "Tapi Jaka, bila kita diam saja dan membiarkan kejadian ini mereka akan makin beringas. Kita harus menyerang mereka secepatnya. kupikir Warga Kademangan sudah tak tahan lagi. Dan mereka pasti tersulut amarahnya." Ujar Ki Demang menegaskan Walau dalam hati Jaka Warangan pun merasakan hal yang sama. Tapi ia tetap harus berpikiran jerni

  • Pendekar Semprul   Gayatri

    Setelah mereka membubarkan diri. Jaka warangan langsung menghadap ki demang antasena di dalam rumahnya. "Bagaimana ki demang..apa kau telah mempersiapkan alat pertempuran yang ku minta..?" "Kau tenang saja jaka..kademangan ini mempunyai pandai besi yang handal. Semuanya sudah kusiapkan. Pedang. Perisai kayu. Panahan. Semuanya telah tersedia..." jaka pun menganggukkan kepalanya. "Bagus ki demang. Besok aku akan kembali lagi. Aku pergi dulu.." "Tunggu dulu jaka. Mengapa kau selalu terburu-buru dan tak pernah mau menerima tawaranku untuk sekedar makan dan minum disini..?" "Sudah ku bilang..aku tak mau merepotkanmu..sampai besok ki demang..." Lalu jaka pun bangkit dan melangkah keluar. Namun ketika dia sudah di ambang pintu..tiba-tiba saja ada seorang gadis muda yang berwajah kemayu menghalangi jaka warangan yang ingin keluar. "Maaf..kang jaka. Kumohon kali ini kakang bersudi untuk sekedar makan dan minum disini..." "Ohh..mungkin lain kali gayatri. Aku ada keperluan mendad

  • Pendekar Semprul   Menembus Batas

    Semakin lama batu-batu itu mulai hancur sedikit demi sedikit. Teriakan warga yang ingin melumat batu itu membuat suasana yang hingar bingar. Tampak mereka dengan muka yang buas terus menghantam bertubi-tubi. Anehnya semakin mereka menghantam kepalan tangan mereka semakin bebal. Hingga akhirnya satu persatu mulai menghancurkan batu itu hingga pecah berantakan. Sorak sorai warga yang telah berhasil melumat batu itu menggema di sekitar lapangan tersebut. Mereka benar-benar puas dengan yang mereka lakukan. Tapi ini hanyalah latihan. Perang yang sesungguhnya akan membuat mereka mendapatkan banyak pengalaman. begitu pikir Jaka yang terus memantau warga yang dilatihnya. "Hore...horeee. aku berhasil..hancur batok mu warok karta. Behahaha.." Teriak salah satu pemuda yang berhasil menghancurkan batu itu sambil tertawa Begitulah luapan sebagian warga yang telah menjadi korban keganasan warok karta dan yang lain nya. Batu itu bagai pelampiasan dari perasaan mereka yang terpendam. Inilah

  • Pendekar Semprul   Pelatihan dimulai

    Pagi itu di lapangan depan rumah Ki Demang Antasena. tampak 100 orang telah berkumpul mendengarkan pengarahan dari Ki Demang. Mereka berdatangan dari beberapa desa. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang keluarganya telah menjadi korban keganasan warok-warok di hutan alas roban. Kebanyakan dari mereka adalah pria muda yang sengaja dikirim oleh orang tua mereka untuk melawan penindasan yang dilakukan oleh komplotan Warok Bandar Jati. Maka semangat mereka untuk membantu wilayah mereka agar bangkit dari penindasan tersebut jadi menggebu-gebu. Ki Demang sendiri tak menyangka dengan warganya yang mau bahu membahu untuk melawan kekejaman yang sudah berlangsung lama. "Para warga sekalian. Aku disini sebagai Demang sangkal jaya mengucapkan terima kasih kepada kalian yang telah berani mengambil keputusan untuk melawan kekejaman para warok. Aku hargai keberanian kalian. Dan untuk selanjut nya sebelum kita memulai perlawanan, kalian akan dilatih terlebih dahulu oleh orang yang mungkin

  • Pendekar Semprul   Pertempuran

    Piring dan gelas melayang dari atas meja. Lalu orang yang kekar itu dengan cepat menendangnya satu persatu."prak prak prak" "Wuss..wuss..wuss" Alat makanan itu pun langsung meluncur deras ke arah Jaka Warangan. Namun dengan sigap ia melompat sambil menendang semua piring dan gelas yang meluncur tersebut. "Prang .prang...prang.." Pecahan piring dan gelas pun berhamburan terhantam kaki jaka warangan. "Hmm..lumayan juga gerakan mu anak muda. Siapa kau sebenarnya..?" Tanya orang itu sambil bertolak pinggang "Aha..ada yang mau menjadi penggemarku rupanya. Tapi maaf aku sudah menutup pendaftaran..." Kelakar Jaka yang mencoba berjenaka ria untuk menghadapi orang itu "Pemuda gila..!!" Bentak orang itu kesal dengan jawaban main-main Jaka Warangan. Orang yang kekar itu tiba-tiba menendang meja di depan nya dan kembali melayang ke arah jaka. Namun jaka dengan santai nya memutar tubuhnya lalu menendang meja itu. "Brakkk..." Meja tersebut pun hancur berantakan. Dan dengan amarah yang m

  • Pendekar Semprul   Dua Bedebah

    Sementara itu tak jauh dari markas warok karta, seseorang tampak keheranan dengan apa yang di dengarnya. Ia mendengar suara orang tertawa tapi ada juga yang sepertinya tawa itu sudah melemas. hingga ia pun penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi "Ada pesta apa di markas warok karta rupanya...? Hmmm..aku harus memeriksanya.." Orang itu pun kembali melangkahkan kakinya menuju markas Warok Karta. Setelah sampai terkejutlah ia ketika melihat anak buah Warok Karta yang sudah terguling-guling di tanah sambil tertawa. Bahkan beberapa sudah ada yang pingsan. "Hmm..aku pikir mereka sedang pesta. Ternyata telah terjadi bencana disini.." Ia pun menghirup sesuatu yang mencurigakan. Tak lama ia pun ingin tertawa. Tapi karena ia punya ketahanan bathin yang kuat, Dia bisa menguasai dirinya "Kau telah lengah Karta. Seseorang telah menyerangmu dengan racun kecubung yang dicampur dengan ramuan lain..hmmmm.." gumamnya dalam hati. Ia pun segera mencari Warok Karta. Dan ia menemukan nya dal

  • Pendekar Semprul   Prahara di alas roban

    Sementara itu di bagian barat hutan alas roban, terdapat sebuah area yang dikelilingi oleh pagar bambu. Didalamnya terdapat beberapa bangunan yang bila dilihat dari jauh mirip sebuah padepokan. Disitulah komplotan Warok Karta bercokol.Warok Karta yang mendapatkan laporan tentang kematian Warok Druga, Terkejut dan langsung menggelar rapat dengan anak buahnya."Pemuda laknat itu tak bisa dibiarkan. Kita harus mencari dan membasmi nya. Bila tidak..ia akan merongrong terus kegiatan kita..." Berkata warok karta dengan lantang. Lalu sura yang baru saja datang dari markas Warok Bandar jati menyahut."Aku sudah berbicara dengan warok bandar jati. Mereka pun berencana demikian kang..""Apa mereka sudah bergerak..?" Tanya Warok Karta"Belum Kang. Tampaknya malam ini mereka akan melakukan perampokan di luar kademangan ini.." Jawab Sura"Hmm..kakang bandar masih saja sempat merampok...padahal kita harus segera bergerak mencarinya. Sudah berapa kali perampokan kita di gagalkan oleh jaka warangan.

  • Pendekar Semprul   Perencanaan

    Ki demang pun senang mendengarnya. Namun ia masih ragu dengan kata-kata jaka warangan."Jaka..aku akui kemampuan mu yang mumpuni. Tapi bagaimana cara kau melakukannya..?"Jaka warangan menghela nafasnya sejenak lalu menjawab."Begini ki demang. Aku telah memantau markas mereka. Dan jumlah mereka memang sangat banyak. Di sebelah selatan alas roban..aku telah melumpuhkan anak buahnya dan dedengkotnya yaitu warok druga. Tinggal di bagian barat dan utara saja yang akan kita serang.."Jaka warangan berhenti sebentar untuk mengatur nafas lalu melanjutkan."Nah aku minta kau untuk mengumpulkan warga yang mau ikut dalam pasukanmu. Kita butuh 100 orang.."Terkejutlah ki demang mendengar jumlah yang diminta jaka warangan."Apa aku tak salah dengar jaka?. Memang berapa jumlah komplotan warok bandar jati..?" Tanya Ki Demang keheranan"Sudah ku bilang tadi Ki Demang. Aku telah memantau nya. Dan jumlah mereka memang tak main-main. Di sebelah barat yang dipimpin warok karta saja berjumlah lebih dari

  • Pendekar Semprul   Penawaran

    "Aku pun bukan manusia konyol yang ingin menyerang sarang penyamun sendirian. Tentu aku hanya akan jadi bulan-bulanan penyamun itu.."Lalu seorang pemuda berpakaian hitam dan berambut gondrong masuk dengan santainya sambil menyalakan rokok lalu duduk di bangku."Pas..puss..pas..puss" tak lama ruangan itu pun penuh dengan asap rokok. Ki Jagabaya yang memang belum pernah terpapar asap rokok pun langsung terbatuk."Ohokk..ohokk..wuohokk..pemuda kurang ajar. Bagaimana kau bisa masuk kesini hah??" Bentak Ki Jagabaya"Ah..para pengawalmu memang kurang terlatih...tapi tenang saja. Mereka tak apa-apa. Aku tak melukai mereka.." Jawab pemuda itu santai sambil menyilangkan tangannyaKaruan saja ini membuat Ki Demang menjadi berang. Ada 20 pengawal yang menjaga rumahnya yang besar, namun pemuda ini dengan mudahnya bisa masuk. Namun disaat Ki Demang berdiri dan ingin membentaknya. Sang pengawal tiba-tiba menahan Ki Demang dan langsung membisikinya."Ki Demang..aku rasa ciri-ciri pemuda ini sama se

DMCA.com Protection Status