“Aku sependapat dengan rencana kamu ananda, baiklah kamu bertahan dulu di sini, besok kita bertemu Jenderal Dato Angki dan baru sama-sama menghadap Prabu Tago!” Malaki langsung menarik nafas lega.
Misinya tak sia-sia, mertuanya mendukung niatnya untuk merebut kembali kerajaan hilir sungai ini, sampai malam mereka terus bercerita terkait kondisi kerajaan Hilir Sungai, termasuk cerita pengkhianatan Putri Remi, yang juga mantan selir Prabu Dipa.
“Tak ku sangka Putri Remi ternyata tega berkhianat pada Prabu Dipa dan kamu di fitnah, untung saja di saat akhir Prabu Dipa sadar dan kalian bisa berbaikan!” Dato menghembuskan nafas sambil mengeluarkan asap cerutunya.
Setelah agak malam, Dato Kalio pun menyudahi pembicaraan mereka, Dato juga berjanji pada saatnya kelak, dia bersama hampir 1000 muridnya akan bergabung dengan para pejuang, termasuk tiga pengawalnya, untuk turut merebut kembali Kerajaan Hilir Sungai dari tangan kerajaan Mapajapahit, te
Wanita bernama Kesih ini lalu menggamit dua rekannya, mereka menatap Malaki yang dianggapnya lancang dengan mereka.Setelah saling mengedipkan mata, mereka lalu mengambil garpu dan melemparnya dengan kecepatan penuh ke arah Malaki.5 garpu menuju ke arah Malaki, hebatnya ke lima garpu itu kini menancap di meja dan tancapannya sejajar di depan pendekar ini, tidak mengenai Malaki, ke 5 garpu ini seakan baru di tancapkan Malaki di depannya sendiri, demontrasi kekuatan tenaga dalam yang Malaki peragakan sukses bikin semua pengunjung restotan ini berseru woww…!Apalagi Malaki sama sekali tidak menggerakan tangan ataupun badan, tapi aseek saja minum dengan cueknya.Tiga Bidadara Merah kini melongo, demontrasi tenaga dalam mereka bak membentur karang, karena serangan itu dianggap hanya mainan anak kecil bagi Malaki.Ketiganya kemudian melompat dengan cepat dan sudah mengurung Malaki yang belum melepas caping lebarnya dan terlihat tetap minum dengan tenang, setelah tadi menyelesaikan makannya
Wanita bernama Kesih ini lalu menggamit dua rekannya, mereka menatap Malaki yang dianggapnya lancang dengan mereka.Setelah saling mengedipkan mata, mereka lalu mengambil garpu dan melemparnya dengan kecepatan penuh ke arah Malaki yang terlihat di mata mereka bak orang mabuk.5 garpu menuju ke arah Malaki, hebatnya ke lima garpu itu kini menancap di meja dan tancapannya sejajar di depan pendekar ini, tidak mengenai Malaki, ke 5 garpu ini seakan baru di tancapkan Malaki di depannya sendiri, demontrasi kekuatan tenaga dalam yang Malaki peragakan sukses bikin semua pengunjung restotan ini berseru woww…!Apalagi Malaki sama sekali tidak menggerakan tangan ataupun badan, tapi aseek saja minum dengan cueknya.Tiga Bidadara Merah kini melongo, demontrasi tenaga dalam mereka bak membentur karang, karena serangan itu dianggap hanya mainan anak kecil bagi Malaki.Ketiganya kemudian melompat dengan cepat dan sudah mengurung Malaki yang belum melepas ca
Surini sangat gemas karena semua pukulan dan juga serangan mereka dengan mudah di elakan Malaki yang malah berdiri sempoyongan bak mabuk benaran, dia pun langsung mencabut pedang tipisnya, bunyinya berdesing saking kerasnya tebasan di sertai tenaga dalam yang ia arahkan ke tubuh Malaki. “Hiyaatttt…!” teriakan melengking Surini ternyata diikuti 5 rekannya yang kesemuanya sudah mencabut golok. Pertarungan makin seru, saking cepatnya serangan mereka, pengunjung restoran yang ilmu silatnya rendah kini tak melihat dengan jelas, kecuali bayangan merah hitam ke enam wanita cantik berpenampilan menor tersebut. Saat bentrok dengan tangan Pendekar Pekok, pedang-pedang mereka seakan lengket dan ke enam orang ini serasa lumpuh dan leher mereka seakan tercekik, sehingga membuat ke enam orang dari padepokan Naga Hitam ini sesaat tidak mampu bernapas lagi. Mereka meronta-ronta, persis seperti seekor lalat tertangkap sarang laba-laba dan terdengar suara gerorokam dari tenggorokan mereka, seperti
“Hmmm kalau informasi ini benar, inilah kesempatanku untuk menyusun kekuatan merebut kembali Kerajaan Hilir Sungai dari Prabu Durja!” batin Malaki. Malaki kini sengaja memilih sebuah penginapan sederhana di pinggiran Kota Pangsa, harapan dia akan ada orang yang datang menemuinya, harapan itu kini jadi kenyataan. Malam kedua saat dia beristirahat di kamar penginapan sederhana, Malaki tak kaget saat melihat ada bayangan seseorang yang agaknya mengetuk jendela kamar penginapannya. Malaki waspada, tapi dia bersikap santai saja, dia sengaja bersemedhi sambil melirik ke jendela itu. jendela kamarnya terbuka, dan yang bikin Malaki kaget, agaknya orang yang kini mulai masuk ke kamarnya seorang wanita. Lampu kamarnya remang-remang saja, tapi mata tajam Malaki bisa membedakan pria maupun wanita, wajah orang itu tertutup semacam cadar. Begitu masuk ke kamarnya, orang itu lalu melepas cadarnya, kagetlah Malaki saat memandang wajah orang yang kini berada d
“Tak apa Nargis, kamu bangkitlah, duduk kembali, aku memang sengaja akan mengontak rekan-rekan sehaluan, untuk menyusun kekuatan merebut kembali Kerajaan Hilir Sungai seperti wasiat mendiang Prabu Dipa!”Nargis dengan takut-takut kini kembali duduk, sikapnya benar-benar kikuk, karena di jaman itu, duduk semeja dengan seorang raja, sangat lancang dan berani mati.Namun perintah Malaki tadi tentu saja tak berani ia bantah. Malaki lalu menceritakan secara singkat kematian Prabu Dipa pada Nargis, Nargis beberapa kali menghela nafas.Keduanya kemudian bicara dengan sangat serius tentang gerakan selanjutnya, malam itu juga Nargis diperintah Malaki segera kembali ke Ibukota Bajama menemui Ki Mandar.Tentu saja Malaki meninggalkan pesan-pesan khusus buat Nargis.“Bilang pada Ki Mandar, setelah aku bertarung dengan Ketua Pedepokan Naga Hitam, aku akan langsung ke Bajama menemui beliau!”“Siap padaku, hamba malam ini juga
Prabu Malaki sengaja menyatakan Kadipaten Pangsa sebagai awal tonggak gerakan pengambil alihan kerajaan Hilir Sungai dari penguasa boneka Prabu Durja.Karena kadipaten ini relatif tak begitu di kuasai Kerajaan Majapahit, karena sangat jauh dari pusat ibukota Kerajaan Hilir Sungai, dan juga berbatasan langsung dengan Kerajaan Surata, yang mulai menempatkan ribuan pasukannya di wilayah perbatasan dan sesuai perjanjian Malaki dengan Prabu Tago, bersiap tunggu komando hancurkan penjajah Majapahit dan rebut kerajaan dari raja boneka,Prabu Durja.Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Prabu Malaki bersiap menerima tantangan para musuh-musuhnya, Malaki kini sengaja menanggalkan baju jubah hitamnya yang sederhana, Malaki kembali memakai baju kebesarannya, yakni jubah abu-abu yang mewah, diapun sudah memangkas brewoknya dan kini wajahnya makin tampan dan klimis. Senjata pedang bengkok sengaja ia tonjolkan di pinggangnya.“Saatnya aku menampilkan jati diri asliku, aga
Malaki menaksir, ada sekitar 300 orang prajurit yang datang mengurung tempat ini, agaknya Malaki akan di keroyok habis-habisan di sini, tapi dia tak gentar.Tak ada jalan lagi untuk menghindar, Malaki lalu mulai mengangkat tangannya dan membuka telapak tangannya tersebut, inilah jurus pembuka Menari Di Atas Awan yang sudah sangat sempurna ia kuasai.Malaki tak ingin lagi berdebat tak perlu, ia sudah sangat gatal untuk membasmi semua pengeroyoknya ini.Sohail yang melihat gerakan Malaki langsung tegang, dia bersama jagoan-jagoan lainnya langsung meloloskan senjata masing-masing.“Hati-hati, Pendekar Pekok sudah mengeluarkan jurus ter ampuhnya, siapkan senjata kalian!” perintah Sohail. Suasana mulai tegang dan seram, karena saat Malaki mengangkat tangan, tiba-tiba keluarlah hawa yang sangat dingin, inilah hasil latihan Malaki bersama Tengku Mimi yang sudah dia rubah sedemikian rupa di pegunungan meratus bagian barat ketika me
Begitu matahari mulai condong ke barat, tanda sudah masuk sore hari, Malaki yang beberapa kali berusaha menerobos kepungan ribuan prajurit ini selalu menemui jalan buntu.Malaki benar-benar memuji kelebihan pasukan Majapahit ini yang bikin formasi baja sedemikian hebat.Tapi Malaki juga terus mencatat cara-cara pasukan bertahan dan menyerang, dia mengingat semuanya sebagai bekal kelak melatih pasukannya.Di sinilah kecerdikan Malaki, yang secara langsung melihat bagaimana kerjasama pasukan ini, benar-benar sulit di tembus kekuatan hebat sekalipun seperti yang Malaki lakukan saat ini.Mereka benar-benar pasukan berani mati, sudah tak terhitung lagi berapa jumlah prajurit yang tewas oleh amukan Malaki.Tapi setiap kali ada yang roboh, rekannya yang lain kembali menggantikannya, benar-benar alot dan pasukan berani mati.Matahari makin turun ke barat, Malaki akhirnya memperoleh kesempatan kabur, karena cuaca mulai remang-remang dan gelap.