Share

Bab 173: Minta Bantuan Mertua

Mereka kini duduk di atas kursi yang masih baik dan meja jati tua yang sudah dibersihkan si Gila di dalam benteng itu, walaupun dia juga kadang lebih suka tidur di gubuk yang dibangunnya bersama Sembara, tak jauh dari benteng ini.

Sambil menikmati arak yang di bawa Malaki, keduanya sampai sama-sama lama termenung memikirkan nasib rakyat Hilir Sungai yang makin menderita saat ini.

“Yahh, kamu sebagai adik kembarnya dan juga Pangeran memang sudah selayaknya jadi Raja, sudah tepat mendiang Prabu Dipa melimpahkan kekuasaan pada kamu, aku pun sangat nelangsa melihat penderitaan rakyat hilir sungai yang kini di jajah Majapahit, ingin ikut berjuang tapi aku semakin tua dan tenagaku makin jauh berkurang!” Si Gila buka isi hatinya, dia tetap bersikap biasa dan tidak menghormat berlebihan pada mantan menantunya ini, yang kini telah menjadi seorang raja.

Sebenarnya dia sudah tak begitu bersemangat lagi semenjak istrinya Nyi Ningrum meninggal dunia di Kampung Bengkirai, bekas tempat markas pento
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status