Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 176: Kenangan Dengan Nyi Larasati

Share

Bab 176: Kenangan Dengan Nyi Larasati

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wanita bernama Kesih ini lalu menggamit dua rekannya, mereka menatap Malaki yang dianggapnya lancang dengan mereka.

Setelah saling mengedipkan mata, mereka lalu mengambil garpu dan melemparnya dengan kecepatan penuh ke arah Malaki yang terlihat di mata mereka bak orang mabuk.

5 garpu menuju ke arah Malaki, hebatnya ke lima garpu itu kini menancap di meja dan tancapannya sejajar di depan pendekar ini, tidak mengenai Malaki, ke 5 garpu ini seakan baru di tancapkan Malaki di depannya sendiri, demontrasi kekuatan tenaga dalam yang Malaki peragakan sukses bikin semua pengunjung restotan ini berseru woww…!

Apalagi Malaki sama sekali tidak menggerakan tangan ataupun badan, tapi aseek saja minum dengan cueknya.

Tiga Bidadara Merah kini melongo, demontrasi tenaga dalam mereka bak membentur karang, karena serangan itu dianggap hanya mainan anak kecil bagi Malaki.

Ketiganya kemudian melompat dengan cepat dan sudah mengurung Malaki yang belum melepas ca

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Jefri Purwanto
kenapa isi bab 175-176 isinya sama, kalau udah capek istirahat bos.
goodnovel comment avatar
Abidin Dumai
kenapa bab nya isinya sama..?
goodnovel comment avatar
Jumirin Jumirin
GK jls cerita nya itu 2aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Romantis   Bab 177: Bentrok dengan Padepokan Naga Hitam

    Surini sangat gemas karena semua pukulan dan juga serangan mereka dengan mudah di elakan Malaki yang malah berdiri sempoyongan bak mabuk benaran, dia pun langsung mencabut pedang tipisnya, bunyinya berdesing saking kerasnya tebasan di sertai tenaga dalam yang ia arahkan ke tubuh Malaki. “Hiyaatttt…!” teriakan melengking Surini ternyata diikuti 5 rekannya yang kesemuanya sudah mencabut golok. Pertarungan makin seru, saking cepatnya serangan mereka, pengunjung restoran yang ilmu silatnya rendah kini tak melihat dengan jelas, kecuali bayangan merah hitam ke enam wanita cantik berpenampilan menor tersebut. Saat bentrok dengan tangan Pendekar Pekok, pedang-pedang mereka seakan lengket dan ke enam orang ini serasa lumpuh dan leher mereka seakan tercekik, sehingga membuat ke enam orang dari padepokan Naga Hitam ini sesaat tidak mampu bernapas lagi. Mereka meronta-ronta, persis seperti seekor lalat tertangkap sarang laba-laba dan terdengar suara gerorokam dari tenggorokan mereka, seperti

  • Pendekar Romantis   Bab 178: Tantangan Terbuka Buat Naga Hitam

    “Hmmm kalau informasi ini benar, inilah kesempatanku untuk menyusun kekuatan merebut kembali Kerajaan Hilir Sungai dari Prabu Durja!” batin Malaki. Malaki kini sengaja memilih sebuah penginapan sederhana di pinggiran Kota Pangsa, harapan dia akan ada orang yang datang menemuinya, harapan itu kini jadi kenyataan. Malam kedua saat dia beristirahat di kamar penginapan sederhana, Malaki tak kaget saat melihat ada bayangan seseorang yang agaknya mengetuk jendela kamar penginapannya. Malaki waspada, tapi dia bersikap santai saja, dia sengaja bersemedhi sambil melirik ke jendela itu. jendela kamarnya terbuka, dan yang bikin Malaki kaget, agaknya orang yang kini mulai masuk ke kamarnya seorang wanita. Lampu kamarnya remang-remang saja, tapi mata tajam Malaki bisa membedakan pria maupun wanita, wajah orang itu tertutup semacam cadar. Begitu masuk ke kamarnya, orang itu lalu melepas cadarnya, kagetlah Malaki saat memandang wajah orang yang kini berada d

  • Pendekar Romantis   Bab 179: Mulai Susun Kekuatan

    “Tak apa Nargis, kamu bangkitlah, duduk kembali, aku memang sengaja akan mengontak rekan-rekan sehaluan, untuk menyusun kekuatan merebut kembali Kerajaan Hilir Sungai seperti wasiat mendiang Prabu Dipa!”Nargis dengan takut-takut kini kembali duduk, sikapnya benar-benar kikuk, karena di jaman itu, duduk semeja dengan seorang raja, sangat lancang dan berani mati.Namun perintah Malaki tadi tentu saja tak berani ia bantah. Malaki lalu menceritakan secara singkat kematian Prabu Dipa pada Nargis, Nargis beberapa kali menghela nafas.Keduanya kemudian bicara dengan sangat serius tentang gerakan selanjutnya, malam itu juga Nargis diperintah Malaki segera kembali ke Ibukota Bajama menemui Ki Mandar.Tentu saja Malaki meninggalkan pesan-pesan khusus buat Nargis.“Bilang pada Ki Mandar, setelah aku bertarung dengan Ketua Pedepokan Naga Hitam, aku akan langsung ke Bajama menemui beliau!”“Siap padaku, hamba malam ini juga

  • Pendekar Romantis   Bab 180: Bertemu Musuh Lama

    Prabu Malaki sengaja menyatakan Kadipaten Pangsa sebagai awal tonggak gerakan pengambil alihan kerajaan Hilir Sungai dari penguasa boneka Prabu Durja.Karena kadipaten ini relatif tak begitu di kuasai Kerajaan Majapahit, karena sangat jauh dari pusat ibukota Kerajaan Hilir Sungai, dan juga berbatasan langsung dengan Kerajaan Surata, yang mulai menempatkan ribuan pasukannya di wilayah perbatasan dan sesuai perjanjian Malaki dengan Prabu Tago, bersiap tunggu komando hancurkan penjajah Majapahit dan rebut kerajaan dari raja boneka,Prabu Durja.Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Prabu Malaki bersiap menerima tantangan para musuh-musuhnya, Malaki kini sengaja menanggalkan baju jubah hitamnya yang sederhana, Malaki kembali memakai baju kebesarannya, yakni jubah abu-abu yang mewah, diapun sudah memangkas brewoknya dan kini wajahnya makin tampan dan klimis. Senjata pedang bengkok sengaja ia tonjolkan di pinggangnya.“Saatnya aku menampilkan jati diri asliku, aga

  • Pendekar Romantis   Bab 181: Perang Tak Imbang

    Malaki menaksir, ada sekitar 300 orang prajurit yang datang mengurung tempat ini, agaknya Malaki akan di keroyok habis-habisan di sini, tapi dia tak gentar.Tak ada jalan lagi untuk menghindar, Malaki lalu mulai mengangkat tangannya dan membuka telapak tangannya tersebut, inilah jurus pembuka Menari Di Atas Awan yang sudah sangat sempurna ia kuasai.Malaki tak ingin lagi berdebat tak perlu, ia sudah sangat gatal untuk membasmi semua pengeroyoknya ini.Sohail yang melihat gerakan Malaki langsung tegang, dia bersama jagoan-jagoan lainnya langsung meloloskan senjata masing-masing.“Hati-hati, Pendekar Pekok sudah mengeluarkan jurus ter ampuhnya, siapkan senjata kalian!” perintah Sohail. Suasana mulai tegang dan seram, karena saat Malaki mengangkat tangan, tiba-tiba keluarlah hawa yang sangat dingin, inilah hasil latihan Malaki bersama Tengku Mimi yang sudah dia rubah sedemikian rupa di pegunungan meratus bagian barat ketika me

  • Pendekar Romantis   Bab 182: Amuk Meratus

    Begitu matahari mulai condong ke barat, tanda sudah masuk sore hari, Malaki yang beberapa kali berusaha menerobos kepungan ribuan prajurit ini selalu menemui jalan buntu.Malaki benar-benar memuji kelebihan pasukan Majapahit ini yang bikin formasi baja sedemikian hebat.Tapi Malaki juga terus mencatat cara-cara pasukan bertahan dan menyerang, dia mengingat semuanya sebagai bekal kelak melatih pasukannya.Di sinilah kecerdikan Malaki, yang secara langsung melihat bagaimana kerjasama pasukan ini, benar-benar sulit di tembus kekuatan hebat sekalipun seperti yang Malaki lakukan saat ini.Mereka benar-benar pasukan berani mati, sudah tak terhitung lagi berapa jumlah prajurit yang tewas oleh amukan Malaki.Tapi setiap kali ada yang roboh, rekannya yang lain kembali menggantikannya, benar-benar alot dan pasukan berani mati.Matahari makin turun ke barat, Malaki akhirnya memperoleh kesempatan kabur, karena cuaca mulai remang-remang dan gelap.

  • Pendekar Romantis   Bab 183: Bertemu dengan Tiga Istri

    Ki Mandar juga mengumumkan lebih luas kalau Pangeran Malaki kini adalah seorang Prabu, menggantikan Prabu sebelumnya yang mangkat.Itu dilakukan setelah lebih 20.000 para pejuang berkumpul di pesanggrahan itu. Melalui upacara yang sangat khimad, Ki Mandar memimpin penobatan secara resmi Pangeran Malaki sebagai Raja Hilir Sungai.“Sebagai seorang Hakim Agung yang diangkat mendiang Prabu Dipa, saya dengan ini menyatakan, mulai hari ini, Pangeran Malaki resmi sebagai Raja Hilir Sungai menggantikan yang mulia Prabu Dipa yang meninggal dunia!” kata Ki Mandar di hadapan puluhan ribu pejuang yang hening mendengarkan pengumuman maha penting ini.Hakim Agung Ki Mandar juga menitahkan serta membacakan tugas utama Prabu Malaki adalah mengambil alih kerajaan dari tangan Prabu Durja.Tanpa diketahui siapapun, diam-diam Ki Mandar ternyata membawa sebuah mahkota yang langsung dipasangkan ke kepala Prabu Malaki.Semua kaget dan kini berseru kagum, saat

  • Pendekar Romantis   Bab 184: Putri Malaki dan Kinanti Diculik

    "Sebentar kanda…eeh maksudnya kanda Prabu, aku mau menemui 2.000 pasukan kami dulu!” sela Putri Galuh.“Silahkan Dinda Galuh…!” sahut Malaki tersenyum maklum. Diikuti Kinanti dan Mimi, Putri Galuh lalu berbalik dan berjalan menemui pasukannya.Dengan suara tegas, putri Panglima Ki Parong menjelaskan siapa adanya Malaki ini, sekaligus memberitahu kalau Prabu Dipa sudah meninggal dunia.Bagi yang pernah melihat Prabu Dipa, sempat mengira Malaki adalah Prabu Dipa, sejak tadi mereka sudah takjim memberi hormat pada sang prabu ini dan tak berani berbuat ribut, hanya mereka kaget kenapa ‘Prabu Dipa’ datang-datang langsung memeluk tiga wanita jelita ini..Tapi setelah mendengar ucapan Putri Galuh, semuanya kini menjadi heboh beberapa saat, tak mereka duga itu adalah Pangeran Malaki, yang baru saja di dapuk sebagai Prabu Hilir Sungai, yang otomatis gelar pangeran berganti jadi Prabu.Tak ingin menimbulkan kegaduh

Bab terbaru

  • Pendekar Romantis   Bab 556: Pernikahan Megah dan Pergantian Kekuasaan

    Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda

  • Pendekar Romantis   Bab 555: Bikin Kaget Ortu dan Dua Adik

    “Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya

  • Pendekar Romantis   Bab 554: Tuntaskan Dendam

    “Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki

  • Pendekar Romantis   Bab 553: Tak Sengaja Bertemu Pembunuh Ibunda

    Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,

  • Pendekar Romantis   Bab 552: Merantau Berdua, Putri Milina Tetap Cemburu!

    Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.

  • Pendekar Romantis   Bab 551: Pengakuan Ki Jarot yang Bikin Putri Milina Cemburu

    “Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga

  • Pendekar Romantis   Bab 550: Putri Milina Bantu Sembrana, Tinggalkan Ayahnya

    Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k

  • Pendekar Romantis   Bab 549: Sembrana Maju Wakili Ayahnya

    Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas

  • Pendekar Romantis   Bab 548: Remibara Dikeroyok 8 Orang Sakti Sekaligus

    Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma

DMCA.com Protection Status