Share

210. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Di luar gua, Lingga terus mengkhawatirkan keadaan Limbur Kancana yang masih belum memberikan tanda-tanda akan kembali. Pemuda itu berjalan ke kiri dan kanan, dengan sesekali mengarah pada perkampungan. Suasana sangat hening hingga ia bisa mendengar suara tarikan dan embusan napasnya sendiri.

“Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaan paman.” Lingga mengembus napas panjang, lantas melompat ke atas puncak pohon. Pemandangan yang ia lihat hanyalah hamparan pepohonan dan titik api kecil dari arah perkampungan.

Lingga melompat turun dari puncak pohon, menoleh pada tiruan Limbur Kancana yang hanya diam dengan sesekali memperhatikannya. Ia sempat berpikir untuk menyusul Limbur Kancana. Hanya saja, pilihan itu jelas sangat berbahaya.

“Aku harus melakukan sesuatu untuk membantu paman.” Lingga menarik napas dalam, mengendalikan dirinya agar lebih tenang. Pemuda itu menyentuh bahu tiruan Limbur Kancana, memejamkan mata, kemudian mengirim tenaga dalamnya.

Lingga berusaha memusatkan pikiran dan memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status