Share

215. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Lingga, Limbur Kancana, Sekar Sari, Malawati dan para warga kembali ke perkampungan saat matahari mulai terbit dari ufuk timur. Keadaan tempat itu porak poranda laksana baru saja diterjang badai. Para tabib tampak sibuk mengumpulkan para pendekar yang menjadi korban di tengah perkampungan. Di sisi lain, para pendekar yang berhasil selamat ikut memadati perkampungan dan membantu beberapa warga yang juga menjadi korban.

Beberapa wanita terlihat jatuh pingsan ketika melihat reruntuhan rumahnya. Anak-anak tampak menangis ketika ibu mereka tergeletak tak berdaya berkalang tanah.

Melihat perkampungan yang hancur serta para korban yang bergelimpangan, membuat Lingga kembali mengingat kejadian penyerangan pasukan pendekar golongan hitam. Pemuda itu menggigit bibir bawah kuat-kuat, merutuk dirinya sendiri karena tidak bisa membantu apa pun dalam menangani masalah ini.

“Kita harus segera pergi,” ujar Limbur Kancana serya menyentuh bahu Lingga.

Lingga mengembus napas panjang, mengangguk paham. P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status