Share

222. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Matahari sudah beranjak dari ufuk timur. Sinar lembut tampak terperangkap di beningnya embun di atas dedaunan. Jejak kaki silih berganti hadir menginjak jalan setapak. Udara segar dan hangatnya mentari beradu di waktu pagi.

Lingga, Limbur Kancana, Sekar Sari dan Malawati tengah berjalan di jalanan setapak. Keempatnya kemudian keluar dari kungkungan pepohonan rindang, melibas pinggiran sungai di mana arusnya tampak cukup deras. Setelah selesai mengisi perut, keempat orang itu bergegas meneruskan perjalan menuju wilayah Jaya Tonggoh. Siang nanti, mereka harus sudah berada di tempat itu.

“Aku sungguh tidak sabar untuk segera berada di tempat itu,” ujar Sekar Sari dengan senyum mengembang, “aku sudah menyiapkan beberapa persiapan untuk mengunjungi tempat yang kau sebutkan Malawati.”

“Kau sudah mengatakannya berulang kali selama dalam perjalanan kita, Sekar Dewi.” Malawati memutar bola mata. “Aku benar-benar sudah bosan mendengarnya.”

“Aku tahu kau hanya iri denganku,” ketus Sekar Sari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status