Share

230. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Malam semakin menggurita. Dari pekatnya hutan, samarnya cahaya bulan, suara serangga malam, dua ekor ular tengah bergerak cepat menaiki sebatang pohon. Begitu sudah mencapai puncak, dua ular itu berubah wujud menjadi Wintara dan Nilasari.

“Kita sudah sampai di wilayah Jaya Tonggoh, Nilasari,” ujar Wintara dengan senyum bengis. Dari jaraknya saat ini, ia bisa merasakan banyaknya pendekar yang berada di tempat itu.

“Benar, Kakang,” sahut Nilasari, “aku benar-benar tidak sabar untuk mengisap kekuatan para pendekar itu. Dengan begitu, aku akan segera melenyapkan gadis bernama Sekar Dewi, termasuk pendekar yang bernama Aditara yang selalu bersamanya.”

“Sayangnya, kita tidak akan menelan mereka malam ini, Nilasari.” Wintara melompat turun, berjalan menuju arah gerbang Jaya Tonggoh.

Nilasari ikut meloncat, buru-buru menyejajarkan langkah dengan Wintara. “Apa maksudmu, Kakang? Bukankah kau mengatakan jika kita harus menelan kekuatan para pendekar secepat mungkin untuk meningkatkan kekuatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status