Share

213. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Bangasera tiba-tiba tertawa ketika melihat raut keterkejutan Wintara. Pria bersisik ular itu berjalan mendekat. “Sepertinya kalian berdua mendapat lawan yang tangguh hingga kesulitan untuk mengalahkan musuh kalian.”

“Apa yang kau mau dariku?” Wintara segera berdiri, melirik Nilasari yang terkapar tak sadarkan diri. Ia menggertakkan gigi kuat-kuat saat melihat tubuh gadis itu terbakar di bagian lengan, leher, kaki dan sebagian wajah. Amarahnya mendadak meluap saat mengingat pertarungannya dengan sosok pendekar asing tadi.

“Aku hanya ingin menolong kalian,” jawab Bangasera dengan senyum tipis, “sudah menjadi kewajibanku untuk menolong bawahanku sendiri.”

“Kau!” tunjuk Wintara dengan wajah memerah menahan amarah.

Bangasera tertawa menggelegar. “Sepertinya pendekar yang kau lawan bukanlah pendekar semebarangan. Dia cukup tangguh, bahkan sampai bisa melukaimu dan adikmu. Apa kau bisa menjelaskan padaku secara rinci bagaimana sosok pendekar yang kau lawan barusan, Wintara?”

“Untuk apa aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status