Share

634. Part 17

last update Last Updated: 2024-11-11 01:01:59

"Karena...Pusaka Tombak Kematian adalah jenis pusaka yang sulit dicari tandingannya, tak bisa dikalahkan dengan pusaka apa pun juga. Dia mempunyai sifat dan gerakan yang berbeda dari pusaka-pusaka pada umumnya."

Pendekar Kera Sakti garuk-garuk kepalanya di depan mereka tanpa rasa canggung ataupun malu-malu, ia kelihatan orang yang paling berwajah tenang dan lugu, walau sudah mendengar banyak tentang keganasan Pusaka Tombak Kematian di tangan Tapak Baja. Bahkan Dewa Racun sendiri kelihatan gelisah memikirkannya, Cempaka Ungu tampak cemas memikirkan nasib istananya yang bisa direbut dengan mudah oleh Tapak Baja.

Selewat hening sekejap, Ratu Pekat bertanya kepada Badai Kelabu, "Lantas apa maksudmu datang kemari, Badai Kelabu?"

"Guru terluka oleh pusaka itu. Dalam waktu sesingkat mungkin aku harus mencari obat untuk menyembuhkan luka Guru. Menurut Guru, hanya ada satu cara yang bisa menyembuhkan lukanya, yaitu dengan menggunakan sebuah batu yang bernama Batu Galih B

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   635. Part 18

    "Badai Kelabu! Jika aku terpaksa membunuhmu, bukan karena aku tidak menghargai persahabatan kita selama ini, tapi karena aku mempertahankan batu pusakaku ini! Jangan kau salahkan diriku jika nyawamu sampai melayang, karena kau tak mau mengikuti saranku untuk segera pulang ke Pulau Hitam!""Nyai Ratu," kata Badai Kelabu dengan berdiri tegak siap menyerang, "Sejujurnya kukatakan, aku cukup senang dan gembira menerima tantanganmu! Kalau toh aku harus mati, biarlah aku mati lebih dulu daripada mati setelah guruku!""Baiklah! Kau rupanya lebih senang mati di tanganku daripada mati di tangan orang lain. Hiaaat...!"Ratu Pekat kembali sentakkan tangannya dari bawah ke atas depan, dan Badai Kelabu cepat hentakkan kaki, tubuhnya melenting di udara. Kejap berikut, tubuh itu sudah berdiri tegak menghindari pukulan jarak jauhnya Ratu Pekat.Tangan Badai Kelabu segera bergerak memutar ke belakang keduanya, lalu seperti melepas burung ia lepaskan pukulan 'Badai Gunung'

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pendekar Kera Sakti   636. Part 19

    "Berselisih!" bentak Dewa Racun. "Pertarungan bisa terjadi!""Jadi, maksudmu kita harus memihak salah satu dari mereka. Tidak, Dewa Racun! Aku tidak mau mencampuri urusan orang lain, kecuali hanya sebagai pihak penengah! Tugas kita di sini hanya menjaga serangan dari Siluman Selaksa Nyawa yang bisa datang sewaktu-waktu. Tapi sampai lima hari kita di pulau ini, tak ada utusan dari Siluman Selaksa Nyawa yang datang menyerang. Berarti kita harus segera berangkat ke Pulau Serindu. Aku sudah tak sabar lagi ingin segera bertemu dengan Hyun Jelita, nyai gustimu itu, Dewa Racun. Aku tak mau ikut campur urusan Badai Kelabu dan Ratu Pekat!""Mak... mak... mak....""Makan.""Maksudnya!" sentak Dewa Racun. Biasanya jika dia kesulitan mengucap satu kata, jika sudah ditebak oleh orang lain, kata-kata yang akan diucapkan segera dapat ditemukan dan dilontarkan. Tapi jika orang lain itu salah menebak apa yang ingin diucapkan, Dewa Racun sering merasa dongkol hatinya.

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pendekar Kera Sakti   637. Part 20

    Sinar merah yang terkena kibasan tangan Baraka itu membalik, yang semula besarnya seperti sebatang lidi, kini menjadi lebih besar lagi, tiga kali lipat dari besar semula. Kecepatan geraknya pun melebihi kecepatan semula. Hampir saja Mata Elang tak sempat menghindari serangan yang membalik ke arahnya jika tubuhnya tidak disentakkan oleh tangan Cempaka Ungu dengan sekuat tenaga.Brakkk...! Prokkk...!Tubuh Mata Elang yang didorong keras oleh Cempaka Ungu terlempar dan membentur reruntuhan bekas pintu gerbang. Pelipisnya menghantam kuat sebuah benda keras, dan akhirnya berdarah, ia menyeringai sambil memegangi pelipisnya. Sedangkan sinar merah yang membalik itu juga hampir saja mengenai tangan Cempaka Ungu saat gadis itu mendorong tubuh Mata Elang. Untung Cempaka Ungu cepat menarik tangannya dan berguling ke arah samping, sehingga sinar merah itu menghantam tiang penyangga atap di serambi samping. Tiang sebesar tiga pelukan manusia itu menjadi gompal pada bagian salah sat

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pendekar Kera Sakti   638. Tombak Kematian

    SUNGGUH sederhana pengobatan itu. Setelah beristirahat satu malam, esok paginya semua luka memar telah hilang, luka berdarah di betisnya menjadi kering dan nyaris hilang. Badan terasa segar, bahkan Badai Kelabu merasa seperti mendapat kekuatan baru. Lebih lincah dalam bergerak, lebih lega dalam bernapas."Hanya seperti itu...?" gumam Cempaka Ungu di dalam hatinya. "Apakah suatu saat nanti kalau aku mengalami luka dalam atau luka luar bisa cepat sembuh secepat itu?"Hanya saja, Badai Kelabu masih sedikit sangsi dengan kemampuan Baraka. Terang-terangan ia berkata, "Pusaka Tombak Kematian adalah pusaka yang ganas dan berbahaya, apalagi di tangan orang-orang angkara murka! Tak pernah ada lawan yang luput dari ancaman maut Pusaka Tombak Kematian, menurut cerita guruku. Jika kau ingin mengobati guruku, apakah kau punya pusaka lain yang bisa menandingi racun dari Pusaka Tombak Kematian itu? Apakah kau juga mempunyai Batu Galih Bumi, seperti yang dimiliki Nyai Ratu Pekat itu?"

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pendekar Kera Sakti   639. Part 2

    "Kau bermaksud menghinaku?"“Tidak. Aku tidak bermaksud menghinamu atau merendahkan kamu. Tapi aku bermaksud memacu semangatmu agar terus menuntut ilmu setinggi mungkin, supaya kau tidak direndahkan oleh orang lain!"Badai Kelabu akhirnya hempaskan napas panjang, lalu berkata, "Sulit sekali membantah kata-katamu. Sebaiknya memang kita segera bertolak dari pulau ini menuju Pulau Hitam. Sebaiknya... sebaiknya aku memeriksa perahu dulu sebelum berangkat!""Aku hanya akan membawa Dewa Racun. Mungkin dia bisa membantuku!"Tanpa diketahui oleh mereka, sepasang mata memperhatikan percakapan itu dan mencuri dengar semuanya. Sepasang mata itu adalah milik Cempaka Ungu yang berwajah berang.-o0o-Baru saja menapakkan kakinya di pasir pantai, Badai Kelabu sudah mendapat serangan dari arah belakang. Hembusan angin panas terasa melesat mendekati punggungnya. Badai Kelabu cepat sentakkan kaki dan melesat ke samping.Wuttt...! Da

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pendekar Kera Sakti   640. Part 3

    "Sial! Dia mengetahui keadaanku!" geram Cempaka Ungu dalam hatinya. Karena rasa malu, maka tanpa bicara apa-apa lagi, ia segera sentakkan kaki dan kembali menerjang ke arah lawannya."Hiaaat...!"Wugggh...! Wugggh...!Dua sosok perempuan itu saling terjang kembali di udara. Pedang mereka saling dikibaskan dengan cepat.Trang trang trang...!Buhgg...! Jleg...!Cempaka Ungu mendaratkan kakinya di tanah, ia telah berhasil menyodok bagian bawah ketiak lawannya dengan siku yang berkekuatan tenaga dalam.Sodokannya tadi terasa terkena telak. Itulah sebabnya ia membalikkan tubuh dengan tersenyum angkuh. Badai Kelabu berhasil berdiri dengan tegak walau tadi saat mendaratkan kakinya di atas batu tempat berdirinya Cempaka Ungu itu hampir saja ia terjungkal jatuh.Sodokan keras bertenaga dalam terasa meremukkan tulang rusuk dan menahan jalur pernapasannya. Tetapi ia masih mampu menahan dengan mengeraskan seluruh urat yang ada di sekitar b

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pendekar Kera Sakti   641. Part 4

    "Cukup asing namamu itu di telingaku! Pangeran Berdarah...! Sebuah nama yang belum kondang, tentunya!" ejek Badai Kelabu.Pangeran Berdarah merasa terhina dan menggeram gusar. Wajahnya yang tampan kelihatan buas dan liar. Segera ia sentakkan tangan kanannya ke arah sebuah batu, wuut...! ia lepaskan pukulan tenaga dalamnya ke sana. Badai Kelabu hanya melirik dengan menyimpan rasa heran, ia sangka Pangeran Berdarah memamerkan ilmunya.Batu itu tidak pecah. Badai Kelabu sunggingkan senyum tipis meremehkan. Tapi belum habis senyumnya, tiba-tiba ia merasakan gelombang hawa panas mendekatinya dengan gerakan cepat, arahnya dari batu yang habis dihantam Pangeran Berdarah.Wuusss...! Beeghh...!Badai Kelabu terjungkal jatuh dan berguling-guling bagai dilanda angin topan yang bertenaga besar. Rupanya pukulan yang dilepaskan Pangeran Berdarah itu sengaja dipantulkan melalui batu tersebut untuk mengecohkan lawan, sehingga lawan menjadi kelabakan."Edan! Ini ju

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pendekar Kera Sakti   642. Part 5

    "Ibu Ratu," kata Pangeran Berdarah dengan sopan, "Saya mohon Ibu Ratu tidak menaruh curiga kepada tiga teman saya itu, mereka adalah Jalak Putih, si Latah Lidah dan Penghulu Petir. Mereka yang akan membantu saya dalam mengejar larinya Tapak Baja. Pusaka milik Guru saya telah dicuri oleh Tapak Baja dan....""Aku sudah mendengar," sahut Ratu Pekat. "Pusaka Tombak Kematian milik gurumu; Ki Jangkar Langit, telah berada di tangan Tapak Baja, si Nakhoda Kapal Neraka itu."Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun diam saja. Tapi Dewa Racun manggut-manggut dan baru tahu bahwa Pangeran Berdarah adalah murid dari Ki Jangkar Langit, pemilik Pusaka Tombak Kematian itu. Pendekar Kera Sakti pun baru tahu hal itu, tapi ia sepertinya tidak begitu peduli siapa Pangeran Berdarah, ia garuk-garuk kepalanya sambil mengikuti percakapan tersebut.Pangeran Berdarah berkata kepada Ratu Pekat, "Saya datang kemari di samping untuk menengok keadaan Cempaka Ungu dan Ibu Ratu, juga mencari tahu ke

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status