Share

633. Part 16

"Semakin cantik dan hebat kau, Badai Kelabu!" puji Ratu Pekat yang rambutnya sudah mulai ditaburi uban walau tak terlalu banyak.

"Jangan puji aku demikian, Nyai. Aku sedang bersedih, dan menjadi lebih sedih lagi setelah mendengar cerita dari Cempaka Ungu tentang musibah yang melanda Istana Cambuk Biru ini."

"Ya, aku pun ikut sedih. Tapi masa berkabungku ini tak mau kubuat berlarut-larut. Semua sudah menjadi takdir Dewata. Dan... oh, tentunya kau sudah mengenal kedua tamuku ini, Badai Kelabu," sambil Ratu Pekat menunjuk Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun.

Badai Kelabu memandang kepada Dewa Racun, lalu menatap Pendekar Kera Sakti beberapa saat lamanya. Hatinya berdebar-debar menerima senyuman Baraka, si murid Setan Bodong itu, yang berdiri dengan tenang, kedua tangan terlipat di dada, mengenakan pakaian rompi kulit ular emas.

Cempaka Ungu menjadi tak enak hati melihat Badai Kelabu menatap Pendekar Kera Sakti tiada berkedip, ia segera palingkan pandang denga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status