Share

560. Part 18

last update Last Updated: 2024-10-16 01:03:01

"Tapi di tanganmu mereka mati, Bangsat!" Bentak Selendang Maut. Rupanya ia semakin terpancing dendam kesumatnya hingga bergegas untuk melepas kain selendang pusakanya.

"Tahan...!"

Peri Malam mencoba menengahi perselisihan itu dengan maju satu tindak berada di antara Perawan Sesat dan Selendang Maut. Peri Malam pun ucapkan kata. "Kalau kalian berdua punya perhitungan pribadi, lakukan perhitungan itu setelah kita selesaikan masalah Baraka!"

Perawan Sesat tarik napas sesaat, lalu berkata dengan suara serak. "Aku tak keberatan kalau memang kau ngotot ingin nuntut balas padaku, Selendang Maut! Aku siap menghadapimu kapan saja! Tapi jangan salahkan diriku jika kau harus kehilangan kepalamu!"

Selendang Maut menggeram. Matanya menyipit benci saat ia ucapkan kata. "Kalau bukan karena tujuan yang sama, sudah kuhancurkan mulut busukmu itu, Perawan Sesat!"

Peri Malam menyahut. "Hancurkan nanti saja!"

Akhirnya Selendang Maut kendurkan ketegangannya. Mata

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   561. ASMARA DI UJUNG PEDANG

    GEMERISIK dedaunan bambu dihembus angin siang. Gemerisik itu masuk ke telinga Pendekar Kera Sakti ibarat musik penghantar duka. Gundukan tanah di depannya masih dipandangi dengan wajah duka. Gundukan tanah itu adalah kuburan bagi si pelayan setia gurunya. Baraka memberi nama pada kayu patok kuburan itu dengan tulisan besar. Sugiri. Di bawahnya ada tulisan kecil yang berbunyi. Lahir tak diketahui, mati pun tak diketahui."Kalau saja aku tidak terbujuk oleh anggapan tentang Hyun Jelita di Bukit Garinda, Paman Sugiri tak akan mati di sana. Kasihan Paman Sugiri, ia mati hanya untuk membela diriku yang tak berharga ini. Mudah-mudahan arwahnya diterima di sisi Dewata," Kata hati Pendekar Kera Sakti yang segera bergegas bangkit dari kesedihan. Ia tak berlarut-larut tenggelam dalam perasaan duka atas kematian Pujangga Kramat.Baraka memakamkan jenazah Pujangga Kramat di Bukit Kayangan, tak jauh dari pancuran air yang menjadi pintu masuk menuju persinggahan Setan Bodong. Sayang

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   562. Part 2

    Betari Ayu tak menjawab. Ia alihkan pembicaraan itu sambil sekali lagi sodorkan cincin tersebut."Terimalah cincin ini. Kau yang berhak memiliki. Bukan aku! Karena kaulah yang punya tugas mengambil dua pusaka di dasar telaga tersebut, yaitu Pusaka Air Mata Malaikat dan Pusaka Cincin Manik Bidari ini.""Mengapa Nyai tidak memilikinya saja, atau membawanya lari?""Bukan sifatku menjadi pencuri, Baraka."Senyum Baraka melebar, bahkan berubah menjadi tawa yang mirip orang menggumam. Tawanya itu pun bagaikan memancarkan daya tarik tersendiri bagi hati yang sudah berbunga indah itu. Ketika Pendekar Kera Sakti menerima cincin itu, tangan Betari Ayu dipegangnya dengan lembut.Betari Ayu menatap dan merasakan aliran hawa hangat di sekujur tubuhnya. Ia segera bertanya dalam nada bisik. "Baraka, apa yang kau salurkan ke dalam tubuhku?""Kasih sayang," Bisik Baraka membalas."Apa maksudnya kasih sayang?""Sampai kapan pun

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   563. Part 3

    Di balik air terjun itu ada pintu gua.Slaap...!Baraka masuk ke dalam gua dan segera meletakkan Nyai Betari Ayu di atas pembaringan tak berkaki. Pembaringan itu dulu bekas tempat tidur Baraka selama menjadi murid Setan Bodong.Pendekar Kera Sakti segera menggenggam telapak kaki Nyai Betari Ayu, lalu ia menggumam sendiri. "Hmmm... masih sedikit hangat!"Dengan satu sentakan tangan kanannya, jari tengah Baraka mengeras lurus dan dari ujung jari itu melesat sinar putih bening seperti kaca. Sinar itu menghantam pertengahan dada Nyai Betari Ayu.Clapp...! Dess...!Lebih dari lima helaan napas sinar bening mirip kaca itu dibiarkan menghantam punggung Nyai Betari Ayu. Beberapa saat kemudian, tampak kulit tubuh yang terluka itu bergerak-gerak. Dari berubah warnanya sampai gerakannya membentuk kesatuan seperti semula.Baraka merasa lega. Itu pertanda jiwa Betari Ayu bisa tertolong, tinggal menunggu kesembuhan berikutnya. Andaikata Pendekar Ke

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   564. Part 4

    "O, jadi kaulah murid tersisa dari Iblis Pulau Bangkai?!""Ya. Dan bagaimana jika murid bertemu murid untuk membereskan hutang gurunya, hah?! Setelah kubereskan muridnya, segera akan kubereskan gurunya! Biar sama-sama meratap di dasar neraka!" Geram Nagadipa dengan matanya yang menampakkan kebengisan.Sepertinya ia sangat tak sabar ingin segera merobek-robek tubuh Pendekar Kera Sakti dengan kuku-kukunya yang panjang dan runcing itu.Setan Bodong memang pernah bercerita kepada Baraka tentang pertarungannya dengan Iblis Pulau Bangkai. Juga, cerita tentang murid Iblis Pulau Bangkai yang masih penasaran menuntut balas atas kematian gurunya. Tapi seingat Baraka, Setan Bodong menceritakan tentang murid Iblis Pulau Bangkai yang bernama Nagadipa itu sebagai pemuda yang tampan dan menawan.Hati Pendekar Kera Sakti sempat ragu melihat penampilan pak tua yang mengaku sebagai Nagadipa itu. Mulanya Baraka menganggap orang itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai Nagadipa

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pendekar Kera Sakti   565. Part 5

    "Aku sudah siap menghadapi kalian berdua!""O, tak perlu berdua. Cukup aku saja yang membereskan dirimu. Biar istriku jadi penonton yang baik!""Majulah, Nagadipa. Tapi aku tak tanggung jika istrimu kecewa melihat polahmu seperti anak kecil!""Bocah tak tahu diuntung!" Geram Nagadipa."Hiaaat...!"Cepat sekali tangan Nagadipa bergerak berkelebat depan seperti orang melemparkan pasir ke atas. Dan pada saat itu, Pendekar Kera Sakti segera bersalto mundur satu kali, karena ia merasakan akan datangnya gelombang panas yang hampir menyambar tubuhnya.Dengan bersalto ke belakang satu kali, semburan gelombang panas itu terhindar darinya. Melesat mengenai sebatang dahan pohon, dan dahan itu tiba-tiba menjadi kering dalam sekejap. Putri Alam Baka kelihatan kagum dan bangga melihat serangan itu walaupun meleset, ia berkata kepada Nagadipa. "Desak terus dia. Jangan kasih kesempatan sedikit pun!"Baru saja diam mulut Putri Alam Baka, tiba-tiba Bar

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pendekar Kera Sakti   566. Part 6

    Beberapa saat kemudian, badai menjadi reda. Sedikit demi sedikit kabut hitam di angkasa itu menyisih, cahaya matahari kembali tampak menyinari bumi.Suara gemuruh gaduh pun mulai reda. Baraka berdiri dengan mata terbelalak tak berkedip. Ia sama sekali tak menyangka kalau kibasan Suling Naga Krishna-nya dengan kekuatan penuh menjadi sedemikian dahsyat dan mengerikan.Bumi seperti habis dilanda kiamat setempat. Bahkan Baraka melihat tanah yang longsor pada sebuah lereng. Ada yang terbongkah dari keadaan aslinya. Batu-batu yang semula terpendam di tanah dan hanya muncul di permukaan sedikit itu juga ada yang terpental keluar dan menggelinding jauh dari tempat awalnya. Entah berapa yang tumbang dan rusak berat akibat badai dahsyat tadi. Bahkan pohon besar pun sampai sekarang masih meliuk dan tak bisa kembali tegak dari posisinya semula."A.. Apa yang terjadi? Oh, mengerikan sekali?! Lantas bagaimana nasib Nagadipa dan Putri Alam Baka...?! Di mana mereka?!"

    Last Updated : 2024-10-18
  • Pendekar Kera Sakti   567. Part 7

    Namun dari tempat Baraka berdiri, ia melihat sebatang pohon kelapa tumbang dan beberapa genteng melorot dari atap. Baraka pun segera lari ke desa untuk melihat lebih jelas lagi. Ternyata memang tidak ada korban manusia di sana kecuali dua ekor kerbau yang sedang dilepas di tepian sawah dekat tanah lapang. Dua ekor kerbau itu masing-masing dalam keadaan kepala pecah dan tubuh terkoyak-koyak. Dua ekor kerbau itu mati dalam keadaan telentang, keempat kakinya mengeras ke atas.Dari percakapan orang-orang desa itu terpetik satu kesimpulan dalam benak Baraka, bahwa mereka hanya mengalami rasa takut yang begitu hebat. Bahkan ada yang menyangka langit akan rubuh dan bumi akan mengalami kiamat. Kerugian yang ditimbulkan dan diderita oleh penduduk desa itu tak seberapa banyak, kecuali pemilik dua ekor kerbau yang genteng atap rumahnya hampir melorot semua. Kepada pemilik dua ekor kerbau itu, Baraka memberikan sejumlah uang sebagai ganti ruginya."Uang untuk apa itu, Anak Muda?"

    Last Updated : 2024-10-19
  • Pendekar Kera Sakti   568. Part 8

    "Bukan. Perempuan! Ya, aku dengar kau cari-cari pe... perempuan yang ber... bernama Hyun Jelita." Tersentak kaget Pendekar Kera Sakti mendengarnya.Senyumnya hilang seketika begitu mendengar nama Hyun Jelita disebutkan oleh Dewa Racun. Ia maju setindak dan rendahkan badan, setengah jongkok di depan Dewa Racun agar wajahnya sejajar dengan wajah si kerdil itu."Apakah kau mengenal Hyun Jelita?""Ya. Ak... aku kenal nama itu," Jawab Dewa Racun."Tap... tap... tapi aku tidak tahu siapa dia dan di mana dia.""Dari siapa kau tahu nama Hyun Jelita?""Dar... dar... dar... dar....""Cepat katakan! Jangan hanya main dar-daran saja?!" Sentak Baraka tak sabar."Maksudku, dar... dari mulut Peramal Pikun!"Pendekar Kera Sakti tertegun sejenak, ia berdiri dari jongkoknya. Terbayang wajah bermata cekung bertubuh kurus kering milik Peramal Pikun. Baraka hampir saja melupakan seraut wajah pikun. Dialah orang yang menjadi kunci tentang rah

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1045. Part 3

    Sebuah senjata rahasia telah terselip di antara jemari Baraka. Citradani terperanjat dan segera menyadari apa sebenarnya yang dilakukan oleh Baraka. Ternyata Pendekar Kera Sakti baru saja menyelamatkan jiwa Citradani dari ancaman senjata rahasia yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat yang tersembunyi. Senjata rahasia itu berupa sepotong bulu landak yang tajam dan beracun ganas. Jika tangan Baraka tidak menutup ujung bukit dada Citradani maka senjata rahasia itu yang akan menancap di sana. Tapi dengan gerakan tangan Baraka menutup ujung bukit dada Citradani, maka senjata rahasia itu hanya terselip di sela jari Baraka dan dijepit kuat agar tak menyentuh kulit dada gadis itu."Kau mengenal siapa pemilik senjata ini?" tanya Baraka."Tidak. Tapi aku melihat sekelebat bayangan lari ke sana. Aku akan mengejarnya!""Tunggu dulu, aku akan...."Wuuusss...!Citradani sudah melesat lebih dulu sebelum Baraka selesai bicara. Kecepatan gerakannya yang menyer

  • Pendekar Kera Sakti   1044. Part 2

    Brrug...!Jaraknya hanya empat langkah dari tempat Pendekar Kera Sakti berdiri. Kalau saja Baraka mau menyerangnya, itu bukan pekerjaan yang sulit. Tapi ternyata Baraka tidak mau memberikan serangan balasan. Ia hanya melangkah satu tindak lagi dan si gadis buru-buru bangkit dari kejatuhannya. Kuda-kuda terpasang lagi, mata semakin tajam, napas kian menderu."Tulangku terasa ngilu semua," pikir gadis itu. "Kekuatan apa yang ada pada senjata itu, sehingga tenaga dalamku menjadi berbalik menyerangku? Rupanya pemuda ini bukan manusia hutan sembarangan. Aku tak boleh menganggap remeh kepadanya. Hmmm... tapi ketampanannya membuat keberanianku sempat susut beberapa kali. Kurang ajar! Persetan dengan ketampanan itu. Aku harus bisa melupakannya kalau tak ingin mati di ujung senjatanya itu!""Tahan seranganmu, Nona," kata Baraka dengan kalem. "Aku bukan musuhmu. Toh aku telah melepaskanmu dan tak jadi menyantapmu," tambah Baraka karena ia yakin gadis itu jelmaan dari keli

  • Pendekar Kera Sakti   1043. IBLIS RAJA NAGA

    SEKELEBAT bayangan melintasi hutan di kaki bukit. Orang mengenal bukit itu dengan nama Bukit Mata Langit. Tak ada orang yang berani melintasi hutan di Bukit Mata Langit itu, karena mereka takut terperosok ke sebuah lubang yang amat dalam. Lubang itu tertutup oleh tanaman rambat sehingga tidak mudah diketahui oleh siapa pun. Tanaman rambat yang menutup rapat lubang tersebut seolah-olah berguna sebagai tanaman penjebak. Kelihatannya tempat itu datar dan bertanaman rambat biasa, tapi sebenarnya di bawah tanaman rambat itu terdapat lubang besar yang mengerikan. Lubang itu dikenal orang dengan nama Sumur Tembus Jagat.Hanya orang-orang yang tersesat saja yang berani masuk dan melintasi hutan Bukit Mata Langit itu. Salah satu orang yang tersesat adalah pemuda berpakaian keemasan. Pemuda itu mempunyai ketampanan menghebohkan kaum wanita. Di kedua pergelangan tangannya, tampak barisan gelang yang juga berwarna keemasan. Sebuah rajah naga emas melingkar juga tampak terlihat jelas dipu

  • Pendekar Kera Sakti   1042. Part 17

    Kini pedang emas sudah ada di tangan Baraka. Dan tubuh Rangka Cula yang terkena jurus 'Yudha' itu menjadi terpotong-potong dengan sendirinya setiap ruasnya, sampai terakhir kepalanya jatuh ke tanah dalam keadaan sudah tidak sempurna lagi.Brukk...!Tubuh Rangka Cula rubuh dalam keadaan paha dan lutut sudah terpisah. Dan itulah kehebatan jurus 'Yudha', yang menjadi satu dengan jurus 'Manggala', pemberian dari seorang ratu di alam gaib, yaitu Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi."Baraka...! Kau berhasil...!" teriak Kirana dengan girangnya, ia segera memeluk Pendekar Kera Sakti yang sudah memegangi pedang emas bersama sarungnya. Yang lain pun tersenyum merasa lega bercampur kagum. Terutama Ratna Prawitasari, tak henti-hentinya ia tersenyum memandangi kehebatan Baraka, tak henti-hentinya ia terkesima memandangi ketampanan Baraka, hingga lupa berkedip sejak tadi.Namun, kegembiraan itu segera susut setelah mereka mendengar suara ringkik kuda. Mata mereka berpaling ke

  • Pendekar Kera Sakti   1041. Part 16

    "Memenggal dengan hanya melihat...!" gumam Nyai Cungkil Nyawa sambil merenung dalam kebimbangan."Jubah itu... pasti jubah itu yang membuatnya dapat begitu!"Pendekar Kera Sakti segera ikut bicara, "Apa kelemahan jubah itu, Nyai?""Kelemahannya...!" Nyai Cungkil Nyawa berpikir beberapa saat, kemudian menjawab, "Tidak ada kelemahannya! Kecuali jika jubah itu dilepas, baru orang itu menjadi lemah!""Kalau begitu, biarlah aku yang menghadapinya," kata Pendekar Kera Sakti dengari tegas dan mantap. Semua mata memandang ke arah Baraka, termasuk Ratna Prawitasari.Tiba-tiba terdengar suara menyahut, "Aku yang menghadapi!"Semua berpaling ke arah orang yang menyahut pembicaraan itu. Ternyata Rangka Cula sudah berdiri dalam jarak tujuh tombak dari tempat mereka. Nyai Cungkil Nyawa menggeram benci, ia ingin bergerak maju, tapi tangan Baraka menahannya dan berkata, "Mundurlah semua! Ini bagianku...!"Semua menuruti kata Baraka. Mereka mundur den

  • Pendekar Kera Sakti   1040. Part 15

    "Gandarwo! Sekarang giliran kau bertarung melawanku secara jantan! Serahkan jubah itu atau kulenyapkan nyawamu sekarang juga!"Gandarwo diam saja, tapi matanya memandang dan mulutnya menyeringaikan senyum. Dan tiba-tiba kepala Mandraloka jatuh sendiri dari lehernya bagai ada yang memenggalnya dalam gaib. Gandarwo tertawa terbahak-bahak, karena ia membayangkan kepala Mandraloka terpenggal, dan ternyata menjadi kenyataan.Tiba-tiba tubuh Gandarwo tersentak jatuh dari kuda karena punggungnya ada yang menendangnya dengan kuat. Gandarwo terguling-guling di tanah, dan begitu bangkit ternyata Marta Kumba sudah berdiri di depannya, pedangnya pun dicabut dengan cepat.Gandarwo menggeram dengan pancaran mata kemarahannya, "Kau juga ingin memiliki jubah ini, Anak Dungu!""Ya! Untuk kekasihku, aku harus bertarung melawanmu!""Kasihan...!""Uhg...!" Marta Kumba tiba-tiba menghujamkan pedangnya sendiri ke perutnya dengan sentakan kuat.Gandarwo mem

  • Pendekar Kera Sakti   1039. Part 14

    "Ha ha ha ha...! Kalau sudah begini, siapa yang akan melawanku? Siapa yang akan mengalahkan Gandarwo, hah! Huah ha ha...! O, ya... aku akan membuat nama baru! Bukan Gandarwo lagi namaku! Biar wajahku angker menurut orang-orang, tapi aku punya jubah keramat begini, aku menjadi seperti malaikat! Hah...! Tak salah kalau aku memakai nama Malaikat Jubah Keramat! Ya... itu nama yang cocok untukku! Malaikat Jubah Keramat! Huah ha ha ha...!"Clapp...!Seekor kuda muncul di depan Gandarwo. Karena ia memang membayangkan seekor kuda yang akan dipakainya mengelilingi dunia persilatan dan mengalahkan jago-jago silat dari mana saja. Sesuai dengan apa yang ada dalam bayangan pikirannya, kuda itu adalah kuda jantan berbulu hitam yang kekar, dengan pelana indah berlapis emas pada tepian pelananya.Gandarwo naik di atas punggung kuda dengan gagahnya. Tapi pada saat itu, dua pasang mata ternyata sedang memperhatikan dari kejauhan. Dua pasang mata itu adalah milik Ratna Prawitasari

  • Pendekar Kera Sakti   1038. Part 13

    Crakk...!Ujung-ujung tombak itu mengenai lantai marmer, dan sebagian lantai ada yang gompal. Tetapi tubuh Gandarwo selamat dari hujaman tombak-tombak itu. Kalau ia tak cepat bergerak dan berguling ke depan, matilah ia saat itu juga."Jebakan!" ucap Gandarwo sambil matanya membelalak tapi mulutnya menyunggingkan senyum kegirangan."Pasti ini jebakan buat orang yang tak hati-hati dalam perjalanannya menuju makam itu! Ah, tak salah dugaanku! Pasti ini jalan menuju makam Prabu Indrabayu!"Semakin beringas girang wajah Gandarwo yang angker. Semakin banyak ia menghadapi jebakan-jebakan di situ, dan masing-masing jebakan dapat dilaluinya, sampai ia tiba di jalanan bertangga yang arahnya menurun. Setiap langkah sekarang diperhitungkan betul oleh Gandarwo. Tangga yang menurun berkelok-kelok itu tidak menutup kemungkinan akan ada jebakannya pula.Ternyata benar. Salah satu anak tangga yang diinjak membuat dinding lorong menyemburkan asap hitam. Gandarwo bur

  • Pendekar Kera Sakti   1037. Part 12

    "Aku tidak membawa almari! Untuk apa aku bawa-bawa almari!"Nyai Cungkil Nyawa berteriak jengkel, "Kataku, mau apa kau kemari!""Ooo... mau apa kemari?" Hantu Laut nyengir sambil menahan sakit. Nyai Cungkil Nyawa tidak tahu bahwa Hantu Laut adalah orang yang agak tuli, karena dulunya ketika ikut Kapal Neraka, dan menjadi anak buah Tapak Baja, ia sering digampar dan dipukul bagian telinganya, jadi sampai sekarang masih rada budek. (Baca serial Pendekar Kera Sakti dalam episode: "Tombak Kematian")."Aku ke sini tidak sengaja, Nek. Tujuanku cuma mau cari orang yang bernama Baraka! Dia harus segera pergi mengikutiku, karena aku mendapat perintah untuk menghubungi dia dari kekasihnya, bahwa....""Nanti dulu jangan cerita banyak-banyak dulu...!" potong Nyai Cungkil Nyawa, "Apakah kau teman Baraka?""Aku anak buahnya Baraka! Aku diutus oleh Gusti Mahkota Sejati Ratu Ayu Sejagat untuk menyusul dia, sebab akan diadakan peresmian istana yang sudah selesai di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status