Share

559. Part 17

Selendang Maut tarik napas panjang, lalu berkata. "Seingatku sudah dua kali kita bentrok gara-gara lelaki dan cinta."

"Apakah menurutmu kita ini perempuan-perempuan bodoh? Apakah menurutmu kita ini wanita yang dungu, yang mau diperbudak oleh ketampanan seorang lelaki sehingga mau-maunya bertaruh nyawa untuk mendapatkannya?"

"Mungkin juga," Jawab Selendang Maut kecil sekali. Tangannya masih memainkan daun-daun pohon yang dicabut-cabut tepiannya.

"Apakah menurutmu, seorang perempuan mempertaruhkan nyawa untuk seorang lelaki itu adalah tindakan yang keliru?"

"Tergantung lelakinya," Jawab Selendang Maut.

"Kalau lelakinya punya cinta dan kesetiaan kepada kita, nyawa yang dipertaruhkan adalah suatu kemuliaan yang tinggi dari seorang wanita."

"Tapi jika ternyata Pendekar Kera Sakti tidak mencintai satu di antara kita, apakah kita harus tetap bertaruhkan nyawa, saling bertarung dan saling berusaha membunuh?"

"Itu yang kupikirkan sejak tadi, P

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status